B. Sistem Pengendalian Internal
“Sistem pengendalian internal terhadap kas adalah semua sarana, alat, mekanisme yang digunakan untuk mengamankan, mencegah
pemborosan dan penyalahgunaan kas, menjamin ketelitian, mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen kas. Sistem pengendalian
intern didasarkan pada anggapan bahwa jika fungsi – fungsi yang berbeda dilakukan oleh individu – individu yang berbeda pula maka kerja satu
individu dapat mengecek kerja individu lainnya. Namun pemisahan tugas pun menjadi percuma apabila misalnya seorang supervisor dan kasir
bekerja sama untuk melaporkan kas dengan jumlah yang lebih kecil dari yang seharusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern tidak
ada yang bersifat sempurna atau tanpa cacat.” Sugiri, 2010 : 10 Dari defenisi yang diungkapkan tersebut, dapat diuraikan bahwa
manajemen bertanggung jawab menyiapkan laporan keuangan untuk investor, kreditor dan para pemakai lainnya secara hukum maupun
profesionalnya untuk meyakinkan bahwa informasi yang disajikan secara benar, jujur, dan dapat dipercaya. Pengendalian dalam suatu organisasi
bertujuan untuk mendorong sumber daya nya termasuk pegawai secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan tujuan organisasi. Pengendalian
juga dimaksudkan untuk mengawasi manajemen agar setiap kegiatan perusahaan tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku,
meskipun undang-undang tersebut tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan.
Dari defenisi pengendalian internal di atas terdapat beberapa konsep dasar berikut:
1. Pengendalian internal merupakan suatu proses. Pengendalian internal
merupakan suatu rangkaian tindakan yang menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur perusahaan.
2. Pengendalian dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan bukan
hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris,
manajemen dan personel lain. 3.
Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris
perusahaan. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian
tujuan pngendalian menyebabkan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.
4. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling
berkaitan antara pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi. Setiap perusahaan atau instansi memerlukan kas dalam menjalankan
aktivitas operasional usahanya. Defenisi tentang kas adalah “harta yang paling lancar yang dimiliki perusahaan, kas dapat langsung digunakan sebagai alat
tukaran untuk memperoleh harta lainnya. Kas dapat langsung digunakan untuk membayar kewajiban lancar dan kas harus bebas dari setiap ikatan kontrak
yang membatasi penggunaannya.” Nurzaimah dan Rambe, 2010 : 19