Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS,
NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
WESLY ANDRI SIMANJUNTAK
087017119/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
S
EK
O L A H
P A
S C
A S A R JA N
(2)
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS,
NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
WESLY ANDRI SIMANJUNTAK
087017119/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(3)
Judul Tesis : PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN
ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING
PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Wesly Andri Simanjuntak Nomor Pokok : 087017119
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
(4)
Telah diuji pada
Tanggal: 13 Januari 2011
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
2. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak 3. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
(5)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
“Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets, Net Profit Margin dan Earning
Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 13 Januari 2011 Yang membuat pernyataan,
(6)
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS, NET
PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Wesly Andri Simanjuntak, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM)
dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 sebanyak 181 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 117 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Indonesian Capital Market
Directory dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id dan
http://finance.yahoo.com. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EVA, ROA, NPM dan EPS secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel ROA dan EPS yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan, sedangkan variabel EVA dan NPM tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.
Kata Kunci: Economic Value Added, Return on Assets, Net Profit Margin, Earning
(7)
ANALYSIS THE EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN AND EARNING PER SHARE TO THE
STOCK PRICE OF THE MANUFACTURE COMPANY WHICH IS REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Wesly Andri Simanjuntak, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak and Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and analysis the effect of Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) and Earning Per Share (EPS) to the stock price of the manufacture company which is registered in Indonesia Stock Exchange, either is simultaneously and partially.
The population of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 181 companies. Sample is selected by using purposive sampling. The sample has taken to observated by 117 companies. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory and visit Indonesia Stock Exchange web page in www.idx.co.id and http://finance.yahoo.com. The analysis method used in this research is multiple linear regression.
The result of this research indicates that EVA, ROA, NPM and EPS simultaneously have the significant influence to the stock price. Partially show that ROA and EPS have significant influence to the stock price, while EVA and NPM have no significant influence to the stock price.
Keywords: Economic Value Added, Return on Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Stock Price.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets, Net Profit Margin dan
Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc., (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
(9)
4. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
5. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
6. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang tidak ternilai serta penghormatan yang setulus-tulusnya kepada ayahandaku tercinta Pdt. P. Simanjuntak dan ibundaku tersayang O. Br Nainggolan serta kakak, adik-adikku dan khususnya buat Nina Oktavia yang telah memberikan banyak perhatian dan dukungan penuh kepada peneliti untuk penyusunan tesis ini. Peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-temanku dan pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan tesis ini.
(10)
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.
Medan, 13 Januari 2011
(11)
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Wesly Andri Simanjuntak
2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 13 Januari 1984
3. Pekerjaan : Pegawai Swasta
4. Agama : Kristen Protestan
5. Orang Tua
a. Bapak : P. Simanjuntak
b. Ibu : O. br. Nainggolan
6. Alamat : Jl. SM. Raja Gg. Pulau Harapan No. 12 Medan
7. Pendidikan
a. SD : SD Negeri 060988 Medan
b. SMP : SMP Negeri 2 Medan
c. SMA : SMA Immanuel Medan
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….... i
ABSTRACT….…….………. ii
KATA PENGANTAR………. iii
RIWAYAT HIDUP...……….. vi
DAFTAR ISI……… vii
DAFTAR TABEL……….….………... ix
DAFTAR GAMBAR……….………... x
DAFTAR LAMPIRAN……….……….. xi
BAB I PENDAHULUAN...……….………. 1
1.1. Latar Belakang Penelitian...………... 1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian………...……… 6
1.3. Tujuan Penelitian……… 6
1.4. Manfaat Penelitian……….. 7
1.5. Originalitas Penelitian...………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 9
2.1. Landasan Teori……….……… 9
2.1.1. Tingkat Pengembalian Saham..……… 9
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham.……….. 15
2.1.2.1. ROA…..……….. 16
2.1.2.2. EVA……….. 16
2.1.2.3. Weight Average Cost of Capital………..………... 17
2.1.2.4. Biaya hutang (Kd)...………... 18
2.1.2.5. Biaya modal sendiri (Ke)………... 19
2.1.2.6. Net Profit Margin (NPM)………... 22
2.1.2.7. Earning Per Share (EPS)……..………... 22
2.1.2.8. Struktur modal………….………... 23
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu………... 23
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS……...………. 27
3.1. Kerangka Konsep………...…………. 27
3.2. Hipotesis Penelitian………... 32
BAB IV METODE PENELITIAN...……….. 33
4.1. Jenis Penelitian...……….. 33
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian………... 33
4.3. Populasi dan Sampel...………. 33
4.4. Metode Pengumpulan Data...……….. 35
(13)
4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………... 36
4.7. Model dan Teknik Analisis Data………..38
4.7.1. Perumusan Model………... 38
4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik………...………. 38
4.7.2.1. Uji normalitas...……… 39
4.7.2.2. Uji heteroskedastisitas...………. 40
4.7.2.3. Uji autokorelasi...………. 40
4.7.2.4. Uji multikolinieritas...………... 41
4.7.3. Pengujian Hipotesis...……….. 41
4.7.3.1. Uji statistik F...………. 42
4.7.3.2. Uji statistik t...……….. 42
4.7.3.3. Koefisien determinasi (R2)………...………. 43
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…...……… 44
5.1. Hasil Penelitian………...………. 44
5.1.1. Statistik Deskriptif...……… 44
5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik...………. 47
5.1.2.1. Uji normalitas...………... 47
5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas………... 51
5.1.2.3. Uji autokorelasi...……… 52
5.1.2.4. Uji multikolinieritas...……….. 53
5.1.3. Hasil Analisis Data...………... 54
5.1.3.1. Persamaan regresi...………... 54
5.1.4. Pengujian Hipotesis...……….. 57
5.1.4.1. Uji statistik F………... 57
5.1.4.2. Uji statistik t...……….58
5.1.4.3. Koefisien determinasi (R2)...……… 59
5.2. Pembahasan Hasil Penelitian...………. 60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………..……….. 66
6.1. Kesimpulan...………66
6.2. Keterbatasan………...………. 67
6.3. Saran………...….. 67
(14)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu………. 26
4.1. Daftar Pemilihan Sampel………. 34
4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 37
5.1. Deskriptif Statistik……….. 44
5.2. Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi……….. 49
5.3. Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi……… 51
5.4. Uji Autokorelasi……….. 53
5.5. Uji Multikolinieritas……… 54
5.6. Persamaan Regresi………... 55
5.7. Uji Statistik F………... 57
5.8. Uji Statistik t……… 58
(15)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1. Kerangka Konsep……… 27
5.1. Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi……….... 48 5.2. Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi………….. 50 5.3. Uji Heteroskedastisitas……… 52
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur………. 72
2 Data Economic Value Added Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2008 77
3 Data Return On Assets Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2008 81
4 Data Net Profit Margin Perusahaan Manufaktur 2006-2008…….. 85
5 Data Earning Per Share Perusahaan Tahun 2006-2008…………. 89
6 Data Harga Saham Perusahaan Tahun 2006-2008……….. 93
7 Hasil Uji SPSS Sebelum Dilakukan Transformasi……….. 97
8 Hasil Uji SPSS Setelah Dilakukan Transformasi……… 104
(17)
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS, NET
PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Wesly Andri Simanjuntak, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM)
dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 sebanyak 181 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 117 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Indonesian Capital Market
Directory dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id dan
http://finance.yahoo.com. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EVA, ROA, NPM dan EPS secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel ROA dan EPS yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan, sedangkan variabel EVA dan NPM tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.
