4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta yang termasuk dalam kelompok industri automotive and allied products.
Kegiatan penelitian dilaksanakan di Medan dimulai pada bulan Januari 2008. Waktu penyelesaian penelitian pada bulan Juli 2008.
5. Prosedur Pengambilan Data
Data penelitian ini merupakan data sekunder berupa data keuangan dan saham serta informasi lainnya, yang diperoleh melalui koresponden di Bursa Efek Jakarta
dan situs resmi Bursa Efek Jakarta. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dengan tipe panel data,
yaitu gabungan dari data time series dan cross section. Terdapat unsur time series karena periode penelitian adalah antara tahun 2001-2006, dan terdapat unsur cross
section karena data diperoleh dari perusahaan-perusahaan manufaktur kelompok
automotive and allied products dalam periode waktu yang sama.
6. Model dan Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis multiple regression. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya untuk menghindari berbagai penyimpangan terkait
dengan kondisi data yang dianalisis. Penyimpangan yang harus dihindarkan adalah penyimpangan dari asumsi klasik, agar tidak timbul masalah akibat penggunaan
analisis multiple regression Gujarati, 2003.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
6.1. Pengujian Data
Pengujian data dilakukan dengan menggunakan 4 empat uji asumsi klasik yang penting sebelum dilakukan pengujian hipotesis, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel bebas maupun variabel tak bebas berdistribusi secara normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau paling tidak mendekati normal. Asumsi bahwa data yang digunakan adalah berdistribusi normal diperlukan
untuk mengarahkan uji signifikansi dari variabel-variabel bebas. Jika hal ini diabaikan, maka model regresi tetap tidak bias.
Ada beberapa metode untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Apabila hasil
pengujian menunjukkan angka signifikansi di atas 0.05, maka data telah berdistribusi normal. Sebaliknya, jika menunjukkan angka signifikansi di bawah 0.05, maka data
tidak berdistribusi normal. Untuk data yang tidak berdistribusi normal, dilakukan transformasi untuk
menormalkannya atau setidaknya mendekati normal. Hal ini dapat memperbaiki analisis dan dapat memberikan keuntungan lebih lanjut melalui pengurangan dampak
nilai-nilai ekstrim. Transformasi yang dilakukan untuk tiap variabel juga berbeda- beda, tergantung kepada pola penyimpangan distribusi normal dari variabel tersebut.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, ditemukan adanya korelasi atau hubungan linear yang sempurna di antara variabel-
variabel bebas Gujarati, 2003. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel-variabel bebas.
Konsekuensi dari adanya kolinearitas sempurna di antara variabel-variabel bebas adalah bahwa koefisien regresinya tidak tertentu dan kesalahan standarnya
tidak terhingga. Jika tingkat kolinearitasnya tinggi tetapi tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan standarnya akan cenderung besar.
Hal ini mengakibatkan nilai populasi dari koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat. Adanya multikolinearitas di antara variabel-variabel bebas membuat kita tidak dapat
mengetahui variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel tak bebas secara akurat. Indikator bahwa suatu model terbebas dari multikolinearitas adalah:
1 Mempunyai VIF yang tidak melebihi angka 10. Apabila melebihi angka 10 berarti
terjadi persoalan multikolinearitas. 2
Mempunyai angka tolerance di atas 0,1. Apabila mendekati angka 0,1 berarti terjadi persoalan multikolinearitas.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel bebas haruslah lemah. Terdapat problem multikolinearitas
yang berat jika korelasi parsial antar variabel bebas lebih besar dari 0,8. Gujarati, 2003.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Jika terjadi multikolinearitas, maka dapat diperbaiki dengan cara mengeluarkan salah satu variabel bebas yang mempunyai korelasi yang kuat. Bila
variabel-variabel bebas berkorelasi secara sempurna, maka metode kuadrat terkecil tidak dapat digunakan. Adanya multikolinearitas mengakibatkan penaksir-penaksir
kuadrat terkecil menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, masalah multikolinearitas harus dianggap sebagai satu kelemahan black mark yang mengurangi keyakinan
dalam uji signifikansi konvensional terhadap penaksir-penaksir kuadrat terkecil.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu untuk data
time series atau menurut urutan tempatruang untuk data cross section. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.
Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah interval keyakinan menjadi lebar serta pengujian F-stat t-stat tidak valid, di mana
jika dipaksakan akan menyesatkan dalam mengambil kesimpulan terutama tentang signifikan atau tidaknya secara statistik bagi setiap koefisien regresi yang diuji.
Bila ada masalah autokorelasi dalam kasus persamaan regresi linear berganda, Uji F dan Uji–t, maka dapat dideteksi dengan menggunakan metode yang paling
umum yaitu Durbin Watson DW stat dengan rumus:
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
n
∑e
t
–e
t-1 2
DW =
t-1
.
n
∑ e
t 2
t-1
Di mana, DW adalah nilai DW hitung, e
t
adalah nilai residu dari persamaan regresi pada periode t, dan e
t-1
adalah nilai residu dari persamaan regresi pada periode t-1. Lebih lanjut, bila angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, bila
angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, dan bila angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif Santoso, 2004.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Model regresi yang baik adalah apabila gangguan disturbance yang muncul dalam fungsi regresi populasi bersifat homoskedastik, yaitu semua gangguan tadi
mempunyai varians yang sama.
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode spearman’s rank correlation test, metode grafik, atau analisis residual. Jika menggunakan metode
spearman’s rank correlation test, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah Santoso, 2004:
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
1 Menghitung nilai residu atau kesalahan penggangu dari persamaan regresi,
selanjutnya tanpa melihat tanda nilai residu diabsolutkan, disusun berdampingan dengan variabel bebas berdasarkan nilai tertinggi sampai terendah.
2 Menghitung koefisien korelasi rank spearman antara residu dengan variabel
bebas tadi. Selanjutnya mengamati tingkat signifikansi, maka data dikatakan terdapat heteroskedastisitas begitu juga sebaliknya.
Jika menggunakan metode grafik, maka hanya perlu melihat ada tidaknya pola tertentu yang terdapat pada scatterplot. Dasar pengambilan kesimpulan adalah
sebagai berikut Santoso, 2004: 1
Jika pola seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi
heteroskedastisitas. 2
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik poin-poin menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Jika menggunakan analisis residual, maka dilakukan regresi antara variabel- variabel bebas dengan unstandardize residual sebagai dependent variabel. Apabila
nilai sig. dari variabel-variabel bebas lebih kecil dari 0,05 berarti terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, apabila nilai sig. dari variable-variabel bebas lebih
besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Apabila terjadi heteroskedastisitas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Cara-cara ini adalah dalam bentuk transformasi atas variabel-
variabel dalam model regresi yang sedang ditaksir. Yaitu dengan melakukan transformasi dalam bentuk membagi model regresi asal dengan salah satu variabel
bebas yang digunakan dalam model ini atau melakukan transformasi logaritma.
6.2. Pengujian Hipotesis a.
Teknik Analisis
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda
multiple regression, di mana terdapat hubungan kausal lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel tak bebas. Persamaan regresi yang akan dianalisis adalah
sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Di mana, a adalah intersep atau angka konstanta, b
1
sampai dengan b
4
adalah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas, Y adalah variabel stock return,
X
1
adalah variabel economic value added, X
2
adalah variabel residual income, X
3
adalah variabel earnings, X
4
adalah variabel cash from operation, dan e adalah kesalahan atau error.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Uji Hipotesis Dengan Uji-t
Untuk menentukan signifikansi secara parsial antara masing-masing variabel bebas dengan variabel tak bebas, maka hipotesis diuji dengan uji-t pada taraf
signifikan sebesar α = 5 secara dua arah two tail. Untuk mencari nilai t hitung
digunakan rumus sebagai berikut:
2
r -
1 2
- n
r t
=
Di mana, t adalah nilai t hitung, r adalah nilai koefisien korelasi, r
2
adalah nilai koefisien determinasi, dan n adalah jumlah anggota sampel. Selanjutnya, diambil
keputusan tentang diterima atau ditolaknya hipotesis nol, yaitu dengan cara membandingan t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut:
a H diterima dan Ha ditolak bila t
tabel
t
hitung
b H ditolak dan Ha diterima bila t
tabel
t
hitung
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva distribusi-t berikut ini:
Gambar 2. Kurva Distribusi-t
α= 2
.
