Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan. Berdasarkan pemeriksaan klinis. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata.

commit to user II-2 mempelajari bagaimana tuna netra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih tongkat khusus untuk tuna netra. Tuna Netra memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 satu meter. 2. Ketajaman penglihatan 20200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki. 3. Bidang penglihatan tidak lebih luas dari 20 Heward Orlansky, 1988.

2.1.2 Klasifikasi Tuna Netra

Klasifikasi tuna netra menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa secara garis besar dibagi empat, yaitu:

a. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan.

1. Tuna netra sebelum dan sejak lahir, yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan. 2. Tuna netra setelah lahir atau pada usia kecil, mereka telah memiliki kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan. 3. Tuna netra pada usia sekolah atau pada masa remaja, mereka telah memiliki kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi. 4. Tuna netra pada usia dewasa, pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan penyesuaian diri. 5. Tuna netra dalam usia lanjut, sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan penyesuaian diri.

b. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan.

1. Tuna netra ringan defective visionlow vision , yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan tetapi mereka masih dapat mengikuti program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaankegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan. 2. Tuna netra setengah berat partially sighted , yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca commit to user II-3 pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal. 3. Tuna netra berat totally blind , yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.

c. Berdasarkan pemeriksaan klinis.

1. Tuna netra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang dari 20 derajat. 2. Tuna netra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 2070 sampai dengan 20200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.

d. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata.

1. Myopia , merupakan penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek didekatkan. Membantu proses penglihatan pada penderita Myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negatif. 2. Hyperopia , merupakan penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan. Membantu proses penglihatan pada penderita Hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif. 3. Astigmatisme , merupakan penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik pada jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan lensa silindris . 2.2 TONGKAT TUNA NETRA Tongkat tuna netra konvensional adalah suatu tongkat yang lurus dan panjang yang merupakan alat bantu untuk mobilitas yang paling banyak digunakan untuk tuna netra Clark-Carter et al .1986a, Burton and McGowan 1997. Untuk kebanyakan tongkat tuna netra berupa tongkat panjang yang masih konvensional yaitu tongkat tuna netra yang dapat dilipat. Tongkat tuna netra commit to user II-4 secara umum dibuat dari satu batang berbentuk tabung berbahan aluminium berongga dengan jari-jari luar 6 mm dengan radius 4 mm dan kerapatan 103 kg 2,7 md. Pegangan tongkat tuna netra sendiri yang baik adalah pegangan yang terbungkus seperti pada raket tenis dengan ketebalan sekitar 200 mm dari atas tabung alumunium. Pada ujung bawah tongkat, ditutup dengan sebuah bahan yang terbuat dari plastik. Tongkat tuna netra tersebut diberi warna putih dan merah sebagai penanda yang menunjukkan sebagai kaum difabel. Penempatan warna sebagai penanda tersebut berada di bawah pegangan. Panjang tongkat setara tinggi ulu hati seseorang yang memakainya diukur dari pegangan sampai ke ujung tongkat. Desain umum dari tongkat knvensional di gambarkan dalam figure 1 paling kiri, dimana setiap tongkat mempunyai ketinggian yang relatif terhadap masing-masing penggunanya. Sudut yang dibentuk berdasarkan pemakian tongkat tuna netra pada umumnya berkisar pada 45 . Gambar 2.1 Model tongkat tuna netra konvensional Sumber: Schellingerhout et al., 2001 Jenis dan macam tongkat tuna netra sangat beragam. Jenis tongkat tuna netra seperti pada figure 2 dan 3 merupakan jenis tongkat tuna netra yang mempunyai jarak aman dengan objeknya. Tongkat konvensional pada figure 1 lebih banyak digunakan karena bentuknya yang simpel dan dapat dilipat. Sebuah tongkat putih digunakan oleh banyak orang yang buta atau tuna netra, baik sebagai alat mobilitas dan sebagai rasa hormat kepada orang lain. Selain model di commit to user II-5 atas setidaknya ada lima varietas yang berbeda dari alat bantu ini, masing-masing melayani kebutuhan yang sedikit berbeda. Kelima varietas tongkat tersebut, yaitu: 1. Tongkat jenis panjang, merupakan tongkat putih konvensional, juga dikenal sebagai tongkat Hoover , setelah Dr Richard Hoover sebagai perancangnya membuat alat bantu ini terutama sebagai alat mobilitas yang digunakan untuk mendeteksi benda di jalur pengguna. Tongkat jenis panjang tergantung pada tinggi pengguna, yang memanjang dari lantai ke lengan pengguna. Tongkat jenis ini banyak direkomendasikan. Gambar 2.2 Tongkat Hoover Sumber: Schellingerhout et al., 2001 2. Tongkat Kiddie, merupakan tongkat yang bekerja dengan cara yang sama seperti tongkat panjang orang dewasa, tetapi dirancang untuk digunakan pada anak. 3. Tongkat Identifikasi, merupakan tongkat yang digunakan untuk mengingatkan orang lain akan gangguan penglihatan yang dialami oleh pembawanya. Tongkat jenis ini lebih ringan dan lebih pendek dari tongkat konvensional yang lain, dan tidak digunakan sebagai alat mobilitas. 4. Tongkat Pendukung, merupakan tongkat pendukung berwarna putih dirancang untuk menawarkan stabilitas fisik kepada pengguna dengan gangguan penglihatan. 5. Tongkat Mobilitas, merupakan jenis tongkat yang terbuat dari aluminium, plastik-grafit atau plastik yang diperkuat fiber , dan merupakan tongkat tuna netra yang paling simpel .

2.3 PROSES PERANCANGAN