Pertumbuhan Ekonomi Jepang Pada Pendudukan Amerika Serikat Pasca Perang Dunia II.

(1)

DAI N

NI SEKAI TAISEN

KE

K JUNIA PROGRA FA UNIVE

N NO AM

EIZAI NO

KERTAS K Dikerja O L E H ANA LUMB NIM: 0822 AM STUDI AKULTAS ERSITAS S MEDA 2011

MERIKA S

O SEICH

Ō

KARYA akan BANTORU 203016 BAHASA J ILMU BUD SUMATER AN 1

SENRY

Ō

Ō

UAN JEPANG D DAYA RA UTARA

Ō

NI NIHO

DIII A


(2)

DAI N

Kertas Gelar Fa melengkap Jepang. Pembimbi Prof. Ham Nip. 19580

NI SEKA

s Karya ini akultas Ilm pi salah sa

ing,

mzon Situm 0704 1984 1

PR

I TAISEN

KE

K i diajukan mu Budaya atu syarat JUNIA morang M.S 12 001 ROGRAM S FAKU UNIVERS

N NO AM

EIZAI NO

KERTAS K kepada Pa a Universi ujian Dipl Dikerja OLEH ANA LUMB NIM: 0822 .Ph.D STUDI BAH ULTAS ILM SITAS SUM MEDA 2011

MERIKA S

O SEICH

Ō

KARYA anitia Ujian

itas Sumat loma III d

akan H: BANTORU 203016 HASA JEP MU BUDAY MATERA U AN 1

SENRY

Ō

Ō

n Program tera Utara dalam bida UAN Pembaca Zulnaidi, Nip.19670 PANG DIII YA UTARA

Ō

NI NIHO

Pendidikan a Medan, ang Studi B

a,

, S.S. M. H 0807200401

ON

n Non- untuk Bahasa um 11001


(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP. 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, S.S. M. Hum ( )

2. Prof. Hamzon Situmorang M.S.Ph.D ( )


(4)

Disetujui Oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi DIII Bahasa Jepang Ketua Jurusan,

Zulnaidi, SS, M. Hum Nip. 196708072004011001


(5)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, kertas karya

ini berjudul “ PERTUMBUHAN EKONOMI JEPANG PADA PENDUDUKAN

AMERIKA SERIKAT PASCA PERANG DUNIA II ”.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik dalam tata bahasa maupun pembahasan. Tetapi berkat bimbingan dan motivasi dari semua pihak, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas karya ini.

Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi S.S, M, Hum selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahasa Jepang

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Hamzon Situmorang M.S.Ph.D selaku Dosen Pembimbing dan Dosen

Wali yang telah banyak meluangkan waktu demi selesainya kertas karya ini.

4. Bapak Zulnaidi S.S.M.Hum selaku Dosen Pembaca.

5. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.


(6)

6. Teristimewa kepada Ayah M. LumbanToruan dan Ibu E. Pandiangan, kedua abang saya Niko LumbanToruan dan Kristiansen LumbanToruan, serta adik saya Deisy LumbanToruan yang telah memberi motivasi, dorongan moril maupun materil selama masa pendidikan sampai selesainya kertas karya ini.

7. Rekan- rekan mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang khususnya angkatan tahun

2008 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada teman-teman terbaik saya Nancy, Debby, Abduh, Fazhri, Reza, dan Admo

yang telah memberi nasihat, dukungan, memberi semangat serta bersedia mendengar curahan hati saya dan memberi solusi.

9. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman, abang, kakak di Paduan Suara

Consolatio Universitas Sumatera Utara yang telah memberi motivasi juga kepada penulis, bersedia membagi ilmu dan semangatnya. “ Sukses terus buat Paduan Suara Consolatio Universitas Sumatera Utara dalam pelayanannya ”.

Akhir kata penulis menyampaikan semoga kertas karya ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

KATA PENGANTAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2

Tujuan Penulisan ... 2

1.3

Pembatasan Masalah ... 3

1.4

Metode Penelitian ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM ... 4

2.1

Jepang Pasca Perang Dunia ... 4

2.2

Perubahan Sikap Bangsa Jepang

Setelah Perang Dunia II ... 9

2.3

Penanaman Unsur-Unsur Barat

Setelah Perang Dunia II ... 10


(8)

BAB III

PERTUMBUHAN EKONOMI JEPANG PASCA

PERANG DUNIA II ... 13

3.1 Ekonomi Jepang Pasca Perang Dunia ... 13

3.2 Karakteristik Pembangunan Ekonomi ... 18

3.3 Sikap Masyarakat Jepang Terhadap Kebijakan

Ekonomi Pendudukan Amerika Serikat ... 19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

4.1 Kesimpulan ... 21

4.2 Saran ... 22


(9)

ABSTRAK

Jepang sebelum perang dunia berakhir adalah negara imperialis, dengan menjalankan paham fasisme seperti Jerman dan Undang-Undang Meiji.. Pada saat memasuki zaman modern, bagi Jepang sendiri untuk sederajat dengan kemajuan Barat harus memperluas kekuatan di dunia.

Jepang setelah perang dunia berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar Jepang. Ada perubahan sikap rakyat Jepang setelah Perang Dunia Kedua, pada awalnya orang Jepang selalu optimis dan memiliki kepercayaan tinggi. Namun kepercayaan ini luntur ketika dalam Perang Dunia Kedua Jepang mengalami kekalahan. Rakyat merasa dikorbankan oleh negara. Perasaan sebagai korban menuntun mereka untuk menuntut balas kepada orang yang membuat mereka menderita. Akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mendapat dukungan dari negara. Rasa marah yang berasal dari perasaan sebagai korban mengarah pada pemerintah Jepang bukan pada pemerintah Amerika Serikat yang telah menyebabkan penderitaan tersebut. Hal tersebut dipengaruhi karakter nasional Jepang yang menyiratkan tidak adanya jiwa menentang serta logika sikap patuh kepada penguasa yang teramat kuat. Pengalaman-pengalaman masa perang telah menyiapkan sikap mental rakyat Jepang untuk menerima prinsip-prinsip universal dari luar seperti perdamaian, demokrasi, kemerdekaan dan kesejajaran.


(10)

Perubahan sikap rakyat Jepang sebagai bentuk kekecewaan terhadap negara yang mereka agung-agungkan selama ini. Mereka berusaha menyuarakan rasa kecewa mereka, namun sikap protes mereka tidak frontal ( tidak menggunakan kekerasan ) dikarenakan ikatan tradisi yang begitu kuat dalam diri mereka. Sikap protes masyarakat Jepang turut dipicu oleh perkembangan nilai-nilai universal yang masuk bersamaan dengan pendudukan Amerika Serikat.

Cara bangsa Jepang merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Mantapnya kepribadian yang dimiliki oleh orang Jepang merupakan kekuatan potensial bagi bangsa Jepang dalam menghadapi persaingan dengan dunia barat.

Penanaman unsur-unsur Barat mendapat perhatian yang besar terutama setelah Perang Dunia II ( pendudukan Amerika Serikat ). Meskipun terkesan dipaksakan harus mencerna apa yang disajikan Amerika Serikat, namun orang Jepang telah menjadi penduduk Amerika Serikat sebagai pembentuk perubahan yang efektif. Hal tersebut terbukti dengan kemajuan-kemajuan yang diperoleh setelah periode pendudukan Amerika Serikat berakhir.

Pendudukan Amerika Serikat merupakan awal kebangkitan ekonomi Jepang. Ekonomi Jepang mulai bergerak dengan langkah yang dipercepat dan pada pertengahan tahun 1950-an ketika bangsa Jepang kembali pada tingkat produksi perkapitanya dari tahun-tahun ketika sebelum perang. Kondisi ini sering disebut “ ledakan Jimmu “ karena dianggap dianggap sebagai ledakan ekonomi terbesar dalam sejarah Jepang sejak pembentukannya sebagai bangsa oleh Kaisar Jimmu pada tahun


(11)

660 SM. Pada pendudukan berakhir, terdapat sebuah keajaiban ekonomi yang menjadikan Jepang pada akhir tahun 1960-an sebagai unit terbesar ketiga di dunia dan memberikan kemakmuran perorangan yang tidak pernah mereka impikan sebelumnya.

Jepang berdiri diantara negara-negara maju dan bangsa-bangsa yang sedang berkembang dengan menggabungkan aspek-aspek keduanya. Inilah kemampuan suatu bangsa yang memiliki kemampuan paling besar untuk berindustri di dunia.

Kesuksesan industri Jepang dapat dilihat dari dibanjirinya dunia dengan kamera, radio, pesawat televisi, mobil, kapal, baja dan segala jenis barang industri lainnya. Dalam waktu yang capat perekonomian dan perindustrian Jepang melangkah menuju puncak kejayaan. Beberapa tahun setelah pendudukan, produk-produk industri Jepang mulai merajai dunia internasional, bahkan menyisihkan produk-produk industry negara yang lebih dulu maju.

Berbagai kesuksesan yang telah diperoleh Jepang tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah, khususnya dalam hubungan dengan bangsa-bangsa asing. Kedatangan bangsa Barat dengan membawa hasil Revolusi Industri membuat bangsa Jepang sadar akan ketertinggalannya.

Hal terpenting adalah berupa pemahaman mengenai sikap bangsa Jepang yang ulet dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setipa tantangan yang dialaminya. Respon yang tepat dalam mengahadpi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang maju. Jepang berhasil kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup singkat.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Alasan Pemilihan Judul

Selama kurun waktu terakhir ini, di luar Jepang tumbuh perhatian yang besar terhadap pembangunan ekonomi Jepang. Orang-orang yang berpengaruh terhadap hubungan internasional sangat antusias ingin memahami proses dan sifat pembangunan ekonomi Jepang untuk menilai dampak ekonomi Jepang terhadap hubungan internasional. Memahami proses dan wujud perkembangan ekonomi Jepang merupakan syarat mutlak untuk dapat menilai dimensi- dimensi pengaruh ekonomis Jepang terhadap hubungan-hubungan internasional.

Jepang setelah perang dunia II berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar Jepang.

Cara bangsa Jepang merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Kepribadian yang dimiliki oleh orang Jepang merupakan kekuatan potensial bagi bangsa Jepang dalam menghadapi persaingan dengan dunia barat.


(13)

1.2.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis yang berjudul Pertumbuhan Ekonomi Jepang Pasca Perang Dunia II, yaitu :

1. Menguraikan sikap masyarakat Jepang dalam menyikapi semua kebijakan

yang telah dibuat oleh pemerintah pendudukan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi.

2. Memaparkan sikap masyarakat Jepang dalam menyikapi kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah pendudukan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi sebagai salah satu upaya untuk membangun kembali perekonomian Jepang yang hancur pasca Perang Dunia II. Masyarakat Jepang yang merasa kecewa pasca perang menyambut baik upaya ini. Hal ini terbukti dengan kemajuan yang dicapai setelah pendudukan Amerika Serikat.

3. Menggambarkan proses penerimaan masyarakat Jepang terhadap budaya

Barat yang dibawa seiring dengan berlangsungnya proses pendudukan. Dalam hal ini masyarakat Jepang dapat menyelaraskan budaya asing dengan budaya asli mereka. Akibatnya memunculkan suatu bentuk baru tanpa meninggalkan karakteristik dasar dari masing-masing budaya dan nilai-nilai budaya Jepang lama tetap dapat berdampingan dengan budaya yang baru.