5
t hitung t tabel
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
α= 2.5
t tabel t hitung
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
c. Uji Hipotesis Dengan Uji F
Pada regresi linier berganda, uji hipotesis ditentukan dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan signifikansi pengaruh variabel-variabel
bebas secara simultan terhadap variabel tak bebas. Adapun persamaan F hitung adalah sebagai berikut:
R
2
k F
h
= 1 - R
2
n -k -1 Di mana, F
h
adalah nilai F hitung, R
2
adalah koefisien determinasi, k adalah jumlah variabel bebas, dan n adalah jumlah anggota sampel. Selanjutnya, ketentuan
untuk nilai F adalah sebagai berikut: a
F
hitung
F t
abel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh antara
seluruh variabel bebas secara simultan dengan variabel tak bebas.
b F
hitung
F
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh
antara seluruh variabel bebas secara simultan dengan variabel tak bebas.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
1.1. Data Penelitian
Data variabel economic value added, residual income, earnings, cash flow operation dan stock return pada perusahaan manufaktur kelompok industri
automotive and allied products yang terdiri dari PT. Andhi Chandra Automotive Products Tbk., PT. Astra International Tbk., PT. Astra Otoparts Tbk., PT. Branta
Mulia Tbk., PT. Goodyear Indonesia Tbk., PT. Indospring Tbk., PT. Nipress Tbk., PT. Prima Alloy Steel Tbk., dan PT. Selamat Sempurna Tbk dapat dilihat pada
lampiran 1.
1.2. Statistik Deskriptif
Berikut ini adalah hasil pengolahan statistik deskriptif data penelitian dengan jumlah 54 sampel:
Tabel 3. Statistik Deskriptif Data Penelitian
Variabel N
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
EVA X
1
54 -1290.27
188.33 -202.9526
329.77103 RI X
2
54 -17114.70
35647.08 2179.6717
10177.10678 Earnings X
3
54 -161.16
1394.36 321.5033
396.19367 CFOX
4
54 -3928.40
139.67 -495.0250
693.32967 Stock Return Y
54 -79.18
293.02 41.4102
69.48117 Valid N listwise
54 Sumber: Data Perusahaan dari BEJ diolah dengan SPSS Ver. 15
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel di atas menampilkan nilai mean, minimum, maximum dan standard deviation untuk masing-masing variabel yang diamati. Nilai mean menunjukkan nilai
rata-rata variabel, nilai minimum menunjukkan nilai minimum variabel, nilai maximum menunjukan nilai maksimum variabel, serta nilai standard deviation
menggambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi terhadap rata-rata dari variabel yang diukur.
