16
2. Wacana Menurut Van Dijk
Van Dijk melihat wacana lebih kepada wacana tulis atau teks. Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa strukturtingkatan yang satu sama
lain berhubungan dan saling mendukung yang dibaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Makna
global dari suatu teks didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya mempengaruhi pemilihan kata dan didukung kalimat.
10
a. Struktur MakroTematik
Tema atau topik bisa disebut sebagai gagasan inti, ringkasan atau pokok permasalahan yang dikemukakan penulis untuk dibahas dan
diungkapkan penulis dalam tulisannya. Dalam pandangan van Dijk, teks itu tidak menunjuk pada satu topik tertentu namun suatu pandangan umum
yang koheren yang disebut oleh van Dijk sebagai koherensi global global coherence. Koherensi global ini menekankan, bahwa tema atau topik dari
sebuah teks akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik yang lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga didukung
oleh serangkaian fakta atau disebut subbagian yang menggambarkan subtopic, dan subtopic yang mendukung tema atau topik, akan membuat
teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh. b.
SuperstrukturSkematik Jika pada topik menunjukkan makna umum dari sebuah wacana,
maka pada bagian Skematik ini menggambarkan bentuk umum dari sebuah teks, misalnya bentuk wacana umum itu disusun dengan sejumlah kategori
10
Eriyanto, Analisis Wacana, h.225-226
17
atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya.
11
Semua bagian dan skema yang berada dalam teks menurut van Dijk bukan hanya strategi bagaimana
bagian teks dalam berita itu hendak disusun, tetapi juga bagaimana membentuk pengertian yang sama seperti yang dipahami penulis atau
pemaknaan penulis terhadap suatu peristiwa.
12
c. Struktur Mikro
1 Semantik
Semantik dalam model van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal local meaning, yaitu hubungan antarkalimat, hubungan antar
proposisi yang memunculkan dan membangun makna dalam suatu bangunan teks. Semantik digunakan sebagai strategi untuk
menggambarkan diri sendiri atau kelompok sendiri secara buruk, sehingga mampu menghasilkan makna yang berlawanan.
13
Ada beberapa bentuk strategi semantik menurut van Dijk, yaitu:
- Latar
Latar merupakan peristiwa yang dipakai dalam menyajikan teks atau cerita. Latar peristiwa yang dipilih akan menentukan ke arah
mana pandangan khalayak akan dibawa. Latar membantu bagaimana seseorang memberi pemakanaan atas suatu peristiwa.
11
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic Dan AnalisisFraming, Bandung: PT Rosdakarya, 2004, h.76.
12
Eriyanto, Analisis Wacana, H.233-234.
13
Alex Sobur, h.78.
18
- Detail
Detail ini merupakan strategi penulis dalam mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit atau tersamar. Sikap atau wacana
yang dikembangkan oleh penulis tidak selalu disampaikan secara terbuka, tetapi dari pihak mana yang dikembangkan dan diceritakan
dengan detail yang besar. porsi yang banyak. Elemen detail ini menjawab pertanyaan, pihak mana yang diuraikan secara panjang
lebar; detil yang diuraikan tersebut positif atau negatif terhadap pihak yang digambarkan; kenapa penulis memilih menguraikan dari dimensi
tertentu dan bukan dimensi yang lain; apa efek dari penguraian detail tersebut terhadap pemahaman dan pemaknaan khalayak?
- Maksud
Elemen wacana maksud hampir sama dengan elemen detail. Namun, jika dalam elemen detail penulis skenario mengekspresikan
sikapnya secara implisit, maka dalam elemen maksud ini, penulis skenario mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit atau
jelas. Informasi yang disajikan diuraikan secara jelas, dengan kata-kata yang tegas, dan menunjuk langsung pada fakta.
- Pra anggapan
Elemen praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks, dan biasanya pernyataan tersebut
dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan kembali. Disebut praanggapan karena pernyataan tersebut merupakan kenyataan
19
yang belum terjadi, namun didasarkan pada anggapan yang masuk akal atau logis.
2 Sintaksis
Bentuk Strategi penulis artikel untuk menampilkan satu pihak secara positif dari pihak lain secara negatif, juga dapat dilakukan dengan
menggunakan sintaksis kalimat yang dalam model van Dijk disebutkan tiga bagian, yakni koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti.
