Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita di Pasar Petisah Medan

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA PENGUSAHA DALAM MEMULAI USAHA PAKAIAN WANITA

DI PASAR PETISAH MEDAN

OLEH

KHAIRUN NISA 080502039

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012  


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Khairun Nisa

NIM : 080502039

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Usaha Kecil

Judul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah Medan ”

Medan, Desember 2012 Penulis

Khairun Nisa NIM: 080502039


(3)

     

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Khairun Nisa

NIM : 080502039 Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Usaha Kecil

Judul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah Medan”

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca Penilai,

Frida Ramadhini, S.E., M.M. Dra. Marhaini, MSi NIP. 197401012200501 2 003 NIP. 19510506

Ketua Program Studi Manajemen, 

Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si NIP. 19620513 199203 2 001


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK Nama : Khairun Nisa

NIM : 080502039 Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Usaha Kecil

Judul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah Medan”

Tanggal: Desember 2012 Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si NIP: 19620513 199203 2 001


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah Medan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2012

Khairun Nisa NIM: 080502039


(6)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA PENGUSAHA DALAM MEMULAI USAHA PAKAIAN WANITA DI

PASAR PETISAH MEDAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebar kepada wanita pengusaha yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan yang berjumlah 74 orang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda melalui pengujian hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSSStatistics 17.0for windows.

Berdasarkan hasil uji signifikan simultan (Uji-F) menunjukkan secara bersama-sama (serempak) variabel independen yang terdiri dari faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, faktor pendidikan berpengaruh terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial (Uji-t) menunjukkan variabel faktor pendidikan, faktor emosional, dan faktor modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan, sedangkan variabel faktor kemandirian berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinan (R2) maka diperoleh Nilai R Square sebesar 0,812 berarti sebesar 81,2% faktor-faktor menjadi wanita pengusaha dapat dijelaskan oleh faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan.

Kata Kunci: Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan, Wanita Pengusaha.

     


(7)

ABSTRACT

The Factors Affecting Woman Entrepreneurs To Begin An Woman Attire Businesses at Petisah Market In Medan

Synthesis issue in this research is the factors affecting women entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah Market In Medan. The purpose of this research is to know and analyzing what kind of factors affecting women entrepreneurs to begin woman attire businesses.

An hypothesis in this research is the independence, the capital, the emotional, and education has a positive factor and significantly to the woman entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah in Medan. The collection of data and performed through a questionnaire that spread to a woman entrepreneurs who had a woman attire at Petisah which totaled 74 people as reponden in this research. A method of analysis is in use descriptive analysis methods and multiple regression analysis methods through the testing of hypotheses with the SPSS Statistic 17.0 application.

Based on the simultaneous (F) results show that independent variable comprising the independence, capital, emotional and education had positive effect and significantly to the woman entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah Market in Medan. Based on the partial (T) results show that independent variable comprising the independence, capital, emotional and education had positive effect and significantly to the woman entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah Market in Medan, Meanwhile, the independence factor had positive effect but insignificant against women entrepreneurs.

Based on the results of the determinants coefficient (R2) obtained by results of R square is 0,812, It mean 81,2 % the factors to being woman entrepreneurs can be explained by a factor of independence, capital,emotional and education

The keywords : the independence, the capital, the emotional, the education, and woman entrepreneurs

       


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamin, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah Medan“.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua tercinta Ayahanda Ir. H. Iwan Rivai Alam Matondang, MM dan Ibunda Hj. Laxmy Nurlila yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Alm. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., M.E., dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Ramadhini, S.E., M.M., dan Ibu Dra. Marhaini, M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis dan Dosen Pembaca Penilai skripsi penulis yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan, koreksi, kritik, saran dan motivasi dalam penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.


(9)

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Dosen Departemen Manajemen yang telah banyak memberikan pelajaran berarti kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Ketua Badan Pengelola Pasar Petisah dan Staf Pegawai yang memberikan bantuan selama masa penelitian skripsi saya.

8. Kakak-kakak saya dr. Hj. Nency Evita, M.Kes, dan Hj. Selvy Rezeki, S.P, kakak-kakak ipar saya Cut Yunita, M.Si dan Ria Tania, abang-abang saya Mayor M.S.Prawira Negara, H. Lutfi Abdullah, S.ST , H. Putra Bisuk, S.P, dan abang-abang ipar saya T. Rahmuddin Amrah, S.H dan Amferiansyah Nst, S.E, MBA, M.Si yang memotivasi saya dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman dekat yang saya sayangi Kak Charmas, Fidriah, Nissa, Mayra terimakasih atas dukungan, masukan, semangat, yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat penulis Departemen Manajemen angkatan 2008 yang tergabung dalam Daimyo Community yaitu Dewi, Devi, Tia, Devia, Didi, Syarif, Desgon, Khadafi, Romi, Rahmad, Ifan, Irul, Novria, Tika, Koko dan Ade yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak kepada saya selama ini. Wassalamu’alaikkum Wr.Wb.

Medan, Desember 2012 Penulis Khairun Nisa


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR…... vii

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…... 1 

1.2 Perumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis…... 8 

2.1.1 Wirausaha... 8

2.1.2 Kewirausahaan... 11

2.1.3 Wanita... 15

2.1.4 Wanita Pengusaha... 16

2.1.5 Memulai Usaha... 18

2.1.6 Memulai Usaha Pakaian Wanita... 21 

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita…... 22

2.1.8 Penelitian Terdahulu ... 23

2.2 Kerangka Konseptual ... 25

2.3 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28 

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Definisi Operasional ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

a. Populasi ... 31

b. Sampel ... 32

3.7 Jenis Data ... 34

a. Data Primer ... 34

b. Data Sekunder ... 34


(11)

3.10 Metode Analisis... 36

a. Analisis Deskriptif... 36

b. Uji Asumsi Klasik... 36

c. Analisis Regresi Linier Berganda... 38

d. Pengujian Hipotesis... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pasar Petisah ... 42 

4.2 Uji Validitas ... 43

4.3 Uji Reliabilitas ... 46

4.4 Metode Analisis Data ... 44

4.4.1. Analisis Deskriptif ... 48

4.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 61

4.4.3. Uji Analisis Linier Berganda ... 68

4.4.4. Uji Hipotesis ... 70

4.5 Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 82 

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN I ... 85

LAMPIRAN II ... 88

LAMPIRAN III ... 91

LAMPIRAN IV ... 93

LAMPIRAN V ... 96


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1.1 Karakteristik wirausaha…... 10

2.2 kerangka konseptual ... 26

4.4 Histogram Uji Normalitas ... 62

4.4.1 Grafik Uji Normalitas ... 63


(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman 1.1 Jumlah Wanita & Pria Pengusaha Pakaian

di pasar Petisah ... 5

3.4 Definisi Operasinal Variabel ... 30

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi... 31

3.7 Sampel... 34 

4.2 Item Total Statistic ... 44

4.2.1 Validitas Instrumen ... 46

4.3 Uji Reliabilitas ... 47

4.3.1 Reliability Statistic ... 48

4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 49

4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 49

4.4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha... 50

4.4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Kemandirian... 51

4.4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Modal... 53

4.4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Emosional... 54

4.4.7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Pendidikan... 57

4.4.8 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Wanita Pengusaha... 59

4.4.9 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 64

4.4.10 Coefficient... 66

4.4.11 Coefficient... 67

4.4.12 Variable entered ... 68

4.4.13 Coefficient ... 69

4.4.14 Model Summary ... 71

4.4.15 Anova ... 73

4.4.16 Coefficient ... 74  


(14)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA PENGUSAHA DALAM MEMULAI USAHA PAKAIAN WANITA DI

PASAR PETISAH MEDAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebar kepada wanita pengusaha yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan yang berjumlah 74 orang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda melalui pengujian hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSSStatistics 17.0for windows.

