Definisi Dividen Payout Ratio DPR Bentuk Dividen Yang Dibayarkan

24 rasio ROE ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. ROE = laba bersih pemegang saham ekuitas saham biasa

2.1.3. Definisi Dividen Payout Ratio DPR

Pengertian dividen menurut William 1938 dalam Cooper 1997 adalah reward untuk shareholder atas supply capital pada perusahaan. Tanpa pembayaran dividen, saham tidak akan bernilai, hanya janji dividen dimasa yang akan datang yang memberikan nilai kepada saham. Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang saling berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, disamping itu juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan masing- masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang serius dari manajemen perusahaan. Weston and Copeland 1995 mendefinisikan kebijakan dividen sebagai: Keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan earing yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan perusahaan. 25 2.1.4. Teori Dividen 2.1.4.1. Residual Dividend Theory Dalam pandangan bahwa pembagian dividen itu tidak mempengaruhi nilai dari perusahaan, terdapat teori yang bernama residual dividend theory. Selama terdapat peluang investasi dengan tingkat pengembalian yang melebihi atau sama dengan tingkat yang diekspektasi, perusahaan akan memakai laba ditahan serta surat berharga untuk meningkatkan basis modal yang dapat mendukung pendanaannya. Jika perusahaan masih memiliki laba ditahan setelah mendanai semua peluang investasi yang menguntungkan, laba ini akan di distribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Dengan metode seperti ini, jumlah dividen kas akan terus berfluktuasi, sejalan dengan peluang investasi yang dimiliki setiap periodenya, disatu sisi perusahaan mungkin tidak akan membagikan dividen sama sekali, jika seluruh persediaan modalinternal terpakai, di sisi lain, perusahaan mungkin akan membagikan seratus persen labanya, bila tidak memiliki peluang investasi yang menguntungkan sama sekali Van horne, 2002. Keown 2005 juga menjelaskan tentang teori ini bahwa perusahaan akan cenderung memakai pendanaan internal, karena pendanaan eksternal memakan biaya tambahan. Dengan begitu, kebijakan dividen perusahaan menjadi sebagai berikut: 26 • Pertahankan rasio utang optimum dalam mendanai investasi di masa akan dating. • Menerima investasi jika memiliki NPV Net Present Value yang positif. • Mendanai proporsi ekuitas dari pendanaan investasi baru dengan dana internal. Hanya bila dana internal sudah terpakai seluruhnya, perusahaan akan menerbitkan saham baru. • Jika sumber pendanaan internal memiliki sisa setelah membuat semua investasi, bayarkan dividen kepada investor. Namun, jika seluruh dana investor diperlukan untuk mendanai proporsi ekuitas dari pendanaan suatu investasi, jangan bayarkan dividen. Lebih lanjut Keown menyimpulkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh peluang investasi perusahaan, campuran struktur modal, dan ketersediaan dana internal.

2.1.4.2. Clientele Effect Theory

Jika investor tidak menganggap dividen yang ia terima pada waktu tertentu tidak cukup atau dibawah ekspektasinya, ia dapat menjual sebagian dari kepemilikannya untuk “menciptakan dividen”. Kemudian, jika dividen yang diterima lebih besar dari pada yang 27 diekspektasi, ia dapat membeli tambahan saham dengan kelebihan dana yang didapat dari dividen. Lanjut Keown 2005 menjelaskan bahwa investor cenderung untuk tidak memilih saham yang mengharuskannya untuk “menciptakan dividen”. Sebaliknya, para investor memiliki preferensi, apakah itu dividen, atau capital gain. Tentunya mereka lebih cenderung memilih saham yang memenuhi preferensi mereka. Investor yang lebih cenderung untuk memiliki pendapatan dalam jangka pendek akan memilih saham-saham perusahaan yang rasio pembagian dividennya relative tinggi. Investor lain yang memiliki dana besar, lebih cenderung untuk menghindari pajak dengan memilih perusahaan yang pembagian dividennya rendah, tetapi dapat menghasilkan capital gain yang besar diwaktu yang akan dating. Dengan begitu teori ini mendukung pandangan bahwa dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.1.4.3. Bird-in-the-hand Theory

Pendapat yang mengatakan bahwa dividen tidak perpengaruh terhadap nilai perusahaan secara implicit menganggap bahwa investor memakai required rate of return yang sama, baik untuk pendapatan dari capital gain maupun dari dividen. Namun teori ini berkata bahwa dividen dapat diprediksi ketimbang kepastian di dalam menerima capital gain tertentu. Perbedaan risiko ini menciptakan required rate 28 of return yang lebih tinggi di dalam mendiskonto nilai capital gain. Dengan kata lain, nilai sekarang present value dari dividen lebih besar dari pada nilai sekarang dari capital gain Keown, 2005. Berdasarkan teori diatas, menurut Damodaran 2001, satu alasan mengapa investor lebih menginginkan dividen daripada capital gain adalah karena dividen jumlahnya sudah pasti, sedangkan capital gain tidak pasti. Hal ini tepat untuk investor yang risk-averse, namun argumentasi ini di bantah. Hal yang paling sederhana adalah argumentasi lain yang menyatakan bahwa pilihannya bukan terletak antara dividen yang pasti di hari ini, dengan capital gain yang tidak pasti dalam suatu waktu di masa depan, tetapi antara dividen hari ini dengan kenaikan harga saham sampai pada hari ini.

2.1.5. Bentuk Dividen Yang Dibayarkan

Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006, bentuk dividen yang dibayarkan dapat dibedakan atas: 1. Dividen tunai cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pengumuman dividen tunai adalah sewaktu kewajiban dan pembayaran yang pada umumnya dilakukan secara sengaja, maka biasanya merupakan kewajiban lancar. 2. Dividen saham stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Pembagian dividen saham dianggap besar, jika perbandingan saham baru yang dibagikan dengan 29 saham yang sudah ada outstanding share lebih besar 25 sebaliknya jika perbandingan tersebut lebih kecil dari 25 maka dianggap kecil. 3. Dividen properti property dividend adalah merupakan pembagian laba kepada pemegang saham atau investor dalam bentuk barang yang dapat berupa barang dagangan, real estate atau investasi yang di rancang dewan direksi. 4. Dividen likuidasi liquiditing dividend adalah dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.

2.1.6. Prosedur Pembayaran Dividen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 97

Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 59 88

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan Dan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 24 156

Pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 100 91

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

0 23 84

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 47 96

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka - Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10