Nilai rata-rata variabel EVA adalah sebesar Rp -202,95 per lembar saham; variabel residual income sebesar Rp 2.179,67 per lembar saham; variabel earnings
sebesar Rp 321,50 per lembar saham; variabel CFO sebesar Rp -495,03 per lembar saham; sedangkan variabel stock return sebesar 41,41. Hal ini menunjukkan bahwa
selama periode enam tahun, perusahaan-perusahaan industri automotive and allied product mampu menghasilkan rata-rata earnings, residual income dan stock return
yang positif. Jika perusahaan menggunakan variabel earnings dan residual income sebagai indikator kinerja keuangan, maka secara umum dapat dikatakan bahwa
kinerja perusahaan adalah baik. Namun demikian, ternyata perusahaan tidak mampu memberikan tambahan nilai pada pemegang saham, karena rata-rata EVA selama
periode enam tahun cenderung negatif. Di samping itu, rata-rata jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya untuk kegiatan operasional ternyata lebih
besar dari jumlah kas yang diterima, sehingga CFO perusahaan bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa earnings yang positif belum tentu mengindikasikan CFO
yang positif.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Nilai standar deviasi variabel EVA adalah sebesar Rp 329,77; variabel residual income sebesar Rp 10.177,11; variabel earnings sebesar Rp 396,19; variabel
CFO sebesar Rp 693,33; sedangkan variabel stock return sebesar 69,48. Pada dasarnya, nilai rata-rata residual income perusahaan-perusahaan industri automotive
and allied product menunjukkan yang paling tinggi dibandingkan dengan nilai rata- rata indikator lainnya. Namun jika dikaitkan dengan standar deviasinya, maka
residual income menunjukkan standar deviasi yang paling tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penyimpangan yang cukup besar dari nilai rata-
ratanya. Sebagaimana diketahui bahwa residual income diukur dari selisih antara laba bersih aktual dengan target laba perusahaan. Dalam hal ini, target laba perusahaan
dihitung secara statistik berdasarkan trend laba bersih yang dihasilkan perusahaan- perusahaan industri automotive and allied product secara keseluruhan. Oleh karena
itu, penyimpangan tersebut mungkin berasal dari perhitungan target laba perusahaan yang diukur berdasarkan karakteristik sampel.
Selanjutnya, nilai minimum variabel EVA adalah sebesar Rp -1.290,27 per lembar saham; variabel residual income sebesar Rp -17.114,70 per lembar saham;
variabel earnings sebesar Rp -161,16 per lembar saham; variabel CFO sebesar Rp - 3.928,40 per lembar saham; sedangkan variabel stock return sebesar -79,18.
Lebih lanjut, nilai maksimum EVA mencapai Rp 188,33 per lembar saham; residual income mencapai Rp 35.647,08 per lembar saham; earnings mencapai Rp
1.394,36 per lembar saham; CFO mencapai Rp 139,67 per lembar saham; sedangkan stock return mencapai 293,02.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
1.3. Pengujian Data
Sebelum melakukan analisis regresi berganda multiple regression terhadap sampel yang digunakan pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian data
berupa uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Tujuan dari uji asumsi klasik pada suatu
penelitian dengan multiple regression adalah agar pada saat menentukan estimasi terhadap hasil analisis terbebas dari kesalahan bias atau BLUE Best Linier
Unbiased Estimate.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
Tabel 4. Uji Normalitas
ITEM EVA
Residual income
Earnings CFO
Stock Return
N 54
54 54
54 54
Mean -202.9526
2179.6717 321.5033
-495.0250 41.4102
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 329.7710
10177.106 396.19367
693.32967 69.48117
Absolute .199
.309 .235
.231 .132
Positive .130
.309 .235
.213 .132
Most Extreme Differences
Negative -.199
-.141 -.141
-.231 -.108
Kolmogorov-Smirnov Z 1.462
2.268 1.727
1.701 .967
Asymp. Sig. 2-tailed .028
.000 .005
.006 .307
Sumber: Data Perusahaan dari BEJ diolah dengan SPSS Ver. 15
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dari hasil pengujian normalitas, diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed untuk variabel economic value added, residual income, earnings, dan cash flow operation
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak berdistribusi normal. Sedangkan untuk variabel stock return mempunyai nilai sig.
yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, variabel stock return telah berdistribusi normal.