Berdasarkan hasil uji signifikan simultan (Uji-F) menunjukkan secara bersama-sama (serempak) variabel independen yang terdiri dari faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, faktor pendidikan berpengaruh terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial (Uji-t) menunjukkan variabel faktor pendidikan, faktor emosional, dan faktor modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan, sedangkan variabel faktor kemandirian berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinan (R2) maka diperoleh Nilai R Square sebesar 0,812 berarti sebesar 81,2% faktor-faktor menjadi wanita pengusaha dapat dijelaskan oleh faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan.

Kata Kunci: Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan, Wanita Pengusaha.

     


(15)

ABSTRACT

The Factors Affecting Woman Entrepreneurs To Begin An Woman Attire Businesses at Petisah Market In Medan

Synthesis issue in this research is the factors affecting women entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah Market In Medan. The purpose of this research is to know and analyzing what kind of factors affecting women entrepreneurs to begin woman attire businesses.

An hypothesis in this research is the independence, the capital, the emotional, and education has a positive factor and significantly to the woman entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah in Medan. The collection of data and performed through a questionnaire that spread to a woman entrepreneurs who had a woman attire at Petisah which totaled 74 people as reponden in this research. A method of analysis is in use descriptive analysis methods and multiple regression analysis methods through the testing of hypotheses with the SPSS Statistic 17.0 application.

Based on the simultaneous (F) results show that independent variable comprising the independence, capital, emotional and education had positive effect and significantly to the woman entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah Market in Medan. Based on the partial (T) results show that independent variable comprising the independence, capital, emotional and education had positive effect and significantly to the woman entrepreneurs to begin an woman attire businesses at Petisah Market in Medan, Meanwhile, the independence factor had positive effect but insignificant against women entrepreneurs.

Based on the results of the determinants coefficient (R2) obtained by results of R square is 0,812, It mean 81,2 % the factors to being woman entrepreneurs can be explained by a factor of independence, capital,emotional and education

The keywords : the independence, the capital, the emotional, the education, and woman entrepreneurs

       


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia. Setiap tahunnya jumlah penduduk miskin dan juga pengangguran terus meningkat. Hal ini dapat dilihat pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat jumlah penduduk miskin tahun 2010 adalah 31,02 juta orang atau sebesar 13,33 persen. Sedangkan jumlah pengangguran sebanyak 8,59 juta orang atau penganggur terbuka sebesar 7,41 persen. (http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010)

Salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia adalah terbatasnya lapangan pekerjaan. Solusi terbaik untuk mengurangi tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran adalah dengan menggalakkan sistem ekonomi berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM) guna menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi pengangguran. Dengan meningkatnya UKM di Indonesia maka diharapkan dapat meningkatkan pembangunan perekonomian negara serta mampu menghadapi era globalisasi mendatang.


(17)

mesin sehingga akan mengurangi angka pengangguran yang hari ini merupakan permasalahan rumit yang tidak kunjung berakhir.

Perkembangan UKM di Indonesia sendiri sangat memberikan warna bagi masyarakat sebagai peluang bagi para pengangguran dan tentunya juga bagi pemerintah dalam upaya menjalankan tanggungjawabnya untuk mengentaskan kemiskinan. Peran dari kewirausahawan UKM sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis.

Menurut Zimmerer (2008:4) Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.

Kewirausahaan di Indonesia memiliki peranan penting dengan kemampuan untuk menciptakan dan menyediakan lapangan pekerjaan baru dan juga memperbesar perputaran keuangan negara dengan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh para wirausahawan itu sendiri. Hal ini menandakan bahwa peranan para wirausahawan sangat membantu pembangunan perekonomian negara


(18)

Meningkatnya jumlah pengusaha di Indonesia saat ini bukan hanya untuk oleh kaum lelaki akan tetapi sejak adanya emansipasi wanita, sekarang ini sudah sangat banyak wanita yang menjadi pengusaha mulai dari tingkat kecil, menengah, maupun besar. Meskipun usaha yang digeluti wanita lebih cenderung kepada usaha kecil dan menengah, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa usaha mereka akan terus berkembang dan sukses.

Perkembangan wanita pengusaha ini sudah semakin pesat di kota-kota besar Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa bahkan di Pulau Sumatera juga sudah banyak wanita yang menjadi pengusaha. Salah satunya di Kota Medan. Medan merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera yang memiliki banyak peluang bagi setiap masyarakat yang ingin menjadi pengusaha. Hal ini dapat dilihat dari lokasi-lokasi pusat perbelanjaan yang terdiri dari ± 15 plaza dan pasar tradisional yang terdiri dari Pasar Central, Pasar Petisah, Pasar Ikan Lama, Pasar Ramai, Pasar Simpang Limun, Pasar Beruang, Pasar Simpang Melati, Pasar Sore Padang Bulan, Pasar Hindu, Pasar Tanjung Rejo, Pasar Pringgan, dan sebagainya.

Pasar Petisah merupakan gabungan pasar tradisional dan pasar modern yang terkenal di Kota Medan. Pasar terlengkap yang seusia kota Medan ini selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli, termasuk oleh para pelancong yang datang dari luar Kota Medan. Dikatakan terlengkap karena berbagai macam jenis usaha yang ada di Pasar Petisah ini. Dari usaha pakaian baik pakaian laki-laki maupun wanita dan juga untuk segala jenis usia semua ada, sampai pernak-pernik, alat


(19)

elektronik, gordyn, dan masih banyak lagi. Di pasar ini sangat didominasi oleh wanita. Hampir seluruh jenis usaha di pasar ini dikuasai oleh wanita, sedangkan pengusaha laki-laki hanya sedikit.

Menurut Anoraga (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha yaitu kemandirian, modal, emosional, dan pendidikan. Faktor kemandirian adalah kemampuan pada wanita untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung dari orang lain. Faktor modal adalah kekayaan yang ada pada wanita sebagai modal awal yang cukup untuk mendirikan suatu usaha. Faktor emosional adalah reaksi tubuh dalam keadaan tertentu. Dimana wanita mampu mengendalikan emosinya dalam mengambil keputusan untuk menjalankan usahanya. Faktor pendidikan adalah latar belakang pendidikan seorang wanita pengusaha yang mana juga turut mempengaruhi usahanya. Dengan adanya latar belakang pendidikan, setidak-tidaknya para wanita pengusaha sudah mengetahui seputar dunia usaha beserta peluang dan resikonya.

Dari hasil prasurvey yang telah peneliti lakukan sebelumnya di Pasar Petisah bahwa terdapat sebanyak 341 orang wanita pengusaha dan 115 orang pria pengusaha yang memiliki usaha pakaian di pasar ini. Untuk keterangan lebih rinci akan dijelaskan pada tabel 1.1.


(20)

Tabel 1.1

Jumlah Wanita & Pria Pengusaha Pakaian di Pasar Petisah No Jenis Kelamin Jumlah

1. Wanita : 1. Sudah

menikah 274 orang 2. Belum

menikah 67 orang 2. Pria 115 orang

Total 456 orang

Sumber : Badan Pengelola Pasar Petisah (2012)

Berdasarkan tabel 1.1, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat sebanyak 274 orang wanita pengusaha yang sudah menikah yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah ini. Oleh karena itu peneliti memilih pendapat Anoraga (2004) sebagai acuan pada penelitian selanjutnya seputar wanita pengusaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang terdiri dari faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan.

