Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

manajemen perusahaan untuk menghasilkan laba dengan mempergunakan modal yang diperlukan dalam mengelola kegiatan usaha secara efektif. Seorang analis keuangan harus mengkaitkan rasio laba terhadap aktiva. Efisiensi bisa diketahui setelah membandingkan laba baik setelah pajak maupun sebelum pajak dengan kekayaan atau modal perusahaan sehingga menghasilkan laba yang optimum. Dengan demikian perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya apabila membandingkan laba dengan aktiva yang ada.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi – asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum pengujian hipotesis meliputi :

4.2.1.1. Pengujian Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui 2 cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik uji One sample Kolmogorov Smirnov. a. Analisis Grafik Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expect ed Cum P rob Dependent Variable: ROI Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Gambar 4.1 : Grafik Normalitas Data Berdasarkan pada gambar 4.1 tersebut Ghozali 2001 menyatakan jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Hasil output tersebut terlihat bahwa data berdistribusi normal. b. Uji Statistik Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji one sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun hasil pengujian terdapat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 : Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 36 .0000000 .53523879 .142 .142 -.095 .853 .460 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Res idual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber : Output SPSS Lampiran 2 Pengujian dilakukan dengan pengujian antara variabel CR, WCTO, CLTA, CATA dan ROI dengan residualnya unstandardized residual sebagai daftar target variabel test secara bersamaan yang tidak dilakukan secara individual Ghozali, 2001 : 114. Dari hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.2 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.853 dan signifikan pada 0.460 Hal ini berarti H ditolak yang berarti data residual berdistribusi normal.

4.2.1.2. Pengujian Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Menurut Santoso 2002, pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Hal tersebut terdapat pada tabel 4.3. berikut : Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Tabel 4.3 : Pengujian Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Constant Tolerance VIF CR 0.478 2.091 WCTO 0.772 1.296 CLTA 0.617 1.621 CATA 0.614 1.630 Dependent Variabel : ROI Sumber : Output SPSS Lampiran 2 Pada output SPSS pada tabel 4.3 tersebut menunjukkan bagian Coefficient, semua angka VIF jauh di bawah 5, hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada varibel independen yang nilainya kurang dari 0,1, yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.1.3. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 dua cara, yakni cara grafik dan cara statistik. a. Grafik . Dari grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada gambar 4.11 dibawah, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat pada gambar 4.2 berikut : 2 1 -1 -2 -3 Regression Studentized Residual 3 2 1 -1 -2 -3 R egressi on S tandardi zed P redi ct ed V al u e Dependent Variable: ROI Scatterplot Gambar 4.2 : Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Sumber : Output SPSS Lampiran 2 b. Cara Statistik Uji Glesjer Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas. Jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali 2005 jika variabel independen signifikan terjadi secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Dari hasil pengujian terlihat tidak terjadi heteroskedastisitas. Karena tidak ada satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut Absut. Hal tersebut terdapat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 : Pengujian Heteroskedastisitas Coefficients a -.092 .392 -.235 .815 .000 .001 -.027 -.109 .914 -.036 .037 -.187 -.982 .334 .011 .007 .345 1.611 .117 -.004 .005 -.140 -.655 .517 Constant CR WCTO CLTA CATA Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: abs ut a.

4.2.1.4. Pengujian Autokorelasi

Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin - Watson DW. Menurut Santoso 2005 : 241, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin - Watson DW. Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai d tabel dengan tingkat signifikansi 5 dengan df = n-k-1. Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,197, berarti data tidak terkena autokorelasi seperti yang terdapat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 : Nilai Durbin-Watson Model R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .664a .56836 1.197 a Predictors: Constant, CATA, WCTO, CLTA, CR b Dependent Variable: ROI Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Santoso 2005 : 242 dengan cara melihat besaran Durbin- Watson sebagai berikut : Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai d tabel dengan tingkat signifikansi 5 dengan df = n-k-1. Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D-W sebesar 1,197, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 36 n dan jumlah variabel independen 4 k = 4, maka pada tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas d U = 1,73 dan nilai batas bawah d L 1,24. Oleh karena itu, nilai DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2 -2 1,197 2 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

PENGARUH PERPUTARAN KOMPONEN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 18

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 3 3

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9