Pendidikan Politik Dalam Pemikiran Barat Fungsi-Fungsi Pendidikan Politik

Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata “didik” yang berarti “memelihara memberi latihan ajaran, tuntunan, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran”. 5 Dari pengertian di atas tampak bahwa seluruh kegiatan yang ditujukan untuk membentuk akhlak, budi pekerti dan mengasah keterampilan berfikir adalah kegiatan pendidikan. Secara istilah pendidikan dalam arti yang luas adalah “semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan, pengalaman kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan generasi muda agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani”. 6 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan tidak hanya bertugas untuk mengembangkan kecerdasan dan membentuk akhlak sesuai dengan norma-norma yang berlaku, tetapi juga sebagai sarana generasi tua untuk mewariskan pengetahuannya kepada generasi muda, agar generasi muda dapat melaksanakan kewajibannya untuk melangsungkan kehidupan manusia.

B. Pendidikan Politik Dalam Pemikiran Barat

Edgar Fore dan kawan-kawan mendefinisikan pendidikan politik sebagai “penyiapan generasi untuk berfikir merdeka seputar esensi kekuasaan dan pilar- pilarnya, seputar faktor-faktor yang berpengaruh dalam lembaga-lembaga atau berpengaruh dalam masyarakat melalui lembaga-lembaga tersebut. Ia berpendapat 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, Cet ke-4, h. 232. 6 Soeganda Poerkawatja dan H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Gunung Agung, 1981, h. 257 bahwa pendidikan politik bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran politik dan mendidik karakteristi manusia yang kenyang dengan jiwa demokrasi. Ia bukan doktrin atas konsepsi-konsepsi politik, akan tetapi merupakan penyiapan generasi untuk dapat memahami sruktur-struktur dunia tempat mereka akan hidup di dalamnya, untuk menunaikan berbagai tanggung jawab yang benar dalam kehidupannya, agar mata mereka tak selamanya terpejam dan pemahaman terhadap teka-teki dunia ini pun tidak tertutup bagi mereka. Ia berpendapat bahwa yang esensial dalam pendidikan politik adalah mengaitkan aktivitas pendidikan dengan praktek kekuasaan secara seimbang, berguna dan demokratis. 7 Sedangkan Good berpendapat bahwa pendidikan politik adalah pengembangan kesadaran generasi terhadap berbagai problematika kekuasaan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik. Dan pengembangan aspek itu adalah dengan menggunakan berbagai sarana seperti diskusi-diskusi nonformal, ceramah-ceramah dan partisipasi dalam kegiatan politik. Definisi ini menonjolkan dua dimensi pendidikan politik, yaitu kesadaran dan partisipasi, akan tetapi membatasinya hanya pada kekuasaan dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Kedua definisi di atas mencerminkan pendidikan politik di negara-negara demokrasi yang sudah mapan. 8

C. Fungsi-Fungsi Pendidikan Politik

7 Edgar Fore dkk, Ta’allam Litakuuna terjemahan Dr. Hanafi bin Isa. hal. 215. 8 Dr. Ustman Abdul Mu’iz Ruslan, Op Cit, hal. 81-82. Kaitannya dengan kegiatan politik, kegiatan politik ini dijadikan sebagai suatu fungsi-fungsi politik yang dijadikan menjadi dua kategori yaitu: fungsi-fungsi masukan input functions dan fungsi-fungsi keluaran output functions. Yang pertama adalah fungsi-fungsi yang sangat penting dan menentukan cara kerjanya sistem dan yang diperlukan untuk membuat dan melaksanakan kebijaksanaan dalam sistem politik. Fungsi-fungsi politik yang dimaksud adalah: a. Sosialisasi politik. Sosialisasi antara lain berarti proses social yang memungkinkan seseorang menjadi anggota kelompoknya. Dari makna ini maka sosialisasi politik adalah merupakan proses sosial yang menjadikan seorang anggota masyarakat memiliki budaya politik kelompoknya dan bersikap serta bertindak sesuai dengan budaya politik tersebut. b. Rekrutmen politik. Yang dimaksud adalah proses seleksi warga masyarakat untuk menduduki jabatan politik dan administrasi. c. Artikulasi kepentingan. Fungsi ini merupakan proses penentuan kepentingan- kepentingan yang dikehendaki dari system politik. d. Agregasi kepentingan. Fungsi ini adalah proses perumusan alternatif dengan jalan penggabungan atau penyesuaian kepentingan-kepentingan yang telah diartikulasikan atau dengan merekrut calon-calon pejabat yang menganut pola kebijaksanaan tertentu. e. Komunikasi politik. Fungsi ini merupakan alat untuk penyelenggaraan fungsi- fungsi lainnya. Orang tua, guru-guru dan pemimpin-pemimpin agama misalnya, mengambil bagian dalam sosialisasi politikdengan menggunakan komunikasi. Sedangkan fungsi-fungsi pengeluaran meliputi: pembuatan aturan rule making, pelaksanaan aturan-aturan hukum rule application dan pengawasan atas pelaksanaan aturan-aturan hukum rule adjdication. 9

D. Tujuan Pendidikan Politik