Pengamatan stabilitas sediaan Pengukuran pH sediaan

28 Tabel 4.1 Hasil pengamatan homogenitas Blanko Formulasi 10 Formulasi 15 Formulasi 20 Homogen Homogen Homogen Homogen

4.2.2 Pengamatan stabilitas sediaan

Evaluasi stabilitas, sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setiap 2 minggu, sediaan masker disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau, warna dan terpisahnya basis konsistensinya. Hasil menunjukkan bahwa sediaan masker tetap stabil pada penyimpanan suhu kamar selama 12 minggu, dimana tidak terjadi perubahan bau, warna dan konsitensinya. Suatu sediaan menjadi tidak stabil akibat penggumpalan dari globul-globul dari fase terdispersi. Rusak atau tidaknya suatu sediaan dapat diamati dengan adanya perubahan bau dan perubahan warna. Untuk mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh jamur atau mikroba dapat ditambahkan pengawet. Hasil pengamatan stabilitas masing-masing formula. Hasil evaluasi dan stabilitas dari tiap parameter dapat dilihat dalam Tabel 4.2 dan Tabel 4.3. Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sediaan masker Blanko, masker dengan tepung pisang ambon 10, 15, dan 20, stabil dalam penyimpanan hingga 12 minggu dengan penambahan zat antioksidan. Pada penyimpanannya, semua sediaan masker tidak mengalami perubahan warna dan bau. Berdasarkan hasil pengamatan stabilitas dapat disimpulkan bahwa penambahan natrium metabisulfit 0,2 dan nipagin 0,1 cukup untuk menstabilkan sediaan dan tidak terjadi oksidasi. Universitas Sumatera Utara 29 Tabel 4.2 Data pengamatan terhadap stabilitas sediaan Minggu ke- Formula Parameter Dasar masker Blanko Formula I tepung pisang 10 Formula II tepungpisang 15 Formula III tepung pisang 20 B W K B W K B W K B W K - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - 12 - - - - - - - - - - - - Keterangan : - : Tidak terjadi perubahan warna + : Terjadi perubahan warna B : Perubahan bau W : Perubahan warna K : Terpisahnya basis konsistensi

4.2.3 Pengukuran pH sediaan

Pengukuran pH sediaan diukur dengan pH meter dengan pengulangan sebanyak tiga kali dan diukur setiap 2 minggu selama 12 minggu. Persyaratan pH yang diizinkan adalah 5-8 Rieger, 2000. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3 Hasil Pengukuran pH Minggu ke- Hasil Pengukuran pH rata-rata Masker Blanko Masker 10 Masker 15 Masker 20 6,2 6,2 6,0 6,0 2 6,2 6,2 6,0 6,0 4 6,2 6,2 6,0 6,0 6 6,2 6,2 6,0 6,0 8 6,2 6,1 6,0 5,9 10 6,1 6,1 5,9 5,9 12 6,1 6,1 5,9 5,8 Berdasarkan pada Tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa adanya perubahan pH. Hal ini dapat disebabkan karena terjadinya hidrolisis. Hidrolisis merupakan Universitas Sumatera Utara 30 suatu proses solvolisis dimana molekul obat berinteraksi dengan molekul- molekul air menghasilkan produk pecahan dari konstitusi kimia yang berbeda Ansel,1989. Penurunan pH ini masih dalam pH fisiologis kulit yaitu 4,5-6,5 dan masih aman untuk digunakan Tranggono dan Latifah,2007. Hasil pengukuran pH dari sediaan masker wajah menunjukkan bahwa pH sediaan Blanko pada minggu ke-12 adalah 6,1. Sedangkan pH masker wajah yang mengandung tepung pisang adalah 6,0 – 6,2. Setelah penyimpanan selama 12 minggu, terjadi perubahan pH yaitu 5,8-6,1 tapi masih batas range pH kulit 4,5- 6,5. Kestabilan pH merupakan salah satu parameter penting yang menentukan stabil atau tidaknya suatu sediaan. Derajat keasaman pH merupakan pengukuran aktivitas hidrogen dalam lingkungan air. Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan jika terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik.

4.2.4 Pengukuran lama pengeringan masker