11
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas tentang pertumbuhan ekonomi Jepang pada pendudukan Amerika Serikat pasca Perang Dunia II.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan
membaca buku atau membuka situs internet yang brkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam kertas karya ini. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum untuk
kemudian dideskripsikan ke dalam kertas karya ini.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II
Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan
kesempatan bagi mereka untuk merdeka dan melepaskan diri dari pendudukan dan penjajahan Jepang. Pada saat yang sama, pembentukan Persatuan Bangsa-Bangsa di
dunia yang menjadi dasar Tata Tertib Peraturan International Jepang pada saat itu memasuki periode yang disebut periode setelah perang.
Bagi para sebagian pihak terutama pengamat politik dan pengajar di universitas Jepang, dalam kependudukan Amerika periode setelah perang, mulai terasa
keganjilan pada saat perubahan yang terjadi berawal dari sebelum perang dan pada saat perang berjalan. Perubahan yang terjadi adalah dari kematian sampai awal
kehidupan berjuta-juta korban yang jatuh setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki, dari negara militarisme sampai menjadi negara Demokrasi, dari rakyat
yang lebih mencintai kesatuan national daripada hak mereka menjadi negara yang menghormati hak asasi manusia, kebebasan berbicara, kebebasan berpikir,
kebersamaan kedudukan pria dan wanita. Pengamat sejarah Jepang terutama para pengajar di universitas memandang
bahwa setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua masih banyak masalah yang
Universitas Sumatera Utara
13 terjadi di dalam negeri Jepang dan sampai sekarang masih belum terselesaikan. Bagi
mereka, apa yang terjadi sebelum dan setelah perang, banyak orang terutama politikus lupa. Sebelum perang sampai Jepang harus mengalami kekalahan, di dalam
negeri Jepang sebenarnya terjadi kemiskinan dan kemelaratan. Jepang harus membangun kekuatan militer untuk menyaingi kekuatan barat, oleh karena itu para
pihak militer dibawah kekuasaan Kaisar Jepang, memaksa para rakyat untuk bekerja dan masuk wajib militer. Rakyat yang pada saat itu harus patuh dengan perintah
kaisar, tidak dapat melakukan tindakan berontak. Bagi mereka Kaisar adalah utusan Tuhan. Pihak yang paling menderita adalah para petani. Mereka harus bekerja di
berbagai pabrik militer dan meninggalkan tanah pertanian, terutama para pria dan mereka juga harus ikut wajib militer. Sebelum Jepang harus menyerah tanpa syarat di
bawah perjanjian San Frasisco, Jepang menjalani Undang-undang Meiji yaitu semua berdasarkan perintah dan petunjuk Kaisar Jepang. Begitu juga dalam perang.
Jepang sebelum perang dunia berakhir adalah negara imperialis, dengan menjalankan paham fasisme seperti Jerman dan Undang-Undang Meiji. Pada saat
memasuki zaman modern , bagi Jepang sendiri untuk sederajat dengan kemajuan Barat harus memperluas kekuatan di dunia. Bagi pihak Jepang yang paling dekat
untuk menjalankan paham kolonialisme adalah Taiwan. Taiwan dapat direbut oleh Jepang setelah Jepang perang dengan negara Cina negara kekaisaran Cina . Taiwan
adalah negara pertama dijajah Jepang. Berawal dari itu Jepang terus memperluas kekuatan militernya dengan menguasai Korea . Setelah menguasai Korea, Jepang
terus berlomba dengan kekuatan dan kemajuan negara Eropa dengan memperebutkan
Universitas Sumatera Utara
14 negara Cina sebagai pusat perdagangan Asia. Akhirnya Jepang terus menjadi negara
penjajah dan mulai menguasai asia timur dan selatan. Termasuk Indonesia yang tiga tahun diduduki oleh Jepang bukan sebagai penjajah. Dan akhirnya Jepang harus
mengakui kekalahan setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Dibawah perjanjian San fransisco, Jepang harus mengakui 8 September 1956 dan harus mengadakan
perubahan sesuai dengan petunjuk Amerika, terutama mengenai Undang-undang Meiji dan menjalankan demokrasi di dalam negeri Jepang.
Bagi pihak militer dan pihak yang masih menjaga kekuasaan Kaisar dan para politikus yang masih menginginkan kejayaan Jepang kembali, apa yang terjadi pada
saat perang dan setelah perang, tidak usah dijelaskan secara mendetil dan mereka tidak koreksi diri dengan mawas diri. Seperti di Jerman, setelah perang dunia kedua
koreksi diri terhadap perang yang telah terjadi merupakan kesalahan. Oleh sebab itu Jerman teguh menjaga kedamaian dunia dan membayar ganti rugi terhadap korban
perang. Sedangkan Jepang masih dipertanyakan. Masalah yang dihadapi Jepang dan sampai sekarang belum terselesai adalah hubungan dengan Cina dan Korea,
permasalahan daerah militer Amerika di Okinawa sebagai bayaran kekalahan Jepang dan membebaskan Kaisar sebagai penjahat perang menyerahkan Okinawa ke
Amerika, buku sejarah Jepang, korban penjajahan Jepang dan korban Hiroshima dan Nagasaki. Jepang terhadap korban penjajahan dan pendudukan di Asia timur dan
selatan tidak sesuai dengan tuntutan para korban. Contohnya bagi pihak Cina yang mengalami kekejaman penjajahan Jepang tidak mendapatkan ganti rugi yang sesuai
dengan kekejaman Jepang , sedangkan Korea didalam bentuk kerjasama ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
