Hambatan dalam Perolehan Izin Praktik Dokter

13. Pas Foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar berseragam IDIPDGI. Syarat – syarat pengajuan izin praktek dokter kedinasan : 1. Surat permohonan izin praktik dokter 2. Rekomendasi dari organisasi profesi yang terkait, 3. Surat Tanda Registrasi DokterDokter gigi yang di legalisir. 4. Foto Copy Izajah. 5. Foto Copy SK Penempatan. 6. Pas Foto berwarna sukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar berseragam IDIPDGI.

C. Hambatan dalam Perolehan Izin Praktik Dokter

Proses dan prosedur perizinan dapat meliputi prosedur pelayanan perizinan, proses penyelesaian perizinan yang merupakan proses internal yang dilakukan oleh aparat atau petugas. Dalam setiap tahapan pekerjaan tersebut, masing-masing dalam proses penyelesaian perizinan. Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Di samping harus menempuh prosedur tertentu, permohonan izin juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda-beda bergantung jenis izin, tujuan izin dan instansi pemberi izin. Dalam pelaksanaan perizinan lack of competencies sangat mudah untuk dijelaskan. Pertama proses perizinan membutuhkan adanya pengetahuan tidak hanya sebatas pada aspek legal dari proses perizinan, tetapi lebih jauh dari aspek tersebut. Misalnya untuk memberikan izin, pihak pelaksana juga harus mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan dari izin tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kedua, proses perizinan memerlukan dukungan keahlian aparatur tidak hanya dalam mengikuti tata cara urutan prosedurnya, tetapi hal-hal yang sangat mendukung kelancaran proses perizinan itu sendiri. Pengoptimalan penggunaan Universitas Sumatera Utara teknologi informasi, misalnya dianggap menjadi solusi yang sangat tepat untuk mengefisiensikan prosedur perizinan. Dengan demikian hampir di semua sektor perizinan dituntut untuk menggunakan sistem komputerisasi dan aparat yang tidak memeliki keahlian untuk mengoperasikan teknologi tersebut akan menjadi ganjalan. Ketiga, proses perizinan tidak terlepas dari interaksi antara pemohon dan pemberi izin. Dalam interaksi tersebut terkadang muncul perilaku yang menyimpang baik yang dilakukan oleh aparatur maupun yang dipicu oleh kepentingan bisnis pelaku usaha, sehingga aparatur pelaksana perizinan dituntut untuk memiliki perilaku yang positif dengan tidak memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi. Inti dari regulasi proses perizinan adalah pada tata cara dan prosedur perizinan. Untuk itu, isi regulasi dan deregulasi haruslah memenuhi nilai-nilai berikut, sederhana, jelas, tidak melibatkan banyak pihak, meninimalkan tidak melibatkan fisik antar pihak yang melayani dengan yang dilayani, memiliki prosedur operasional standard dan wajib dikomunikasikan secara luas Perizinan memiliki fungsi sebagai pengaturan yaitu menjadi instrumen pengaturan tindakan dan perilaku masyarakat. Perizinan hanya dapat dilakukan melalui peraturan perundang-undangan. Terkait dengan perizinan praktik dokter, banyak peraturan yang baru mengaturnya. Hal ini, justru menjadi kendala bagi dinas kesehatan untuk melaksanakan perizinan dokter. Banyak peraturan mengatur ketumpangtindih peraturan tersebut. Penyelenggaraan perizinan kaitan dengan sistem administrasi negara dan merupakan bentuk dari pelayanan publik. Sebagai sebuah sistem, administrasi negara terdiri dari subsistem lainnya seperti subsistem ekonomi, hukum, politik, sosial, dan budaya. Keseluruhan subsistem tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tugas negara dalam memberikan layanan publik dan pemenuhan hak-hak sipil warga. Untuk dapat memperpanjang izin praktik, dokter wajib melakukan registrasi ulang STR Surat Tanda Registrasi setiap 5 tahun, kendala yang Universitas Sumatera Utara dihadapi selama proses registrasi ulang, di antaranya adalah akses bagi dokter yang bertugas di daerah terpencil dan persyaratan sertifikat kompetensi. 42 Di Indonesia, Sistem Administrasi Negara yang menjadi pilar pelayanan publik menghadapi masalah yang sangat fundamental. Struktur birokrasi, norma, nilai dan regulasi yang ada sekarang masih berorientasi pada pemenuhan kepentingan pengusaha daripada pemenuhan hal sipil warga negara. Tidak mengherankan jika struktur dan proses yang dibangun merupakan instrumen untuk mengatur dan mengawasi perilaku masyarakat sebagai pelayan, bukan sebaliknya untuk mengatur pemerintahan dalam tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat. Padahal, berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik Pasal 2. Pasal 3 UU ini menyatakan, tujuan pelayanan publik: 1. Terwujud batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; 2. Terwujudnya sistem penyelenggara pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; 3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 4. Terwjudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Ketidakmampuan pemerintah untuk melakukan perubahan struktur, norma, nilai, dan regulasi yang berorientasi kolonial menyebabkan gagalnya upaya untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Kualitas dan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik masih jauh dari harapan. Belum terciptanya budaya pelayanan publik yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. 42 http:ramadan.detik.comread201107211302261685963763bqs_microsite.php pukul 16.00 Universitas Sumatera Utara Praktik semacam ini jelas sangat kontraproduktif dengan upaya untuk menciptakan pelayanan publik yang efisien baik waktu ataupun biaya, efektif, dan berkeadilan. Setiap warga negara seharusnya memiliki kesempatan yang sama unutk mendapatkan pelayanan publik. Bukan sebaliknya, hanya masyarakat yang kaya dan mampu membayar lebih bisa mendapatkan pelayanan yang baik dan cepat. Padahal, Negara hukum kesejahteraan seperti Indonesia, peran pemerintah seharusnya dominin untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Melalui penyelenggaraan perizinan, pemerintah berperan untuk menyelenggarakan birokrasi perizinan untuk kepentingan masyarakat. Kondisi sistem pelayanan publik tersebut, secara langsung telah mempengaruhi sistem perizinan dan memperburuk iklim investasi di Indonesia. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi, perlu dilakukan penyedehanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu. Upaya ini dilakukan dengan memperkenalkan konsep pelayanan terpadu satu pintu PTSP. Melaluai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu, konsep ini mulai diterapkan. Berbagai persoalan selalu mengiringi implementasi dari peraturan perundang-undangan yang baru. Hal ini juga dialami oleh Dinas Kesehatan Kota Medan yang merupakan dinas uang bertanggung jawab dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan terkait dengan izin praktik dokter. Penegakan hukum perlu dilakukan secara transparan dan tanpa pandang bulu sehingga undang-undang tersebut dapat berlaku ditengah-tengah masyarakat. Perizinan dokter pada umumnya melibatkan dinas-dinas yang terkait. Keterkaitan antar Dinas ini sehingga akan memperoleh perizinan yang berkualitas.

D. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi perolehan Izin Praktik Dokter

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota Medan )

7 103 69

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

5 74 74

Prosedur Perolehan Izin Mendirikan Yayasan Ditinjau dari Segi Hukum Administrasi Negara (Studi Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam AL Islahiyah Kota Binjai)

9 112 83

Prosedur Perolehan Izin Prinsip Penyelenggaraan Internet Service Provider Ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

5 101 89

Prosedur Perolehan Izin Usaha Pada Rumah Toko Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

6 73 82

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

0 0 16

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Pe

0 0 15

BAB II PENGATURAN IZIN PRAKTIK DOKTER A. Pihak-Pihak Yang Berwenang Mengeluarkan Izin - Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

0 4 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

0 2 16