Definis i Stres kerja

24 Memiliki tujuan yang realistis Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang un merealisasi tujuan Memanfaatkan umpan balik yang ko nkret dalam seluru h kegiatan kerja yang dilakukan Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan Selanjutnya menurut Gibson khaerul Umam, 2010, ada tiga fakto r yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu: Faktor individu: kemampu an, keterampilan , latar belaka g keluarga, pen galaman kerja, tingkat social dan demografi seseorang Faktor psikologi: p ersepsi, stress kerja, peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan kerja Faktor o rganisasi: struktur organisasi, desain p ekerja , kepemimpinan, sistem pen ghargaan Stres kerja y ang diu ngkap kan oleh parah ahli di antaranya French, Rogers, reward system

2.2 Stres Kerja

2.2.1 Definis i Stres kerja

25 Cobb dalam Sutarto , 2010 telah mendefinisikan stres kerja sebagai berikut: Kemudian bersama Van Harrison d an Pinneau dalam Sutarto, 2010 mereka mengub ah definisi itu men jadi “ Lain lagi menurut Stephen P. Robbins dalam Paiman, 2000 yang mem berikan definisi stres kerja sebagai berikut, stres kerja adalah kond isi dinamis dimana seseorang bertentangan dengan peluang, hambatan atau p ermintaan yang terkait dengan apa yang di inginkan d an dimana penyelesaian itu diterima karena adanya unsur hal yang pen ting dan tidak pasti. Adapun pengungkapan berbeda yan g dilontarkan o leh Smith dalam Sutarto, 2010 mengemukakan bahwa konsep stres kerja dapat d itinjau dari beb erapa sudut, yaitu: stres kerja merupakan hasil dari keadaan tempat kerja. Conto h: keadaan tempat yang bising dan ventilas udara yang kurang baik. Hal ini akan mengu rangi motivasi karyawan. stres kerja merup akan hasil dari du a faktor organisasi yaitu keterlibatan dalam tugas dan dukun gan organisasi. stres terjadi karena faktor “ juga faktor kemampuan melakukan tugas. akibat dari waktu kerja y ang berlebihan. fakto r tanggung jawab kerja. Dan yang terakhir, tantangan yang muncul dari tugas. Selanjutnya, Caplan et al. dalam. Beehr Newman, 1978 dalam, Sutarto, 2010 mengatakan bah wa stres kerja mengacu pada semua kara stik pekerjaan “a misfit between a persons skill and abilities and demands of the job misfit in term of persons need supplied by the job environment.” any characteristic of the job environment wich process a th reat to individual.” pertama, Kedua, Ketiga, workload” Keempat, Kelima, 26 yan g mungkin memberi an caman kepada individu tersebut. Dua jenis stres kerja yan g m ungkin mengancam individu yaitu baik berupa tuntutan dimana individu mungkin tidak berusaha mencapai kebutuhannya atau pers iaan yang tidak men cukupi untuk memenuhi kebu tuhan in dividu tersebut. Namun, Beehr Newman dalam Sutarto, 2010 mendefinisikan bahwa stres kerja sebagai suatu keadaan yang timbu l dalam in raksi di antara manu sia dan pekerjaan. Secara umum, stres didefinsikan sebagai rangsangan eksternal yang men ggan ggu fungsi mental, fisik, dan kimiawi dalam tubuh seseorang, Nykodym dan Geo rge d alam Sutarto, 2010, sebaliknya Selye dalam. Brief et al. 1981, dalam Sutarto, 2010 berpend apat bahwa stres kerja merupakan suatu ko nsep ang terus-menerus bertambah. In i terjadi jika semakin bany perm intaan , maka semakin bertambah mu nculnya poten si stres kerja dan peluang untuk menghadapi ketegangan akan ikut bertambah pula. Seorang individu mungkin mengalami gejala stres kerja o sitif seandainya men dapat kesempatan u ntuk naik jabatan atau menerima . Tetapi sebaliknya, jika dia m erasa dihambat oleh beebagai seb diluar kontrol dalam men capai tujuannya, m aka ia akan mengalami gejala stres yang negative Brief et al dalam Sutarto, 2010. Kemudian, Kahn dan Quin dalam. Ivan ceviech et al. 1982, dalam Sutarto, 2010 mendefinisikan bahwa stres kerja merupakan faktor-faktor lingkungan kerja yang negatif seperti ko nflik peran, kekab uran peran, dan beban kerja yan g belebihan dalam pekerjaan. Sementara itu , Keenan dan Newton dalam Sutarto, 2010 juga reward 27 berpendapat stres kerja perwujudan d ari kekaburan pera, konflik peran, dan beban kerja yan g berlebihan. Kondisi ini selanjutnya akan dapt mengganggu prestasi dan kemampuan individu untuk b ekerja. Ivanceviech d alam Sutarto, 2010 men gatakan bahwa pengalaman individu mengalami stres kerja dapat digam barkan melalui perbedaan antara faktor-faktor stres dari ling gan eksternal yang disebabkan faktor internal, yaitu tingkah laku