Kata Kunci: Economic Value Added, Return on Assets, Net Profit Margin, Earning
(18)
ANALYSIS THE EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN AND EARNING PER SHARE TO THE
STOCK PRICE OF THE MANUFACTURE COMPANY WHICH IS REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Wesly Andri Simanjuntak, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak and Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and analysis the effect of Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) and Earning Per Share (EPS) to the stock price of the manufacture company which is registered in Indonesia Stock Exchange, either is simultaneously and partially.
The population of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 181 companies. Sample is selected by using purposive sampling. The sample has taken to observated by 117 companies. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory and visit Indonesia Stock Exchange web page in www.idx.co.id and http://finance.yahoo.com. The analysis method used in this research is multiple linear regression.
The result of this research indicates that EVA, ROA, NPM and EPS simultaneously have the significant influence to the stock price. Partially show that ROA and EPS have significant influence to the stock price, while EVA and NPM have no significant influence to the stock price.
Keywords: Economic Value Added, Return on Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Stock Price.
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar modal di banyak negara termasuk Indonesia meningkat pesat, hal ini disebabkan oleh daya tarik yang dimiliki Pasar Modal. Pertama, pasar modal diharapkan dapat menjadi alternatif penghimpun dan pendistribusian (fungsi intermediasi) dana selain sistem perbankan. Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal atau investor melakukan pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko mereka.
Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan (Husnan, 1998). Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan dana (borrower). Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Perbedaan mekanisme pasar modal adalah perdagangan instrumen dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung tanpa perantara keuangan.
Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrower, dana para lender menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva rill yang diperlukan untuk investasi tersebut. Meskipun harus diakui perbedaan fungsi ekonomi keuangan ini sering tidak jelas, namun pasar
(20)
modal secara nyata menjalankan kedua peranan yang penting ini di dalam perekonomian suatu negara.
Salah satu instrumen yang sangat signifikan keberadaannya di dalam pasar adalah saham. Investor melakukan investasi pada saham dengan mengharapkan
return tertentu. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari return yang diterima oleh
pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Ross, 2002).
Berdasarkan sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat prospek pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui probabilitas investasi yang akan dilakukan di suatu perusahaan apakah mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang dipersyaratkan investor. Untuk itu biasanya digunakan rasio profitabilitas, yaitu Return On Equity (ROE) yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Semakin tinggi nilai
ROE menggambarkan semakin tinggi kemempuan modal sendiri menghasilkan laba
untuk pemegang saham. Return On Asset (ROA) menggambarkan kemampuan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba (Wathi, 2006). Jika laba yang dihasilkan meningkat maka harga saham kemungkinan akan menunjukkan peningkatan. Hal ini berarti, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham (Husnan, Pudjiastuti, 1993).
(21)
Economic Value Added (EVA) dipopulerkan dan dipatenkan oleh Steward & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka, EVA adalah salah satu varian Value Based Manajement (Steward, 1991) yang mengukur perbedaan, dalam
pengertian keuangan, antara pengembalian atas modal perusahaan dan biaya modal. Hal ini sama dengan pengukuran keuntungan dalam akuntansi konvensional, tetapi dengan satu perbedaan penting, EVA mengukur biaya seluruh modal sedangkan angka nilai bersih dalam Laporan Laba Rugi hanya mempertimbangkan jenis biaya modal yang biayanya dapat diidentifikasi seperti bunga atas hutang sementara mengabaikan biaya ekuitas (Young, O’Byrne, 2001).
EVA sering digunakan beberapa perusahaan besar di AS seperti Coca-Cola,
AT & T, Quaker Oats, Briggs & Stratton dan CSX. A. Rappaport, pakar dalam nilai pemegang saham, menyatakan bahwa nilai yang dihasilkan oleh sebuah rencana bisnis yang khusus dapat diproyeksikan dengan menghitung nilai kapitalisasi selisih antara margin operasi operating return minimum yang dapat diterima atas penjualan terakhir. Metode ini di bidang keuangan mendorong manajer untuk bertindak sebagai pemilik dan yang paling penting, mendongkrak keuntungan bagi pemegang saham (Steward III, 1995).
Sebuah survei yang dilakukan oleh Manufacturing Alliances menemukan bahwa EVA merupakan tolak ukur kinerja yang paling umum digunakan dalam bisnis di AS. Sebagian besar responden, semuanya eksekutif senior perusahaan akan lebih menekankan penciptaan nilai perusahaan.
(22)
Berbeda dengan tolak ukur kinerja akuntansi tradisional, EVA berusaha mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan memperhitungkan biaya modal yang timbul dari investasi karena biaya modal mencerminkan tingkat resiko perusahaan (Christinat, 1996).
Di Indonesia penelitian tentang EVA dan ROA dilakukan oleh Hartono dan Chendrawati (1999), membuktikan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Penelitian Pradono dan Cristiawan (2004) membuktikan bahwa (EVA) tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Penelitian Irwansyah (2005) membuktikan bahwa ROA memiliki pengaruh tehadap harga saham. Penelitian Waluya (2005), membuktikan ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian harga saham dan EVA secara sistematik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Penelitian Sasongko dan Wulandari (2006) membuktikan bahwa ROA dan EVA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Purwatmo (2005). ROA memberikan gambaran yang lebih luas dibandingkan ROE karena menghitung aset secara keseluruhan.