(14)

1.3.

Pembatasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas tentang pertumbuhan ekonomi Jepang pada pendudukan Amerika Serikat pasca Perang Dunia II.

1.4.

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku atau membuka situs internet yang brkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam kertas karya ini. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum untuk kemudian dideskripsikan ke dalam kertas karya ini.


(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II

Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan bagi mereka untuk merdeka dan melepaskan diri dari pendudukan dan penjajahan Jepang. Pada saat yang sama, pembentukan Persatuan Bangsa-Bangsa di dunia yang menjadi dasar Tata Tertib Peraturan International

Jepang pada saat itu memasuki periode yang disebut periode setelah perang. Bagi para sebagian pihak terutama pengamat politik dan pengajar di universitas Jepang, dalam kependudukan Amerika periode setelah perang, mulai terasa keganjilan pada saat perubahan yang terjadi berawal dari sebelum perang dan pada saat perang berjalan. Perubahan yang terjadi adalah dari kematian sampai awal kehidupan (berjuta-juta korban yang jatuh setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki), dari negara militarisme sampai menjadi negara Demokrasi, dari rakyat yang lebih mencintai kesatuan national daripada hak mereka menjadi negara yang menghormati hak asasi manusia, kebebasan berbicara, kebebasan berpikir, kebersamaan kedudukan pria dan wanita.

Pengamat sejarah Jepang terutama para pengajar di universitas memandang bahwa setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua masih banyak masalah yang


(16)

terjadi di dalam negeri Jepang dan sampai sekarang masih belum terselesaikan. Bagi mereka, apa yang terjadi sebelum dan setelah perang, banyak orang terutama politikus lupa. Sebelum perang sampai Jepang harus mengalami kekalahan, di dalam negeri Jepang sebenarnya terjadi kemiskinan dan kemelaratan. Jepang harus membangun kekuatan militer untuk menyaingi kekuatan barat, oleh karena itu para pihak militer dibawah kekuasaan Kaisar Jepang, memaksa para rakyat untuk bekerja dan masuk wajib militer. Rakyat yang pada saat itu harus patuh dengan perintah kaisar, tidak dapat melakukan tindakan berontak. Bagi mereka Kaisar adalah utusan Tuhan. Pihak yang paling menderita adalah para petani. Mereka harus bekerja di berbagai pabrik militer dan meninggalkan tanah pertanian, terutama para pria dan mereka juga harus ikut wajib militer. Sebelum Jepang harus menyerah tanpa syarat di bawah perjanjian San Frasisco, Jepang menjalani Undang-undang Meiji yaitu semua berdasarkan perintah dan petunjuk Kaisar Jepang. Begitu juga dalam perang.

Jepang sebelum perang dunia berakhir adalah negara imperialis, dengan menjalankan paham fasisme seperti Jerman dan Undang-Undang Meiji. Pada saat memasuki zaman modern , bagi Jepang sendiri untuk sederajat dengan kemajuan Barat harus memperluas kekuatan di dunia. Bagi pihak Jepang yang paling dekat untuk menjalankan paham kolonialisme adalah Taiwan. Taiwan dapat direbut oleh Jepang setelah Jepang perang dengan negara Cina (negara kekaisaran Cina) . Taiwan adalah negara pertama dijajah Jepang. Berawal dari itu Jepang terus memperluas kekuatan militernya dengan menguasai Korea . Setelah menguasai Korea, Jepang terus berlomba dengan kekuatan dan kemajuan negara Eropa dengan memperebutkan


(17)

negara Cina sebagai pusat perdagangan Asia. Akhirnya Jepang terus menjadi negara penjajah dan mulai menguasai asia timur dan selatan. Termasuk Indonesia yang tiga tahun diduduki oleh Jepang bukan sebagai penjajah. Dan akhirnya Jepang harus mengakui kekalahan setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Dibawah perjanjian San fransisco, Jepang harus mengakui (8 September 1956) dan harus mengadakan perubahan sesuai dengan petunjuk Amerika, terutama mengenai Undang-undang Meiji dan menjalankan demokrasi di dalam negeri Jepang.

Bagi pihak militer dan pihak yang masih menjaga kekuasaan Kaisar dan para politikus yang masih menginginkan kejayaan Jepang kembali, apa yang terjadi pada saat perang dan setelah perang, tidak usah dijelaskan secara mendetil dan mereka tidak koreksi diri dengan mawas diri. Seperti di Jerman, setelah perang dunia kedua koreksi diri terhadap perang yang telah terjadi merupakan kesalahan. Oleh sebab itu Jerman teguh menjaga kedamaian dunia dan membayar ganti rugi terhadap korban perang. Sedangkan Jepang masih dipertanyakan. Masalah yang dihadapi Jepang dan sampai sekarang belum terselesai adalah hubungan dengan Cina dan Korea, permasalahan daerah militer Amerika di Okinawa (sebagai bayaran kekalahan Jepang dan membebaskan Kaisar sebagai penjahat perang menyerahkan Okinawa ke Amerika), buku sejarah Jepang, korban penjajahan Jepang dan korban Hiroshima dan Nagasaki. Jepang terhadap korban penjajahan dan pendudukan di Asia timur dan selatan tidak sesuai dengan tuntutan para korban. Contohnya bagi pihak Cina yang mengalami kekejaman penjajahan Jepang tidak mendapatkan ganti rugi yang sesuai dengan kekejaman Jepang , sedangkan Korea didalam bentuk kerjasama ekonomi.


(18)

Korea Utara tidak mendapatkan ganti rugi karena belum ada kerjasama kedua negara. Asia Tenggara tidak mendapatkan ganti rugi tetapi dalam bentuk kerjasama ekonomi. Oleh karena itu menurut para korban kekejaman penjajahan dan kependudukan Jepang, ganti rugi yang dibayar tidak sesuai. Sedangkan di pihak Jepang yang harus menerima kekalahan dan korban yang berjatuhan di pemboman di Hiroshima dan Nagasaki masih belum diakui oleh pihak Amerika dan harus membayar ganti rugi ke negara-negara barat sebagai negara yang kalah perang.

