Beton Bertulang Baja Tulangan

eksternal profil C lips channel di sisi bawah lebih besar daripada baja tulangan batang dengan luas tampang bulatm karena luasan relatif lebih besar. Kemudian jarak baja tulangan dengan garis netral balok beton bertulangan eksternal lebih besar daripada balok beton bertulangan baja. Dengan demikian momen kopel yang dihasilkan oleh perkalian gaya dan jarak pada balok beton bertulangan eksternal lebih besar daripada balok beton bertulangan biasa.

II.7. Beton Bertulang

Material konstruksi beton bertulang mempunyai sifat yang unik dibandingkan dengan material lain seperti kayu, baja, aluminium atau plastik karena beton bertulang adalah material konstruksi yang menggunakan dua jenis bahan yang berbeda secara bersamaan. Beton bertulang merupakan gabungan yang logis dari dua jenis bahan material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton polos merupakan bahan yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi mempunyai kekuatan tarik yang rendah. Sedangkan tulangan baja akan memberikan kekuatan tarik yang besar sehingga tulangan baja akan memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. Dengan adanya kelebihan masing-masing elemen tersebut, maka konfigurasi antara beton dan tulangan baja diharapkan dapat saling bekerjasama dalam menahan gaya-gaya yang bekerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan ditahan oleh beton, dan tarik ditahan oleh tulangan baja. Dengan demikian prinsip-prinsip yang mengatur perencanaan struktur dari beton bertulang dalam beberapa hal Universitas Sumatera Utara berbeda dengan prinsip-prinsip yang mengatur perencanaan struktur dari bahan yang terdiri dari satu macam saja. Gambar 2.6. memperlihatkan kekuatan balok yang secara nyata dapat ditingkatkan dengan menambahkan batangan-batangan baja di daerah tarik. Baja tulangan yang mampu menerima tekan dan tarik juga dimanfaatkan untuk menyediakan sebagian dari daya dukung kolom beton dan kadang- kadang di dalam daerah tekan balok. Gambar 2.6 Letak batang-batang tulangan dalam balok beton bertulang Baja dan beton dapat bekerja sama atas beberapa alasan yaitu: 1. Lekatan bond, atau interaksi antara batangan baja dengan beton keras di sekelilingnya yang mencegah slip relatif antara baja dan beton. 2. Campuran beton yang memadai memberikan sifat anti resap yang cukup dari beton untuk mencegah karat baja. 3. Angka kecepatan muai yang relatif serupa menimbulkan tegangan antara baja dan beton yang dapat diabaikan di bawah perubahan suhu udara.

II.8. Baja Tulangan

Baja tulangan untuk konstruksi beton bertulang ada bermacam-macam jenis dan mutu tergantung dari pabrik yang membuatnya. Setiap pabrik baja Universitas Sumatera Utara mempunyai standar yang dipakai oleh pabrik yang bersangkutan. Ada dua jenis baja tulangan, yaitu baja tulangan polos plain bar dan baja tulangan ulir deformed bar. Baja tulangan polos tersedia dalam beberapa macam diameter, tetapi karena ketentuan SNI hanya memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulangan spiral, pemakaiannya terbatas. Saat ini, tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga diameter 16 mm, dengan panjang standar 12 meter. Berdasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 Pasal 3.5, baja tulangan ulir lebih diutamakan pemakaian untuk batang tulangan beton struktur. Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek gempa karena terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan tulangannya. Berbeda dengan PBI-71 yang menggunakan simbol U untuk menyatakan mutu baja tulangan, SNI menggunakan simbol BJTP baja tulangan polos dan BJTD baja tulangan ulir. Baja tulangan polos yang tersedia mulai dari mutu BJTP-24 hingga BJTP-30, simbol ini menyatakan tegangan leleh karakterisitik materialnya. Untuk mengikat baja tulangan satu dengan lainnya supaya pada waktu pengecoran beton, baja tulangan tidak berubah posisinya harus diikat dengan kawat pengikat. Kawat pengikat tersebut harus dibuat dari baja lunak dengan garis tengah minimum 1 mm telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng. Kawat pengikat baja tulangan dalam perdagangan berbentuk gulungan. Untuk diikatkan pada baja tulangan, kawat pengikat harus dipotong-potong dahulu menurut kebutuhannya. Universitas Sumatera Utara Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan dalam perhitungan perencanaan beton bertulang adalah tegangan leleh fy dan modulus elastisitas Es. Suatu diagram hubungan regangan-tegangan untuk batang tulangan baja dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.7 Diagram Tegangan-Regangan Batang Tulangan Baja Keterangan: Pada bagian awal diagram regangan dan regangan, modulus elastisitas baja Es konstan. Posisi a-b adalah batas leleh, dimana regangan bertambah dan tegangan konstan disebut tegangan leleh baja. Posisi c adalah saat baja mencapai tegangan ultimit. Posisi d adalah saat baja akan putus. Tegangan leleh fy adalah tegangan baja pada saat dimana meningkatnya regangan tidak disertai lagi dengan peningkatan tegangannya. Menurut SK SNI T-15-1991-03 bahwa modulus elastisitas baja Es adalah 200.000 MPa, sedangkan modulus elastisitas untuk tendon prategang harus dibuktikan dan ditentukan melalui pengujian.

II.9. Balok Beton Bertulang