Sedangkan EVA yang diperkenalkan pertama kali oleh Stewart III dan Stren dianggap alat ukur baru yang memiliki keunggulan dibandingkan alat ukur tradisional, karena EVA memasukan komponen biaya modal untuk mengukur kinerja perusahaan, di mana dalam alat ukur tradisional tidak pernah diperhitungkan. Rate of
(23)
yang dihitung berdasarkan rata-rata mingguan ditambah dengan deviden tunai yang dibagi.
Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti mengenai pengaruh rasio-rasio kinerja keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil yang kontradiktif. Penelitian Haryanto dan Sugiharto (2003) mengenai pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan industri minuman di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa ROA, ROE dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROE yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sementara itu penelitian yang dilakukan Sianipar (2004) yang meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham industri perbankan di Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROA, CAR, EPS, ROE dan Net Interest Margin sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROA yang tidak berpengaruh terhadap harga saham. Selanjutnya Nainggolan (2008) meneliti mengenai pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, DER, ROE dan BVS sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen tidak mempengaruhi pembentukan harga saham. Secara parsial hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham.
(24)
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009 sebanyak 181 perusahaan. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian, hal ini disebabkan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya serta dengan adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian terdahulu tersebut menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
Economic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM)
dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Dari uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang ingin diteliti di dalam penelitian ini adalah: Apakah ROA, EVA, NPM dan EPS berpengaruh terhadap tingkat harga saham pada perusahaan manufaktur baik secara parsial dan simultan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisa pengaruh perubahan variabel seperti ROA, EVA,
NPM dan EPS secara parsial dan bersama-sama (simultan) terhadap harga saham
(25)
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan akan memberikan berbagai manfaat, secara terperinci dinyatakan sebagai berikut:
1. Sebagai informasi tambahan bagi para investor yang akan berinvestasi dalam bentuk saham.
2. Untuk peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami pengaruh ROA, EVA, NPM dan EPS terhadap tingkat harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
3. Hasil penelitian ini diharapakan dapat sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada di bidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah di masa yang
akan datang.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Purwatmo (2005) dengan judul pengaruh ROA dan EVA terhadap harga saham. Periode penelitian tahun 2001-2003 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan 22 sampel. Variabel dependen dalam penelitiannya adalah harga saham, sedangkan variabel independen dalam penelitiannya adalah Profitabilitas dan EVA. Penelitian ini menggunakan variabel dependen perubahan harga saham yang diukur dari harga saham saat ini ditambah dengan deviden saat ini dikurangkan dengan harga saham tahun lalu dibagi harga saham tahun lalu. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROA yang
(26)
diukur dari ROA saat ini dikurangi dengan ROA tahun lalu dibagi dengan ROA tahun lalu, dan perubahan EVA yang diukur dari EVA saat ini dikurangi dengan EVA tahun lalu dibagi dengan EVA tahun lalu. Dengan argumentasi bahwa penggunaan perubahan setiap variabel dalam penelitian ini untuk melihat tingkat pertumbuhan dari masing-masing variabel dalam perusahaan yang diteliti, sehingga peneliti tertarik untuk menguji kembali dan menambah variabel NPM dan EPS sebagai variabel independen. Penelitian ini berbeda dari penelitian terdahulu karena objek yang diteliti dan kondisi ekonomi yang relatif berbeda.
Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
a. Variabel independen yang digunakan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah ROA dan EVA, sedangkan dalam penelitian ini variabel independennya adalah EVA, ROA, NPM dan EPS.
Adapun variabel dependen yang digunakan adalah harga saham.
b. Periode pengamatan. Periode pengamatan pada penelitian terdahulu adalah tahun 2000-2001, sedangkan periode pengamatan pada penelitian ini adalah tahun 2006-2009.
c. Objek penelitian. Objek dari penelitian terdahulu adalah perusahaan industri minuman di Bursa Efek Jakarta, sedangkan objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Tingkat Pengembalian Saham
Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar yang seharusnya diketahui oleh para investor dalam menentukan beberapa perkiraan harga saham yang wajar, sebab tanpa analisis yang baik dan rasional para investor akan mengalami kerugian. Tingkat pengembalian saham yang diharapkan dari para investor yang utama adalah kenaikan harga saham itu sendiri dan pembagian deviden. Keputusan membeli saham terjadi apabila nilai perkiraan suatu saham di atas harga pasar,
sebaliknya keputusan menjual saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di bawah harga pasar. Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik
(Intrinsic Value) suatu saham, kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (Current Market Price) saham tersebut. Nilai Intrinsik (NI) menunjukkan nilai sekarang (Present Value) arus kas yang diharapkan dari harga saham tersebut. Untuk menentukan nilai intrinsik, Husnan (1998) menyebutkan bahwa:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai under valued (harganya terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai over valued (harganya terlalu mahal), dan karenanya harus dijual.
(28)
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Dengan menggunakan penilaian tersebut, pemodal harus memperkirakan berapa dan kapan manfaat yang diharapkan akan diterima, dan manfaat tersebut dinilai-tunaikan dengan tingkat bunga yang layak. Tingkat bunga tersebut harus memperhatikan risk free rate ditambah premi resiko. Selanjutnya nilai intrinsik dibandingkan dengan harga pasar saham saat ini.
Selanjutnya Tandelilin (1991) mengatakan bahwa nilai suatu saham sama dengan nilai sekarang dari pendapatan yang akan diterima oleh investor pada masa yang akan datang. Selanjutnya formula yang akan digunakan sebagai model dasar penilaian saham adalah
P * 0 =
1 2 2 1 ) 1998 , ...( ... ) 1 ( ... ... ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( t t t Jogiyanto k d k D k D k D
Di mana P * 0 = nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm) Dt = deviden yang dibayarkan untuk periode ke t t = periode waktu ke t dari t = 1 sampai dengan n k = suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate of return) Dari pandangan beberapa ahli tersebut dapat dikatakan bahwa dalam melakukan penilaian sekuritas hendaknya para investor dapat menilai berbagai saham yang ada di bursa efek guna menentukan portofolio yang dapat memberikan tingkat
(29)
suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel ekonomi yang dimaksud seperti laba perusahaan, deviden yang dibagikan, variabilitas laba dan sebagainya.
