Uji Signifikansi Parsial Hasil Uji Statistik 1. Uji Likelihood Ratio

kecil dari α, maka hipotesis nol diterima dan dinyatakan bahwa variabel bebas signifikan berpengaruh terhadap variabel terikat. Apabila nilai LR statistik lebih besar dari α, maka hipotesis nol ditolak dan dinyatakan bahwa variabel-variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dari hasil estimasi diperoleh nilai LR statistik pada nilai ambang batas m =1 adalah sebesar 4.961965. Angka ini lebih kecil dari nilai df = 3 yang merupakan tingkat kepercayaan sebesar 10 α = 10 = 0.100 sebesar 6.2513900. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersamaan variabel independen pada model empiris tidak berpengaruh signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. Hal yang sama juga terjadi pada nilai LR statistik dengan nilai ambang batas m =1.5 yakni sebesar 6.247356. Nilai LR statistik pada nilai ambang batas m =1.5 dapat disimpulkan bahwa secara bersamaan variabel independen pada model empiris juga tidak berpengaruh signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. Hal ini disebabkan oleh nilai LR statistik mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai df = 3 pada α = 10. Hal yang berbeda muncul pada nilai LR statistik dengan nilai ambang batas m = 2, dimana nilai LR statistik mencapai 13.35412. dibandingkan dengan nilai LR statistik pada m = 1 dan m = 1.5, nilai LR statistik mempunyai nilai yang lebih besar. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa secara bersamaan variabel independen pada model empiris berpengaruh signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai LR statistik pada nilai ambang batas m = 2 lebih besar dar i nilai df = 3 dengan α =10. Pengujian LR statistik juga dilakukan oleh Muliaman Hadad, dkk, 2003 yang mengembangkan model secara simultan untuk mengidentifikasi terjadinya krisis perbankan karena nilai LR statistik yang dihasilkan dari penelitian tersebut sebesar 42.86002 dengan df = 7.

2. Uji Signifikansi Parsial

Uji signifikansi parsial digunakan untuk melihat secara individual variabel independen berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Dalam regresi menggunakan logit kriteria pengujian menggunakan nilai z. hubungan parsial dapat pula dilihat dari probabilitas z-hitung, di mana probabilitas z-hitung dengan derajad kepercayaan yang dilakukan dalam penelitian ini sebesar 10 α = 10 = 0,100. Apabila nilai probabilitas z- stastistik lebih kecil dari α maka dinyatakan hipotesis nol diterima dan dinyatakan variabel independen signifikan berpengaruh terhadap varabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai probabilitas z-statistik lebih besar dibandingkan dengan nilai α, maka hipotesis nol ditolak dan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.12 Uji Signifikansi Parsial m = 1 Signifikan pada α = 10 Sumber : Lampiran L,diolah Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parsial m = 1,5 Signifikan pada α = 10 Sumber : Lampiran M,diolah Tabel 4.14 Uji Signifikansi Parsial m = 2 Signifikan pada α = 10 Sumber : Lampiran N,diolah Berdasarkan paparan tabel di atas dengan m = 1 nilai probabilitas z-statistik yang dimiliki oleh variabel inflasi sebesar 0,3516, Nilai Tukar 0.0115, Suku bunga 0,7223, cadangan devisa 0.5660. Dari masing-masing nilai probabilitas z-statistik yang Standar Deviasi INF ER IR Rd 1 0,3516 0,0115 0,7223 0,5660 Standar Deviasi INF ER IR Rd 1,5 0,0784 0,0208 0,1815 0,271 Standar Deviasi INF ER IR Rd 2 0,0578 0,1211 0,2373 0,0542 dimiliki variabel independen hanya terdapat 1 variabel independen yang signifikan dalam mempengaruhi terjadinya krisis nilai tukar. Variabel tersebut adalah nilai tukar. Variabel tersebut mempunyai nilai probabilitas z- statistik yang lebih kecil dari α, maka dari itu variabel tersebut dapat dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap terjadinya krisis nilai tukar. Berbeda dengan variabel inflasi, suku bunga dan cadangan devisa, dimana variabel ini mempunyai nilai probabilitas z-statistik masing-masing variabel yang lebih besar dari α, yakni sebesar 0,3516;0.7223;0.5660. Hal ini dapat dinyatakan bahwa variabel inflasi, suku bunga dan cadangan devisa tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya krisis nlai tukar, karena berdasarkan asumsi bahwa apabila nilai probabilitas z- statistik lebih besar dari α, maka hipotesis nol akan ditolak. Pada nilai ambang batas m = 1.5 diperoleh 2 variabel yang signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. Variabel tersebut merupakan inflasi dan nilai tukar. Nilai probabilitas Z-statistik yang dimiliki oleh masing-masing variabel sebesar 0.0784 dan 0,0208. Angka ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai z-statistik yang dihasilkan lebih kecil dari α. Hal yang berbeda terjadi pada kedua variabel lainnya yaitu suku bunga dan cadangan devisa. Nilai probabilitas z-statistik yang dimiliki oleh variabel cadangan devisa dan suku bunga masing-masing sebesar 0,271 dan 0,1815. Angka ini menunjukkan bahwa variabel suku bunga dan cadangan devisa tidak berpengaruh signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar , karena nilai probabilitas z- statistik yang dihasilkan lebih besar dari α=10. Pada nilai ambang batas m = 2 terdapat 2 variabel yang signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. Kedua variabel tersebut adalah inflasi dan cadangan devisa dengan nilai probabilitas z-statistik masing-masing variabel 0,0578 dan 0.0542 signifikan dengan α=10. Sedangkan, variabel suku bunga dan nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. Hal ini disebabkan karena nilai probabilitas z-statistik yang dihasilkan suku bunga dan nilai tukar lebih besar dari α=10, yakni sebesar 0,2373 dan 0,1211. Berdasarkan hasil tersebut dapat dtarik kesimpulan bahwa suku bunga dan nilai tukar tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya krisis nilai tukar.

3. Uji R