Rancangan Alat Pemandu Jalan Bagi Kaum Tuna Netra Dengan Menggunakan Sensor Jarak

(1)

RANCANGAN ALAT PEMANDU JALAN BAGI KAUM TUNA NETRA DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR JARAK

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

RAHMAT

052408028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmatnya sehingga penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan sebuah syarat mutlak yang harus penulis selesaikan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Fisika Instrumentasi di Universitas Sumatera Utara (USU). Adapun judul Tugas Akhir yang penulis rancang ini adalah “RANCANGAN ALAT PEMANDU JALAN BAGI KAUM TUNA NETRA DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR JARAK”.

Upaya yang di lakukan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, walaupun telah dilakukan semaksimal mungkin, tetapi penulis menyadari masih jauh untuk tingkat kesempurnaan didalam penyusunan. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Didalam hal ini, berbagai masalah yang timbul dalam proses penyelesaian Tugas Sarjana ini dapat penulis lalui dengan bantuan moril maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta,serta kelurga yang telah memberikan bantuan dan dorongan secara moril dan material.

2. Bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc selaku ketua Departemen Fisika Instrumentasi dan Dosen pembimbing.


(3)

3. Bapak DR. Marhaposan Situmorang selaku ketua Departemen Fisika. 4. Ibu Dra. Justinon, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Fisika.

5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Departemen Fisika 6. Kak Dewi dan adik-adik penulis Sri, Rina dan Kiki

7. Rekan-rekan kost jati 2 No. 61, Suyono, Adi, Boby, jendri, Nirwan, Faisal, Tama, Rido, Fajar, Surya, Sukanda, Kuncoro, Mas Boy, Andi, Ari, Buyung, Madi, Hendramawan, Boby dan juga teman-teman lain Popon, Reno, Wirda dan lain-lain.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fisika Instrumentasi yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri.

Medan,1 Juni 2010 Penulis

052408028 Rahmat


(4)

ABSTRAK

Perkembangan dan kemajuan teknologi yang demikian pesat sangat membantu manusia dalam segala proses penyelesaian kerjanya, penemuan – penemuan disegala bidang terus berkembang, begitu pula halnya dengan kemajuan teknologi dalam bidang elektronika yang terus semakin canggi dan semakin mudah dan efisien.

Dengan adanya teknologi yang semakin canggih tuna netra membutuhkan alat bantu yang digunakan untuk memandu jalan. Maka dirancang suatu alat elektronik sebagai pendeteksi dini adanya penghalang. Piranti - piranti yang dipakai yaitu : penentu jarak adalah sensor ultrasonic (transmitter, receiver) yang dapat bekerja dengan radius gelombang yang telah ditentukan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknik echo sounder atau pemantulan gelombang suara. Outputnya akan dikeluarkan dalam bentuk suara semakin dekat jarak penghalang dengan alat maka semakin besar pula suara yang ditimbulkan., Outputnya berupa suara yang akan diolah dalam rangkaian pengolah suara menggunakan system mikrokontroler AT89S51. Untuk catu dayanya menggunakan baterai 9 volt. Dari perancangan tersebut menghasilkan adanya tingkat kesensitivitasan sensor ultrasonik semakin berkurang dengan jarak penghalang yang semakin jauh serta semakin kecil juga tegangannya. Frekuensinya adalah 4O KHz.

Pada rancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakan sensor ultrasonic berbasis mikrokontroler AT89S51 jarak maksimal yang di ukur adalah 200 cm meter,sedangkan jarak minimal yang dapat diukur adalah 3 cm.


(5)

DAFTAR ISI

halaman

KATAPENGANTAR ...……….. i

ABSTRAK ………... iii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

DAFTAR TABEL ……… ix

BAB I PEDAHULUAN ……… 1

1.1.Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2.Rumusan Masalah ……… 2

1.3.Batasan Masalah ……….. 2

1.4.Tujuan Penelitian………. 2

1.5. Sistematika Pembahasan ……… 3

BAB II LANDASAN TEORI ………. 5

2.1 Tranducer Ultrasonic ……….. 5

2.2 Sensor Jarak ……… 6

2.3 Mikrokontroler AT89S51 ……… 8

2.3.1 Kontruksi AT89S51 ……….. 10


(6)