Model penilaian saham yang sering digunakan untuk analisa sekuritas adalah nilai sekarang (present value = PV) dan price earning ratio (PER). Pendekatan dengan PV mencoba menaksir PV, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, dengan manfaat yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham. Berdasarkan pendekatan tersebut maka nilai saat ini suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham tersebut. Rumusan formulanya adalah:
P0* =
n
t
Arus
1
t ...(Jogiyanto, 1998) k)
(1 kas
Di mana: P0* = Nilai saham sekarang dari perusahaan (value of the firm) t = Periode waktu ke t dari t = 1 sampai n
k = Suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate of return). Arus kas = Arus kas perusahaan.
Dalam formula itu k merupakan tingkat bunga atau keuntungan yang dipandang layak bagi suatu investasi. Tingkat bunga bagi perusahaan merupakan cost
of equity, karena merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik
modal sendiri. Untuk menaksir k tersebut dapat dilakukan dengan model-model equilibrium, seperti Capital Asset Pricing Model (CAPM) maupun Arbitrage Pricing
(30)
Theory (APT). Untuk menaksir tingkat keuntungan yang dipandang layak, analis
perlu memasukkan faktor resiko. Semakin besar resiko yang ditanggung pemodal semakin tinggi keuntungan yang dipandang layak. Dengan kata lain terdapat hubungan yang positif antara resiko dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal. Oleh sebab itu nilai k akan dipengaruhi oleh tingkat keuntungan bebas resiko ditambah dengan premi untuk resiko. Apabila hasil penjualan saham lebih tinggi dari harga belinya, maka pemodal akan memperoleh capital gains, dan sebaliknya jika pemodal memperoleh hasil penjualan saham lebih rendah dari harga belinya maka pemodal akan menderita capital loss.
Untuk melakukan analisis saham dan memilih saham, Husnan (1998) mengatakan bahwa ada dua pendekatan dasar yaitu: (1) Analisis Fundamental dan (2) Analisis Teknikal.
Analisis Fundamental mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Dalam membuat peramalan harga saham, langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden dan sebagainya yang diperlukan mempengaruhi harga saham.
Menurut Sunariyah (2000) sebagaimana dikutip Komang, pendekatan analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel perusahaan yang dikombinasikan
(31)
untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market price).
Analisis Teknikal dilakukan untuk saham-saham individu ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan dengan menggunakan grafik. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual saham, dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis seperti moving average, new
highs and loss, volume perdagangan, dan short interest ratio serta menggunakan
analisis grafis.
Sunariyah (2000) selanjutnya mengatakan bahwa analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor lain yang bersifat teknis.
Edward dan Magee dalam Tandelilin (1991) menyatakan bahwa asumsi dasar yang berlaku dalam analisis teknis ialah:
1. Harga pasar ditentukan oleh interaksi supply dan demand.
2. Supply dan demand dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional
maupun irasional.
3. Fluktuasi harga mengikuti trend tertentu yang bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
(32)
4. Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya supply dan demand.
5. Sebenarnya pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan melihat diagram dari perilaku pasar.
6. Pola diagram cenderung berulang-ulang.
Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa harga saham perusahaan sangat terpengaruh oleh adanya kekuatan penawaran dan permintaan baik yang rasional maupun yang irasional di bursa. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat. Sedangkan nilai hutang perusahaan tidak terpengaruh sama sekali. Sebaliknya, jika perusahaan berjalan tersendat-sendat, maka hak pemberi hutang akan didahulukan, sedangkan nilai saham perusahaan akan menurun drastis. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengatur tingkat efektivitas perusahaan. Berdasarkan alasan inilah maka tujuan menajemen keuangan seringkali dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau singkatnya maksimalisasi harga saham.
Menurut Komang (2001), di luar Amerika Serikat khususnya Eropa dan Jepang, tujuan memaksimalkan harga saham bukanlah satu-satunya tujuan yang ditetapkan. Di Jepang, tujuan yang seringkali ditekankan adalah merebut pangsa paling besar. Maksudnya ialah untuk mencapai profitabilitas jangkan panjang. Sedangkan di Eropa pekerja duduk dalam dewan komisaris sehingga tujuan kesejahteraan sosial juga diperhatikan bersama dengan tujuan perusahaan.
(33)
Perusahaan dengan prestasi yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya, akan menikmati harga saham yang lebih tinggi dan memperoleh kemudahan untuk menambah dana baru jika diperlukan. Jika dana mengalir ke perusahaan yang memiliki harga saham cenderung meningkat, maka sumber-sumber ekonomi akan digunakan dengan cara paling efisien.
Menurut Tandelilin (1991) metode penilaian khusus yang digunakan untuk menentukan nilai bebagai jenis surat berharga berbeda-beda menurut jenis surat berharga yang akan dinilai. Namun demikian ada metode penilaian yang dapat digunakan untuk menilai segala macam surat berharga yaitu metode penilaian nilai sekarang (present value methode). Jadi besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan (dari surat berharga) dapat ditentukan dengan menggunakan nilai sekarang (present value). Selisih dari nilai sekarang dari surat berharga tersebut dibandingkan dengan harganya saat ini merupakan tingkat pengembalian di atas risk
free rate.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi resiko. Bukti menunjukkan bahwa semakin banyak jenis sekuritas yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka resiko kerugian saham akan berkurang. Selanjutnya dalam konteks portofolio pasar, harus dipahami adanya resiko investasi yang terdiri dari 2 komponen yaitu 1) resiko tidak sistematis (unsystemic
(34)
Dalam pasar modal yang efisien, dana akan teralokasikan dengan tepat sehingga produktivitasnya tinggi. Penawar tertinggilah yang akan berhasil mendapatkan sumber daya yang tersedia. Harga saham tidaklah dapat dikendalikan sendiri oleh pembeli atau penjual. Sebagian besar perdagangan saham tidak cukup kuat untuk mempengaruhi harga saham. Dalam prakteknya dapat kita amati bahwa harga saham sangat rentan dengan informasi yang berkembang, baik informasi yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Sebagaimana dikatakan Usman (1990) bahwa pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh informasi yang diterima oleh para investor. Informasi tersebut berasal dari faktor fundamental perusahaan, faktor teknis dan lingkungan sosial ekonomi.
Dari pendapat tersebut dapat ditarik suatu hipotesa bahwa apabila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat, yang berarti rate of stock return semakin tinggi.
2.1.2.1. ROA
ROA di gunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas/profitabilitas yang lainnya. ROA diperoleh dengan membandingkan antara Earning After Tax (EAT) terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Ang, 1997). Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
(35)
Return on Assets = r x100%
Assets Total
Tax after ofit P Net
2.1.2.2. EVA
EVA adalah laba operasional setelah pajak (NOPAT) dikurangi biaya modal
dari investasi atau modal yang digunakan. NOPAT merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasional berjalan. Biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan rata-rata tertimbang (weighted average) dari biaya modal (WACC).