tipe A. Menurut Kavaganh, Hurst, dan Rose dalam Sutarto, 2010, stres kerja juga meru pakan suatu ketidak seimbangan persepsi in dividu tersebu t terhadap kemampuan nya untuk melakukan tindakan. Gib son dalam Ravai dan Mulyadi, 2003 mengemukakan bahwa stres kerja d ikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, y itu stres sebagai stimulus, stres sebagai rerspon, dan stres sebagai stimulus-resp . Stres sebagai stimulus merupakan pendakatan yang menitikberatkan pada lingkun an. Defin isi stimulus mem andan g stres sebagai sesuatu kekuatan yang menekan ndividu untuk mem berikan tanggapan terhadap stresor. Pen dekatan ini emandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dan respo n individu. Pend ekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimu lus lingkungan dan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar seb uah stimulus atau respon, melainkan stres m akan hasil interaksi unik antara ko ndisi stimulus lingkungan dan kecen derun n individu untuk mem berikan tanggapan. Sementara itu Luthans men definisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam et a l 28 men yesuaikan diri y ang d ipengaruhi oleh perb edaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuen si dari tin dakan lingkungan, situasi atau peristiwa yan g terlalu ban yak mengadakan tuntutan psikologis dan isik seseo rang. Secara lebih khu sus, stres kerja terkait dengan kend al dan tuntutan. Yang pertama mencegah anda dari mengerjakan apa yang sangat anda inginkan . Yang kedua mengacu pada hilangny a sesuatu yang sangat diing nkan. Jadi b ila anda akan menjalan i tinjauan kinerja tahunan ditempat kerja, and a merasa stres karena and a menghadapi kesempatan, kendala, dan tuntutan. Tin n kinerja yang baik dap at mendorong kepromosi, tanggung jawab yan g lebih b sar, dan gaji yang lebih tinggi. Tetapi tinjauan ulang yang buruk dapoat enghalangi an da dari mem peroleh p ro mosi itu. Bahkan tin jauan kinerja yang l biasa b uru k mungkin akan mengakibatkan an da dipecat. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja kary n mengalami beb erapa gejala yang dapat mengancam dan men gganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti: mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlib at, dan kesulitan dalam masalah tid ur. Selain itu ketidak keseimbangan antara rakteristik kepribadian kary awan d engan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan d apat terjad i pada semua kondisi pekerjaan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa stres kerja adalah suatu kond isi dari hasil penghayatan subjektif individu yan g dapat berupa interaksi antara individu dan lingkungan kerja yang dapat m engan m dan memberi 29 tekanan secara psikologis, fisiologis, dan sikap in dividu. Menurut Andrew Goliszek 1992, setiap reaksi yang kita miliki belum tentu merupakan gejala stress. Reaksi setiap oran g pas berbeda-beda. Apa yang men jadi tanda stress bagi seseorang mungkin m erupakan ertand a penyakit bagi orang lain. Gejala-gejala stress dapat dibagi menjadi pat katagori, yakn i fisik, emo si, perilaku dan intelektual. Gejala fisik meliputi sakit kepala, kelop ak mata berkedip-kedip tanp a sadar, hid ung bergerak-gerak tanp sadar, rasa nyeri dimuka atau rahang, mulut tenggorakan kering, sulit menelan, ariawan dilidah, sakit leher, pusing dan lain sebagainya. Adapun gejala emosi meliputi; mud ah tersin ggung, suasana hati berub ah , depresi, sikap agresif yang tidak normal dan lain sebagainya. Terakhir ad alah gejala intelektu al yang meliputi sulit berkon sentrasi, mudah lupa, daya ingat menurun, dan mu tu kerja yang re dah Menurut Braham dalam Rivai dan Mulyadi, 2003, gejala stres dapat berupa tanda- tand a yaitu: 1 Gejala Fisik Berikut ini ad alah gejala-gejala fisik yan g sering d itemui pada h asil pen elitian mengenai stres pekerjaan : Sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit kepala, su lit buang air besar, adanya gangguan p cernaan , radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan As pek Stres kerja . mood 30 darah tinggi, kehilangan energy 2. Emosional Gejala-gejala emo sional yan g sering ditemukan didalam s kerja adalah: marah-marah, mu dah tersinggung dan terlalu sen itive, gelisah dan cemas, suasana hati mud ah berubah-ubah, sedih , m ud men angis dan depresi, gugup, agresif terh adap o rang lain dan mud ah bermusuhan serta mudah menyerang, dan kelesuan mental. 