Selain itu, berdasarkan jumlah wanita pengusaha sebanyak 274 orang ini membuktikan bahwa faktor kemandirian dan emosional sangat mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usahanya. Dengan adanya kemandirian dan emosional tersebut yang mampu membuat mereka berani berkecimpung di dalam dunia usaha dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan hidup rumah tangga mereka. Kemudian di sertai oleh latar belakang pendidikan dan modal yang dimiliki para wanita pengusaha tersebut yang mendukung mereka untuk


(21)

Adapun alasan utama penulis memilih wanita pengusaha yang sudah menikah adalah karena penulis ingin mengetahui apakah para wanita pengusaha tersebut telah mampu meningkatkan kesejahteraan hidup rumah tangganya dan bagaimana para wanita pengusaha ini menjalankan peran ganda yang dimilikinya yaitu sebagai seorang ibu rumah tangga dan sebagai wanita pengusaha. Sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

Faktor – Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literature yang penulis peroleh dari masa perkuliahan.


(22)

b. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian di masa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha

Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu

entrepende” yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba (trying). Kata

entrepende” diartikan juga sebagai “di antara pengambil” (between taker) atau

“perantara” (go-between).

Menurut Frinces (2011:8) dalam Bahasa Indonesia yang sederhana wirausaha dapat dimaknai sebagai sebuah kemampuan (an ability) yang di

dalamnya termasuk dalam artian ‘usaha (effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lain

sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas (task).

Menurut Hendro (2011:61) setiap wirausahawan (entrepreneur) yang

sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu :

1. Kemampuan ( hubungannya dengan IQ dan skill ), dalam membaca peluang, dalam berinovasi, dalam mengelola, dan dalam menjual.

2. Keberanian ( hubungannya deng an EQ dan mental ), dalam mengatasi rasa ketakutannya, dalam mengendalikan resiko, dan untuk keluar dari zona kenyamanan.

3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri), keuletan, pantang menyerah, teguh akan keyakinan, dan kekuatan akan pikiran bahwa anda


(24)

4. Kreatifitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan pengalaman / experiences).

Beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan sebagai jalan hidupnya yaitu :

1. Faktor indivudual/personal : yang dimaksud ialah pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa baik dari lingkungan ataupun keluarga.

2. Suasana kerja : lingkungan pada tempat seseorang bekerja 3. Tingkat pendidikan

4. Kepribadian (personality)

5. Prestasi pendidikan 6. Dorongan keluarga 7. Lingkungan dan pergaulan

8. Ingin lebih di hargai atau self-esteem

9. Keterpaksaan dan keadaan

Menurut Suryana (2010:54) secara umum karakteristik seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

a. Memiliki motivasi untuk berprestasi b. Berorientasi ke masa depan

c. Tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan d. Memiliki jaringan usaha


(25)

Penjelasan lebih rinci karakteristik wirausaha dijelaskan pada gambar 2.1.1 :

Sumber : Suryana (2010:54)

Gambar 2.1.1 Karakteristik Wirausaha KARAKTER WIRAUSAHA Berorientasi ke Masa Depan Visioner Berpikir positif pengetahuan Motivasi Berprestasi Pekerja Keras Pantang Menyerah Semangat Komitmen Memiliki Jaringan Usaha Jaringan Kerja Banyak Teman Kerja Sama   Berjiwa Kepemimpinan Keberanian Bertindak Tim yang baik Berjiwa besar

Berani mengambil resiko

Having mentor Terbuka

Tanggap & Kreatif Menghadapi Perubahan Berpikir Kritis Menyenangkan Proaktif Kreatif Inovatif Efisien Produktif


(26)

Menurut Frinces (2011:25) di antara sekian banyak kontribusi wirausaha tersebut adalah fungsinya sebagai :

a. Penciptaan lapangan usaha b. Penciptaan lapangan pekerjaan

c. Salah satu penggerak utama dan terpenting kegiatan ekonomi d. Pembayar pajak terbanyak dan terbesar negara

e. Pendorong dan pelaku perubahan dan inovasi f. Pencipta keunggulan dan daya saing

g. Pembuat harapan rakyat untuk hidup baik dan makmur h. Pencipta dan pendorong kemandirian individu dan bangsa

2.1.2 Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) menurut Hendro (2011:30) adalah suatu

kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada didalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup anda di masa mendatang. Kewirausahaan itu adalah:

1. Ilmu Pengetahuan ( Knowledge )

Kewirausahaan itu adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba di lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya.


(27)

2. Kepribadian atau Sikap

Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap positif, kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan tidak mudah puas diri.

3. Filosofi

Kewirausahaan bisa digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau landasan hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.

4. Skill atau Keterampilan

Karena kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari pengetahuan dan pengalaman yang dirasakan serta dilakukan melalui jatuh bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda bisnis.

5. Seni atau Art

Dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan logika.

6. Profesi

Menjadi wirausahawan juga merupakan sebuah profesi, sebuah pilihan hidup yang harus dilakukan secara.

7. Naluri

Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.


(28)

8. Mimpi seseorang

Menjadi wirausahawan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan cita-cita yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa.

9. Pilihan hidup seseorang

Menjadi wirausaha agar mampu menghidupi keluarganya sudah menjadi pilihan hidup bagi setiap orang.

Menurut Zimmerer (2008:26) bahwa terdapat keragaman budaya dalam membentuk struktur kewirausahaan, antara lain :

1. Wirausahawan muda, adalah wirausaha yang banyak didominasi oleh generasi muda yang memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka yaitu mereka yang berumur awal 20-an tahun.

2. Wirausahawan wanita, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor–faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi keluarga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

3. Wirausahawan minoritas yaitu kaum minoritas di negara kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari–hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga


(29)

berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin maju, dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota–kota tertentu.

4. Wirausahawan imigran yaitu kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai dari berdagang kecil–kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

5. Wirausahawan paruh waktu yaitu orang yang memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi, dan berhenti menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya.

6. Bisnis rumahan, sekarang bisnis rumahan lebih beragam, para wirausahawan rumahan yang modern lebih cenderung menjalankan perusahaan-perusahaan jasa atau perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi dengan tingkat keberhasilan bisnis rumahan cukup tinggi.

7. Bisnis keluarga, bisnis yang pengendalian keuangannya dilakukan oleh satu atau lebih anggota keluarga. Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis cabang dan usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dahulu oleh Bapak


(30)

setelah usaha Bapak ini maju dibuka cabang baru dan di kelola Ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda.

8. Wirasutri, adalah sepasang suami-istri wirausahawan yang bekerja bersama sebagai rekan kerja dalam bisnis mereka. Wirasutri di buat dengan cara menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing–masing orang. Orang–orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi tertentu dari bisnis–bisnis yang sudah ada.

9. Wirausahawan sosial, adalah wirausaha yang menggunakan berbagai keahlian mereka tidak hanya untuk membuat bisnis menjadi menguntungkan, tetapi juga untuk mencapai tujuan sosial dan lingkungan bagi kebaikan bersama.

2.1.3 Wanita

Menurut definisi dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan, perempuan adalah manusia yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui. Sedangkan wanita adalah seorang perempuan yang sudah dewasa. Asal kata wanita adalah “Vani” ataupun “Vanita” dalam bahasa sansekerta sama dengan “desire

yaitu keinginan.

Menurut Rachmawati (2011:38) Wanita mengandung makna sesuatu yang diinginkan atau yang dipuji. Terdapat beberapa kelebihan dari wanita yaitu :


(31)

2. Lebih menggunakan perasaan dalam melakukan pekerjaan 3. Lebih teliti

4. Lebih hemat dalam mengelola uang dengan baik

5. Lebih mampu mengerjakan banyak hal sekaligus (multitasking)

2.1.4 Wanita Pengusaha (Woman Entrepreneur)

Wanita pengusaha (woman entrepreneur) menurut Rachmawati (2011:10)

berasal dari kata woman dan entrepreneur. Maksudnya adalah wanita yang menjalankan

bisnis atau berwirausaha namun tetap tidak meninggalkan perannya sebagai ibu rumah tangga. Berbagai bisnis dapat dijalankan oleh wanita dari rumah, mendapatkan penghasilan tambahan tanpa mengurangi waktu berkumpul dengan keluarga.