15 Korea Utara tidak mendapatkan ganti rugi karena belum ada kerjasama kedua negara.
Asia Tenggara tidak mendapatkan ganti rugi tetapi dalam bentuk kerjasama ekonomi. Oleh karena itu menurut para korban kekejaman penjajahan dan kependudukan
Jepang, ganti rugi yang dibayar tidak sesuai. Sedangkan di pihak Jepang yang harus menerima kekalahan dan korban yang berjatuhan di pemboman di Hiroshima dan
Nagasaki masih belum diakui oleh pihak Amerika dan harus membayar ganti rugi ke negara-negara barat sebagai negara yang kalah perang.
Jepang setelah perang dunia berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar
Jepang. Sedangkan hubungan Jepang Cina dan Korea sampai pada saat ini masih menjadi permasalahan, khususnya di era Koizumi ini. Perdana Menteri Koizumi ingin
mengadakan pembaharuan mengenai isi undang-undang Jepang pasal 9 yang berisikan Jepang melepaskan diri dari perang dan menjaga perdamaian dunia dengan
tidak memiliki tentara, hanya memiliki pasukan bela diri. Kemudian Koizumi secara terang-terang mendatangi Shirine Yasukuni dan berdoa di tempat tersebut dengan
memakai pakaian kebesaran seorang perdana menteri Jepang. Tindakan tersebut membuat kemarahan bagi Cina dan Korea. Karena Shirine Yasukuni yang dibangun
kaisar 1879 sebagai tanda penghormatan bagi para tentara Jepang yang telah berjuang membela Jepang didalam perang. Di Shirine Yasukuni juga dikubur para
penjahat Jepang yang mendapat hukuman mati, terutama para militer yang melakukan kejahatan dengan kekejaman di Nanking dan Manchuria. Bagi pihak Cina dan Korea
yang masih menyimpan kemarahan atas kekejaman di Nanking dan Manchuria,
Universitas Sumatera Utara
16 tindakan Kozumi menghormati dan menjunjung tinggi apa yang dilakukan para
penjahat militer dan kejayaan Jepang pada saat perang. Sedangkan didalam Undang- undang baru Jepang telah menjelaskan bahwa spritual dan pemerintahan harus
dipisahkan. Menurut undang-undang baru Jepang menjelaskan spritual adalah kebebasan individu untuk melakukannya. Koizumi pada tahun lalu dengan memakai
pakaian kebesaran sebagai perdana menteri telah mencampur adukkan spiritual keagamaan dengan pemerintahan. Oleh karena itu bagi pengamat politik dan sejarah
Jepang terutama para guru dan dosen, Koizumi tidak memahami isi dari Undang- undang Baru Jepang dan mereka sangat menentang niat Koizumi utuk mengubah
undang-undang pasal 9. Kozumi dan para pihak liberal mulai menekankan rasa cinta tanah air dengan mengabdi kepada tanah air, terutama masuk dalam militer Jepang.
Bagi para pengamat, negara yang kuat memiliki tentara akan mudah melakukan tindakan untuk menguasai seperti Amerika dengan mudah menguasai Irak dengan
dalih untuk demokrasi. Mungkin Jepang akan menjadi negara pada saat perang dunia yang begitu mudah menguasai negara jajahannya dan hancurnya perdamaian negara
yang dijaga selama ini. Pihak kozumi akan bias mengubah isi undang-undang Jepang pasal 9 tentang militer Jepang jika menguasai 60 suara di parlemen, sedangkan
hanya 40 suara menyetujui perubahan, 40 tidak setuju dan 20 tidak ikut suara. Koizumi dan para pihak liberal masih menginginkan Jepang memiliki
kekuatan militer. Jepang lupa apa yang terjadi dengan perang dunia kedua dan berakhirnya perang. Tidak mengoreksi diri, dengan mudah ingin mengubah isi
perdamaian dengan kekuatan militer yang baru. Sedangkan Jepang seharusnya
Universitas Sumatera Utara
17 memperbaiki sejarah yang telah dibuat dengan tindakan mempertahankan isi arti
perdamaian tanpa harus mengikuti tindakan Amerika dengan mengirim pasukannya ke Irak. Bagi pihak Cina dan Korea sampai sekarang buku sejarah yang diajarkan di
sekolah masih terjadi penyimpangan. Itu terjadi karena selama ini pemerintah menyembunyikan arti dan kejadian selama perang dan setelah perang.
2.2 Perubahan Sikap Bangsa Jepang Setelah Perang Dunia II