18 mengurangi munculnya keriput Achroni, 2012. Vitamin E juga disebut dengan
vitamin pelindung dan digunakan dalam industri kosmetika sebagai antioksidan untuk kulit ataupun formulasi. Vitamin E juga dapat membantu menghaluskan
kulit dan mengurangi kondisi kulit yang kering Salvador dan Chisvert, 2007.
2.5 Masker
Masker merupakan kosmetik yang digunakan pada tahapan terakhir dalam
tindakan perawatan wajah. Fungsi masker adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan merangsang aktivitas sel-sel kulit yang masih aktif. b. Mengangkat kotoran-kotoran dan sel-sel tanduk yang masih terdapat
pada kulit secara mendalam. c. Memperbaiki dan mengencangkan kulit.
d. Memberi nutrisi, menghaluskan, melembutkan, menjaga kelembapan kulit, mencegah kerusakan kulit seperti gejala keriput dan
hiperpigmentasi e. Memperlancar aliran darah dan getah bening pada jaringan kulit
Muliyawan dan Suriana, 2013.
2.6 Pasta
Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan
mencampurkan bahan obat yang berbentuk tepung dalam jumlah besar dengan vaseline atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat
dengan giserol, atau sabun. Pasta mengandung lebih dari 50 zat padat tepungkarena itu pasta merupakan salep padat, kaku, keras, dan tidak meleleh
Universitas Sumatera Utara
19 pada suhu badan maka digunakan sebagai penutup atau pelindung Ditjen, POM.,
1995.
2.7 Skin Analyzer
Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa
dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit, dengan menggunakan mode
pengukuran normal dan polarisasi, dilengkapi dengan rangkaian sensor kamera pada skin analyzer menyebabkan alat ini dapat menampilkan hasil lebih cepat dan
akurat Aramo, 2012. Menurut Aramo 2012, pengukuran yang dapat dilakukan menggunakan
skin analyzer , yaitu: moisture kadar air, evenness kehalusan, pore pori, spot noda, wrinkle keriput, dan kedalaman keriput juga terdeteksi dengan alat ini.
Tabel 2.1 menunjukkan parameter hasil pengukuran dengan menggunakan skin analyzer.
Tabel 2.1 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer
Pengukuran Parameter
Moisture kadar air
Dehidrasi Normal
Hidrasi – 29
30 – 50
51- 100 Evennesss
Kehalusan Halus
Normal Kasar
– 31 32
– 51 52
– 100 Pore
Pori Kecil
Besar Sangat besar
– 19 20
– 39 40
– 100 Spot
Noda Sedikit
Beberapa noda Banyak noda
– 19 20
– 39 40
– 100 Wrinkle
Keriput Tidak berkeriput
Berkeriput Banyak keriput
– 19 20
– 52 53
– 100
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi pembuatan sediaan masker wajah, evaluasi terhadap mutu fisik sediaan seperti uji
homogenitas sediaan, uji pH, dan uji efektivitas anti-aging sediaan masker wajah.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skin analyzer Aramo-SG, spatula, sudip, tisu, alat
– alat gelas yang diperlukan, alat pengayak, pH meter Hanna Instrument, neraca analitik Boeco Germany, blender.
3.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: tepung pisang ambon, bentonite, xanthan gum, kaolin, gliserin, sodium lauril sulfat,
titanium dioksida, nipagin, natrium metabisulfit, akuadest, larutan dapar pH asam 4,01, larutan dapar pH netral 7,01.
3.3 Pengumpulan Dan Pengolahan Sampel 3.3.1 Pengumpulan sampel
Pengambilan sampel
dilakukan secara
purposif, yaitu
tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang
digunakan adalah buah pisang ambon yang sudah tua yang belum menguning, yang diperoleh dari pasar patumbak Amplas di Jl. Pertahanan, kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara