13
kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari
kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial
yang terganggu.
2.2 Teori Pembelajaran Kewirausahaan
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kewirausahaan
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari
motivasi pelajar dan kreativitas pengajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan
membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan mahasiswa melalui proses belajar. Desain
pembelajaran yang baik, fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreativitas akan membuat mahasiswa lebih mudah mencapai target belajar.
Menurut Zimmerer 2010: 36 kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan
dan peluang di pasar. Pendapat yang sama dari Suryana 2003:2, bahwa kewirausahaan entrepreneurship adalah merupakan suatu kemampuan kreatif dan
inovasi dalam menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai tambah untuk di pasarkan melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda.
14
Cara-cara baru yang berbeda seperti pengembangan teknologi, penemuan pengetahuan ilmiah, perbaikan produk barang dan jasa yang ada dan menemukan
cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efesien. Jadi pembelajaran kewirausahaan itu adalah proses belajar untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang digunakan sebagai modal untuk memulai suatu usaha yang baru.
2.2.2 Tujuan Pembelajaran Kewirausahaan Pemberian pembelajaran kewirausahaan memiliki tujuan agar dapat:
1. Menumbuhkan motivasi berusaha di kalangan mahasiswa 2. Membangun sikap mental wirausaha yakni percaya diri, sadar akan jati dirinya
bermotivasi untuk meraih suatu cita-cita, pantang menyerah, mampu bekerja keras, kreatif, inovatif, berani mengambil resiko dengan perhitungan, berperilaku pemimpin
dan memiliki visi ke depan, tanggap terhadap saran dan kritik, memiliki kemampuan empati dan keterampilan sosial
3. Meningkatkan kecakapan dan keterampilan para mahasiswa khususnya sense of business
4. Menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan tinggi 5. Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
6. Membangun jejaring bisnis antarpelaku bisnis, khususnya antara wirausaha pemula dan pengusaha yang sudah mapan
15
2.3 Teori Lingkungan Keluarga