Perpanjangan Keikutsertaan Ketekunan Pengamatan Triangulasi

62

H. Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas, karena dalam penelitian kualitatif kriteria utama pada data penelitian adalah valid, reliabel, dan objektif. Teknik pemeriksaan keabsahan data Moleong, 2007:327, yaitu: “perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, pengecekan anggota, uraian rinci, audit kebergantungan, dan audit kepatian”. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga teknik, yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitrian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikutsertaan digunakan peneliti untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. Perpanjanngan keikutsertaan dilakukan dengan cara mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung dari pukul 07.00-10.00 WIB semula dua minggu dan diperpanjang satu minggu sehingga total proses pembelajaran berlangsung selama tiga minggu

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis konstan. Ketekunan 63 pengamatan menggunakan seluruh panca indera meliputi pendengaran dan insting peneliti sehingga dapat meningkatkan derajat keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan, dilakukan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap kegiatan dan diskusi yang dilakukan siswa atau anak.

3. Triangulasi

Denzindan Lincoln2009: 271 membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan peneliti, sumber, teori, dan metode. Triangulasi dengan memanfaatkan peneliti untuk mengecek kembali derajat kepercayaan data. Ada beberapa trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini. Triangulasi tersebut anatara lain dengan tringulasi sumber data yang dilakukan dengan cara membandingkan data hasil wawancara dengan pengamatan, apa yang dikatakan dengan situasi penelitian sepanjang waktu, pandangan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat yang dibandingkan dengan hasil wawancara. Triangulasi dengan metode dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data yang meliputi wawancara dan observasi. Kemudian yang terakhir adalah triangulasi dengan teori dilakukan dengan mengurai pola, hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari penjelasan pembanding. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Indentitas Lembaga

1. Sejarah Berdirinya Play group dan TPA Uswatun Khasanah

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Kepala Sekolah Play group dan TPA Uswatun Khasanah, ibu Wahyuthin Nafi’atul Firdaus, ST, pendiri sekolah ini dilakukan oleh beberapa orang yaitu: Ibu Wahyuthin Nafi’atul Firdaus, ST sendiri yang sekarang menjabat sebagai kepala sekolah, ibu Nur Azizah, ibu Sri Lestari, S.Pd, ibuDra. Dyah Sayyidati Insani, dan ibu Triyani. Sekolah ini beralamat di Desa Kronggahan I Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Awalnya sekolah ini hanya terdapat Play group, yakni berdiri tanggal 25 Oktober 2004, dan baru mendapat ijin dari pemerintah setempat sekitar tahun 2005, ini tertulis dari SK No. 057 KTSP 2005 dari Dinas Pendidikan Luar Sekolah Kabupaten Sleman Yogyakarta. Selanjutnya di tahun yang sama sekolah ini telah mendapatkan ijin mendirikan TPA dengan SK No. 086 KTSP 2005 dari Dinas Pendidikan Luar Sekolah Kabupaten Sleman Yogyakarta, dan TPA baru berdiri pada tanggal 1 Februari 2006. CD-01

2. Visi, Misi, dan Tujuan Play group dan TPA Uswatun Khasanah

a. Visi Terwujudnya anak didik yang kreatif dan potensial sehingga menghasilkan calon anggota keluarga yang memiliki jati diri, cerdas, mandiri, terampil dalam kehidupan sehari-hari, mampu bersosialisasi dan menjadi anak yang shaleh-salehah yang mampu mempunyai budi pekerti luhur melalui proses