Menjadi seorang wanita pengusaha bukanlah hal yang mudah karena wanita dituntut untuk menjalankan usahanya tanpa meninggalkan perannya dalam rumah tangga. Berbeda dengan zama dahulu, kini wanita bukan cuma berperan sebagai ibu rumah tangga saja dan bukan lagi kaum yang berada di bawah dominasi para pria. Kini konsep persamaan gender telah bisa diterima masyarakat, bahwa pria dan wanita setara.

Pada umumnya orang terdorong untuk membuka usaha sendiri karena terbukanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, terpenuhinya minat dan keinginan pribadi, terbukanya kesempatan menjadi “boss”, dan adanya kebebasan dalam manajemen.

Menurut Alma (2011:44) ada beberapa faktor yang menunjang berkembangnya wanita di dalam bidang usaha, yaitu :


(32)

1. Naluri kewanitaan yang berkerja lebih cermat, pandai mengamati masa depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupan usaha

2. Mendidik anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat dikembangkan dalam personel manajemen perusahaan

3. Faktor adat istiadat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur ekonomi rumah tangga seperti di Bali dan Sumatera Barat

4. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan, kosmetika, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tsb

5. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karir, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.

Beberapa alasan mengapa wanita mulai berwirausaha menurut Ardiyanto (2012:1) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengisi waktu luang atau mempunyai kebebasan mengatur waktu. 2. Menambah penghasilan.

3. Menyalurkan hobi.

4. Menutupi biaya kebutuhan rumah tangga dan anak. 5. Sebagai single fighter.


(33)

2.1.5 Memulai Usaha

Menurut Hendro (2011:212) sebelum memutuskan untuk memulai usaha, penting untuk mengetahui strategi brilian untuk memulai usaha, yaitu :

1). Kuasai dan cintai usaha anda, yakni melihat bahwa dasar-dasar usaha anda harus mengacu pada : pekerjaan yang anda kuasai, keahlian yang benar-benar anda kuasai, hobi anda, pengalaman anda, pengetahuan yang anda miliki, maupun kebiasaan yang sudah sering anda lakukan dan kuasai.

2). Pentingnya menentukan strategi dan cara untuk memulai usaha anda, yakni: 1. The Buffer route

Bila anda memulai usaha dengan modal uang yang pas-pasan, bisa memulai dengan cara mencari orang yang bisa menjadi buffer founder (pendiri utama)

sebagai donatur usaha anda. Mencari buffer person (donatur atau penyandang

dana dan mentor) bisa dari keluarga, teman, saudara atau orang yang dikenal baik oleh anda dan sebelumnya anda harus memaparkan business plan-nya

(rencana bisnis).

2. The Spin-off route

Bila anda seorang yang berlatar belakang seorang penjual, pemasar, bagian pembelian, engineering, atau apapun jenisnya. Anda bisa melakukan cara pelepasan perlahan-lahan untuk memulai sebuah usaha baru.

3. The Moonlighting route

Anda bisa benar-benar mengembangkan usaha dari awal tanpa mengganggu pekerjaan anda saat ini sebagai professional (yang penting jenis bisnisnya tidak


(34)

mengganggu jam kerja anda). Dengan kata lain, bisa membentuk the business

team skill (BTS) untuk memulai usaha.

3). Memasuki dunia usaha. Ada 3 cara untuk memasuki dunia usaha menurut Suryana (2008:100) yang dapat dilakukan bagi para pengusaha, yakni :

1. Merintis Usaha Baru

Membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang si pemilik sendiri.

2. Membeli Perusahaan Orang Lain

Membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi yang sudah ada.

3. Kerjasama Manajemen (franchising)

Kerjasama antara si pengusaha (franchisee) dengan perusahaan besar

(franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk

menyelenggarakan usaha (waralaba).

Setiap wanita memiliki peluang yang sama untuk menjadi pengusaha. Siapapun wanita itu, apapun tingkat pendidikannya, pengalaman bekerjanya, dan prestasi yang pernah diraihnya, setiap wanita memiliki kesempatan untuk sukses di dunia bisnis, hanya tergantung bagaimana untuk memulai usaha tersebut.

Beberapa kiat-kiat yang mudah untuk para wanita yang ingin memulai usaha menurut Rachmawati (2011:76) sebagai berikut :


(35)

1. Mengenal karakteristik bisnis sendiri

Sebelum menentukan jenis bisnis yang akan digeluti, ada baiknya tiap wanita mengetahui karakteristiknya sendiri. Ada 4 tipe karakteristik yaitu tipe pembicara (explosive), tipe pengorganisasi (prefectionis), populer (populerity),

pemimpin (leader).

2. Menganalisis diri sendiri dengan menggunakan analisis SWOT

Ada baiknya mengukur diri sendiri dengan analisis SWOT yaitu Kekuatan

(Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), Ancaman (Treat)

3. Lakukanlah riset tentang pasar

Pentingnya melakukan riset pasar ini agar para calon wirausaha wanita mengenal bagaimana pelanggan (costumer insight), persaingan (competition),

pesaingnya (competitor), perubahan yang terjadi pada pelanggan persaingan dan

pesaingnya, dan juga pesaing yang tidak terlihat. Gunakanlah analisis 5W 1H

(who, what, when, where, why, how) sebelum memasuki pasar.

4. Menyusun prinsip dan strategi untuk memasuki pasar

Langkah selanjutnya adalah mengetahui prinsip memasuki pasar kemudian mengatur strategi-strateginya. Prinsip memasuki pasar ada 3 yaitu jangan masuki pasar yang tidak bertahan lama, jadilah yang pertama datang dan sukses, jadilah penonton, pengamat, peniru, modifikator dan tingkatkan. Selanjutnya adalah strategi mencari modal usaha. Modal usaha yang dimaksud adalah modal keberanian untuk memulai, dan modal uang.


(36)

2.1.6 Memulai Usaha Pakaian Wanita

Memilih baju wanita sebagai peluang bisnis merupakan pilihan yang sangat tepat bagi para wirausaha wanita. Karena bisnis di bidang busana terutama wanita memiliki trend yang berputar sangat pesat. Selain prospek bisnisnya yang terus berkembang, dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, juga karena sebenarnya wanita itu memiliki sifat yang lebih konsumtif dibandingkan para lelaki.

Beberapa kiat sukses memulai usaha dagang pakaian menurut Rachmawati (2011:159) sebagai berikut :

1. Buatlah produk atau model busana dengan ide-ide kreatif yang dapat di terima oleh pasar. Sesuaikan dengan minat pasar yang sedang trend saat ini, tetapi jangan lupa memberikan ciri khusus pada produk. Sehingga dapat memberikan citra tersendiri dimata konsumen.

2. Bila tidak ingin memproduksi baju sendiri maka jadilah reseller busana. Menjadi reseller maka harus rajin mengikuti perkembangan seputar busana modis yang sesuai umur dan carilah pasar atau produsen yang sesuai dengan usaha tersebut dengan persyaratan yang tidak membebani kedua belah pihak.

3. Selain kualitas produk, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah membatasi jumlah barang tersebut sehingga tidak terlihat pasaran di mata konsumen.

4. Mencoba konsep one stop shopping pada produk yang dijual sehingga tidak


(37)

5. Melakukan promosi dengan memberikan diskon khusus bagi pelanggan atau memasang iklan di media massa dengan menggunakan jasa para model untuk mengenalkan produk tersebut.

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha

Menurut Anoraga (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha (woman entrepreneur) dalam memulai usaha adalah sebagai berikut :

1. Faktor Kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri. Keterkaitan faktor kemandirian terhadap wanita pengusaha adalah dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung dari orang lain. 2. Faktor Modal

Modal yang dimaksud adalah kekayaan yang dimiliki saat ini berupa uang, kendaraan, rumah, emas, peralatan atau apa saja yang dapat digunakan sebagai modal dalam memulai usaha. Keterkaitan faktor modal terhadap wanita pengusaha adalah dengan menggunakan kekayaan yang ada untuk dijadikan modal awal memulai usaha.

