Sampel Populasi dan Sampel
2 Jika VIF 10 atau jika tolerance 0,10, maka tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi. Imam Ghozali, 2009:28 d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana faktor pengganggu error term pada periode tertentu berkorelasi dengan
faktor pengganggu pada periode lain. Faktor pengganggu tidak random unrandom. Autokorelasi disebabkan oleh faktor-faktor
kelembaman inersial, manipulasi data, kesalahan dalam menentukan model bias spesification, adanya fenomena sarang
laba-laba, dan penggunaan lag dalam model. Pendeteksian asumsi autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin-
Watson. Dengan kriteria pegujian : 1 Jika d-hitung dL atau d-hitung 4-dL, Ho ditolak, berarti
ada autokorela 2 Jika dU d-hitung 4
– dU, Ho diterima, berarti tidak terjadi autokorelasi
3 Jika dL d-hitung dU atau 4-dU d-hitung 4-dL, maka tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokoelasi.
e. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas, artinya varians variabel dalam
model tidak sama konstan. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Scatter Plot yang
menyatakan bahwa model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1 Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
2 Titik-titik data tidak hanya mengumpul di atas dan di bawah saja.
3 Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali. Nugroho,2005: 62-63. 3. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Persamaan umum regresi linier sederhana:
Y = a + bX
Keterangan: Y = Variabel dependen yang diprediksikan
A = Harga Y bila X = 0 konstanta b
= Angka koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
penurunan variabel
dependen yang
didasarkan pada variabel independen. b.
Analisis Regresi Berganda Model analisis regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi kekuatan pengaruh seberapa variabel independen