Jepang setelah perang dunia berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar Jepang. Sedangkan hubungan Jepang Cina dan Korea sampai pada saat ini masih menjadi permasalahan, khususnya di era Koizumi ini. Perdana Menteri Koizumi ingin mengadakan pembaharuan mengenai isi undang-undang Jepang pasal 9 yang berisikan Jepang melepaskan diri dari perang dan menjaga perdamaian dunia dengan tidak memiliki tentara, hanya memiliki pasukan bela diri. Kemudian Koizumi secara terang-terang mendatangi Shirine Yasukuni dan berdoa di tempat tersebut dengan memakai pakaian kebesaran seorang perdana menteri Jepang. Tindakan tersebut membuat kemarahan bagi Cina dan Korea. Karena Shirine Yasukuni yang dibangun kaisar (1879) sebagai tanda penghormatan bagi para tentara Jepang yang telah berjuang membela Jepang didalam perang. Di Shirine Yasukuni juga dikubur para penjahat Jepang yang mendapat hukuman mati, terutama para militer yang melakukan kejahatan dengan kekejaman di Nanking dan Manchuria. Bagi pihak Cina dan Korea yang masih menyimpan kemarahan atas kekejaman di Nanking dan Manchuria,


(19)

tindakan Kozumi menghormati dan menjunjung tinggi apa yang dilakukan para penjahat militer dan kejayaan Jepang pada saat perang. Sedangkan didalam Undang-undang baru Jepang telah menjelaskan bahwa spritual dan pemerintahan harus dipisahkan. Menurut undang-undang baru Jepang menjelaskan spritual adalah kebebasan individu untuk melakukannya. Koizumi pada tahun lalu dengan memakai pakaian kebesaran sebagai perdana menteri telah mencampur adukkan spiritual (keagamaan) dengan pemerintahan. Oleh karena itu bagi pengamat politik dan sejarah Jepang terutama para guru dan dosen, Koizumi tidak memahami isi dari Undang-undang Baru Jepang dan mereka sangat menentang niat Koizumi utuk mengubah undang-undang pasal 9. Kozumi dan para pihak liberal mulai menekankan rasa cinta tanah air dengan mengabdi kepada tanah air, terutama masuk dalam militer Jepang. Bagi para pengamat, negara yang kuat memiliki tentara akan mudah melakukan tindakan untuk menguasai seperti Amerika dengan mudah menguasai Irak dengan dalih untuk demokrasi. Mungkin Jepang akan menjadi negara pada saat perang dunia yang begitu mudah menguasai negara jajahannya dan hancurnya perdamaian negara yang dijaga selama ini. Pihak kozumi akan bias mengubah isi undang-undang Jepang pasal 9 tentang militer Jepang jika menguasai 60% suara di parlemen, sedangkan hanya 40% suara menyetujui perubahan, 40% tidak setuju dan 20% tidak ikut suara.

Koizumi dan para pihak liberal masih menginginkan Jepang memiliki kekuatan militer. Jepang lupa apa yang terjadi dengan perang dunia kedua dan berakhirnya perang. Tidak mengoreksi diri, dengan mudah ingin mengubah isi perdamaian dengan kekuatan militer yang baru. Sedangkan Jepang seharusnya


(20)

memperbaiki sejarah yang telah dibuat dengan tindakan mempertahankan isi arti perdamaian tanpa harus mengikuti tindakan Amerika dengan mengirim pasukannya ke Irak. Bagi pihak Cina dan Korea sampai sekarang buku sejarah yang diajarkan di sekolah masih terjadi penyimpangan. Itu terjadi karena selama ini pemerintah menyembunyikan arti dan kejadian selama perang dan setelah perang.

2.2 Perubahan Sikap Bangsa Jepang Setelah Perang Dunia II

Ada perubahan sikap rakyat Jepang setelah Perang Dunia Kedua, pada awalnya orang Jepang selalu optimis dan memiliki kepercayaan tinggi. Namun kepercayaan ini luntur ketika dalam Perang Dunia Kedua Jepang mengalami kekalahan. Rakyat merasa dikorbankan oleh negara. Perasaan sebagai korban menuntun mereka untuk menuntut balas kepada orang yang membuat mereka menderita. Akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mendapat dukungan dari negara. Rasa marah yang berasal dari perasaan sebagai korban mengarah pada pemerintah Jepang bukan pada pemerintah Amerika Serikat yang telah menyebabkan penderitaan tersebut. Hal tersebut dipengaruhi karakter nasional Jepang yang menyiratkan tidak adanya jiwa menentang serta logika sikap patuh kepada penguasa yang teramat kuat. Pengalaman-pengalaman masa perang telah menyiapkan sikap mental rakyat Jepang untuk menerima prinsip-prinsip universal dari luar seperti perdamaian, demokrasi, kemerdekaan dan kesejajaran.


(21)

Perubahan sikap rakyat Jepang sebagai bentuk kekecewaan terhadap negara yang mereka agung-agungkan selama ini. Mereka berusaha menyuarakan rasa kecewa mereka, namun sikap protes mereka tidak frontal ( tidak menggunakan kekerasan ) dikarenakan ikatan tradisi yang begitu kuat dalam diri mereka. Sikap protes masyarakat Jepang turut dipicu oleh perkembangan nilai-nilai universal yang masuk bersamaan dengan pendudukan Amerika Serikat.