Weigthed averaged cost of capital (WACC) sama dengan jumlah biaya dari setiap
komponen modal – hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham – ditimbang berdasarkan proporsi relatif dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar. Untuk menjadi alat pengukur kinerja dihitung sebagai berikut:
Penjualan Bersih xxx
Biaya operasi (xxx)
Laba operasi xxx
Pajak (xxx)
Laba operasi setelah pajak xxx
Biaya Modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) (xxx)
EVA xxx
EVA = NOPAT – cost of capital
EVA = NOPAT – (WACC x capital invested), atau EVA = (ROA – WACC) x capital invested,
(36)
2.1.2.3. Weighted Average Cost of Capital
WACC adalah jumlah dari masing-masing komponen modal perusahaan, baik
yang berasal dari pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of
debt), maupun yang berasal dari setoran modal (cost of equity) yang diberikan bobot
sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. Perhitungan WACC dirumuskan sebagai berikut:
WACC = (Ke x We) + (Kd x Wd)
Di mana, Ke adalah biaya ekuitas (cost of equity) dan Kd adalah biaya hutang (cost of
debt), sedangkan We adalah persentase ekuitas dari struktur modal dan Wd adalah persentase hutang dari struktur modal.
2.1.2.4. Biaya hutang (Kd)
Biaya hutang (cost of debt) atau Kd merupakan tarif yang harus dibayar perusahaan di dalam pasar pada saat ini untuk mendapatkan hutang jangka panjang baru. Perusahaan memiliki beberapa paket surat hutang dengan beban bunga yang beragam dan cara tepat menghitungnya adalah secara tertimbang (weight). Adanya pembayaran bunga oleh perusahaan akan mengurangi besarnya pendapatan kena pajak (PKP). Maka Kd harus dikoreksi dengan faktor tersebut (1-t) dengan t = tingkat pajak yang dikenakan. Sehingga dapat dirumuskan menjadi: Kd =
panjang jangka
ng hut Total
tahunan bunga
Biaya
a
Menurut Brigham (2001), biaya hutang berasal dari biaya hutang setelah pajak, Kd (1-t). Biaya hutang ini merupakan biaya yang relevan dari hutang baru,
(37)
mengingat kemampuan bunga mengurangi pajak digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC). Perhitungan ini sama dengan Kd dikalikan dengan (1-t), di mana t merupakan tarif pajak marjinal perusahaan, t dapat dihitung dengan biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak.
Biaya komponen hutang setelah pajak = Suku bunga – Penghematan pajak = Kd - Kdt
= Kd (1-t)
Alasan penggunaan biaya hutang setelah pajak dalam menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut, nilai saham perusahaan yang ingin kita maksimumkan, bergantung pada arus kas setelah pajak. Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan, maka bunga menghasilkan penghematan pajak yang mengurangi biaya hutang bersih, yang membuat biaya hutang adalah suku bunga atas hutang baru, bukan atas hutang yang masih beredar, dengan kata lain biaya kita perlukan adalah biaya hutang Marginal.
2.1.2.5. Biaya modal sendiri (Ke)
Biaya modal sendiri sering disebut cost of equity atau Ke. Bila para investor menyerahkan dananya berupa equity kepada perusahaan mereka berhak untuk mendapatkan pembagian deviden di masa mendatang sekaligus berkedudukan sebagai pemilik parsial dari perusahaan tersebut. Besarnya deviden tidak ditentukan pada saat investor menyerahkan dananya, akan tetapi bersifat tidak tergantung kinerja perusahaan tersebut di masa datang. Hal ini sangat berbeda dengan modal hutang karena sudah ada kepastian tingkat bunga yang disetujui. Untuk menghitung Ke perlu
(38)
pendekatan berdasarkan nilai pasar yang berlaku dan bukan nilai buku.
Menurut Brigham dan Gapenski (1996) ada tiga metode pendekatan untuk menentukan nilai Ke antara lain:
1. CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model yang populer adalah penetapan harga aktiva modal atau CAPM. Metode tersebut dapat dirumuskan:
Ke = Risk free rate + Risk premium
= Krf + ßI (Krm – Krf)
Model ini melihat tingkat hasil yang diharapkan investor dengan rumus Krf = tingkat hasil pengembalian bebas resiko (risk free ratei), Krm = tingkat hasil pengembalian yang diharapkan di pasar, dan ßI = koefisien Beta saham yang merupakan Indeks resiko saham perusahaan ke i.
Komponen biaya ekuitas:
a. Risk Free rate = Krf
Adalah tingkat bunga bebas resiko. Di mana penanaman modal pada instrumen bisnis yang mempunyai tahun bunga bebas resiko. Ini akan dapat dipastikan memperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Sebagai ukuran dipakai tingkat suku bunga obligasi dalam hal ini adalah Sertifikat Bank Indonesia. Data ini diperoleh dari jurnal statistik keuangan dan pasar modal.
b. Market Return = Krm
Adalah tingkat keuntungan portofolio pasar atau nilai keseluruhan pasar. Sebagai pengukuran dipakai tingkat keuntungan rata-rata seluruh kesempatan
(39)
investasi yang tersedia di indeks pasar. Indeks pasar yang dipakai adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data diperoleh dari Capital Market Direktory (ICMD). Cara memperolehnya adalah dengan mengumpulkan nilai IHSG bulanan. Kemudian dihitung sebagai berikut:
Return pasar (Krm) =
1
1
i
i i
bulan Indeks
bulan Indeks bulan
Indeks
c. Beta = ß
Beta suatu saham adalah suatu ukuran volatilitas saham tersebut terhadap rata- rata pasar saham. Hal tersebut mencerminkan resiko pasar sebagai lawan resiko spesifik perusahaan yang dapat dikurangi dengan diversifikasi. Historical beta ini diperoleh dengan melakukan regresi linier antara tingkat pengembalian (stock return) saham atau excess return saham yang akan dicari nilai betanya terhadap excess return
portfolio pasar/indeks pasar (dalam hal ini indeks yang digunakan adalah IHSG).
Y = ß . X
Di mana: Y = excess return saham dividual (Kri – Krf) X = excess return portofolio pasar (Krm – Krf)
Yang dimaksud Exess return adalah selisih antara tingkat keuntungan dengan tingkat bebas resiko.