2.3.3 Gambar IC Mikrokontroler AT89S51 ……… 17

2.4 Power Supply ……… 19

2.5 Komponen Pendukung ……….. 20

2.5.1 Resistor ……… 20

2.5.2 Kapasitor ………. 24

2.5.3 Transistor ………. 28

2.5.4 Dioda ………... 33

2.5.5 IC ……….. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...………... 38

3.1 Bahan penelitian ...……….… 38

3.2 Alat penelian ………. ……….. 39

3.3 Diagram Blok Rangkaian ………….……… 40

3.4 Rangkaian Sensor ultrasonik ………... 42

3.5 Rangkaian Mikro kontroler AT89S51 ……… 43

3.6 Rangkaian driver dan buzzer ……… 45

3.7 Catu daya ………. 46

3.8 Jalannya Penetian ……… 47


(7)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM ……….. 50

4.1 Pengujian Rangkaian Sensor ………. 50

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ……….. 54

4.3 Pengujian Rangkaian Power Supplay ………... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 57

5.1 Kesimpulan ……… 57

5.2 Saran ……….. 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Sensor Jarak ……….. 6

Gambar 2.2. IC Mikrokontroler AT89S51 ……… 17

Gambar 2.3. Resistor Karbon ……… 21

Gambar 2.4. Grafik perubahan nilai potensiometer ……….. 24

Gambar 2.5. prinsip kapasitor ………... 25

Gambar 2.6. Elektrolyt condenser (ELCO) .………. 26

Gambar 2.7. Keramik kapasitor ……… 27

Gambar 2.8. Simbol dan tipe transistor . ………. 29

Gambar 2.9. Transistor sebagai saklar ON ………... 30

Gambar 2.10. Karakteristik daerah saturasi pada transistor ..……….. 31

Gambar 2.11 Transistor sebagai saklar OFF ……… 32

Gambar 2.12. Simbol dioda ………. 33

Gambar 2.13. Sifat dioda jika di beri bias maju dan bias mundur …………... 34

Gambar 2.14. Dioda penyearah (rectifier) yang berisi arus bolak balik (AC).. 35

Gambar 2.15. Simbol dioda zener ……… 36


(9)

Gambar 3.1. Diagram blok rangkaian ……….………. 40

Gambar 3.2 diagram rangkaian mikrokontroler AT89S51 ……….. 41

Gambar 3.3. Rangkaian sensor ……….…………... 42

Gambar 3.4. Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51 …….………… 44

Gambar 3.5. Rangkaian driver dan buzzer ……….………... 45

Gambar 3.6. Rangkaian catu daya ……… 46

Gambar 4.2. Diagram waktu sensor DT-USSIR ……….. 51

Gambar 4.1. Ilustrasi cara kerja sensor ………..………. 51


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Fungsi khusus SFR – (special function register) ……… 13

Tabel 2.2. Fungsi pin pada port 3 ………. 18

Tabel 2.3. Kode warna ………. 22

Tabel 2.4. Nilai kapasitor ………. 28


(11)

ABSTRAK

Perkembangan dan kemajuan teknologi yang demikian pesat sangat membantu manusia dalam segala proses penyelesaian kerjanya, penemuan – penemuan disegala bidang terus berkembang, begitu pula halnya dengan kemajuan teknologi dalam bidang elektronika yang terus semakin canggi dan semakin mudah dan efisien.

Dengan adanya teknologi yang semakin canggih tuna netra membutuhkan alat bantu yang digunakan untuk memandu jalan. Maka dirancang suatu alat elektronik sebagai pendeteksi dini adanya penghalang. Piranti - piranti yang dipakai yaitu : penentu jarak adalah sensor ultrasonic (transmitter, receiver) yang dapat bekerja dengan radius gelombang yang telah ditentukan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknik echo sounder atau pemantulan gelombang suara. Outputnya akan dikeluarkan dalam bentuk suara semakin dekat jarak penghalang dengan alat maka semakin besar pula suara yang ditimbulkan., Outputnya berupa suara yang akan diolah dalam rangkaian pengolah suara menggunakan system mikrokontroler AT89S51. Untuk catu dayanya menggunakan baterai 9 volt. Dari perancangan tersebut menghasilkan adanya tingkat kesensitivitasan sensor ultrasonik semakin berkurang dengan jarak penghalang yang semakin jauh serta semakin kecil juga tegangannya. Frekuensinya adalah 4O KHz.

Pada rancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakan sensor ultrasonic berbasis mikrokontroler AT89S51 jarak maksimal yang di ukur adalah 200 cm meter,sedangkan jarak minimal yang dapat diukur adalah 3 cm.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini kemajuan dan perkembangan dunia terus berjalan dengan cepat. Hal ini terjadi diberbagai bidang, baik bidang ekonomi, teknologi dan di bidang lainnya juga sama, sehingga menuntut manusia untuk menghadapinya. Oleh sebab itu manusia harus berusaha dan berpikir untuk menemukan dan membuat hal – hal yang baru, sehingga dapat berguna untuk membantu dan mempermudah manusia dalam menjalankan aktifitas sehari – hari.

