Pengertian Nilai Konsep Nilai Pendidikan Keimanan

17 immaterial. Bahkan sesuatu yang immaterial itu dapat mengandung nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia. Nilai-nilai material relative lebih mudah diukur, yaitu dengan menggunakan panca indra maupun alat pengukur seperti berat, panjang, luas, dan sebagainya. Sedangkan nilai kerohanian atau spiritual lebih sulit mengukurnya. Dalam menilai hal-hal tersebut, yang menjadi alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu oleh alat indra, cipta, rasa, karsa, dan keyakinan manusia.

3. Pengertian Pendidikan Keimanan

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina keperibadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dlam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 8 Menurut Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikanya itu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagaian anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 9

2. Subtansi Materi Pendidikan Keimanan

a. Makna Iman dan Fungsi Iman

Pengertian iman menurut bahasa adalah mempercayai atau membenarkan. Iman berasal dari kata aamana- yu‟minu yang berarti tasdiq mempercayai atau membenarkan. Dan menurut istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati diucapkan degan lisan dan dibuktikan degan amal perbuatan.” 8 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997, hal. 1 9 Ibid., h. 4 18 Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu beliau menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun .” Artinya Ucapan yg disertai degan perbuatan diiringi degan ketulusan niat dan dilandasi degan Sunnah. Kata beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalah kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dega n sunnah adalah bid‟ah. Menurut hasan hanafi para teolog muslim dalam membicarakan tentang iman ,ada empat istilah kunci yang biasanya dipakai yaitu: a. Marifah bi al-aql atau dengan menggunakan akal b. Amal ,pernuatan baik dan patuh c. Iqrar , pengakuan secara lisan d. Tashdiq ,atau membenarkan dalam hati Iman jika hanya diucapkan oleh mulut saja dan belum dilakukan dengan perbuatan belumlah dikatakan orang yang beriman ,sesuai dengan isi kan dungan alqur‟an Qs al-baqarah:8-9.                        “Dan diantara manusia itu ada yang mengatakan dirinya beriman „‟kami beriman lepada Allah dan pada hari akhirat „‟sedang yang sebenarnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman, tetapi mereka menipu diri mereka sendiri dan mereka tidak sadar” 10 Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan hatinyatidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa: 142. 10 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur‟an, Jakarta: CV. Penerbit Diponegoro, 2002, h. 3 19                     “Sesungguhnya orang-orang munafik beriman palsu itu hendak menipu mereka.Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri dengam malas , mereka ria mengambil muka kepada manusia dan tiada mengingat Allah melainkan sedikit seka li” 11 Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi al- jawatih, artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan pembenaran hati,dan mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota badan. Contohiman model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid:19.                        “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang- orang yang Shiddiqien”. 12 Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di dalam al- Qur‟an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya sebatas padaucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup ucapan. Perbuatandan keyakinan dalam hati. Manfaat Iman dengan disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci akan dibukakanya kehidupan yang baik, makmur dan sejahtera antara lain: a. Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa b. Iman akan menimbulkan kasih sayang antar sesama 11 Ibid., h. 101 12 Ibid., h. 540