3. Faktor Emosional

Emosional adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Wanita pada umumnya lebih mudah mengendalikan emosionalnya daripada kaum laki-laki. Keterkaitan faktor emosional terhadap wanita pengusaha adalah dengan mampu


(38)

mengendalikan emosionalnya akan bepengaruh baik terhadap pengambilan keputusan dalam mengelola usahanya.

4. Faktor Pendidikan

Pendidikan adalah tempat dimana seseorang mendapatkan pengetahuan-pengetahuan umum untuk mengembangkan bakat dirinya sendiri. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karier. Keterkaitan faktor pendidikan terhadap wanita pengusaha adalah dengan adanya pengetahuan seputar dunia usaha secara umum maka dapat membantu para wanita pengusaha tersebut untuk memulai dan mengelola usahanya semaksimal mungkin serta mampu mengubah suatu resiko menjadi suatu peluang bagi usahanya.

2.1.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian penulis yang dilakukan oleh Riska Savitri (2010) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung) pada tahun 2010, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat empat faktor yang dapat memotivasi wanita memilih untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor tersebut Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan. Faktor Kemandirian merupakan faktor yang paling dominan yang memotivasi wanita memilih berwirausaha.


(39)

Gaperta “ pada tahun 2009, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada tiga alasan yang mempengaruhi Women Entrepreneur dalam memulai usahanya yaitu: alasan keluarga,

alasan yang di sengaja, alasan pemaksa. Dari ketiga alasan tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan yang di sengaja merupakan alasan utama yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha salon di jalan Gaperta.

Tulus Tambunan (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Wanita Pengusaha Di UMKM Di Indonesia : Motivasi Dan Kendala “ pada tahun 2012, dari paper tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa motivasi utama wanita pengusaha menjalankan usaha sendiri di UMKM adalah : (1) ingin mandiri; (2) ingin mengembangkan hobi/ keterampilan/keahlian/aktualisasi diri; (3) sulit mendapatkan pekerjaan; (4) menambah pendapatan keluarga/ menolong suami; (5) karena ada kesempatan/peluang; (6) meneruskan usaha keluarga; (7) sudah cita-cita/mimpi sejak kecil; dan (8) ingin jadi orang kaya/terkenal. Dalam hal permodalan, dalam survei, mayoritas dari responden menggunakan modal dari tabungan sendiri dalam hal membiayai usaha mereka. Dalam survei, masalah utama yang paling banyak disebut adalah kesulitan dalam pemasaran karena berbagai hal, bisa karena kurangnya konsumen karena lokasi yang kurang strategis atau karena persaingan yang sangat ketat dari produk-produk impor; bisa karena sulitnya mendapatkan lokasi pemasaran; atau alasan-alasan lainnya. Di peringkat kedua adalah keterbatasan modal.


(40)

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menurut Kuncoro (2009:52) adalah pondasi utama sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, yang mana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur.

Sebagai wanita pengusaha dan seorang ibu rumah tangga harus bisa membagi waktu antara usaha dengan keluarga. Kemandirian adalah modal awal bagi wanita yang berwirausaha dimana lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri dan tidak ketergantungan kepada orang lain dalam memulai dan mengelola usahanya. Modal berikutnya adalah kekayaan yang dimiliki wanita pengusaha tersebut baik berupa uang, ataupun peralatan yang bisa digunakan sebagai salah satu pendorong berjalannya suatu usaha.

Bukan hanya itu, suatu usaha mampu berjalan dengan baik juga dipengaruhi oleh emosional dari si pemilik usaha. Seorang wirausaha sangat dituntut untuk mampu mengendalikan emosionalnya sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan demi kelangsungan hidup perusahaannya. Namun faktor kemandirian, modal, dan emosional ini tidak akan mampu berpengaruh baik terhadap proses berjalannya usaha tanpa diiringi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh seorang wanita pengusaha. Dengan adanya latar belakang pendidikan tersebut, maka lebih mudah bagi para wanita untuk menjalankan tahap awal dalam memulai usahanya.


(41)

Oleh karena itu, dalam kerangka penelitian ini dikemukakan bahwa variabel yang akan diteliti adalah faktor kemandirian ( X1), faktor modal (X2), faktor emosional (X3), faktor pendidikan (X4) sebagai variabel yang mempengaruhi dan wanita pengusaha (Y) sebagai variabel yang dipengaruhi. Dari penjelasan diatas dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

 

Sumber : Anoraga (2004), Alma (2011)

Gambar 2.2 Kerangka konseptual

2.3 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2008:93) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Faktor Kemandirian (X1)

Faktor Modal (X2)

Wanita Pengusaha (Y)

Faktor Pendidikan (X4) Faktor Emosional (X3)


(42)

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita adalah faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, faktor pendidikan.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang, 2008:57).

Penelitian asosiatif ini bertujuan untuk memberikan penjelasan bahwa hubungan faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan sebagai variabel independen (X) terhadap wanita pengusaha sebagai variabel dependen (Y) dalam memulai usaha melalui pengujian hipotesis pada judul penelitian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita (studi kasus pada pedagang pakaian wanita di Pasar Petisah Jln. Kota Baru 3 Medan Kecamatan Medan Kota) ”.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2012 sampai bulan Desember 2012 di Pasar Petisah jln. Kota baru 3 Medan Kecamatan Medan Kota.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Batasan operasional pada penelitian ini adalah yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan Kecamatan Medan Kota.


(44)

Variabel-variabel yang dianalisis adalah :

a. Variabel independen (X), yaitu faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan.

b. Variabel Dependen (Y), yaitu wanita pengusaha

3.4 Definisi Operasional

Variabel penelitian yang digunakan adalah :

1. Variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2008 : 43). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Faktor Kemandirian (X1)

 Faktor Modal (X2)

 Faktor Emosional (X3)

 Faktor Pendidikan (X4)

2. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen, (Erlina, 2008 : 42). Varibel terikat dalam penelitian ini adalah wanita pengusaha (Y)


(45)

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala

Faktor Kemandirian

(X1)

kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri

1. Percaya pada kemampuan diri sendiri

2. Tidak mengandalkan orang lain

Likert

Faktor Modal (X2)

kekayaan yang dimiliki saat ini yang dapat digunakan sebagai modal

dalam memulai usaha

1. Modal sendiri 2. Modal dari orang

lain

Likert

Faktor Emosional

(X3)

suatu reaksi tubuh menghadapi situasi

tertentu

1. Dorongan dari diri sendiri

2. Dorongan dari orang lain

Likert

Faktor Pendidikan

(X4)

tempat dimana seseorang mendapatkan pengetahuan-pengetahuan

umum untuk mengembangkan bakat

dirinya sendiri

1. Wawasan yang diperoleh dari pendidikan formal 2. Keterampilan yang

didapat dari pelatihan Likert Wanita Pengusaha (Y)

wanita yang menjalankan bisnis atau berwirausaha

1. Menambah penghasilan 2. Menyalurkan hobi 3. Kebebasan

mengatur waktu

Likert


(46)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004:86). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.5

Instrumen Skala Likert

No Skala Nilai 1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Erlina (2003)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Populasi menurut Kuncoro (2009:123) adalah suatu kelompok dari elemen yang lengkap dan biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian”.