2.3 Penanaman Unsur-Unsur Barat Setelah Perang Dunia II

Cara bangsa Jepang merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Mantapnya kepribadian yang dimiliki oleh orang Jepang merupakan kekuatan potensial bagi bangsa Jepang dalam menghadapi persaingan dengan dunia barat.

Penanaman unsur-unsur Barat mendapat perhatian yang besar terutama setelah Perang Dunia II ( pendudukan Amerika Serikat ). Meskipun terkesan dipaksakan harus mencerna apa yang disajikan Amerika Serikat, namun orang Jepang telah menjadi penduduk Amerika Serikat sebagai pembentuk perubahan yang efektif. Hal tersebut terbukti dengan kemajuan-kemajuan yang diperoleh setelah periode pendudukan Amerika Serikat berakhir.

Pendudukan Amerika Serikat merupakan awal kebangkitan ekonomi Jepang. Ekonomi Jepang mulai bergerak dengan langkah yang dipercepat dan pada pertengahan tahun 1950-an ketika bangsa Jepang kembali pada tingkat produksi


(22)

perkapitanya dari tahun-tahun ketika sebelum perang. Kondisi ini sering disebut “ ledakan Jimmu “ karena dianggap dianggap sebagai ledakan ekonomi terbesar dalam sejarah Jepang sejak pembentukannya sebagai bangsa oleh Kaisar Jimmu pada tahun 660 SM. Pada pendudukan berakhir, terdapat sebuah keajaiban ekonomi yang menjadikan Jepang pada akhir tahun 1960-an sebagai unit terbesar ketiga di dunia dan memberikan kemakmuran perorangan yang tidak pernah mereka impikan sebelumnya.

Jepang berdiri diantara negara-negara maju dan bangsa-bangsa yang sedang berkembang dengan menggabungkan aspek-aspek keduanya. Inilah kemampuan suatu bangsa yang memiliki kemampuan paling besar untuk berindustri di dunia.

Kesuksesan industri Jepang dapat dilihat dari dibanjirinya dunia dengan kamera, radio, pesawat televisi, mobil, kapal, baja dan segala jenis barang industri lainnya. Dalam waktu yang capat perekonomian dan perindustrian Jepang melangkah menuju puncak kejayaan. Beberapa tahun setelah pendudukan, produk-produk industri Jepang mulai merajai dunia internasional, bahkan menyisihkan produk-produk industry negara yang lebih dulu maju.

Berbagai kesuksesan yang telah diperoleh Jepang tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah, khususnya dalam hubungan dengan bangsa-bangsa asing. Kedatangan bangsa Barat dengan membawa hasil Revolusi Industri membuat bangsa Jepang sadar akan ketertinggalannya. Masa tersebut merupakan awal bagi Jepang memasuki dunia modern yang diakselerasi oleh kebijakan yang dikenal dengan


(23)

besar kepada Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan pada zaman itu Jepang masih kurang berkembang dibandingkan dengan dunia Barat.

Bagi Jepang, Amerika Serikat berperan dalam menentukan kesuksesan yang kini mereka raih. Hal ini dikarenakan pada masa pendudukan Amerika Serikat, kontak dengan dunia Barat kian rapat dan teori-teori tentang kebudayaan Barat dan peradabannya dipelajari dengan pesatnya. Pendudukan Amerika Serikat dapat dipandang sebagai upaya kedua kalinya untuk menuangkan ide-ide dan perilaku Barat

terhadap Jepang, semenjak Restorasi Meiji.

Satu hal yang cukup ironi, orang-orang Jepang justru menyambut baik kedatangan tentara-tentara Amerika Serikat. Orang Jepang yang kecewa dan patah semangat akibat Perang Dunia II yang semestinya menyambut tentara Amerika Serikat dengan kebencian dan penyesalan malah menganggap orang-orang Amerika Serikat sebagai pembimbing menuju yang lebih baik. Bangsa Jepang memanfaatkan kesempatan ini sebagai upaya mengejar ketertinggalannya. Dan hal tersebut terbukti setelah pendudukan Amerika Serikat berakhir.


(24)

BAB III

PERTUMBUHAN EKONOMI JEPANG PASCA PERANG

DUNIA II

3.1 Ekonomi Jepang Pasca Perang Dunia II

Awal puncak kemajuan ekonomi Jepang dimulai pada saat pergantian kabinet Perdana Menteri. Kishi Nobusuke ( kabinet di mulai 25-2-1957 s/d 19-7-1960 ) ke kabinet Perdana Menteri Ikeda Hayato ( kabinet di mulai 19-7-1960 s/d 9-11-1964 ). Perdana Menteri Ikeda mengambil kebijaksanaan untuk membangun jepang di bidang ekonomi setelah hancurnya Negara akibat pemboman Hiroshima dan Nagasaki . Setelah Perang Dunia II, Jepang harus membayar ganti rugi perang dan harus mengubah Undang-undang Dasar Meiji menjadi Undang-Undang dasar yang melambangkan kedemokrasian sesuai dengan tuntutan Amerika. Rakyat Jepang juga pada saat itu mengalami depresi karena perekonomian yang tidak stabil dan demokrasi yang harus di terapkan oleh masyarakat Jepang terutama di bidang politik dan kepemerintahan.

Awal puncak perekonomian Jepang di mulai dari Perdana Menteri Ikeda yang menitikberatkan toleransi dan kesabaran. Namun, Perdana Menteri Ikeda mengesampingkan permasalahan Undang-Undang Jepang. Karena pada saat itu Undang-Undang Jepang yang berlaku masih ketetapan Undang-Undang Jepang menurut peraturan Amerika. Pokok kebijakan Perdana Menteri Ikeda dalam bidang


(25)

ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat,perbaikan dan peningkatan pokok industri dalam negri. Pemerintah Jepang dalam kebijakan ekonomi membuka perbaikan di bidang teknik, investasi dan supply dari Amerika. Pada tahun 1955 mulai diadakan perjanjian pembayaran gaji pekerja di perusahaan. Pendapatan karyawan dan buruh menjadi naik, dan tingkat konsumsi pun meningkat. Pasar dalam negeri semakin di butuhkan dan terus berkembang sehingga ekonomi jepang terus maju. Peningkatan konsumsi terjadi pada televisi, kulkas, mesin cuci, kebutuhan alat elektronik rumah tangga.

