BAB III SEJARAH PIAGAM MADINAH
A. Pengertian Piagam Madinah
Tidak lama sesudah hijrah ke Madinah, Muhammad SAW. membuat suatu piagam politik untuk mengatur kehidupan bersama di Madinah yang dihuni oleh
beberapa macam golongan. Ia memandang perlu meletakkan aturan pokok tata kehidupan bersama di Madinah, agar terbentuk kesatuan hidup diantara seluruh
penghuninya. Kesatuan hidup yang baru dibentuk itu dipimpin oleh Muhammad SAW, sendiri dan menjadi yang berdaulat. Dengan demikian di Madinah Nabi
Muhammad bukan lagi hanya mempunyai sifat Rasul Allah, tapi juga mempunyai sifat kepala negara.
Tidaklah sama pendapat dan penilaian yang diberikan oleh para ahli terhadap naskah penting yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad itu. Tetapi dalam suatu hal
pendapat mereka bersamaan, ialah naskah itu adalah suatu dokumen politik yang paling lengkap dan paling tua umurnya di dalam sejarah.
Menurut W. Montgomery Watt dalam bukunya Muhammad et Medina,
sebagai lanjutan dari bukunya yang pertama Muhammad et Mecca oxford, 1953 tidak kurang pula jasanya mempopulerkan piagam itu sebagai suatu Konstitusi, yang
dinamakannya sebagai The Constitution of Medina Konstitusi Madienah. Dengan membagi Konstitusi itu kepada Mukaddimah dan 47 pasal.
1
Sedangkan Dr. Ahmad Ibrahim Syarif mengartikan Piagam Madinah dengan
Shahiefah, sebagaimana yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Pembentukan Negara di Yastrid, yang berbunyi:
Nabi Muhammad telah memuat suatu Undang-undang Dasar untuk mengatur kehidupan umum di Madinah dan melatakan dasar-dasar hubungan antara Madinah
dengan tetangga-tetangganya. Undang-undang dasar ini menunjukkan suatu kemampuan yang besar dalam segi perundang-undangan dan suatu keahlian yang
dalam tentang keadaan serta memahami betul akan situasi di zaman itu dan Undang- undang dasar itu terkenal dengan nama Shahiefah.
2
Majid Khadduri mengatakan piagam itu sebagai treaty perjanjian yang mengacu pada isi naskah tersebut, dalam bukunya War and Peace in the Law of
Islam dengan menamakan piagam itu dengan Tripartite Agreement Perjanjian segi tiga, yaitu perjanjian antara kaum Muhajirin, Anshar dan kaum Yahudi.
3
Beberapa alasan dikemukakan mengapa para ahli sejarah menamakan Piagam Madinah dengan berbagai macam nama yaitu, disebut piagam charter, karena
isinya mengakui hak-hak kebebasan beragama dan berkeyakinan, kebebasan berpendapat dan kehendak umum warga Madinah supaya keadilan terwujud dalam
kehidupan mereka, mengatur kewajiban kemasyarakatan semua golongan, menetapkan pembentukan persatuan dan kesatuan semua warga. Disebut konstitusi
constitution karena di dalamnya terdapat prinsip-prinsip untuk mengatur kepentingan umum dan dasar-dasar sosial politik yang bekerja untuk membentuk
1
H. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Nabi Muhammad SAW: Konstitusi Negara Tertulis yang Pertama di Dunia, Jakarta: Bulan Bintang, 1973 hlm. 74-75
2
Ibid, hlm. 85
3
Ibid. hlm. 67
suatu masyarakat dan pemerintahan sebagai wadah persatuan penduduk Madinah yang majemuk.
Walaupun disebut dengan nama-nama yang berbeda charter, perjanjian, konstitusi maupun shahifat tapi bentuk dan muatannya itu tidak menyimpang dari
pengertian tersebut di atas.
4
Kitab-kitab Islam
selalu menamakan piagam itu dengan Ahdun Nabi bil
Yahudi Perjanjian Nabi dengan kaum Yahudi atau dengan Ahdun Bainal Muslimin wal Yahudi Perjanjian antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi.
Oleh karena pandangan mereka bersifat keagamaan semata-mata agamis, maka perjanjian itu diartikan sebagai suatu hubungan antara pemeluk Islam dengan
pemeluk-pemeluk agama lain. Sebab piagam tersebut dijadikan bukti adanya sifat kesabaran dan toleransi Islam terhadap pemeluk-pemeluk agama lainnya.
5
Itulah pendapat para ilmuwan muslim dan non muslim yang menamakan Piagam Madinah dengan berbagai nama, tapi pendapat yang mereka kemukakan
semua itu tidak menyimpang atau berbeda dari yang aslinya. Mereka mengakui bahwa perjanjian Piagam Madinah yang di buat oleh Rasulallah SAW dengan kaum
Anshar dan Muhajirin adalah sebagai pembentukan Negara Islam yang pertama.
B. Sejarah Terbentuknya Piagam Madinah