Selanjutnya, karena pada penelitian ini dinilai komposisi data yang berdistribusi normal dapat menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel tak bebas secara lebih baik, maka dilakukan transformasi data untuk seluruh variabel agar diperoleh komposisi data yang berdistribusi normal. Adapun metode
transformasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transformasi linier Maddala dan Kim, 1995 yaitu dengan cara mereduksi atau memperkecil
penyimpangan antara nilai aktual variabel dengan nilai normalnya. Dengan demikian, yang pertama harus ditentukan adalah nilai normal untuk masing-masing variabel
berdasarkan fungsi linier dari masing-masing variabel. Berdasarkan metode transformasi linier, dengan menggunakan regresi ranking
row number diperoleh model-model fungsi linier sebagai berikut:
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 5. Fungsi Linier Hasil Regresi Ranking Row Number Terhadap Nilai Aktual Variabel
Variabel Fungsi Linier
EVA X
1
EVA = 18,53 x rank - 729,71 Residual income X
2
RI = 539,94 x rank - 12.668,68 Earnings X
3
Earn = 22,16 x rank - 287,86 CFOX
4
CFO = 34,97 x rank - 1.456,69 Stock Return Y
SR = 4,01 x rank - 68,79
Lebih lanjut, dilakukan perhitungan nilai rata-rata antara nilai normal variabel dengan nilai aktual variabel untuk menentukan nilai transformasi variabel yang
berdistribusi normal, namun masih memiliki karakteristik data variabel aktual. Berikut ini ditunjukan secara grafik transformasi perubahan masing-masing variabel
dari nilai aktual menjadi nilai hasil transformasi.
Gambar 3. Grafik Nilai Aktual dan Transformasi Variabel Stock Return
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Gambar 4. Grafik Nilai Aktual dan Transformasi Variabel EVA
Gambar 5. Grafik Nilai Aktual dan Transformasi Variabel RI
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Gambar 6. Grafik Nilai Aktual dan Transformasi Variabel Earnings
Gambar 7. Grafik Nilai Aktual dan Transformasi Variabel CFO
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Melalui grafik dari masing-masing variabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai transformasi dari variabel-variabel tersebut masih mempunyai karakter yang
sama dengan nilai aktualnya. Adapun nilai variabel-variabel hasil transformasi tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa nilai variabel-variabel hasil transformasi tersebut telah berdistribusi normal, maka dilakukan kembali uji
normalitas. Hasil pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut:
Tabel 6. Uji Normalitas Variabel Hasil Transformasi
ITEM EVA
RI Earnings
CFO Stock
Return
N 54
54 54
54 54
Mean -211.5443
2179.6707 321.5211
-495.0193 41.4474
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 301.54680
8944.8093 361.10028
589.21678 64.73372
Absolute .114
.127 .090
.113 .059
Positive .072
.127 .090
.099 .059
Most Extreme Differences
Negative -.114
-.051 -.069
-.113 -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .836
.936 .659
.832 .437
Asymp. Sig. 2-tailed .486
.345 .777
.492 .991
Sumber: Data Perusahaan dari BEJ diolah dengan SPSS ver. 15
Dari hasil pengujian normalitas untuk masing-masing variabel hasil transformasi, diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed untuk variabel economic value
added, residual income, earnings, cash flow operation dan stock return lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, variabel-variabel tersebut telah berdistribusi normal.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini dilakukan dengan maksud untuk memastikan bahwa variabel bebas yang satu tidak mempunyai hubungan kuat atau berkorelasi tinggi dengan
variabel bebas yang lainnya dalam suatu model multiple regression. Pada uji multikolinearitas ini ada empat variabel bebas yang diuji, yaitu
economic value added, residual income, earnings, dan cash flow operation. Selanjutnya, pengujian dilakukan dengan cara mendeteksi seluruh variabel bebas
yang memiliki korelasi R yang tinggi. Bila dari hasil pengujian diketahui ada variabel bebas yang memiliki Tolerance Value kurang dari 0,10 danatau nilai
Variance Inflation Factor-nya lebih tinggi dari 10, maka variabel tersebut harus dieliminasi. Selengkapnya hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics Variable
Tolerance VIF
EVA X
1
0.686 1.458
Residual Income X
2
0.624 1.603
Earnings X
3
0.757 1.321
CFO X
4
0.901 1.110
Sumber: Data Perusahaan dari BEJ diolah dengan SPSS ver. 15
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas, tidak ditemukan variabel bebas yang memiliki Tolerance Value kurang dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih tinggi dari 10.