Secara internasional Jepang terus berkembang terutama menjadi anggota IMF dan tahun 1965 mata uang jepang termasuk pertukaran mata uang internasional. Jepang sebagai grup negara industri dan masuk anggota badan perekonomian internasional OECD. Bagi para politikus awal kemajuan ekonomi Jepang pada waktu itu merupakan keuntungan besar tetapi semakin majunya ekonomi jepang pengikut partai demokratik leberal makin menurun .ini di sebabkan karena partai-partai tersebut berpedoman pada paham konservatif yang menjunjung tinggi adat dan kebiasaan leluhur. Akibat perekonomian yang meningkat pesat perombakan budaya dan tatanan masyarakat desa dan kota sehingga adat istiadat leluhur makin pudar. Para petani serta masyarakat desa pindah ke kota untuk mencari kerja dan kehidupan yang lebih baik dari pada di desa. Di lain pihak partai Sosialis mendapat keuntungan yang besar karena melalui perkembangan besar jumlah para buruh perusahaan terutama di kota besar. Partai sosialis mempunyai kebijaksanaan untuk mengadakan perubahan di dalam negeri. Sehingga pengikut partai ini semakin meningkat. Pada


(26)

tahun 1960 kebijaksanaan pemerintah Jepang memusatkan industri dan peningkatan buruh pekerja dalam kehidupan masyarakat sedangkan partai demokratik liberal terus mempertahankan keadaan yang lama. Jepang masuk menjadi negara industri maju. Amerika sangat membantu peranan Jepang untuk menjadi negara industri. Maka Amerika menjalankan strategi militernya yang baru. Dengan membuka perang dengan Vietnam. Jepang menjadi Basis bantuan perang Amerika dalam menghadapi perang dengan Vietnam. Perkembangan yang sangat cepat di dalam Jepang menimbulkan masalah yang kompleks di dalam masyarakat. Semakin meningkatnya perbaikan dan keuntungan yang di terima masyarakat semakin banyak masalah kesejahteraan masyarakat. Terjadi ketidak seimbangan antara masyarakat dan perkembangan kota dan rasa ketidak puasan pun muncul.

Berdasarkan latar belakang tersebut, partai sosialis, mencalonkan gubernur dari partai komunis untuk membantu mengadakan perubahan di dalam negri. Hasilnya yaitu munculnya perubahan baru pada pembentukan daerah otonomi di kota besar.

Pada tahun 1972 lahirlah kabinet Perdana Menteri Tanaka Kakuei. Kebijaksanaan Perdana Menteri Tanaka yaitu membuka pasar ekspor di luar negeri, membuka kerjasama internasional dengan Cina, memutuskan hubungan dengan Taiwan, sedangkan kebijaksanaan dalam negeri membuka kebijaksanaan moneter, memperbesar pasar domestikmelalui perluasan investasi publik. Ciri khas pada kabinet Perdana Menteri Tanaka adalah memperbaiki pulau yang ada di jepang dengan membuka perkerjaan umum dan pekerjaan bangunan secara meluas. Akhirnya


(27)

partai demokratik liberal menjadi pendukung utama terhadap pembangunan masyarakat desa.

Pada saat awal masuknya Jepang menjadi negara industri, di bagian politik terjadi kemajuan utama dalam kebijaksanaan para partai politik. Pada saat itu di sebut sistim politik tahun 1955 dan sistim politik tahun 1960. sebelum sistim politik tahun 1955 diawali pada saat Yoshida Shigeru. Yoshida sigeru menggunakan kekuatan di bawah Amerika dan ikatan perjanjian San Fransisco. Kebijakannya banyak mendapat tantangan dari para anti yoshida yang memusatkan gerakan kembalinya ke politik internasional. Gerakan ini mengakibatkan terbentuknya partai demokrasi Jepang (1954) sebagai pemimpinnya Hatoyama Ichiro. Ada sedikit perbedaan pada partai demokrasi dibanding dengan partai liberal di bidang internasional. Pembaharuan Undang-Undangf Dasar Jepang terutama masalah kebijaksanaan keamanan Jepang Amerika. Sedangkan di bidang kebijakan pemerintah dan politik hampir sama yaitu :

1. Secara ekonomi menjaga kebebasan.

2. Setelah perang berakhir mempertahankan adat dan budaya serta

kebiasaan para leluhur dengan menghargai nilai-nilai yang ada.

3. Memegang teguh perjanjian antara Jepang dan Amerika dan

membangun kembali kekuatan militer. Sedangkan partai sosialis juga mengadakan perbaikan dalam politik.. Akhirnya partai demokrasi dan liberal membentuk persatuan menjadi satu kesatuan partai. Pada tahun 1954 Perdana Menteri Yoshida terlibat masalah korupsi akhirnya diturunkan.


(28)

Pada tahun 1955 terbentuk partai demokratik liberal yang di pimpin oleh Hatoyama Ichiro yang konservatif dan terbentuk juga partai sosialis yang baru. Oleh karena itu di sebut sistem 55:

 Partai demokratik-liberal: konservatif (pengikut: para pedagang,

bisnis,pengusaha dan kaum kapitalis. Kebijakannya mempertahankan perjanjian Jepang Amerika dan mempertahankan Undang-Undang).

 Partai sosialis: perubahan ( pengikut: para buruh, pengajar,pelajar.

