Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009.
USU Repository © 2009
2.5.2. Proses Menghasilkan Crumb Rubber
Block Diagram pabrik Crumb Rubber Gunung Para kapasitas 24 ton kkhari dapat dilihat pada gambar 2.3. berikut :
PENERIMAAN KOMPO
BAK MAKRO BLENDING
PREBREAKER
BAK MIKRO BLENDING
CREFFER BIASA
CREFFER JUMBO
BAK SIRKULASI
HAMMAR MILL
SCHREDER MATURASI
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.3. Block Diagram Pembuatan Crumb Rubber Pabrik Gunung Para
Gambar 2.3. Block Diagram Pembuatan Crumb Rubber Pabrik Gunung Para Lanjutan
1. Penerimaan Kompo
Sebelum kompo dibawa ketempat penerimaan bahan baku, truck yang membawa Kompo ditimbang lalu ditentukan kadar kotoran karetnya. Setelah itu
ditempatkan bak penerimaan bahan baku.
2. Bak Makro Blending
Setelah itu kompo dimasukan ke dalam bak Makro Blending yang berfungsi sebagai pencucian kompo agar terhindar dari kotoran-kotoran seperti:
pasir,tanah,dan dedaunan.
3. Prebreaker PACKING
PENIMBANGAN
GUDANG PENYIMPANAN
1
DRYER
1
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009.
USU Repository © 2009
Kompo yang telah bebas dari kotoran diangkat dengan menggunakan mesin bucket elevator, lalu dimasukkan kedalam mesin preabreaker. Mesin
preabreker berfungsi untuk mencacah kompo sebesar jari jempol kaki.
4. Bak Mikro Blending
Bak mikro blending berfungsi sebagi tempat penampungan kompo yang telah dicacah dan juga sebagai tempat pencucian. Bak mikro blending ini
berbentuk lingkaran dan di tengahnya terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai pengaduk.
5. Hammar Mill
Setelah melalui bak mikro blending, kompo diangkat dengan menggunakan mesin bucket elevator, lalu dimasukkan kedalam mesin hammer
mill. Mesin hammer mill berfungsi mencacah kompo sebesar jari jempol tangan.
6. Bak Sirkulasi
Bak sirkulasi berfungsi sebagai aliran jalan kompo dari mesin hammer mill ke mesin creffer jumbo. Alat Bantu yang digunakan sebagai aliran jalan kompo
yaitu: dengan menggunakan air.
7. Crepper Jumbo
Setelah melalui bak sirkulasi kompo diangkat dengan mesin blangket elevator, lalu dimasukkan ke dalam mesin creffer jumbo. Mesin creffer jumbo
berfungsi membentuk kompo menjadi lembaran dengan ketebalan 1 cm tiap lembaran. Mesin creffer menggunakan alat bantu untuk membentuk lembaran
yaitu: air. Yang berfungsi agar pada saat menggiling membentuk lembaran mesin tidak cepat aus dan juga hasil lembaran gilingan tidak rusak.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009.
USU Repository © 2009
8. Crepper Biasa
Mesin creffer biasa ini berfungsi sama dengan creffer jumbo yaitu membentuk lembaran, tetapi yang membedakannya hanya ketebalannya saja.
Mesin creffer biasa membentuk lembaran dengan ketebalan 0,8 cm. Mesin creffer terdiri dari 5 mesin, yang membedakannya hanya ketebalannya. Sehingga hasil
akhir dari mesin creffer ini memiliki ketebalan 0,3 cm. Setelah mencapai ketebalan 0.3 cm kompo tersebut digulung. Mesin creffer menggunakan alat bantu
untuk membentuk lembaran yaitu: air. Yang berfungsi agar pada saat menggiling membentuk lembaran mesin tidak cepat aus dan juga hasil lembaran gilingan tidak
rusak.
9. Maturasi
Maturasi berfungsi sebagai tempat menyimpan diperam gulungan. Lama penyimpanan 8 hari, agar kandungan air yang terdapat pada gulungan berkurang.
Dan juga berfungsi menggurangi beban pada saat pemotongan di mesin schreder.
10. Schreder
Mesin schereder berfungsi sebagai mencacah kompo yang telah digulung, hasil cacahan berbentuk butiran dengan ukuran 3-4 mm. Hasil cacahan tersebut
dimasukkan ke dalam trolley dengan menggunakan alat pompa dengan bantuan media air.
11. Dryer
Trolley yang berisi butiran karet dikeringkan di dalam dryer dengan suhu 110-120
C selama 3,5 jam. Trolley yang keluar dari dryer, didinginkan pada cooling fan hingga suhu 40
C.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009.
USU Repository © 2009
12. Penimbangan
Rempahan karet selanjutnya ditimbang dengan berat 33
1
3 kg atau 35 kg
sesuai dengan permintaan pasar lalu diprosespacking.
13. Packing
Bale yang sudah diproses dimasukan ke dalam peti palet atau formig box lalu disusun dengan 6 lapis 1 lapis = 6 bale dipacking dan diberi merk dan siap
kirim.
14. Gudang Penyimpanan
Setelah proses packing selesai, lalu dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan sebelum dipasarkan.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Peramalan 3.1.1. Teori Peramalan
Secara umum peramalan merupakan suatu estimasi hal yang tidak terjadi dimasa yang akan datang. Dibidang produksi, peramalan didefinisikan sebagai
suatu estimasi terhadap tingkat kebutuhan akan suatu produk untuk beberapa periode waktu dimasa yang akan datang.
Pada dasarnya peramalan bertujuan untuk memperkecil ketidakpastian yang terdapat pada kecenderungan trend dan fluktuasi permintaan demand
yang terjadi di luar pengendalian perusahaan. Dalam prakteknya peramalan selalu dihadapkan dengan perhitungan yang memerlukan data-data masa lalu priode
sebelum horizon waktu yang diramal atau selau bergantung pada data-data masa lalu.
Menurut sifat penyusunannya, peramalan diklasifikasikan sebagai berikut: a.
Peramalan yang Subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan orang yang
menyusunya sangat menentukan baik tidaknya hasil peramalan tersebut.