Unit Usaha Pada Industri Kecil
masih tradisional maupun sistem keuangan yang masih sederhana Mudrajat Kuncoro, 1997. Sedangkan Tulus Tambunan 1999 mengungkapkan bahwa industri
kecil memiliki kekuatan-kekuatan antara lain: padat karya, produk sederhana bernuansa kultur seperti kerajinan dari bambu maupun rotan atau ukir-ukiran kayu,
dan modal usaha yang berasal dari uang pribadi atau pinjaman dari sumber informal. Sedangkan kelemahan dari industri kecil yaitu dalam hal kemampuan bersaing
dengan produk-produk dari industri besar dan menengah ataupun impor baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor.
Menurut Sadoko 1995:37-38 terdapat beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas industri kecil, yaitu:
1. Mempunyai skala usaha yang kecil dan terbatas baik dalam hal jumlah modal,
tenaga kerja maupun orientasi pasarnya. 2.
Banyak berlokasi di wilayah pedesaan dan kota-kota kecil atau daerah pinggiran kota besar.
3. Status usaha milik pribadi atau keluarga.
4. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sosial budaya etnis, geografis.
5. Pola bekerja seringkali paruh waktu atau sebagai usaha sampingan dan
kegiatan ekonomi yang lain. 6.
Memiliki kemampuan yang terbatas dalam penyediaan teknologi, pengelolaan usaha dan administrasinya yang masih sederhana.
7. Struktur permodalan sangat tergantung pada sumber modal sendiri serta
lingkungan pribadi. 8.
Izin usaha sering tidak dimiliki dan persyaratan resmi sering tidak dipenuhi, perlibatan banyak institusi serta beban waktu dan biaya yang mahal.
Sekalipun secara resmi biaya pengurusan izin tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal.
9. Srategi perusahaan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sering berubah-
ubah dengan cepat.
45 Menurut Husein 1993: 152, industri kecil memiliki ciri-ciri tertentu, antara
lain: 1.
Tipe kepemilikan usaha perorangan 2.
Jumlah tenaga kerja relatif stabil 3.
Menggunakan teknologi yang masih sederhana dan tradisional 4.
Output yang dihasilkan merupakan barang tradisional dan dalam jumlah yang relatif kecil
5. Pemasaran hasil produksi dilakukan di pasar lokal dan terbatas
6. Usahanya bersifat informal
7. Pola kegiatannya tidak teratur, baik yang bersangkutan dengan waktu maupun
pemasaran hasil produksi
8.
Tidak mempunyai tempat usaha yang permanen, biasanya tempat usaha ini tidak terpisah dengan tempat tinggal pengusaha.