(47)

Tabel 3.6

Jumlah Wanita Pengusaha Yang Telah Menikah Yang Memiliki Usaha Pakaian Wanita Di Pasar Petisah Medan

No. Lamanya Usaha (thn)

Jumlah Wanita Pengusaha

(orang)

1. ≥ 1 60

2. 5 – 10 85

3. 11 – 15 81

4. ≥ 16 48

Jumlah 274 Sumber: Badan Pengelola Pasar Petisah (2012)

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita pengusaha yang sudah menikah yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan dengan jumlah 274 orang.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:73), sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008:78) sebagai berikut:

Dimana :

n = ukuran sampel N= jumlah populasi

e = tingkat kesalahan. Dalam penelitian ini digunakan α = 10%

n = 274 = 73,26 dibulatkan menjadi 74 1 + (274x0,12)


(48)

Maka jumlah sampelnya adalah 73,26 dan dibulatkan menjadi 74 orang. Desain sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik non probabilitasyaitu metode

Purposive Sampling, yaitu suatu sampling dimana pemilihan elemen-elemen untuk

menjadi anggota sampel didasarkan atas pertimbangan yang sangat subjektif sifatnya. Setiap elemen tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih (Supranto, 2006:57).

Adapun kriteria yang ditentukan adalah wanita pengusaha yang sudah menikah dan menjalankan usahanya minimal 1 tahun. Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah karena penulis menganggap bahwa wanita pengusaha yang sudah menikah dan sudah menjalankan usahanya minimal 1 tahun maka dikategorikan wanita pengusaha yang mandiri dan sudah bisa membantu kehidupan rumah tangganya.

Langkah berikutnya adalah menentukan ukuran sampel. Unit pemilihan sampel yang lebih dari satu dan supaya setiap unit pemilihan sampel memiliki peluang sama untuk di pilih maka dalam penelitian ini dipilih desain sampel probabilitas, dalam penelitian ini dipilihlah teknik Simple Random Sampling yaitu dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2008:118), sebagai teknik pemilihan unit sampel pada jumlah sampel sebanyak 74 orang.

Rumus yangdipakai adalah sebagai berikut (Sekaran, 2006):


(49)

= Populasi ke I

n = Sampel yang diambil dalam penelitian N = Populasi total

Maka sampel dari masing unit pemilihan sampel adalah: Tabel 3.7

Distribusi Sampel No Unit Pemilihan

Sampel

Jumlah Wanita Pengusaha (orang)

Jumlah Sampel

1. ≥ 1 thn 60 60/274 x 74 = 16,20

Dibulatkan menjadi 16 org

2. 5 – 10 thn 85 85/274 x 74 = 22,95

Dibulatkan menjadi 23 org

3. 11 – 15 thn 81 81/274 x 74 = 21,87

Dibulatkan menjadi 22 org

4. ≥ 16 thn 48 48/274 x 74 = 12,96

Dibulatkan menjadi 13 org

Jumlah 274 74

Sumber: Badan Pengelola Pasar Petisah (2012)

3.7 Jenis Data

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan: a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah membuat daftar pertanyaan (quitioner) dan melakukan

pengamatan (observation).


(50)

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah serta internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data a. Daftar pertanyaan (quitioner)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang tersusun secara sistematis untuk diisi oleh setiap wanita pengusaha yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah.

b. Pengamatan (observation)

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Pasar Petisah Medan, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

c. Studi dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data dan informasi dari buku – buku, tulisan ilmiah, internet dan literature lainnya yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas menurut Sugiyono (2004:109) dilakukan untuk menguji kuesioner layak atau tidak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid. Uji validitas yang


(51)

akan dilakukan peneliti kepada wanita pengusaha yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan diluar dari sampel.

Adapun kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a) Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. b) Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas menurut Situmorang (2010 : 75) adalah derajat ketepatan atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen penelitian. “Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan seberapa jauh sebuah alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable

jika nilai cronbach alpha > 0.60”.

3.10 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian untuk analisis data adalah : 1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif menurut Sugiyono (2008:206) adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti. Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan


(52)

informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang telah dirumuskan.

2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas menurut Situmorang (2010 : 91) adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distibusi normal yakni data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Selain melihat histogram, uji normalitas dapat dilihat melalui pendekatan grafik yakni dengan melihat norma probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Namun, untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji “Kolmogorov Smirnov dengan

menggunakan tingkat signifikan 5%, maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal” (Situmorang et al. 2010 :

97).

b) Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance


(53)

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas atau terkena multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 1 sedangkan nilai VIF > 5” (Situmorang et al. 2010:136).

c) Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari satu residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka terjadi homoskedastisitas namun jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedstisitas. “Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot, jika ada pola tertentu maka telah terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi” (Situmorang et al. 2010 : 100). Kelemahan model ini adalah jumlah

pengamatan, jika pengamatan sedikit maka akan sulit untuk menginterpretasikan hasil grafik plot. Untuk mengatasinya dapat menggunakan pendekatan grafik dengan uji

Glejser, heteroskedastisitas tidak akan terjadi apapbila tidak satupun variabel

independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut (absUt). Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian, analisis statistik yang digunakan adalah regresi berganda.


(54)

Model persamaannya adalah sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Dimana : Y = wanita pengusaha

a = konstanta

X1 = faktor kemandirian X2 = faktor modal X3 = faktor emosional X4 = faktor pendidikan

b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi e = error (tingkat kesalahan)

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda karena subvariabel dalam penelitian ini lebih dari satu. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) faktor kemandirian (X1), faktor modal (X2), faktor emosional (X3), faktor pendidikan (X4) terhadap variabel dependen (Y) yaitu wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian.

a) Koefisien Determinan ( )

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Koefesien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 < < 1). Hal ini berarti bila = 0 menunjukkan tidak


(55)

adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, jika koefisien determinasi ( ) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dimana (0 < < 1). Sebaliknya, jika semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

b) Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya:

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1, b2, b3, b4 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%

c) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya :


(56)

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ 0, artinya semua variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika T hitung < T tabel pada α = 5% Ha diterima jika T hitung > T tabel pada α = 5%


(57)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Pasar Petisah

Pasar Petisah merupakan salah satu pasar tradisional yang cukup terkenal di Kota Medan. Pasar yang seusia Kota Medan ini selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli, termasuk oleh para pelancong yang datang dari luar Kota Medan. Para pelancong tersebut biasanya membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Di pasar yang bertingkat dua ini, para pengunjung dapat menemukan berbagai macam dagangan, mulai dari sayur-mayur, ikan asin, sampai busana dan perlengkapan elektronik. Di pasar ini juga banyak yang menjual hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara seperti patung kayu, gelang, kalung, tas anyaman, cincin, dan tikar anyaman.

Salah satu keistimewaan pasar ini terletak pada lokasinya yang berada di pusat Kota Medan, sehingga memudahkan bagi pelancong untuk menjangkaunya. Di samping itu, walaupun pasar ini terlihat besar seperti mal, setelah mengalami renovasi pada tahun 2000, tapi nuansa pasar tradisionalnya masih sangat terasa. Di pasar ini, kita akan menemukan para pedagang dan pembeli yang beradu kepiawaian dalam menawar barang-barang yang hendak dibeli. Kegiatan tawar-menawar harga tersebut, baik langsung atau tidak, menumbuhkan keakraban antara penjual dan pembeli. Kenyaman pembeli di pasar ini juga didukung pula oleh suasana pasar yang tertata rapi dan area parkir yang tidak begitu semrawut.


(58)

Keistimewaan lainnya adalah nuansa pasar yang nampak multikultural. Para penjualnya berasal dari beragam suku bangsa, seperti Tamil-India, Cina, Padang, Aceh, Batak, Jawa, dan Melayu. Mereka umumnya memperlihatkan keramahan kepada para pembeli, sehingga cepat akrab dengan orang yang baru dikenal. Situasi pasar yang demikian nyaman akan menjadi kenangan yang tak terlupakan, khususnya bagai orang-orang yang berasal dari luar Medan.

4.2. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang, 2010:66).