3. Intelektual Gejala-gejala intelektual yan g sering ditemukan didala stres kerja adalah: mudah lupa, kacau pikirannya, d aya ingat menu r , sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja. Interpersonal Gejala-gejala interpersonal yan g sering ditemukan dida am stres kerja yaitu: acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pad orang lain men uru n, mudah mengingkari janji pada o rang lain, sena g mencari kesalahan oran g lain atau men yerang dengan kata-kata, enutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain. Dari beberapa u raian di atas, dapat disimpulkan b ahwa tres merupakan suatu kond isi ketegangan yang mempengaruhi emosi, pros berpikir dan kondisi seseorang di mana ia terpaksa m emberikan tanggapan mel ihi kem apuan pen yesuaian diriny a terhadap tuntutan eksternal lingk gan, stres y ang terlalu 31 besar dapat mengancam kemamp uan orang untuk menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang b agai macam stres yang dap at menggan ggu pelaksanaan kerja mereka. Sumber stres adalah suatu ko ndisi, situasi atau peristiwa yang dap at menyebabkan stres. Dalam h al ini Newstrom dan Davis dalam Sutarto, 2010 mengatakan “ ”. Ada berbagai sumber stres yang men yebab kan stres di pe haan diantaranya adalah faktor pekerjaan itu sendiri dan di u ar pekerjaan itu. Pendapat ini sejalan dengan Tosi dalam Sutarto, 2010 yang menyebu tkan bahwa ada lima macam faktor yang menyebabkan stres dan berhubungan dengan pekerjaan individu, tekanan peran, kesempatan pelibatan diri dalam tugas, tanggun g jawab individu, dan facto r organisasi. Sementara itu, penjelasan lain yang dikemukakan oleh Kaplan Khaerul Umam, 2010 tentang stresor ialah “ Sedangkan Sh eridan Radmacher dalam Khaerul Umam, 2010 men definisikan stresor sebagai segala hal yang memb uat tuntutan terhad ap individu. Jadi, stresor dap t disim pulkan sebagai kondisi fisik dan lingkungan atau kejadian-kejadian yang dipersepsikan men gancam, meru sak atau m embah ayakan yang dapat menimb ketidak seimbangan dalam diri seseorang. Banyaknya kemungkinan stimulus yang dapat dikatago rikan sebagai sumber stres membuat munculny a b erpa pendapat yang Stresor dan Jenis Stres sor stresso rs conditions tha t tend to ca use stres are called stressors Any Stimu li tha t makes demands on an organism requiring ada pta tion o r adjustmen t”. 32 berbeda tentang jenis-jenis stresor dan su mber-sumb er ss yang mungkin diperoleh in dividu. Quick dan Quick dalam Rivai dan Mulyad i, 2003 mengkatagorikan jenis stres men jadi dua, yaitu: , yaitu hasil d ari respo n terh adap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif bersiafat membangun. Hal tersebu t termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasos asikan dengan pertumb uhan, fleksibilitas, kemampuan ad aptasi, d an ti gkat yang tinggi. , yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, nrgatif, dan destruktif bersifat m erusak. Hal terseb termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti pen yakit dan tin gkat ketidakhadiran yang tinggi, yan g diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan atian Phillip L d ikutip Jacinta, 2002, m enyatakan bahwa seseorang d apat dikategorikan men galami stres kerja jika: 1 Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu b ekerja. Namun penyebabnya d ak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terb awa ke rumah apat juga men jadi penyebab stress kerja. 2 Men gakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga ind ividu. Eu stres performance Distres kardiova sku lar absenteeism 33 3 Oleh karenanya diperlukan kerjasama an tara kedua belah pihak untu k men yelesaikan p ersoalan stres tersebut. Luthans dalam Rivai dan Mulyadi, 2003 menyebu tkan bahwa penyebab stres terdiri atas: , yang terd iri d ari perubahan sosial teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi, kaeadaan keu angan ras, dan keadaan komu nitas. , yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi. , yang terdiri dari kurangnya kebersamaaan dalam grou p, kurangnya dukungan so cial, serta adanya konflik intrai d ividu, interpersonal, dan intergrou p. , yang terdiri dari terjadinya ko nflik dan ketidak jel san peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadi tipe A, control personal, dan daya tahan psikologis. Sedangkan Cooper dan Davidson dalam Rivai dan Muly adi, 2003 membagi pen yebab stres dalam pekerjaan menjadi d ua yaitu: , adalah p enyebab stres yan gb erasal dari situasi maup keadaan didalam p erusahaan, misalnya