Tinjauan Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang membahas modal kerja diantaranya oleh Nurak 2001 : 29 mengemukakan kesimpulan bahwa kebijkan modal kerja cukup dominan mempengaruhi Return on Assets ROA dan relevan dalam proses pengabilan keputusan manajemen. Proses hirarki kebijaksanaan modal kerja sangat kuat dipengaruhi oleh adanya perubahan permintaan sebagai salah satu faktor ekstern. Apabila permintaan bertambah maka ada peluang pasar secara otomatis tercipta kesempatan produksi. Hal ini dilakukan dengan perencanaan besarnya investasi pada aktiva lancar, selanjutnya pertimbangan sumber pendanaannya atau pembelanjaannya. Keberhasilan pengelolaan modal kerja untuk memperoleh ROI banyak dipengaruhi oleh kegiatan intern kurang dari 50 , namun keduanya saling tergantung dan menunjang serta tidak terpisahkan. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Raheman dan Mohamed Nasr 2007 pada tahun 1999 – 2004 pada Karachi Stock Exchange di Pakistan menunjukkan terdapat pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas perusahaan dan juga tingkat profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel average collection period, inventory turn over in days, average payment period, cash convertion cycle dan current ratio. Hasilnya menunjukkan ada hubungan negatif antara kebijakan modal dengan tingkat profitabilitas perusahaan. Penelitian Khouri et al, 1999. yang membandingkan kebijakan Modal Kerja di Negara Kanada, The United States dan Australia dengan mengajukan quesioner dalam bentuk 35 pertanyaan yang menunjukkan adanya perbedaan kebijakan modal Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. kerja yang diambil perusahaan pada tiap negara tersebut. Selain itu menunjukkan bahwa kebijakan modal kerja banyak dipengaruhi oleh waktu periode dan kebijakan modal kerja banyak dipengaruhi oleh kultur yang ada pada tiap negara tersebut. Selain itu Weny dan Mutranto 2001 menemukan bahwa pada perusahaan retail harus memperhatikan Cash Convertion Cycle yang merupakan merchandising ratio suatu alat analisis yang menentukan berapa hari kas menetap dalam siklus konversi kas. Selain itu keberhasilan strategi modal kerja bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva secara efektif dan pemanfaatan hutang secara maksimal untuk menghasilkan keuntungan. Ringkasan dari hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini : Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Nurak 2001 Pengaruh Kebijaksanaan Modal Kerja Terhadap ROA pada Perusahaan PropertyReal Estate yang Masuk Pasar Modal di Indonesia Pembelanjaan Modal, Rasio Lancar, Perputaran Modal Kerja, Jumlah Aktiva Lancar terhadap ROA. Menunjukkan rasio pembelanjaan modal kerja memiliki korelasi terhadap profitabilitas ROA. Abdul Raheman dan Mohamed Nasr 2007 Working Capital Management and Profitability – Case of Pakistani Firms Net Operating Activities, Average Collection Period, Inventory Turn Over in Days, Average Payment Period, Cash Convertion Cycle, Current Ratio, Sales, Debt Ratio dan ROI Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel average collection period, inventory turn over in days, average payment period, cash convertion cycle dan current ratio ada hubungan negatif antara kebijakan modal dengan tingkat profitabilitas perusahaan. Khouri, T. Nabil, Keith V. Smith Peter I. Mac. Kay. 1999 Perbandingan Comparing Working Capital Practices in Canada, The United States and Australia. A Note. Menggunakan Kuisioner dengan 35 pertanyaan meliputi aspek Kebijakan Modal Kerja yang diambil juga Kebijakan Piutang Usaha, Perputaran Persediaan, Hutang dan Surat – surat berharga Adanya perbedaan kebijakan modal kerja yang diambil perusahaan pada tiap negara tersebut. Selain itu menunjukkan bahwa kebijakan modal kerja banyak dipengaruhi oleh waktu periode dan kebijakan modal kerja banyak dipengaruhi oleh kultur yang ada pada tiap negara tersebut. Wenty dan Murtanto 2001 Pengukuran Komprehensif atas Strategi Modal Kerja Melalui Rasio Perdagangan Merchandising Ratio Pengelolaan Kas, Pengelolaan Piutang, Pengelolaan Persediaan, Pengelolaan Hutang Dagang Cash Convertion Cycle merupakan merchandising ratio sebagai alat analisis yang menentukan berapa hari kas menetap dalam siklus konversi kas. Selain itu keberhasilan strategi modal kerja bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva secara efektif dan pemanfaatan Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian hutang secara maksimal untuk menghasilkan keuntungan. 2.3.Kerangka Konseptual Tujuan mengelola modal kerja adalah untuk membiayai operasi perusahaan sehari – hari sehingga menghasilkan laba. Kebijakan modal kerja menyangkut penentuan besar kecilnya jumlah aktiva lancar yang akan dipertahankan oleh perusahaan. Nurak 2002 : 70 menyatakan bahwa kebijakan modal kerja dapat dilihat dari 4 empat aspek yang saling terkait secara serentak yaitu rasio cara pembelanjaan modal kerja, tingkat rasio lancar, tingkat perputaran modal kerja dan rasio jumla aktiva lancar terhadap jumlah aktiva. Djarwanto 2001:141 mengemukakan perputaran modal kerja working capital turn over adalah rasio antara penjualan dengan modal kerja. Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. perputaran modal kerja yang tinggi menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui penjualan dan akhirnya akan meningkatkan ROI. Syamsudin 2001:209 mengemukakan bahwa rasio aktiva lancar terhadap total aktiva adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian dari total aktiva yang tertanam dalam pos-pos yang lancar. Rasio aktiva lancar atas total aktiva yang tinggi menunjukkan bahwa baik profitabilitas maupun resiko yang dihadapi akan menurun , Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. hal ini berarti ROI juga mengalami penurunan. Profitabilitas yang tinggi disebabkan karena aktiva lancar yang menghasilkan lebih sedikit dibanding dengan aktiva tetap. Sundjaja Barlian 2001:114 mengemukakan bahwa rasio hutang lancar terhadap total aktiva dapat menunjukkan persentase total aktiva yang dibiayai oleh pasiva lancar. Jika rasio hutang lancar terhadap total aktiva meningkat, laba meningkat karena perusahaan menggunakan banyak pembiayaan jangka pendek yang berdampak pada naiknya resiko perusahaan atas pembayaran jangka hutang lancarnya. Menurut Sawir 2005:143, Ada 6 enam Rasio Kebijakan Modal Kerja yang mempengaruhi Return On Investment ROI yang meliputi : 1. Rasio Kecukupan Aktiva Lancar Rasio kecukupan aktiva lancar perusahaan merupakan tolok ukur paling kasar untuk menunjukkan adannya dana likuid yang segera menjadi kas dan tersedia untuk membayar tagihan- tagihan. 2. Rasio kecukupan Quick Assets Rasio kecukupan Quik assets berguna untuk melihat besarnya aktiva yang likuid dalam aktiva lancar yang dapat dengan segera menjadi kas yang meliputi kas dan piutang dalam perusahaan. 3. Rasio kecukupan kas Rasio kecukupan kas berguna untuk melihat besarnya aktiva yang paling likuid yang terdapat dalam neraca yang terdiri dari kas dan efek setara kas. 4. Rasio arus dana dari persediaan. Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Rasio arus dana dari persediaan penting bagi perusahaan, artinya bila perusahaan tidak menjual persediaan, maka tidak ada piutang dan sebaliknya apabila piutang tidak dikumpulkan maka perusahaan akan kekurangan dana pada kas. 5. Rasio Exposure dari kewajiban lancar. Rasio Exposure dari kewajiban lancar digunakan untuk mengukur resiko dari kewajiban lancar. Dalam menentukan struktur modalnya, perusahaan melakukan pilihan pemakaian antara hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang. 6. Rasio kecukupan modal kerja. Rasio kecukupan modal kerja digunakan untuk melihat kekuatan modal kerja untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari- hari. Pihak perusahaan perlu berperan aktif dalam menentukan besarnya dana, cara mendapatkan dan mengalokasikannya pada berbagai jenis aktiva yang menghasilkan serta mengendalikannya sehingga diperoleh suatu kombinasi sumber dan penggunaan dana yang seimbang dan efisien. Tujuan mengelola modal kerja adalah membiayai operasi perusahaan sehari – hari sehingga menghasilkan laba. Laba tersebut dibandingkan dengan modal yang digunakan untuk menghitung tingkat profitabilitasnya. Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang mudah dijual, persedian dan piutang. Modal kerja merupakan dana Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. yang digunakan untuk operasional sehari-hari dan wujud dari modal kerja tersebut adalah perkiraan-perkiraan yang ada dalam aktiva lancar. Manajemen modal kerja berkaitan erat dengan masalah pembelanjaan perusahaan, dimana hal ini ada kaitanya dengan jumlah dana aktiva lancar ataupun bagaimana proses pemenuhan kewajiban jangka pendek perusahaan. Namun, seringkali untuk persediaan yang ada di gudang sebagian masih merupakan hutang perusahaan kepada supplier atau pemasok, karena itu timbul pengertian modal kerja bersih atau net working capital yaitu selisih dari aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Kebijakan modal kerja menyangkut penentuan besar kecilnya jumlah aktiva lancar yang akan dipertahankan perusahaan. Kondisi kebijakan modal kerja yang ditunjukkan oleh Rasio Lancar Current Ratio, Rasio Perputaran Modal Kerja Working Capital Turn Over, Rasio Aktiva Lancar Terhadap Total Aktiva Current Asset to Total Asset, Rasio Hutang Lancar Terhadap Total Aktiva Current Liabilities to Total Asset dan kondisi Return On Investment ROI. Sehingga kerangka konseptual yang terbentuk sebagai berikut : Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. KEBIJAKAN MODAL KERJA Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah adalah : ”Kebijakan modal kerja baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap Return On Investment ROI perusahaan” Return On Investment ROI Current Ratio Current Assets to Total Assets Working Capital Turnover Current Liabilities to Total Assets Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif, yaitu untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini desain asosiatif yang digunakan adalah desain asosiatif kausal yaitu adanya hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Cooper and Schindler, dalam Budijanto dkk 2006 : 176 - 177.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian SENSUS dimana semua populasi dijadikan sampel pada seluruh industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2006 selama 9 tahun pada populasi perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai 1998 hingga tahun 2006 terdapat 4 empat perusahaan. Semua populasi diambil menjadi sampel penelitian yaitu: a. PT. British American Tobacco Indonesia, Tbk BATI, b. PT. Bentoel International Investama, Tbk RMBA, c. PT. Gudang Garam, Tbk GGRM, d. PT. HM. Sampoerna Tbk, HMSP. Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

PENGARUH PERPUTARAN KOMPONEN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 18

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 3 3

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9