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.00 for windows

dengan ketentuan apabila nilai r hitung > r tabel berarti data empiric dari variabel penelitian adalah valid. Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang di luar sampel, yaitu wanita pengusaha yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan. Nilai rtabel dengan ketentuan N (jumlah sampel) = 30 orang dan taraf signifikansi 5%, maka angka yang diperoleh = 0,361.


(59)

Tabel 4.2

Item-Total Statistics

Variabel Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Total CorrelationCorrected

Item-Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 85.1000 69.334 .681 .917

VAR00002 85.0000 73.448 .487 .921

VAR00003 85.4333 72.254 .532 .921

VAR00004 85.2000 69.200 .799 .915

VAR00005 85.2667 70.202 .616 .919

VAR00006 85.2667 71.375 .559 .920

VAR00007 85.2667 72.133 .445 .922

VAR00008 85.3333 71.609 .523 .921

VAR00009 85.2000 68.786 .769 .916

VAR00010 85.2000 70.028 .653 .918

VAR00011 85.0333 73.757 .456 .922

VAR00012 85.1333 70.395 .516 .921

VAR00013 85.1000 70.645 .525 .921

VAR00014 85.0667 73.030 .428 .922

VAR00015 85.3000 71.045 .479 .922

VAR00016 85.0000 72.069 .513 .921

VAR00017 85.1333 69.016 .783 .916

VAR00018 85.1000 65.955 .868 .913

VAR00019 85.2667 69.375 .641 .918

VAR00020 85.1667 72.144 .493 .921

VAR00021 85.1000 73.886 .396 .923

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua variabel sudah valid, dimana rhitung > rtabel 21 variabel pernyataan yang diberikan kepada


(60)

30 orang responden dalam kuesioner penelitian, diperoleh item-total statistic yang

menerangkan hal berikut ini :

Corrected item total correction menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan

nilai rhitung yang dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansinya adalah 5% dan N (jumlah sampel) = 30 orang, sehingga r (0,05;30), diperoleh rtabel 0,361.

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 21 pernyataan adalah valid, dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item-Total Correlation yang pada 21 pernyataan lebih besar dari rtabel (0,361), sehingga 21 variabel pernyataan dapat digunakan untuk penelitian.


(61)

Tabel 4.2.1 Validitas Instrumen Variabel Corrected

Item-Total Correlation r table  Validitas

variabel 1 0.681 0,361 Valid

variabel 2 0.487 0,361 Valid

variabel 3 0.532 0,361 Valid

variabel 4 0.799 0,361 Valid

variabel 5 0.616 0,361 Valid

variabel 6 0.559 0,361 Valid

variabel 7 0.445 0,361 Valid

variabel 8 0.523 0,361 Valid

variabel 9 0.769 0,361 Valid

variabel 10 0.653 0,361 Valid

variabel 11 0.456 0,361 Valid

variabel 12 0.516 0,361 Valid

variabel 13 0.525 0,361 Valid

variabel 14 0.428 0,361 Valid

variabel 15 0.479 0,361 Valid

variabel 16 0.513 0,361 Valid

variabel 17 0.783 0,361 Valid

variabel 18 0.868 0,361 Valid

variabel 19 0.641 0,361 Valid

variabel 20 0.493 0,361 Valid

variabel 21 0.396 0,361 Valid

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, diolah (2012)

4.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan


(62)

data yang sama (Situmorang, 2010:72). Uji reabilitas menggunakan software SPSS

17.00 for windows, dengan ketentuan apabila ralpha positif > rtabel, maka pernyataan adalah reliabel atau handal.

Menurut Ghozali, 2005 dan Kuncoro, 2003, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 atau nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Situmorang, 2010:80).


(63)

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Ghozali Kuncoro Reliabilitas

variabel 1 0.917 0.60 0.80 Reliabel variabel 2 0.921 0.60 0.80 Reliabel variabel 3 0.921 0.60 0.80 Reliabel variabel 4 0.915 0.60 0.80 Reliabel variabel 5 0.919 0.60 0.80 Reliabel variabel 6 0.92 0.60 0.80 Reliabel variabel 7 0.922 0.60 0.80 Reliabel variabel 8 0.921 0.60 0.80 Reliabel variabel 9 0.916 0.60 0.80 Reliabel variabel 10 0.918 0.60 0.80 Reliabel variabel 11 0.922 0.60 0.80 Reliabel variabel 12 0.921 0.60 0.80 Reliabel variabel 13 0.921 0.60 0.80 Reliabel variabel 14 0.922 0.60 0.80 Reliabel variabel 15 0.922 0.60 0.80 Reliabel variabel 16 0.921 0.60 0.80 Reliabel variabel 17 0.916 0.60 0.80 Reliabel variabel 18 0.913 0.60 0.80 Reliabel variabel 19 0.918 0.60 0.80 Reliabel variabel 20 0.921 0.60 0.80 Reliabel variabel 21 0.923 0.60 0.80 Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2012)

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa seluruh pernyataan dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach alpha diatas 0,60 dan 0,80.


(64)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Tabel 4.3.1. menunjukkan seluruh pernyataan reliabel karena nilai Cronbach alpha

sebesar 0,923 lebih besar dari 0,80.

4.4 Metode Analisis Data 4.4.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti. Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang telah dirumuskan.

Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 74 orang responden wanita pengusaha yang memiliki usaha pakaian di Pasar Petisah Medan. Kuesioner berisikan deskripsi tentang responden dan jawaban atas pernyataan

Tabel 4.3.1 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(65)

dimana 4 pernyataan mengenai faktor kemandirian (X1), 3 pernyataan mengenai faktor modal (X2), 5 pernyataan mengenai faktor emosional (X3), 3 pernyataan mengenai faktor pendidikan (X4) dan 6 pernyataan mengenai variabel (Y).

A. Analisis Deskriptif Responden

a. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia

Gambaran responden berdasarkan jenis usianya dapat dilihat pada Tabel 4.4.1 berikut ini :

Tabel 4.4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

24-30 25 33,78

31-35 33 44,59

≥ 36 16 21,62

Jumlah 74 100 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2012 (data diolah)

Pada Tabel 4.4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usianya adalah 25 orang responden (33,78%) berusia 24-30 tahun, 33 orang responden (44,59%) berusia antara 31-35 tahun, dan 16 orang responden (21,62%) berusia antara ≥ 36 tahun.

b. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan

Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 4.4.2 berikut ini :


(66)

Tabel 4.4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

SMP 14 18,91

SMA 25 33,78

Sarjana (S1) 19 25,67

Sarjana (S2) 16 21,62

Jumlah 74 100 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2012 (data diolah)

Pada Tabel 4.4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikannya adalah 14 orang responden (18,91%) tingkat pendidikannya SMP, 25 orang responden (33,78%) tingkat pendidikannya SMA, 19 orang responden (25,67%) tingkat pendidikannya S1 dan 16 orang responden (21,62%) tingkat pendidikannya adalah S2.

c. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lamanya Usaha Tabel 4.4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha Lamanya Usaha

(Tahun)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 16 21,62

5-10 23 31,08

11-15 22 29,72

16 13 17,56

Jumlah 74 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2012 (data diolah)

Pada Tabel 4.4.3 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan lamanya usaha adalah 16 orang responden (21,62%) telah memiliki usaha selama


(67)

tahun, 22 orang responden (29,72%) telah memiliki usaha selama antara 11-15 tahun, dan 13 orang responden (17,56%) telah memiliki usaha selama 16 tahun.

B. Analisis Deskriptif Variabel

Analisis deskriptif variabel akan memberikan gambaran tentang jawaban responden atas pernyataan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Pernyataan yang diberikan kepada 74 orang Wanita Pengusaha yang memiliki usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan adalah sebanyak 21 butir, dimana 4 butir pernyataan tentang faktor kemandirian (X1), 3 butir pernyataan tentang faktor modal (X2), 5 butir pernyataan tentang faktor emosional (X3), 3 butir pernyataan tentang faktor pendidikan (X4) dan 6 pernyataan tentang wanita pengusaha (Y).