Kebijaksanaannya melepaskan perjanjian jepang Amerika dan mengadakan perbaikan dalam Undang-Undang )

Kebijaksanaan pemerintah setelah sistim politik tahun 1955 terbentuk, pemerintah di kuasai oleh sistim demokrasi liberal. Partai demokrasi liberal menetapkan kebijaksanaan dalam negri sebagia berikut pemeriksaan ulang isi dari ketetapan peraturan hukum. Perubahan dan pengaturan secara ketat dalam pelaksanaan pembuatan buku isi sejarah Jepang, perbaikan peraturan dalam sistim kepolisian, menjalankan Undang-Undang, pelaksanaan pemahaman arti demokrasi keseluruh wilayah Jepang. Bagi para golongan kecil kebijakan tersebut menjadi halangan dan rintangan. Terutama golongan yang ingin mengadakan perbaharuan secara utuh. Gerakan demo terjadi sehingga pertentangn terjadi antara para polisi dan penentang.


(29)

Keajaiban ekonomi Jepang pasca perang adalah nama yang diberikan kepada fenomena sejarah rekor periode pertumbuhan ekonomi Jepang seusai Perang Dunia II yang didorong terutama oleh investasi Amerika Serikat serta sebagian oleh praktik intervensionisme ekonomi pemerintah Jepang, khususnya melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan Internasional. Karakteristik khusus dari ekonomi Jepang selama tahun-tahun "keajaiban ekonomi", antara lain meliputi: kerjasama antara para produsen/manufaktur, pemasok, distributor, dan bank dalam suatu kelompok yang terjalin erat (keiretsu); serikat pekerja perusahaan yang kuat dan

shuntō; hubungan yang baik dengan birokrat pemerintahan, dan jaminan pekerjaan

seumur hidup (shūshin koyo) di perusahaan-perusahaan besar serta pabrik-pabrik

yang memiliki serikat pekerja kerah biru yang kuat. Sejak tahun 1993, perusahaan-perusahaan Jepang telah mulai meninggalkan sebagian dari norma-norma tersebut dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.

3.2 Karakteristik Pembangunan Ekonomi Jepang

Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ketergantungan Jepang pada pembangunan berdasarkan sumber daya sendiri. Disamping itu didukung oleh adanya lembaga dan nilai tradisional Jepang yang masih dipertahankan dalam proses industrialisasi. Hal tersebut mengakibatkan adanya dualisme struktural dalam pembangunan Jepang.


(30)

Bagi bangsa Jepang kesetiaan terhadap suatu kelompok itu sudah tertanam pada diri masyarakat Jepang sudah menjadi suatu kebudayaan bagi bangsa Jepang. Dan ciri-ciri dari kebudayaan yang dimiliki Jepang yaitu :

 Kesetiaan kepada pemimpin dan tanah air

 Sikap hormat terhadap nenek moyang dan menghargai nama keluarga

 Realistis dan mempunyai sikap duniawi

 Mencintai pohon-pohon dan bunga-bunga serta menyenangi alam

 Berwatak periang dan humor

 Sederhana dan rapi

 Kecantikan yang lembut ( elegana ) dan cerdik

 Memiliki upacara-upacara dan santun

 Ramah tamah dan berhati sabar

3.3 Sikap Masyarakat Jepang Terhadap Kebijakan Ekonomi

Pendudukan Amerika Serikat

Dalam proses pemulihan ekonomi, Jepang mendapat kontribusi yang cukup besar dari Amerika Serikat. Salah satu tindakan yang diambil dari proses tersebut adalah reorganisasi industri. Hal tersebut terwujudkan dengan cara memodernisasikan industri tekstil dan membangun jenis industri baru.

Adapun jenis industri tersebut meliputi industri manufaktur, alat listrik, peralatan elektronik, serta industri kimia.


(31)

Faktor-faktor yang yang mendorong kesuksesan Jepang yaitu :

 Usaha mendapatkan pengetahuan yang diatur secara kelompok

 Negara mengontrol laju perkembangan ekonomi

 Memberi kesempatan yang luas bagi perkembangan

perusahaan-perusahaan swasta

 Politik mengatur seluruh kepentingan orang Jepang sacara adil

 Peranan yang dijalankan perusahaan-perusahaan besar, kualitas

pendidikan yang sudah tinggi

 Kesejahteraan yang terbatas hanya untuk perawatan kesehatan dan

usia lanjut, terbatasnya kesejahteraan memacu mereka untuk berusaha mencapai kesejahteraan sendiri

 Pengendalian kejahatan

Hal terpenting adalah berupa pemahaman mengenai sikap bangsa Jepang yang ulet dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setipa tantangan yang dialaminya. Respon yang tepat dalam mengahadapi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang maju. Jepang berhasil kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup singkat. Kemajuan yang diperoleh Jepang bahkan menyisihkan Amerika Serikat. Kesuksesan yang diperoleh Jepang merupakan sebuah pelajaran yang cukup berharga bagi Amerika Serikat.


(32)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di atas yaitu bahwa dapat dipamahami mengenai sikap bangsa Jepang yang ulet dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap tantangan yang dialaminya. Respon yang tepat dalam menghadapi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang maju. Jepang berhasil kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup singkat. Kemajuan yang diperoleh Jepang bahkan menyisihkan Amerika Serikat.

Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ketergantungan Jepang pada pembangunan berdasarkan sumber daya sendiri. Disamping itu didukung oleh adanya lembaga dan nilai tradisional Jepang yang masih dipertahankan dalam proses industrialisasi. Hal tersebut mengakibatkan adanya dualisme struktural dalam pembangunan Jepang.

Bagi bangsa Jepang kesetiaan terhadap suatu kelompok itu sudah tertanam pada diri masyarakat Jepang sudah menjadi suatu kebudayaan bagi bangsa Jepang.


