Pembuatan Ekstrak Ekstraksi Cair-Cair Analisis Senyawa Flavonoida secara Kromatografi Kertas KKt

ml benzen, dikocok, dan didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan dan dicuci dua kali dengan masing-masing 2 ml air sampai lapisan benzen berwarna kuning. Dikocok lapisan benzen ini dengan 2 ml NaOH 2 N lalu didiamkan. Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzen tidak berwarna menunjukkan adanya antrakinon Depkes, 1989.

3.5.8 Pemeriksaan Tanin

Serbuk simplisia sebanyak 0,5 g disari dengan 10 ml air suling, lalu disaring. Filtrat diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida 1, jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin Depkes,1989.

3.6 Pembuatan Ekstrak

Serbuk simplisia sebanyak 400 g dimasukkan ke dalam bejana tertutup dan dibasahi dengan cairan penyari etanol 80 sampai semua simplisia terendam, dibiarkan selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, kemudian dituangi cairan penyari secukupnya sampai semua simplisia terendam dan terdapat selapis cairan penyari di atasnya, perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam. Kran perkolator dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir dengan kecepatan 1 ml tiap menit, ditambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan setelah tetesan perkolat terakhir tidak bereaksi lagi dengan pereaksi untuk uji senyawa golongan flavonoida. Perkolat yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary evaporator pada temperatur ±40 o C, tekanan 2 atm, kemudian dipekatkan menggunakan freeze Universitas Sumatera Utara dryer pada suhu -40 o C selama ±24 jam sehingga diperoleh ekstrak etanol Depkes, 1986. Bagan ekstraksi dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 64.

3.7 Ekstraksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair dari ekstrak etanol dilakukan berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etilasetat dan etanol. Cara kerja: 5 gram ekstrak etanol ditambah 18 ml etanol 96, lalu ditambahkan akuades sebanyak 9 ml, lalu dimasukkan ke dalam corong pisah, mula-mula dipartisi dengan n-heksan sebanyak 36 ml, dilakukan 3 kali, diperoleh ekstrak n- heksan dan ekstrak sisa. Ekstrak n-heksan dipisahkan, Ekstrak sisa kemudian dipartisi lagi dengan etilasetat sebanyak 36 ml, dilakukan 3 kali, ekstrak etilasetat dipisahkan diperoleh ekstrak etilasetat dan ekstrak sisa, ditambahkan 36 ml etanol 96, diperoleh ekstrak etanol. Masing-masing ekstrak dipekatkan. Bagan ekstraksi cair-cair dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 65.

3.8 Analisis Senyawa Flavonoida secara Kromatografi Kertas KKt

Ekstrak hasil ekstraksi cair-cair dilakukan KKt menggunakan 5 sistem fase gerak yaitu BAA, asam asetat 50, Forestal, asam klorida 1, asam klorida 5, sebagai fase diam adalah kertas Whatmann No. 1 yang berukuran 3 x 20 cm. Cara kerja: Ekstrak n-heksan, esktrak etilasetat, dan esktrak etanol masing-masing ditotolkan pada kertas Whatmann dari tepi bawah, kemudian kertas tersebut dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak yang telah Universitas Sumatera Utara dijenuhkan, lalu dielusi sampai garis tanda. Kertas diangkat dan dikeringkan, lalu disemprot dengan penampak bercak aluminium klorida 5 bv, uap amoniak, dan FeCl 3 1 bv dan diamati di bawah sinar lampu UV 366 nm. Hasil kromatogram masing-masing ekstrak dengan berbagai fase gerak dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 66.

3.9 Isolasi Senyawa Flavonoida secara Kromatografi Kertas KKt Preparatif