Dengan demikian, pada model tidak terjadi masalah multikolinearitas, sehingga tidak ada variabel bebas yang harus dieliminasi.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
c. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji adanya korelasi di antara kesalahan pengganggu e
i
dari satu observasi ke observasi lainnya. Masalah autokorelasi ini biasa ditemukan pada penelitian yang menggunakan data time series
maupun crsoss section sebagai akibat adanya observasi yang berkaitan karena dilakukan berurutan sepanjang waktu dan ruang, akibatnya tiap kesalahan
pengganggu e
i
dari tiap observasi akan saling berkaitan satu sama lain. Dengan kata lain, gangguan pada satu individukelompok cenderung mempengaruhi gangguan
pada individukelompok yang sama pada periode penelitian berikutnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Berikut
adalah hasil pengujiannya:
Tabel 8. Uji Autokorelasi
Model Durbin Watson DW
hit
Y= fX
1
, X
2
, X
3
, X
4
1.753 Sumber: Data Perusahaan dari BEJ diolah dengan SPSS ver. 15
Menurut Santoso 2004, bila angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, bila angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, dan bila
angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Dari model diketahui bahwa DW
hitung
=1,753. Hal ini menunjukkan bahwa nilai DW
hitung
terletak di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model berada pada daerah yang tidak terdapat autokorelasi.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas pada prinsipnya digunakan untuk menguji apakah suatu sebaran data mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika
varians sama, maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, maka terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan analisis residual, yaitu meregresikan sebaran data variabel bebas economic value added, residual income,
earnings, dan cash flow operation terhadap unstandardized residual sebagai dependent variable. Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas melalui metode ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Coefficients
Model B Std.
Error t Sig.
Constant 1.08E-014
15.198 0.000
1.000 EVA X
1
.000 .030
0.000 1.000
Residual Income X
2
.000 .001
0.000 1.000
Earnings X
3
.000 .024
0.000 1.000
CFO X
4
.000 .014
0.000 1.000
Sumber: Data Perusahaan dari BEJ diolah dengan SPSS ver. 15
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa nilai sig. untuk masing-masing variabel bebas economic value added, residual income, earnings, dan
cash flow operation tidak ditemukan yang bernilai lebih kecil dari 0,05 pada tingkat
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
signifikansi 5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, sehingga memenuhi persyaratan untuk analisis regresi.
1.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda multiple regression, untuk menilai seberapa besar pengaruh economic
value added, residual income, earnings, dan cash flow operation secara simultan terhadap stock return. Selengkapnya hasil regresi berganda terangkum pada tabel
berikut:
Tabel 10. Analisis Regresi Berganda
Sumber: Data Perusahaan dari BEJ diolah dengan SPSS ver. 15
Dependent Variable: Stock Return Y Independent Variable: EVA X
1
, RI X
2
, Earnings X
3
dan CFO X
4
Variable B Standard
Error t Statistic
Sig.