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Kemandirian Tabel 4.4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Kemandirian (X1)

No. Item Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Sejutu Normal Setuju Sangat

Setuju Total F % F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0 10 13,5 36 48,6 28 37,4 74 100 2 0 0 0 0 10 13,5 48 64,9 16 21,6 74 100 3 0 0 0 0 13 17,6 32 43,2 29 39,2 74 100 4 0 0 0 0 13 17,6 32 43,2 29 39,2 74 100 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Pada Tabel 4.4.4 dapat diketahui bahwa:

1. Pada pernyataan pertama (saya percaya terhadap kemampuan diri sendiri), 10 orang responden (13,5%) menyatakan normal, 36 orang responden (48,6%) menyatakan setuju, 28 orang responden (37,4%) menyatakan sangat setuju, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak


(68)

setuju. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju terhadap pernyataan saya percaya terhadap kemampuan diri sendiri.

2. Pada pernyataan kedua (saya mampu mengelola bisnis secara mandiri), 10 orang responden (13,5%) menyatakan normal, 48 orang responden (64,9%) menyatakan setuju, 16 orang responden (21,6%) menyatakan sangat setuju, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju terhadap pernyataan saya mampu mengelola bisnis secara mandiri. 3. Pada pernyataan ketiga (saya lebih menyukai menjalankan usaha sendiri

daripada mengandalkan orang lain),13 orang responden (17,6%) menyatakan normal, 32 orang responden (43,2%) menyatakan setuju, dan 29 orang responden (39,2%) menyatakan sangat setuju. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju terhadap pernyataan saya mampu mengelola bisnis secara mandiri.

4. Pada pernyataan keempat (saya memulai usaha ini dengan kemampuan saya sendiri),13 orang responden (17,6%) menyatakan normal, 32 orang responden (43,2%) menyatakan setuju, dan 29 orang responden (39,2%) menyatakan sangat setuju. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju terhadap pernyataan saya memulai usaha ini dengan kemampuan saya sendiri.


(69)

Berdasarkan hasil distribusi jawaban responden terhadap faktor kemandirian terlihat bahwa dominasi persentase setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan jawaban menjadi wanita pengusaha didukung oleh faktor kemandirian. Dengan adanya faktor kemandirian tersebut maka tidak akan bergantung terhadap orang lain.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Modal Tabel 4.4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Modal (X2)

No. Item Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Sejutu Normal Setuju Sangat

Setuju Total F % F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0 10 13,5 36 48,6 28 37,8 74 100 2 0 0 0 0 10 13,5 36 48,6 28 37,8 74 100 3 0 0 0 0 5 6,8 34 45,9 35 47,3 74 100 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Pada Tabel 4.4.5 dapat diketahui bahwa :

1. Pada pernyataan pertama (saya memanfaatkan modal sendiri sebagai modal awal usaha ini), 10 orang responden (13,5%) menyatakan normal, 36 orang responden (48,6%) menyatakan setuju, 28 orang responden (37,8%) menyatakan sangat setuju, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju terhadap pernyataan saya memanfaatkan modal sendiri sebagai modal awal usaha ini.

2. Pada pernyataan kedua (saya memanfaatkan bantuan dari keluarga sebagai modal awal usaha ini), 10 orang responden (13,5%) menyatakan normal, 36 orang responden (48,6%) menyatakan setuju, 28 orang responden (37,8%)


(70)

menyatakan sangat setuju, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju terhadap pernyataan saya memanfaatkan bantuan dari keluarga sebagai modal awal usaha ini.

3. Pada pernyataan ketiga (saya memanfaatkan modal pinjaman dari pihak lain untuk memulai usaha ini), 5 orang responden (6,8%) menyatakan normal, 34 orang responden (45,9%) menyatakan setuju, 35 orang responden (47,3%) menyatakan sangat setuju, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya memanfaatkan modal pinjaman dari pihak lain untuk memulai usaha ini. Berdasarkan hasil distribusi jawaban responden terhadap faktor modal terlihat bahwa dominasi persentase setuju dan sangat setuju terhadap jawaban menjadi wanita pengusaha didukung oleh faktor modal yang cukup. Dari hasil distribusi jawaban responden juga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam memulai menjadi seorang wanita pengusaha dibutuhkan modal yang cukup karena tanpa modal usaha tersebut tidak akan berjalan.


(1)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 84.8378 70.193 .431 .916

VAR00002 85.0000 68.877 .645 .912

VAR00003 84.8649 68.612 .533 .914

VAR00004 84.8649 68.612 .533 .914

VAR00005 84.8378 70.193 .431 .916

VAR00006 84.8378 67.754 .657 .911

VAR00007 84.6757 69.811 .520 .914

VAR00008 85.0000 68.877 .645 .912

VAR00009 84.9189 68.185 .633 .911

VAR00010 84.8378 67.754 .657 .911

VAR00011 84.6757 69.811 .520 .914

VAR00012 84.7703 67.604 .577 .913

VAR00013 84.7162 69.055 .505 .914

VAR00014 84.7703 67.604 .577 .913

VAR00015 85.0000 68.877 .645 .912

VAR00016 84.6757 69.811 .520 .914

VAR00017 84.7568 69.913 .486 .915

VAR00018 84.7703 67.604 .577 .913

VAR00019 84.8919 68.920 .500 .915

VAR00020 85.0000 68.877 .645 .912


(2)

LAMPIRAN V

Output Uji Asumsi Klasik


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 74

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.12197565 Most Extreme Differences Absolute .066

Positive .061

Negative -.066

Kolmogorov-Smirnov Z .567

Asymp. Sig. (2-tailed) .905

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.088 1.395 1.496 .139

FAKTOR_KEMANDIRIAN .113 .091 .090 1.237 .220 FAKTOR_MODAL .365 .145 .202 2.514 .014 FAKTOR_EMOSIONAL .411 .099 .379 4.133 .000 FAKTOR_PENDIDIKAN .625 .142 .366 4.389 .000

Uji Multikolinearitas

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.088 1.395 1.496 .139

FAKTOR_KEMANDIRIAN .113 .091 .090 1.237 .220 .520 1.923 FAKTOR_MODAL .365 .145 .202 2.514 .014 .421 2.376 FAKTOR_EMOSIONAL .411 .099 .379 4.133 .000 .324 3.090 FAKTOR_PENDIDIKAN .625 .142 .366 4.389 .000 .392 2.550 a. Dependent Variable: WANITA_PENGUSAHA


(5)

LAMPIRAN VI

Output Analisis Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removed

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 FAKTOR_PENDIDIKAN,

FAKTOR_MODAL, FAKTOR_KEMANDIRIAN, FAKTOR_EMOSIONALa

. Enter

a. All requested variables entered.

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .901a .812 .801 1.15404

a. Predictors: (Constant), FAKTOR_PENDIDIKAN,

FAKTOR_MODAL, FAKTOR_KEMANDIRIAN,

FAKTOR_EMOSIONAL


(6)

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 396.484 4 99.121 74.426 .000a

Residual 91.895 69 1.332

Total 488.378 73

a. Predictors: (Constant), FAKTOR_PENDIDIKAN, FAKTOR_MODAL, FAKTOR_KEMANDIRIAN, FAKTOR_EMOSIONAL

b. Dependent Variable: WANITA_PENGUSAHA

Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.088 1.395 1.496 .139

FAKTOR_KEMANDIRIAN .113 .091 .090 1.237 .220

FAKTOR_MODAL .365 .145 .202 2.514 .014

FAKTOR_EMOSIONAL .411 .099 .379 4.133 .000 FAKTOR_PENDIDIKAN .625 .142 .366 4.389 .000 a. Dependent Variable: WANITA_PENGUSAHA