Nilai ambang batas m=1

1. Nilai ambang batas m=1

Variabel independen terakhir adalah inflasi. Berdasarkan hasil estimasi menggunakan regresi logit, dihasilkan koefisien variabel inflasi sebesar 0,1337 Tabel 4.9 pada m=1. Angka ini menunjukkan bahwa apabila variabel-variabel lain dianggap konstan maka peningkatan variabel inflasi sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan secara rata-rata pada estimasi logit sebesar 0,1337. Nilai term of odds yang dihasilkan pada variabel ini berasal dari antilog natural koefisien tersebut sebesar 1.143 kali. Artinya, inflasi dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya krisis sebanyak 1.143 kali daripada kemungkinan tidak terjadinya krisis, apabila terjadi peningkatan sebesar 1 persen, dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Variabel nilai tukar yang telah diestimasi pada saat nilai ambang batas m=1 menghasilkan koefisien -0.0011 Tabel 4.9. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel lain dianggap konstan maka penurunan nilai tukar sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan secara rata-rata pada estimasi logit probabilitas terjadinya krisis nilai tukar sebesar 0.001 persen. Selain melihat nilai koefisien, perlu dilihat nilai term of odds. Nilai term of odds merupakan ukuran probabilitas terjadinya krisis nilai tukar yang dapat diketahui melalui antilog natural dari koefisien variabel nilai tukar. Pada variabel nilai tukar telah diketahui nilai term of odds, yakni sebesar 1.0011. Angka term of odds berarti bahwa apabila variabel nilai tukar mengalami penurunan nilai tukar sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan probabilitas krisis sebesar 1.0011 kali dari pada kemungkinan tidak berpotensi krisis, dengan asumsi hal-hal lain dianggap konstan. Hasil estimasi variabel tingkat suku bunga dengan nilai ambang batas m=1 dalam regresi logit menghasilkan koefisien pada variabel suku bunga sebesar -0.0495 Tabel 4.9. Angka ini menunjukkan bahwa apabila variabel lain dianggap konstan maka penurunan suku bunga sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan secara rata-rata pada estimasi logit probabilitas terjadinya krisis nilai tukar sebesar 0.0495. Dari koefisien tersebut maka akan diketahui ukuran term of odds yang merupakan probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. Nilai term of odds pada variabel ini sebesar 1,0507. hal ini berarti bahwa kemungkinan terjadinya krisis nilai tukar sebanyak 1,0507 kali dari pada kemungkinan potensi tidak terjadinya krisis nilai tukar. Variabel cadangan devisa dalam hasil estimasi dengan regresi logit pada nilai ambang batas m=1, mempunyai koefisien 0.00000781 Tabel 4.9. Angka ini menunjukkan bahwa apabila variabel variabel lain dianggap konstan maka peningkatan cadangan devisa sebesar 1 persen akan menyebakan penurunan secara rata-rata pada estimasi logit probabilitas terjadinya krisis nilai tukar sebesar 0.00000781. Untuk ukuran probabilitas dari variabel cadangan devisa diketahui dari nilai antilog natural pada koefisien variabel tersebut, yakni sebesar 1. Apabila variabel cadangan devisa mengalami peningkatan sebesar 1 persen akan menurunkan potensi terjadinya krisis sebesar 1 kali dari pada kemungkinan tidak terjadinya krisis, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

2. Nilai ambang batas m=1,5