16
b. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkatan ini terdapatlah nilai-nilai yang
penting bagi kehidupan Werte des Vitalen Fuhlens, misalnya kesehatan, kesegaran, jasmani, dan kesejahteraan umum.
c. Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkatan ini terdapat nilai kejiwaan geistige
werte yang sama sekali tidak terkandung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini ialah keindahan, kebenaran, dan
pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat. d.
Nilai-nilai rohani: dalam tingkat ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci Wermodalitat des Heiligen ung Unheiligen. Nilai-
nilai semacam ini terdiri dari nilai-nilai pribadi.
2. Macam-Macam Nilai
Nilai dapat dipandang sebagai sesuatu yang berharga, memiliki kualitas, baik itu kualitas tinggi atau kualitas rendah. Dari uraian pengertian
nilai di atas, maka Notonegoro dalam Kaelan, menyebutkan adanya 3 macam nilai.
7
Dari ketiga jenis nilai tersebut adalah sebagai berikut: a.
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidpan jasmani manusia atau kebutuhan ragawai manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas. c.
Nilai kerohaniaan, yaitu segala sesuatu yang berguna rohani manusia. Nilai, kerohaniaan meliputi sebagai berikut:
1. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal rasio, budi, cipta manusia
Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan emotion manusia.
2. Nilai kebaikan atau nilai yang bersumber pada unsur kehendak
manusia. Dari uraian mengenai macam-macam nilai di atas, dapat dikemukakan
bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya sesuatu yang berwujud material saja, akan tetapi juga sesuatu yang berwujud non-material atau
7
Kaelan, op.cit., h. 89
17
immaterial. Bahkan sesuatu yang immaterial itu dapat mengandung nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia. Nilai-nilai material relative
lebih mudah diukur, yaitu dengan menggunakan panca indra maupun alat pengukur seperti berat, panjang, luas, dan sebagainya. Sedangkan nilai
kerohanian atau spiritual lebih sulit mengukurnya. Dalam menilai hal-hal tersebut, yang menjadi alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang
dibantu oleh alat indra, cipta, rasa, karsa, dan keyakinan manusia.
3. Pengertian Pendidikan Keimanan
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina keperibadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dlam
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok
orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
8
Menurut Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan yaitu tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikanya itu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagaian anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
9
2. Subtansi Materi Pendidikan Keimanan
a. Makna Iman dan Fungsi Iman
Pengertian iman menurut bahasa adalah mempercayai atau membenarkan. Iman berasal dari kata aamana-
yu‟minu yang berarti tasdiq mempercayai atau membenarkan. Dan menurut istilah Iman ialah
“Membenarkan dengan hati diucapkan degan lisan dan dibuktikan degan amal perbuatan.”
8
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997, hal. 1
9
Ibid., h. 4