BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Cold Storage
2.1.1 Definisi Cold Storage Pembekuan  cold  storage  merupakan  suatu  cara  pengawetan  bahan  pangan
dengan  cara  pembekukan  bahan  pada  suhu  di  bawah  titik  beku  pangan  tersebut. Dengan  membekunya  sebagian  kandungan  air  bahan  atau  dengan  terbentuknya  es
sehingga  ketersediaan  air  menurun,  maka  kegiatan  enzim  dan  jasad  renik  dapat dihambat  atau  dihentikan  sehingga  dapat  mempertahankan  mutu  bahan  pangan
Effendi, 2009. Menurut  Murniyati  dan  Sunarman  2000,  cold  storage  berarti  mengubah
kandungan cairan menjadi es. Ikan mulai membeku pada suhu antara  -0,6 sampai -2
o
C,  atau  rata-rata  pada  -1
o
C.  Suhu  di  mana  cairan  itu  membeku  seluruhnya  disebut dengan  eutectic  point  yang  terletak  antara  -55
o
C  dan  -65
o
C.  Pada  umumnya pembekuan sampai -12
o
C atau -30
o
C dianggap telah cukup, tergantung pada jangka waktu penyimpanan yang direncanakan.
Proses  pembekuan  terjadi  secara  bertahap  dari  permukaan  sampai  pusat bahan. Pada permukaan bahan, pembekuan berlangsung cepat sedangkan pada bagian
yang  lebih  dalam,  proses  pembekuan  berlangsung  lambat.  Pada  awal  proses pembekuan, terjadi fase  precooling dimana suhu bahanditurunkan dari suhu awal ke
suhu titik beku. Pada tahap ini semua kandungan air bahan berada pada keadaan cair. Setelah  tahap  precooling  terjadi  tahap  perubahan  fase,  pada  tahap  ini  terjadi
pembentukan kristal es Effendi, 2009. 2.1.2 Proses Produksi Cold Storage Udang
Menurut  Hadiwiyoto  1993,  secara  garis  besar  proses  pembekuan  udang meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.  Penampungan udang Seringkali  karena  banyaknya  udang  yang  dapat  dikumpulkan  oleh  pabrik,
maka udang tidak dapat diproses pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu untuk menjaga  agar  supaya  udang  tidak  menjadi  rusak,  maka  udang-udang  yang  belum
sempat  diproses  atau  udang-udang  yang  sedang  menunggu  diproses  lebih  lanjut ditempatkan pada wadah-wadah yang berisi air dingin bersuhu 0 sampai 6
o
C. b.  Sortasi
Tujuan  sortasi  untuk  mendapatkan  hasil  yang  seragam,  baik  dalam  hal kesegarannya,  ukurannya,  jenisnya,  maupun  mutunya.  Oleh  karena  itu  sortasi  ini
dikerjakan  beberapa  kali.  Biasanya  mula-mula  dilakukan  sortasi  mutu,  kemudian jenisnya,  lalu  ukurannya.  Ditambahkan  oleh  Masyamsir  2001,  tujuan  dari  sortasi
ialah  memisahkan  ikan  atau  hasil  perikanan  menurut  jenis,  ukuran  dan  tingkat kesegarannya.  Pada  tahap  ini  udang  dipertahankan  pada  kondisi  dingin  dengan  cara
memberi es curah. Pemisahan bahan baku udang didasarkan pada tingkat kualitasnya. Parameter  yang  digunakan  adalah  tekstur,  warna  udang  dan  keutuhan  udang.
Spesifikasi standar mutu bahan baku udang putih white prawn kualitas utama first grade adalah sebagai berikut:
1 Daging keras 2 Tubuh antar ruas kokoh
3 Bau spesifik seperti udang segar 4 Warna cemerlang dan dominan mengkilat pada warna dasar
5 Lingkaran  ruas  kedua  dan  ketiga  agak  kendor,  tetapi  tidak  sampai  melingkar  ke seluruh badan dan rongga yang membuka tidak sampai merobek daging
6 Ekor tidak gripis 7 Anggota badan lengkap termasuk ekor dan kaki renang
8 Daging tekstur keras elastisitas tinggi c.  Pemotongan kepala, penghilang genjer, dan pengupasan kulit
Proses  pemotongan  kepala  udang  harus  dilakukan  secara  hati-hati  dan sempurna. Pada bagian pemotongan kepala, udang dipisahkan antara bagian tubuhnya
dengan bagian kepala. Pemisahan antara kepala dan tubuh tersebut dilakukan karena udang merupakan sumber kotoran  yang mengandung bakteri sehingga kemungkinan
dapat  menurunkan  mutu  udang  secara  cepat  dengan  terjadinya  pembusukan. Pemotongan  yang  sempurna  harus  menyisakan  hanging  meat  yang  sesuai  standar
yaitu  panjangnya  setengah  dari  panjang  kaki  renang  pertama  atau  separuh  dari penampang tubuh udang Anjarsari, 2004.
Pengupasan  kulit  dikerjakan  pada  udang-udang  yang  akan  dibekukan  untuk memperoleh udang beku tanpa kulit dan kepala, shell-off. Tidak sama udang dipotong
kepala  dan  atau  dikupas  kulitnya.jenis-jenis  tertentu  tidak  mengalami  pemotongan kepala atau pengupasan kulit.
d.  Persiapan pembekuan Setelah  perlakuan  pendahuluan  selesai  dikerjakan,  tahap  selanjutnya  adalah
persiapan  untuk  pembekuan  udang.  Persiapan  pembekuan  meliputi  penimbangan dengan  standar  berat  produk  akhir,  penyusunan  pada  wadah  pembeku,  dan
pengemasan. e.  Penimbangan
Selain  untuk  mendapatkan  keseragaman  berat  pada  produk  akhir, penimbangan  juga  sekaligus  dilakukan  sebagai  usaha  pengawasan  hasil  sortasi.
Dengan  mengetahui  jumlah  udang  pada  setiap  kali  penimbangan  diketahui  ukuran udang.
f.  Pengaturan udang pada pan pembeku Pengaturan    udang  pada  pan-pan  pembeku  dikerjakan  jika  pengemasan
dilakukan  setelah  pembekuan.  Jika  pengemasan  dikerjakan  sebelum  udang dibekukan,  maka  sebagai  gantinya  pengaturan  ini  adalah  pengaturan  langsung  pada
wadah yang akan digunakan untuk pengemasan. g.  Pembekuan
Setelah persiapan pembekuan selesai, maka udang-udang dibekukan di dalam alat pembekuan atau dalam ruang-ruang pembeku. Suhu pembekuan diatur serendah
mungkin,  biasanya  -45
o
C  sampai  -35
o
C  dan  biasanya  tidak  pernah  lebih  tinggi daripada -30
o
C. Berbagai alat pembeku dapat digunakan, misalnuya contact freezer, cabinet  freezer,  dan  air  blast  freezer.  Lamanya  pembekuan  bervariasi,  tergantung
pada besarnya kapasitas pembekuan. Menurut Afrianto dan Liviawaty 2010, proses pembekuan produk bertujuan
untuk  mengawetkan  sifat-sifat  alami  produk  dengan  cara  menghambat  aktivitas bakteri  maupun  aktivitas  enzim.  Selama  proses  pembekuan  berlangsung,  terjadi
pemindahan  panas  dari  tubuh  produk  yang  bersuhu  lebih  tinggi  ke  refrigerant  yang bersuhu  rendah.  Dengan  demikian,  kandungan  air  di  dalam  tubuh  produk  akan
berubah bentuk menjadi kristal es yang membeku. h.  Penyimpanan
Penyimpanan  udang  beku  dikerjakan  pada  ruang  penyimpanan  dingin  cold storage  room.  Ruang  penyimpanan  dingin  ini  berupa  ruang  yang  cukup  besar.
Kondisinya  diatur  sejauh  mungkin  sam  dengan  kondisi  pembekuan,  terutama suhunya. Perbedaan antara suhu pada waktu pembekuan dan pada penyimpanan akan
menyebabkan perubahan mutu udang beku.
Berikut gambar diagram alir proses pembekuan udang:
Gambar 2.1 Diagram Alir Pembekuan Udang Hadiwiyoto, 1993
Penampungan sementara
Udang
Sortasi black spot
Penyimpanan dingin
Penghilangan genjer
Sortasi mutu Udang segar
Penimbangan
Penimbangan Sortasi ukuran
Sortasi jenis Potong kepala
Pencucian Pencucian
Penirisan Penirisan
Penimbangan standar kemasan
Pengemasan dan pemberian air
Pembekuan Udang beku
Pencucian 6
o
C
2.2 Air Limbah