2. Discounted Cash Flow Model (DCF)
Model ini melihat Ke sebagai nilai deviden atau harga saham ditambah dengan prosentase pertumbuhan dari deviden tersebut (asumsi pertumbuhan konstan), di mana:
(40)
g = b (r), b atau retention ratio diperoleh = (1- Payout ratio), D1 =D0(1+g), Po= harga saham periode ke 0, r = rate of return
Ke = g P D
0 1
Ke = Deviden Yield + b (r)
Ratio antar D1 dan P0 dikenal sebagai Deviden Yield. 3. Bond Yield Plus Risk Premium Approach
Memperkirakan tingkat return yang akan diperoleh dengan menambahkan premi resiko pada obligasi, di mana company bond yield diperoleh dari perusahaan yang memiliki obligasi (Kd) dan risk premium pada pendekatan ketiga ini adalah premi yang diharapkan melebihi nilai bond yield perusahaan (Kd) dengan maksud menarik investor untuk investasi pada obligasi yang lebih beresiko.
Ke Company own bond yield Risk Premium 2.1.2.6. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu (Sutrisno, 2000). NPM merupakan sebuah alat analisis yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Selain sebagai bagian dari rasio profitabilitas perusahaan, NPM juga dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Dari kedua fungsi tersebut, NPM dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham pada
(41)
perusahaan tersebut. Nilai NPM yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Rasio dari NPM dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih Stelah Pajak
Net Profit Margin (NPM) = x 100% Penjualan Bersih
2.1.2.7. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share adalah hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh
pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir, 2002). Angka yang ditunjukkan dari EPS sering dipublikasikan oleh perusahaan yang ingin menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari, serta relevan untuk menilai efektivitas manajemen dalam membuat kebijakan pembayaran dividen. Earning per Share menggambarkan laba bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham. Meskipun net income dari laporan laba rugi memberikan informasi terhadap keseluruhan keuntungan suatu perusahaan, akan tetapi para investor lebih tertarik terhadap performa perusahaan berdasarkan keuntungan per lembar sahamnya. Rasio dari EPS dirumuskan sebagai berikut:
(42)
Laba Bersih
Earning Per Share (EPS) = x 100%
Jumlah Lembar saham 2.1.2.8. Struktur modal
Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara modal asing jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan variabel ROA dan EVA yang Jogiyanto dan Chendrawati (1999) dengan judul penelitian Pengaruh ROA dan EVA terhadap Tingkat Pengembalian Saham, menghasilkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dan EVA secara statistik mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Dalam penelitian Pradono dan Cristiawan (2004) meneliti pengaruh EVA terhadap harga saham. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut bahwa
EVA tidak memiliki mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga yang diterima
oleh pemegang saham. Adapun penelitian tersebut menggunakan uji hipotesis regresi linier sederhana.
(43)
Irwansyah (2005), meneliti Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Perubahan Harga Saham. Adapun penelitian tersebut menggunakan uji hipotesis regresi berganda dan regresi sederhana. Salah satu dari hasil penelitian bahwa ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Adapun dalam penelitian itu dijelaskan juga bahwa ROA juga mempunyai pengaruh terhadap return yang diterima pemegang saham.
Waluya (2005), meneliti ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian harga saham dan EVA secara statistik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Purwatmo (2005), meneliti bahwa ROA dan EVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROA, ROE dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham artinya perubahan harga saham dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Panggabean (2005) yang meneliti tentang Analisis Perbandingan Korelasi
EVA dan ROE terhadap Harga Saham LQ 45 di BEJ. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah EVA dan ROE sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan disimpulkan bahwa EVA perusahaan LQ 45 mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga saham, sedangkan ROE tidak mempunyai korelasi yang signifikan terhadap harga saham.
(44)
Sasongko dan Wulandari (2006), meneliti Pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa ROA dan
EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Wathi dan Suchitra, (2006), Pengaruh Rasio Profitabilits dan Rasio Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Hasil yang diperoleh bahwa ROA dan RI mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 2.1 berikut:
(45)
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti/
Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Jogiyanto, Chenrawati 1999
Pengaruh ROA dan
EVA terhadap Tingkat
Pengembalian Saham
Variabel dependen: harga saham
Variabel independen:
ROA dan EVA
ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dan EVA secara statistik mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Pradono, Cristiawan 2004
Pengaruh EVA
terhadap Return
Saham
Variabel dependen: harga saham
Varibel independen: EVA
EVA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham.
Irwansyah 2005
Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Perubahan Harga Saham
Variabel dependen: harga saham
Variabel independen:
ROA
ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham dan return yang diterima pemegang saham.
Waluyo 2005
Pengaruh ROA dan
EVA terhadap Tingkat
Pengembalian Saham
Variabel dependen: harga saham
Vaibel independen: ROA
ROA tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat pengembalian harga saham dan EVA secara statistik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Purwatmo 2005
Pengaruh
Profitabilitas dan
EVA terhadap Harga Saham
Variabel dependen: harga saham
Variabel independen:
ROA, ROE dan EVA
ROA, ROE dan EVA tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham artinya perubahan harga saham dipengaruhi oleh faktor lain.
Raja Lambas Panggabean 2005
Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan
ROE terhadap Harga Saham LQ 45 di BEJ
Variabel dependen: harga saham
Variabel independen:
ROE dan EVA
EVA mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga saham, sedangkan ROE tidak mempunyai korelasi yang signifikan terhadap harga saham.
(46)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) maka kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari Economic Value Added (X1),
Return On Asset (X2), Net Profit Margin (X3), dan Earning Per Share (X4).
Return On Asset (X2)
Net Profit Margin (X3)
Earning Per Share (X4) Economic Value Added
(X1)
Harga Saham (Y)
(47)
Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, jadi semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu mengalami perubahan setiap harinya hal ini disebabkan oleh perubahan penilaian masyarakat terhadap nilai saham perusahaan yang bersangkutan. Sebelum melakukan investasi dalam bentuk pembelian saham, para investor tentunya mempunyai dasar-dasar pertimbangan yang dijadikan pedoman agar keputusan yang diambil tersebut dapat memberikan keuntungan dengan mengurangi resiko.
Adanya resiko tersebut membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan berinvestasi di bursa efek. Pada dasarnya, investor melakukan analisis dan penilaian saham di pasar modal menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, kedua analisis ini secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar dengan interaksi antara permintaan dan penawaran yang berpengaruh terhadap transaksi saham perusahaan. Semakin banyak investor yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak investor yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.
Hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut:
(48)
a. Hubungan antara Economic Value Added terhadap Harga Saham.
Economic Value Added adalah laba operasi setelah pajak (NOPAT) dikurangi
biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba. Konsep EVA dianggap sebagai satu ukuran sederhana yang memberikan gambaran yang sebenarnya dari penciptaan kekayaan pemilik saham (Tully, 1993). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa implementasi EVA memicu meningkatnya harga saham (Burkette dan Hedley, 1997 dalam Panggabean, 2005). Hasil penelitian Panggabean (2005) menyimpulkan bahwa EVA mempunyai korelasi yang signifikan terhadap harga saham, fakta menunjukkan bahwa di Amerika Serikat ada korelasi positif antara naiknya EVA suatu perusahaan terhadap harga saham perusahaan. Perusahaan Coca-Cola misalnya, pada Agustus 1993 harga sahamnya meningkat menjadi US $ 42 dari hanya US $ 4 beberapa tahun sebelumnya, setelah mengadopsi konsep EVA (Usahawan, No. 12/1993). Perusahaan yang memiliki nilai
EVA tinggi akan lebih menarik bagi investor, karena semakin besar nilai EVA
semakin tinggi nilai perusahaan, berarti semakin besar keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham. Semakin besar nilai EVA suatu perusahaan, semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut maka harga saham dari perusahaan tersebut akan cenderung naik.
b. Hubungan antara Return on Assets terhadap Harga Saham
Return on Assets adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
(49)
untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (Riyanto, 2000). Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin
besar (Ang, 1997). Semakin tinggi ROA menunjukkan semakin tinggi keberhasilan kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas aktiva yang digunakan sehingga menunjukkan semakin kecil resiko yang harus dihadapi investor dalam penanaman modalnya di perusahaan tersebut. Menurut Arifin (2004: 65) semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atas aktiva yang digunakan sehingga resiko yang dihadapi investor dalam penanaman modalnya semakin kecil. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan harga saham perusahaan di pasar modal mengalami kenaikan.
c. Hubungan antara Net Profit Margin terhadap Harga Saham
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Selain sebagai bagian dari rasio profitabilitas perusahaan, Net Profit Margin (NPM) juga dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Nilai NPM dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham pada perusahaan tersebut. Nilai NPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang tinggi menghasilkan yang tinggi laba pada tingkat
(50)
penjualan tertentu. Menurut Arifin (2004: 116) semakin baik kinerja perusahaan maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, sebaliknya semakin menurun kinerja perusahaan maka semakin besar kemungkinan menurunnya harga saham yang diterbitkan dan yang diperdagangkan. Peningkatan atau penurunan harga saham perusahaan ditentukan oleh kekuatan permintaan (daya beli) dan penawaran (daya jual) di pasar modal. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya semakin banyak orang yang ingin menjual saham maka harga saham tersebut akan bergerak turun.
d. Hubungan antara Earning per Share terhadap Harga Saham
Earning per Share adalah laba bersih per lembar saham biasa yang beredar
selama satu periode. EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Menurut Nachrowi (2006: 17), “dalam berinvestasi di bursa, investor akan
memperhatikan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (earning per share atau EPS). Apabila EPS mengalami kenaikan maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena pergerakan harga saham dipengaruhi pendapatan per lembar saham, sedangkan laba per lembar saham dipengaruhi oleh pendapatan dari perusahaan. Pendekatan melalui
EPS menunjukkan informasi tentang laba atau rugi yang dialami perusahaan yang
dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi seorang investor dalam mengambil keputusan untuk bertransaksi di pasar modal. Laba per lembar
(51)
saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir, 2002). Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan harga saham perusahaan di pasar modal mengalami kenaikan.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
“EVA, ROA, NPM dan EPS berpengaruh terhadap perubahan return saham baik
(52)
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif causal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003: 30) penelitian asosiatif causal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh EVA, ROA,
ROE dan EPS terhadap harga saham perusahaan.
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Ditetapkannya Bursa Efek Indonesia sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan karena BEI merupakan pusat penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia. Waktu untuk melakukan penelitian adalah bulan Oktober 2009-Juni 2010.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 hingga 2008 sebanyak 181
(53)
perusahaan (Lampiran 1). Kriteria perusahaan yang dapat digunakan sebagai data pengamatan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009. 1. Perusahaan manufaktur yang telah mempublikasikan laporan keuangannya
secara lengkap di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan 2008. 2. Perusahaan manufaktur yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan 2008.
3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.Kep-460/BL/2008 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala oleh Perusahaan Efek.
Proses seleksi data pengamatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1. Daftar Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. 181 2. Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan
keuangannya secara lengkap dan sahamnya tidak aktif diperdagangkan di BEI dari tahun 2006-2008.
64
3. Jumlah perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian 117
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008, yang dapat memenuhi persyaratan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 117 perusahaan (Lampiran 1). Angka tahun amatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 tahun berturut-turut sehingga
(54)
jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 3 tahun observasi x 117 sampel adalah sebanyak 351 sampel observasi.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu usaha dasar untuk mengumpulkan data dengan prosedur standar. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Menurut Arikunto (2002) metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
pooled data yaitu kombinasi dari times series dan cross section. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah harga saham harian, laporan keuangan tahunan dan tanggal publikasi (pengumuman) laporan keuangan tahunan. Sumber data diperoleh melalui Jakarta Stock Exchange, Indonesian Capital Market Directory, dan website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
4.5. Variabel Penelitian
Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah Economic Value Added,
Return On Asset, Net Profit Margin dan Earning Per Share, sedangkan variabel
(55)
4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen (Y)
a. Harga saham (Y) adalah harga pasar pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan keuangan pada masing-masing periode pengamatan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
2. Variabel Independen (X)
a. Economic Value Added (X1) adalah laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) selama satu tahun buku dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh modal (capital charge) yang didasarkan atas WACC dan dikalikan dengan invested capital. Skala pengukurannya adalah skala rasio. b. Return On Asset (X2) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap asset yang digunakan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
c. Net Profit Margin (X3) adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Rasio
(56)
ini dapat dihitung dengan laba bersih setelah pajak dengan jumlah penjualan bersih. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
d. Earning Per Share (X4) adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar. Skala pengukurannya adalah skala rasio. Berdasarkan uraian tersebut maka definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Variabel Parameter Skala
Harga saham (Y)
Harga pasar pada waktu penutupan (closing price)
aktivitas di BEI. Harga saham
yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan.
