3.2.2 Identifikasi Tanaman
Identifikasi tanaman ingul dilakukan di ”Herbarium Bogoriense” Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI,
Bogor. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 56.
3.2.3 Penyiapan Simplisia
Kulit batang ingul yang telah dikumpulkan dicuci di bawah air mengalir hingga bersih, ditiriskan, lalu disebarkan di atas kertas koran polos, kemudian
ditimbang sebagai berat basah lalu dikeringkan di lemari pengering pada suhu 40
o
C hingga kering. Kulit batang ingul dianggap kering jika dipatahkan mudah hancur, kemudian ditimbang sebagai berat kering. Simplisia kering selanjutnya
diserbuk menggunakan blender dan disimpan dalam kantung plastik sebelum digunakan. Gambar serbuk simplisia dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 58.
3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi 3.3.1 Pereaksi Mayer
Raksa II klorida sebanyak 1,36 g dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml larutan I, 5 g kalium iodida dilarutkan dalam 10 ml air suling larutan II
kemudian larutan I dicampur dengan larutan II dan ditambahkan air suling hingga 100 ml Depkes, 1989.
3.3.2 Pereaksi Dragendorff
Bismut III nitrat sebanyak 8 g dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat larutan I dan 27,2 g kalium iodida dilarutkan dalam 50 ml air suling larutan II,
kemudian larutan I dicampur dengan larutan II, didiamkan sampai memisah
Universitas Sumatera Utara
sempurna. Diambil larutan jernih dan diencerkan dalam air secukupnya hingga 100 ml Depkes, 1989.
3.3.3 Pereaksi Bouchardat
Kalium iodida sebanyak 4 g dilarutkan dalam 20 ml air suling sampai kalium iodida larut dengan sempurna, lalu ditambahkan 2 g iodium sedikit demi
sedikit dan dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml Depkes, 1989.
3.3.4 Pereaksi Liebermann-Burchard
Sebanyak 20 bagian asam asetat anhidrat dicampur dengan satu bagian asam sulfat pekat Ditjen POM, 1979.
3.3.5 Pereaksi Molish
α-naftol sebanyak 3 g dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N secukupnya hingga diperoleh larutan 100 ml Ditjen POM, 1989.
3.3.6 Pereaksi Besi III Klorida 1 bv
Besi III klorida sebanyak 1 g dilarutkan dalam air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Ditjen POM, 1979.
3.3.7 Pereaksi Timbal II Asetat 0,4 M
Timbal II asetat sebanyak 15,17 g dilarutkan dalam air suling bebas karbondioksida hingga 100 ml Depkes, 1989.
3.3.8 Pereaksi Asam Klorida 6 N
Asam klorida pekat sebanyak 50 ml diencerkan dalam air suling hingga 100 ml Markham, 1988.
3.3.9 Pereaksi Asam Klorida 2 N
Asam klorida pekat sebanyak 17 ml diencerkan dalam air suling hingga 100 ml Ditjen POM, 1979.
Universitas Sumatera Utara
3.3.10 Pereaksi Asam Sulfat 2 N
Asam sulfat pekat sebanyak 5,5 ml diencerkan dalam air suling hingga 100 ml Depkes, 1989.
3.3.11 Pereaksi Kloralhidrat
Kloralhidrat sebanyak 50 g dilarutkan dalam 20 ml air suling Depkes, 1989.
3.3.12 Pereaksi Natrium Hidroksida 2 N
Natrium hidroksida sebanyak 8,002 g dilarutkan dalam air suling bebas karbondioksida hingga diperoleh larutan 100 ml Ditjen POM, 1979.
3.3.13 Pereaksi Aluminium Klorida 5 bv