- Koherensi
Koherensi merupakan elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh
penulis. Ini dapat digambarkan dengan misalnya ada dua peristiwa yang berlainan, jika dianalisis dengan elemen koherensi maka
pertanyaan yang muncul adalah bagaimana dua peristiwa tersebut dipandang oleh penulis. Apakah dua peristiwa tersebut dipandang
sebagai peristiwa terpisah atau berhubungan? Kalau berhubungan bagaimana bentuk hubungannya? Apakah yang satu menyebabkan
yang lain, ataukah yang satu diakibatkan yang lain? Dalam teori bahasa, apa yang dinamakan teks tak lebih dari
himpunan huruf yang membentuk kata dan kalimat yang dirangkai dengan sistem tanda yang telah disepakati oleh masyarakat, sehingga
apabila sebuah teks dibaca, teks tersebut dapat mengungkapkan makna yang dikandungnya.
14
14
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.54.
20
- Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas, di mana ia menanyakan
apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek yang
menerangkan dan predikat yang diterangkan. -
Kata ganti Kata ganti dipakai oleh penulis skenario untuk menunjukkan di
mana posisi seseorang atau penulis dalam wacana yang biasanya dilakukan dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif.
Pengungkapan sikap seseorang dalam tulisannya, dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa sikap
tersebut merupakan sikap resmi komunikator. Tetapi, ketika kata ganti yang dipakai adalah kata “kita”, maka kata tersebut menjadi sikap
representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. 3
Stilistik Dalam stilistik yang menjadi pusat perhatian adalah gaya bahasa
penulis. Gaya, sebagaimana dikutip Alex Sobur adalah cara penggunaan
bahasa oleh penulis dalam suatu kontes tertentu dan dengan maksud tertentu.
15
Dalam stilistik, menurut van Dijk, hal yang diamati adalah leksikon.
15
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82.
21
Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta
umumnya terdiri dari beberapa kata yang dapat menunjuk fakta tersebut. Misalnya kata “meninggal” mempunyai beberapa kata lain seperti : mati,
wafat, terbunuh, gugur, tewas, menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya.
4 Retoris
Yang terakhir diamati dalam teks adalah segi retoris, di mana ini merupakan gaya seorang dalam berbicara atau menulis yang mempunyai
fungsi persuasif mempengaruhi. Dalam elemen ini van Dijk membaginya ke dalam dua elemen, yaitu :
- Grafis
Elemen ini ditampilkan dengan penggambaran detail berbagai hal yang ingin ditonjolkan. Bila dalam tulisan berita, biasanya dengan
cara menampilkan huruf yang berbeda dengan huruf yang lain pada bagian atau kalimat yang ingin ditonjolkan, seperti dengan mencetak
tebal atau miring. Berbeda dengan penulisan berita, pada foto juga dapat memberikan makna. Misalnya, dalam banyak foto tentang
pemerkosaan, seorang tersangka dipotret dari belakang. -
Metafora Metafora adalah kata-kata kiasan, ungkapan metafora yang
digunakan penulis sebagai ornament atau bumbu dari apa yang ditulisnya. Dalam hal ini, penulis dapat menggunakan kepercayaan
22
masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat
suci atau hadits yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.
Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, akan tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Van Dijk menawarkan
suatu analisis yang disebut sebagai kognisi social. Dalam pandangan van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada
struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi.
16
Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau
lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan
dalam memproduksi suatu berita.
17
Dimensi ketiga dari anaslisis van Dijk adalah analisis social atau yang lebih dikenal dengan analisis konteks social. Dalam pandangan ini, van Dijk
menyatakan bahwa wacana yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti
teks tersebut, perlu mengetahui bagaimana wacana tersebut diproduksi dalam
16
Teun A.van Dijk, “The Interdisciplinary Study of News as Discourse”, dalam Klaus Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski ed., Handbook of Qualitative Methodologies for
Mass Communication Research, London and New York, Routledge,1993, hal.117.
17
Teun A.van Dijk, “Discourse and Cognition in society”, dalam David Crowley dan David Mitchell ed., Communication Theory Today, Cambridge, Polity Press, 1994, hal.107-108.
23
masyarakat. Lebih jauh, konteks social itu dihubungkan dengan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.
B. Pengertian Khilafah