kuranganya kerja a antara kary awan, koflik antara ind ividu dalam suatu kelomp ok, maupun stressor Extra o rganizatio nal stressor Organizationa l stressor Group stressor I ndividual stressor learned helplessness, self-efficacy, Group stressor 34 kurangnya dukungan sosial dari sesama karyawan di dalam perusahaan ad alah p enyeb ab stres yang berasal dari d alam diri individu, misalnya tipe kepribadian seseorang, ko ntrol personal dan tingkat kepasrahan seseorang, persepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabah an dalam men ghadapi kon flik peran serta ketidak jelasan peran. Tosi dalam Sutarto, 2010 yang mengatakan bahwa ada lima faktor yang dap at menjadi sumber stres dalam organisasi atau perusahaan yaitu: Faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan seseo ran individu, yaitu dimana peneliti-peneliti men unjukan bahwa orang yang ekerja pada pekerjaan rutin mengalami tingkat keengganan, kebosana Kornhauser, 1995 d an bekerja dengan kecepatan gerakan m empunyai h bungan signifikan dengan ketegangan, kecem asan, kemarahan dan tugas yang ada dalam pekerjaan tersebut Hurrel, 1995. Tekanan-tekanan psikologis yang tinggi menyebabkan tugas-tugas menjadi beresiko tinggi dalam melakukan pen gendalian terhadap keputusan. Hal ini disebabkan in ividu memberi respon terhadap tekan an p siko logis tersebut den gan satu cara yang dikehend aki oleh oran g lain bukan seperti cara yang dikehendakinya. Stres p eran, dalam satu kesempatan, Kh an 1964 telah elakukan penelitian tentang konflik peran dan ketidak jelasan peran dalam tu organisasi. Tujuan nya penelitian ini adalah un tuk m engetahui hubun an tingkat I ndividual stresso r et al. 35 ketegangan peran d an penyesuaian diri. Pelu ang partisipasi, ada beberapa manajer dilaporkan b wa apabila tingkat partisipasi mereka dalam mengamb il keputusan dirasakan lebih banyak akan mengalami stres yang lebih rendah. Sebaliknya, ti gkat kecemasan terhadap tugas dan ancaman terhadap tugas dirasakan rendah oleh m anajer yan g partisipan ya terhadap tu gasnya rendah Tosi, 1971. Tanggung jawab, d engan tanggung jawab yang lain m ungki dapat mem pengaruhi stres yang sedan g bekerja Cooper dan Marshall, 1976. Sebagai seoran g manajer keefektifannya tergantung pada siapa yang bekerja untukn ya, seandainya manajer mempunyai alasan ah wa dirinya tidak mempuny ai kep ercayaan terh adap mereka, atau kemampu annya kurang dapat mengendalikan m ereka, maka manajer akan m galami stres karena d irinya tidak dapat mengen dalikan situasi tersebut. Faktor-faktor organisasi, men urut Argyris, 1964; presthus, 1978 berpend apat bah wa o rganisasi itu sendiri dapat menyebabkan stres. to hnya, banyak yan g percaya bahwa birokrasi atau mekanis merupakan entuk organisasi yan g mengarah d an tidak memaksimalkan poten si individu sedangkan struktur organisasi leb ih memungkinkan untuk mewujudka potensi dan produktivitas individu. Dalam setiap organisasi harus dapat memahami adan ya be agai gejala yan g dapat menyebabkan timbulnya stres kerja. Stres kerja timbul karena adanya 36 hubungan interaksi dan komunikasi antara in dividu dan ingkungan nya. Selain itu, stres muncu l karena ad anya jawaban ind ividu yang berewujud emosi, fisiologis dan pikiran terhadap kon disi, situasi atau peristiwa y g meminta tuntutan terhadap diri individ u dalam pekerjaannya. Berbagai gejala stres dapat d ilihat dari adanya berbagai perubahan dalam fisiologis, psikologis ataupun sikap terten tu yang sem itu dapat menjadi faktor pen yebab timb ulya stres. Faktor-faktor yang dapat menjadi sumber stres adalah fakto r yang berhubungan dengan pekerjaan dan di luar p kerjaan. Faktor-faktor yan g berhubungan dengan pekerjaan adalah faktor yang b naan dengan pekerjaan karyawan , stres peran yang berhubungan denga ketidak jelasan peran, konflik peran, dan beb an peran, kesempatan partisipasi tan ggung jawab, dan fakto r o rganisasi. Faktor-faktor diluar pekerjaan seperti perubahan stru ktur kehidupan, duku ngan sosial, internal dan eksternal, kepribadian tipe A atau tipe B, harga diri, fleksibelitaskaku, kemampuan Tosi,dalam Sutarto, 2010. Gagasan awal men genai gaya kepemimp inan transfo rmasio n dan transaksional ini d ikembangkan oleh James MacFregor Burns yang men erapkannya dalam konteks politik. Burns 1978 mendefinisikan kepemimpi an transaksional sebagai ben tuk hu bungan yang mempertukarkan jabatan atau tugas tersebut. Jadi, locus of control

2.3 Gaya Kepemimpinan Transaksional