(33)

4.2 SARAN

 Keuletan bangsa Jepang dalam berusaha maju dan sukses dalam

bidang ekonomi dapat dijadikan contoh bagi negara-negara lain.

 Jepang dapat dijadikan model bagi negara-negara lain, meskipun

banyak pengaruh barat dari Amerika Serikat tidak menjadikan kebudayaan Jepang memudar.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Kunio, Yoshihara.1997. Perkembangan Ekonomi Jepang. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

http://helmibarabai.wordpress.com/2008/12/18/awal-puncak-perekonomian-jepang-pasca-pd-ii/


(1)

Keajaiban ekonomi Jepang pasca perang adalah nama yang diberikan kepada fenomena sejarah rekor periode pertumbuhan ekonomi Jepang seusai Perang Dunia II yang didorong terutama oleh investasi Amerika Serikat serta sebagian oleh praktik intervensionisme ekonomi pemerintah Jepang, khususnya melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan Internasional. Karakteristik khusus dari ekonomi Jepang selama tahun-tahun "keajaiban ekonomi", antara lain meliputi: kerjasama antara para produsen/manufaktur, pemasok, distributor, dan bank dalam suatu kelompok yang terjalin erat (keiretsu); serikat pekerja perusahaan yang kuat dan shuntō; hubungan yang baik dengan birokrat pemerintahan, dan jaminan pekerjaan seumur hidup (shūshin koyo) di perusahaan-perusahaan besar serta pabrik-pabrik yang memiliki serikat pekerja kerah biru yang kuat. Sejak tahun 1993, perusahaan-perusahaan Jepang telah mulai meninggalkan sebagian dari norma-norma tersebut dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.

3.2 Karakteristik Pembangunan Ekonomi Jepang

Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ketergantungan Jepang pada pembangunan berdasarkan sumber daya sendiri. Disamping itu didukung oleh adanya lembaga dan nilai tradisional Jepang yang masih dipertahankan dalam proses industrialisasi. Hal tersebut mengakibatkan adanya dualisme struktural dalam pembangunan Jepang.


(2)

Bagi bangsa Jepang kesetiaan terhadap suatu kelompok itu sudah tertanam pada diri masyarakat Jepang sudah menjadi suatu kebudayaan bagi bangsa Jepang. Dan ciri-ciri dari kebudayaan yang dimiliki Jepang yaitu :

 Kesetiaan kepada pemimpin dan tanah air

 Sikap hormat terhadap nenek moyang dan menghargai nama keluarga  Realistis dan mempunyai sikap duniawi

 Mencintai pohon-pohon dan bunga-bunga serta menyenangi alam  Berwatak periang dan humor

 Sederhana dan rapi

 Kecantikan yang lembut ( elegana ) dan cerdik  Memiliki upacara-upacara dan santun

 Ramah tamah dan berhati sabar

3.3 Sikap Masyarakat Jepang Terhadap Kebijakan Ekonomi

Pendudukan Amerika Serikat

Dalam proses pemulihan ekonomi, Jepang mendapat kontribusi yang cukup besar dari Amerika Serikat. Salah satu tindakan yang diambil dari proses tersebut adalah reorganisasi industri. Hal tersebut terwujudkan dengan cara memodernisasikan industri tekstil dan membangun jenis industri baru.


(3)

Faktor-faktor yang yang mendorong kesuksesan Jepang yaitu :

 Usaha mendapatkan pengetahuan yang diatur secara kelompok  Negara mengontrol laju perkembangan ekonomi

 Memberi kesempatan yang luas bagi perkembangan perusahaan-perusahaan swasta

 Politik mengatur seluruh kepentingan orang Jepang sacara adil

 Peranan yang dijalankan perusahaan-perusahaan besar, kualitas pendidikan yang sudah tinggi

 Kesejahteraan yang terbatas hanya untuk perawatan kesehatan dan usia lanjut, terbatasnya kesejahteraan memacu mereka untuk berusaha mencapai kesejahteraan sendiri

 Pengendalian kejahatan

Hal terpenting adalah berupa pemahaman mengenai sikap bangsa Jepang yang ulet dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setipa tantangan yang dialaminya. Respon yang tepat dalam mengahadapi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang maju. Jepang berhasil kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup singkat. Kemajuan yang diperoleh Jepang bahkan menyisihkan Amerika Serikat. Kesuksesan yang diperoleh Jepang merupakan sebuah pelajaran yang cukup berharga bagi Amerika Serikat.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di atas yaitu bahwa dapat dipamahami mengenai sikap bangsa Jepang yang ulet dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap tantangan yang dialaminya. Respon yang tepat dalam menghadapi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang maju. Jepang berhasil kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup singkat. Kemajuan yang diperoleh Jepang bahkan menyisihkan Amerika Serikat.

Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ketergantungan Jepang pada pembangunan berdasarkan sumber daya sendiri. Disamping itu didukung oleh adanya lembaga dan nilai tradisional Jepang yang masih dipertahankan dalam proses industrialisasi. Hal tersebut mengakibatkan adanya dualisme struktural dalam pembangunan Jepang.

Bagi bangsa Jepang kesetiaan terhadap suatu kelompok itu sudah tertanam pada diri masyarakat Jepang sudah menjadi suatu kebudayaan bagi bangsa Jepang.


(5)

4.2 SARAN

 Keuletan bangsa Jepang dalam berusaha maju dan sukses dalam bidang ekonomi dapat dijadikan contoh bagi negara-negara lain.

 Jepang dapat dijadikan model bagi negara-negara lain, meskipun banyak pengaruh barat dari Amerika Serikat tidak menjadikan kebudayaan Jepang memudar.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Kunio, Yoshihara.1997. Perkembangan Ekonomi Jepang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

http://helmibarabai.wordpress.com/2008/12/18/awal-puncak-perekonomian-jepang-pasca-pd-ii/