∑ harga saham 5
hari X =
5
Rasio
Economic Value Added
(X1)
Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) selama satu tahun buku dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh modal (capital
charge) yang didasarkan atas
WACC dan dikalikan dengan
invested capital.
EVA= NOPAT – Capital
Charges
Rasio
Return On Asset (X2)
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap aset yang digunakan.
Laba Bersih ROA =
Total Aktiva
(57)
Variabel Definisi Variabel Parameter Skala Net Profit
Margin (X3)
Rasio yang mengukur
kemampuan manajemen
perusahaan dalam
menjalankan kegiatan
operasionalnya dengan
meminimalkan beban
perusahaan dan
memaksimalkan laba
perusahaan
Laba Bersih
NPM =
Jlh Penjualan bersih
Rasio
Earning Per Share (X4)
Rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Laba Bersih EPS =
Jlh lembar Saham
Rasio
4.7. Model dan Teknik Analisis Data
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan bantuan Software SPSS (Statistical Package Social Science). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang akan diteliti.
4.7.1. Perumusan Model
Untuk menentukan besarnya pengaruh antara variabel independen yaitu EVA,
ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham. Model regresi linear berganda yang
digunakan adalah sebagai berikut:
(1)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan variabel Economic Value Added, Return On Assets, Net Profit Margin dan Eearning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu dari Wathi dan Suchitra (2006) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian, antara lain Return On Asset, Return On Equty dan Net Profit Margin.
2. Secara parsial hanya variabel Return On Assets dan Earning Per Share yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel Economic Value Added dan Net Profit Margin tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Purwatmo (2005) karena perbedaan variabel yaitu ROA, ROE dan EVA kecuali untuk variabel Net Profit Margin.
(2)
6.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:
1. Keterbatasan dalam menggunakan rasio keuangan perusahaan hanya diwakili oleh sebagian rasio keuangan, yaitu EVA, ROA, NPM dan EPS sebab terdapat kemungkinan rasio-rasio keuangan lain yang lebih signifikan pengaruhnya terhadap perubahan harga saham seperti Dividen Payout Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio.
2. Keterbatasan dalam mengambil jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur saja, sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan.
3. Keterbatasan dalam mengambil variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu hanya terbatas pada variabel-variabel akuntansi saja dan tidak melibatkan faktor ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
6.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya disarankan meneliti variabel di luar EVA, ROA, NPM dan EPS dan menambah variabel lain seperti tingkat inflasi, suku bunga dan
(3)
2. Bagi investor dan calon investor yang ingin berinvestasi di sektor manufaktur, sebaiknya memperhatikan variabel ROA dan EPS sebelum berinvestasi di Bursa Efek Indonesia karena berdasarkan hasil penelitian ini kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
3. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya sampel penelitian yang digunakan tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur saja tetapi keseluruhan perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia supaya mendapatkan hasil yang lebih menggambarkan secara umum.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Jamalul. 2009. Analisis Faktor Fundamental Keuangan dan Rasio Sistematik terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods di BEI. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan.
Albahi, Muhammad. 2008. Pengaruh ROA dan EVA terhadap Tingkat Keuntungan Saham Perusahaan yang Go-Public di Indonesia. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan.
Brighan, F. and Gapen. 1990. Financial Management: Theory and Practice, 6th edition. Dryden Press. Florida, USA Eugene.
Brown, S.J and J.B Warner. 1980. Measuring Security Price Performance. Journal of Financial Economic 8 September, 205-258.
_________. 1985. Using Daily Stock Return, The Cas of Event Studies. Journal of Financial Economic 14. 3-31.
Cristinant, D. 1996. All About EVA, CFO, November : 13.
Dodd, J.L and Chen. 1966. EVA: A New Panacea?, Business and Economic Review, July-September: 26-28.
Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometrics. Third Edition. McGraw-Hill Book Co. Singapore.
Hartono, J. 1998. Bias dari Penggunaan Data di MBAR. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 13; 4.
Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN.
http://finance.yahoo.com
Irwansyah. 2005. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan.
(5)
UGM. Yogyakarta.
Jogiyanto, dan Chendrawati. 1999. ROA and EVA: A Comparative Emperical Study, Gadjah Mada International Journal of Business Vol. 1 No. 1, Hal. 45-54. Kane, A and A. J Marcus. 2002. Investment. 5th Edition. McGraw-Hill Irwin. New
York.
Levin, Richard and David S Rubin. 1998. Statistic For Management. 7th
Edition. Prentice-all International Inc.
Munawir. S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Panggabean, Raja Lambas. 2005. Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE terhadap Harga Saham LQ 45 di BEJ. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol 3 No. 5. Hal. 1-19.
Pradhono, dan Christiawan Yulius Jogi. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earning dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6. No. 2, Hal. 140-166.
Purwatmo. 2005. Pengaruh Return on Asset dan Economic Value Added terhadap Return Saham. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan.
Roscoe, J.T. 1975. Fundamental Research Statistic for The Behavior Sciencess. (2nd, ed), Holt, Rinehart and Winston. New York.
Rose, Peter S. 2000. Money and Capital Market (Financial Institution and Instruments in a Global Market)., 7th Edition, McGraw-Hill.
Ross, Stepehen A., Randolph W. Westerfield and Jeffrey Jaffe. 2002. Corporate Finance 6th Edition. McGraw-Hill. New York.
Santoso, R Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham. Empirika, Vol. 19 No. 1, Hal. 64-80.
(6)
Sembiring, Abdi Satria. 2008. Pengaruh ROA dan EVA terhadap Perubahan Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-2008. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan.
Sianipar, Ardin. 2005. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Industri Perbankan di Indonesia. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan. (tidak dipublikasikan).
Situmeang, Chandra. 2002. Analisa Pengaruh Indeks Defensive Stock dan Indeks Cyclical Stock terhadap Produk Domestik Bruto. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Administrasi Edisi 6. Alpabeta Bandung.
Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 2. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Steward III, G. Bennet. 1991. The Quest For Value. Harper Business.
________. 1995. EVA Works – But Not If You Make These Common Mistkes. Fortune. May 1, 117-118.
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetak Keempat. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Tandelilin, E.D. 1991. Investasi, Manajemen dan Analisis. Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi. UGM. Yogyakarta.
Wathi, Suchitra. 2006. Pengaruh Rasio Profitabilits dan Rasio Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU.
Winatha, I Komang. 2001. Analisis Kebijakan Deviden dan Pengaruhnya pada Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang Masuk BEJ. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya.