25
3.8 Pengukuran Aktivitas Anti- Aging
Wajah sukarelawan dicuci dengan sabun cuci muka dan dibiarkan sampai kering sekitar 5-10 menit. Diukur kondisi awal kulit yang meliputi kadar air,
kehalusan kulit, besar pori dan banyak noda dari sukarelawan dengan menggunakan skin analyzer Aroma-SG.
Pengujian efektivitas anti-aging terhadap sukarelawan dibagi menjadi 4 kelompok,yaitu:
a. kelompok I : 3 orang sukarelawan formula blanko b. kelompok II : 3 orang sukarelawan formula 10
c. kelompok III : 3 orang sukarelawan formula 15 d. kelompok IV : 3 orang sukarelawan formula 20
Sediaan masker wajah dioleskan pada daerah pipi sukarelawan dan dibiarkan mengering 7-9 menit. Setelah itu masker dibersihkan dari wajah
sampai bersih. Kemudian dilakukan kembali pengecekan kondisi kulit. Pengukuran kondisi kulit wajah dilakukan setiap minggu selama empat
minggu dengan pemberiaan masker dua kali dalam satu minggu secara rutin. Dilakukan pengecekan kondisi kulit awal sebelum menggunakan masker dan
setelah pemakaian masker.
3.9 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat iritasi pada sediaan. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji
pakai usage test. Percobaan ini dilakukan pada 12 orang sukarelawan yaitu 3 orang sukarelawan untuk tiap formula, dioleskan sediaan masker sebanyak 0,5
Universitas Sumatera Utara
26 gram hingga merata di bagian depan lengan bawah sukarelawan, kemudian
dibiarkan 24 jam. Setelah 24 jam dihitung dari pengolesan pertama, diamati reaksi yang terjadi. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal,
atau pengkasaran pada kulit di bagian depan lengan bawah yang diberi perlakuan. Adanya kemerahan diberi tanda +, gatal-gatal ++, bengkak +++ dan yang
tidak menunjukkan reaksi apa-apa diberi tanda - Wasitaatmadja, 1997.
3.10 Analisis Data
Data hasil percobaan dianalisa dengan menggunakan program SPSS statistical product and service smirnov. Pertama data dianalisis menggunakan
metode kolmogorov-smirnov untuk menentukan homogenitas dan normalitasnya. Kemudian dilanjutkan analisis menggunakan Metode One Way Anova untuk
menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji post Hoc Tukey HSD untuk melihat
perbedaan nyata antara perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Sediaan Masker Wajah
Sediaan masker wajah anti-aging dibuat dengan menggunakan formula standar clay face mask neutral pH Reiger, 2000. Formula standar ini
dimodifikasi dengan penambahan tepung pisang ambon sebagai bahan aktif. Konsentrasi tepung pisang yang digunakan adalah 10, 15, dan 20. Warna
sediaan masker adalah krem.
4.2 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker 4.2.1 Pengujian homogenitas
Uji homogenitas dengan mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain, lalu diratakan. Jika tidak ada butir-butiran maka sediaan
dapat dikatakan homogen Ditjen, POM., 1979. Hasil uji homogenitas memberikan hasil masker yang homogen tidak ada butiran kasar, seperti yang
terlihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Hasil uji homogenitas masker blanko, masker tepung pisang 10,
15, 20.
Keterangan:
F1 : Formula Masker untuk blanko
F2 : Formula Masker dari tepung pisang konsentrasi 10
F3 : Formula Masker dari tepung pisang konsentrasi 15
F4 : Formula Masker dari tepung pisang konsentrasi 20
Universitas Sumatera Utara