Constant 6.046 15.198
.398 .692
Economic Value Added -.014
.030 -.449 .655
Residual Income .000
.001 .121 .904
Earnings .109
.024 4.530 .000
Cash Flow Operation .006
.014 .434 .666
Analysis of Variance Source
Sum of Squares
Df Mean
Square F-Ratio
P Value
72903.848 4
18225.962 Residual 149190.274
49 3044.699
Total 222094.122 53
5.986 0.001a R
0.573 R-squared
0.328 Adjusted R Square
0.273 Std. Error of the Estimate
55.17880 t-table
2.008 F table
2.574
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Sebagaimana terlihat pada tabel di atas, nilai koefisien korelasi R adalah sebesar 0,573. Nilai sebesar 57,30 ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup
erat antara variabel economic value added, residual income, earnings dan cash flow operation dengan stock return. Melalui tabel tersebut dapat diketahui pula bahwa
nilai koefisien determinasi R
2
adalah sebesar 0,328. Ini berarti bahwa sekitar 32,80 perubahan pada variabel stock return dapat dijelaskan oleh perubahan yang
terjadi pada seluruh variabel bebas secara bersama-sama. Hal ini juga menunjukkan bahwa sekitar 67,20 perubahan pada stock return dijelaskan oleh faktor-faktor lain
di luar model ini. Lebih lanjut, nilai adjusted R
2
menunjukkan angka sebesar 0,273. Hal ini menunjukkan bahwa variabel stock return dapat dijelaskan oleh variabel economic
value added, residual income, earnings dan cash flow operation sekitar 27,30. Sedangkan sisanya sekitar 72,70 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil perhitungan t
test
diketahui bahwa nilai t
hitung
untuk variabel EVA adalah -0,449. Jika dinyatakan dalam nilai mutlak untuk memudahkan pengujian
hipotesis secara dua arah two tail, maka t
hitung
dapat ditulis 0,449. Nilai ini lebih kecil dari t
table
untuk dk=52 54-2 pada tingkat signifikansi atau =5 yang besarnya 2,008. Ini berarti bahwa hipotesis nol Ho diterima dan hipotesis alternatif Ha
ditolak, atau hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh variabel EVA terhadap stock return ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa EVA tidak
mempunyai pengaruh terhadap stock return.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dari hasil perhitungan t
test
diketahui bahwa nilai t
hitung
untuk variabel residual income adalah 0,121. Nilai ini lebih kecil dari t
table
untuk dk=52 54-2 pada tingkat signifikansi atau =5 yang besarnya 2,008. Ini berarti bahwa hipotesis nol Ho
diterima dan hipotesis alternatif Ha ditolak, atau hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh variabel residual income terhadap stock return ditolak. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa residual income tidak mempunyai pengaruh terhadap stock return.
Dari hasil perhitungan t
test
diketahui bahwa nilai t
hitung
untuk variabel earnings adalah 4,530. Nilai ini lebih besar dari t
table
untuk dk=52 54-2 pada tingkat signifikansi atau =5 yang besarnya 2,008. Ini berarti bahwa hipotesis nol Ho
ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima, atau hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh variabel earnings terhadap stock return dapat diterima. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa earnings mempunyai pengaruh terhadap stock return.
Dari hasil perhitungan t
test
diketahui bahwa nilai t
hitung
untuk variabel cash flow operation adalah 0,434. Nilai ini lebih kecil dari t
table
untuk dk=52 54-2 pada tingkat signifikansi atau =5 yang besarnya 2,008. Ini berarti bahwa hipotesis nol
Ho diterima dan hipotesis alternatif Ha ditolak, atau hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh variabel cash flow operation terhadap stock return ditolak.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa cash flow operation tidak mempunyai pengaruh terhadap stock return.
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
Hasil uji parsial juga dapat dilihat dari nilai sig. masing-masing variabel bebas. Diketahui bahwa economic value added, residual income, dan cash flow
operation mempunyai nilai sig. yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa economic value added, residual income, dan cash flow operation
secara parsial tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap stock return. Sebaliknya, earnings mempunyai nilai sig. yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa earnings mempunyai pengaruh nyata terhadap stock return. Dari hasil pengujian secara simultan, diperoleh nilai F
hitung
sebesar 5,986. Nilai ini ternyata lebih besar dibandingkan dengan nilai F
tabel
untuk dk penyebut 49 54-4-1 dan dk pembilang 4 pada tingkat kepercayaan 95 =0,05 yang besarnya
2,574. Karena nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima. Artinya, hipotesis
yang menyatakan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap stock return dapat diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa economic
value added, residual income, earnings, dan cash flow operation secara bersama- sama mempunyai pengaruh terhadap stock return.
Dari hasil analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan secara simultan diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 6,0462 – 0,0136X
1
+ 0,0001X
2
+ 0,1093X
3
+ 0,0059X
4
Ahmad Yudhira: Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan cash Flow Operation Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2006, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Pembahasan