11
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yaitu biaya dan dana di perusahaan perbankan. Dana tersebut bisa diperoleh dari
modal sendiri seperti dalam penggunaannya yang dapat dialokasikan sebagai suatu investasi dan juga bisa dari pinjaman di bank. Investasi merupakan penempatan
sejumlah dana atau sumber daya lainnya pada saat ini dengan harapan dapat memperoleh keuntungaan dimasa yang akan datang. Perusahaan selalu menginginkan
adanya pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan disatu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para investor di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut
selalu bertentangan. Dikatakan bertentangan karena semakin tinggi Dividend Payout Ratio DPR yang ditetapkan oleh suatu perusahaan maka semakin kecil dana yang
tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan. Husnan 1989 menyatakan bahwa perusahaan lebih suka menahan
keuntungan daripada membagikan dalam bentuk dividen, sedangkan investor lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya untuk direalisir dalam
bentuk Capital Gain. Dividen yang dibayarkan tergantung pada kebijakan masing- masing perusahaan, kebijakan tersebut merupakan kebijakan deviden yang
melibatkan dua pihak yang berkepentingan, dan keduanya saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan devidennya dan kepentingan perusahaan
12
dengan laba ditahannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan deviden adalah rasio pembayaran deviden Dividend Payout RatioDPR yang
merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada pemegang saham.
Deviden menurut ilmu perpajakan merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha
koperasi yang diperoleh anggota koperasi. Kebijakan deviden atau keputusan deviden pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada
para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan Levy dan Sarnat, 1990. Sedangkan Dividen Payout Ratio merupakan persentase dari
pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai Riyanto, 1995. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu
perusahaan antara lain sebagai berikut, Riyanto 1995: 1. Posisi likuiditas perusahaan, merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.
2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang, apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti
perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari
pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen.
13
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan, makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan
untuk memperoleh keuntungan dan bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, hal ini berarti makin rendah Dividen Payout Rationya.
4. Pengawasan terhadap perusahaan, bila ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control
atau pengawasan dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat memaksimumkan nilai
perusahaan dan nilai para pemegang sahamnya. Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang. Namun apabila dikaitkan dengan pergerakan
harga saham ditunjukkan bahwa pembayaran dividen yang semakin besar cenderung akan meningkatkan harga saham. Kebijakan dividen merupakan paduan yang
ditetapkan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada investor.
Beberapa peneliti telah menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden, antara lain adalah Tarigan 2008, Fira 2009, dan Ditya 2012,
menyatakan dalam penelitiannya yaitu bahwa indicator profitabilitas yaitu ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio DPR, tetapi
menurut Difah 2011 menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap DPR. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung
pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Menurut Gitman 2003 faktor-faktor yang
14
mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah debt covenant, likuiditas, posisi kas, prospek pertumbuhan perusahaan, dan kuasa kendali para pemegang
saham yang memiliki mayoritas saham perusahaan. Pembayaran dividen khususnya cash dividend kepada para pemegang saham
sangat tergantung pada posisi kas yang tersedia, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh sutrisno 2001 yang menyatakan bahwa di antara beberapa
factor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio, hanya faktor kas cash position dan Debt to Equity Ratio yang berpengaruh signifikan.
Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan alat-alat likuid yang dimiliki
oleh perusahaan. Likuiditas perusahaan perbankan dalam penelitian ini diproksikan pada Quick Ratio. Apabila sebuah bank dinyatakan kurang likuid berarti nilai Quick
Rationya kecil. Profitabilitas perbankan memberikan informasi kepada investor tentang seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba baik dengan
menggunakan aset yang ada maupun menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu
dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Return on Assets dan Return on
Equity. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Juventus 2008, Michell
Suharli dan Megawati Oktoria 2005, Sri Sudarsi 2002, dan Yuniningsih 2002. Menurut Juventus 2008 Return On Equity, Debt To Equity Ratio dan Debt To Asset
15
Ratio secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap harga saham, Return On Equity dan Debt To Asset Ratio secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap
harga saham dan Debt To Asset Ratio memiliki hubungan positif terhadap harga saham tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Kemudian
hasil penelitian terdahulu menurut Michell Suharli dan Megawati Oktoria 2005 yang dalam penelitiannya memprediksikan tingkat pengembalian investasi pada
Equity Securities melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan hutang pada perusahaan public di Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik Analisa Regresi Linier
Berganda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI. Hasil analisis menunjukkan
bahwa tiga variabel yaitu profitabilitas, likuiditas dan hutang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden.
Sri Sudarsi 2002 berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa potensi pertumbuhan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio, tetapi secara teori hubungan antara potensi pertumbuhan dengan Dividend Payout Ratio dapat diterima. Dan kemudian menurut Yuniningsih 2002 berdasarkan
hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa variabel investasi memiliki koefisien negatif dan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, variabel
financial leverage memiliki koefisien negative tetapi tidak berpengaruh signifikan dengan Dividend Payout Ratio, variabel likuiditas liquidity, profitabilitas
profitability, dan resiko perusahaan mempunyai koefisien positif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan menurut
16
Parthington 1989 bahwa variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu: 1 profitabilitas, 2 stabilitas dividen dan earning, 3 likuiditas dan cash flow, 4
investasi, dan 5 pembiayaan. Dari sejumlah besar suatu perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia, penulis memilih melakukan penelitian pada perusahaan perbankan dengan kriteria sampel tertentu. Pemilihan kelompok perusahaan yang tergabung
dalamperusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia adalah dengan pertimbangan bahwa diantara berbagai saham yang ditawarkan di Bursa Efek
Indonesia, sektor masa yang akan datang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari jasa perbankan dan perusahaan perbankan
merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan Negara.
Histori lain yang mendasari dunia perbankan di Indonesia adalah seperti diketahui bahwa pada tahun 1997 kodisi-kondisi perbankan sangat memperihatinkan,
ini ditandai dengan likuiditasnya 16 bank. Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap industry saham perbankan. Krisis
pada tahun 1997 telah berlalu, kini perbankan Indonesia dihadapkan kembali dengan krisis yang lebih dahsyat yaitu krisis keuangan global yang berawal dari resesi
ekonomi AS pada tahun 2008 sehingga fenomena-fenomena tersebut diatas menjadi pertimbangan menarik bagi penulis menuangkan penelitian ini dalam sebuah skripsi
yang berjudul: “Pengaruh Likuidity dan Profitability Terhadap Dividen Payout Ratio
17
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009- 2011.”
1.2. Perumusan Masalah