Etika Penelitian METODE PENELITIAN

menyimpulkan ada tidaknya perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain hanya dapat menyimpulkan ada atau tidaknya hubungan dua variabel kategorik Hastono, 2007. Hasil penelitian menunjukan p value 0,003 α yang artinya Ha diterima. Dalam bidang kesehatan, untuk mengetahui derajat hubungan dikenal ukuran Odds Rasio OR. Odds Rasio OR yaitu membandingkan Odds pada kelompok ter-ekspose dengan Odds kelompok yang tidak ter-ekspose. Ukuran OR biasanya digunakan pada desain kasus control atau potong lintang Cross Sectional. Pada perintah crosstab nilai OR akan keluar bila tabel 2x2, bila tabel silang lebih dari 2x2, misalnya 3x2 dan 4x2, maka nilai OR dapat diperoleh dengan analisis regresi logistik sederhana dengan cara membuat “Dummy variable ”.

4.8 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti, dan masyarakat yang akan memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut Notoatmodjo, 2012. Etika penelitian yang harus dilakukan sebagai peneliti antara lain Potter Perry, 2005 : a. informed consent Informed consent adalah proses pemberian informasi oleh peneliti kepada subjek penelitian yang meliputi hak dan kewajiban responden selama dilakukan penelitian. Hak yang dimiliki responden antara lain mengetahui informasi terkait penelitian seperti tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilakukan, memahami tindakan yang akan dilakukan peneliti, memahami kerahasiaan dan keanoniman. Subjek penelitian harus diberikan informasi mengenai tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik diri kapan saja. Pada penelitian ini sebelum mahasiswa menjadi responden, dilakukan pemberian informasi terkait dengan tujuan penelitian. Kemudian setelah mahasiswa bersedia menjadi responden, mahasiswa menandatangani lembar consent penelitian., bila tidak bersedia menjadi responden maka diperbolehkan untuk tidak menandatangani lembar informed consent dan peneliti tidak memaksakan calon responden tersebut untuk diteliti. b. kerahasiaan Kerahasiaan merupakan tanggung jawab peneliti untuk melindungi identitas maupun informasi yang diberikan oleh responden Brockopp Tolsma, 2000. Kewajiban peneliti yaitu melindungi data yang telah dikumpulkan selama penelitian. Peneliti tidak dibenarkan untuk menyampaikan informasi responden kepada orang lain. Kerahasiaan pada penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan cara tidak mencantumkan nama atau identitas lainnya dalam pendokumentasian hasil penelitian. Foto untuk kepentingan dokumentasi dengan identitas responden disamarkan. c. keanoniman Keanoniman merupakan suatu jaminan kerahasiaan identitas dari responden. Tindakan merahasiakan nama responden, dan sebagai alternatifnya digantikan dengan kode. Peneliti memberikan hak kepada responden untuk memberikan nama inisial selama penelitian. Identitas responden dalam proses editing akan dirubah menjadi kode nomer responden yang hanya diketahui oleh peneliti. d. berkeadilan Berkeadilan merupakan sikap peneliti kepada setiap responden harus diperlakukan secara adil tanpa adanya diskriminasi baik status, haknya sebagai reponden, manfaat yang diperoleh, keanonimitas, dan kerahasiaan Notoatmodjo, 2012. Penelitian saat ini, peneliti tidak mengistimewakan sebagian responden dengan responden yang lain.

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

1 13 8

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI MELANJUTKAN NERS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS Hubungan Antara Minat Dan Persepsi Terhadap Motivasi Melanjutkan Ners Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 20

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI MELANJUTKAN NERS PADA Hubungan Antara Minat Dan Persepsi Terhadap Motivasi Melanjutkan Ners Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2 6 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Minat Dan Persepsi Terhadap Motivasi Melanjutkan Ners Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Minat Dan Persepsi Terhadap Motivasi Melanjutkan Ners Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3 8 4

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

1 4 16

BAB 1 PENDAHULUAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

1 9 11

GAMBARAN MINAT MAHASISWA S1 KEPERAWATAN SEMESTER VII MELANJUTKAN KE PROGRAM PROFESI NERS Gambaran Minat Mahasiswa S1 Keperawatan Semester VII Melanjutkan ke Program Profesi Ners di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA YANG MENGIKUTI CCSA TENTANG PRAKTIK KLINIS DENGAN MOTIVASI UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN.

0 0 1

HUBUNGAN PERSEPSI, DUKUNGAN SOSIAL DAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN MOTIVASI MAHASISWA UNTUK MELANJUTKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 16