Berhubungan dengan keterbatasan – keterbatasan dan masalah yang di alami oleh para kaum tuna netra, dalam menjalankan aktifitasnya sehari – hari bukan hal yang baru lagi kita jumpai. Sehingga untuk membantu mereka diperluhkan pemandu jalan yang mana pemandu jalan ini mengunakan sensor sebagai pendeteksi bila ada suatu penghalang maka sensor akan memberikan petanda yang berupa suara.

Untuk hal tersebut,maka dibuat alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan mengunakan sensor jarak yang berbasis mikrokontroler, merupakan salah satu cara yang bisa di pergunakan para kaum tuna netra dalam melakukan aktifitasnya sehari – hari tanpa melibatkan orang lain.


(13)

1.2 Rumusan Masalah

Melihat begitu banyak suatu permasalahan yang sering di hadapi oleh kaum tuna netra, terutama dari segi mereka berjalan sering sekali mereka itu mendapat masalah seperti menabrak.dari permasalahan – permalahan ini penulis membuat suatu alat yang bisa membantu mereka dalam menjalankan aktivitasnya sahari – hari dengan baik.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalahan yang di temui pada perangkat keras dan perangkat lunak pada system ini, penulis membatasi masalah, adapun topik yang akan di bahas adalah sebagai berikut.

1. Pembahasan tidak mencakup pembahasan internal sensor ping

2. Program assembly di bahas sebatas penggunaannya pada pemograman dalam sistem yang di bangun atau yang di rancang.

3. Pembahasan di titik beratkan pada rangkaian, cara kerja rangkaian dan program aplikasi.

1.4 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu alat atau produk yang bermanfaat bagi kaum tuna netra sehingga di harapkan dapat mengurangi keterbatasan – keterbatasan yang di hadapi oleh kaum tuna netra, dalam melakukan aktivitasnya sehari – hari.


(14)

1.4 Sistematika Pembahasan

untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematik pembahasan bagaimana sebenarnya prinsif perancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakn sensor jarak berbasis mikrokontroler AT89S51,maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut : BAB I . PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II . LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari komponen rangkaian antara lain, tranducer ultrasonic, sensor jarak, mikrokontroler, power suplly (catu daya),komponen pendukung.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas langkah-langkah perancangan dan pembuatan sistem serta prinsip kerja rangkaian pada masing-masing blok

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

pada bab ini yang akan dibahas pengujian dan analisa sistem, sensor jarak, rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51, dan rangkaian power suplay.


(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang di lakukan dari tugas akhir ini, serta saran apakah rangkaian ini dapat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lainnya yang mempunyai sistem kerja yang sama.


(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tranducer Ultrasonik

Pada kemajuan dan perkembangan jaman untuk saat ini bukan hal yang sulit untuk lebih mengenal dan mengetahui hal-hal tentang elektronika. Tranducer

ultrasonic (pemancar ultrasonic) merupakan bagian yang tidak asing lagi di dunia

elektronika. Tranducer ultrasonic merupakan pendeteksi yang berada jauh di atas pendengaran manusia. Tranducer ultrasonic dapat kita jumpai pada perangkat kapal selam, yang mana sering digunakan sebagai pendeteksi keadaan sekitarnya di kedalaman air laut dan digunakan untuk mendeteksi keadaan kapal selam yang lainnya ataupun untuk mendeteksi kapal selam musuh (lawan) dengan menggunakan sonar dimana sonar mengukur waktu yang di butuhkan supaya gelombang bunyi melintas dari sonar dan balik, di mana penyampaian hanya membutuhkan waktu seperkian detik untuk mengetahui keadaan di sekitarnya.

Dalam perancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakan sensor jarak berbasis mikrokontroler AT89S51 yang akan di lakukan, tranducer ultrasonic memberikan pengukuran yang tepat, pengukuran jarak non-kontak dari sekitar 3 cm hingga 3 meter yang mana sangat mudah dihubungkan dengan mikrokontroler. Sensor ultrasonic bekerja dengan mentransmisikan semburan (pantulan) ultrasonic dan dengan waktu yang di butuhkan pantulan kembali ke sensor, dengan mengukur luas pulsa jarak ke target bisa dengan mudah di hitung.


(17)

2.2. Sensor jarak

Sensor jarak merupakan alat pendeteksi jarak sangat berperan sebagai penerima dan pemancar,dimana sensor jarak ini memiliki 4 (empat) pin jantan yang digunakan untuk mensuplay daya 5 Vdc

DT-SENSE ultrasonik dan infrared ranger merupakan modul sensor pengukur jarak dengan media gelombang ultrasonik dan dapat di hubungkan dengan maksimum 2 buah infrared ranger (sharp GP2D12). Modul ini dapat dengan mudah di hubungkan ke berbagai sistem berbasis mikrokontroler dan hanya membutuhkan 1 pin I/O saja. Modul ini dapat digunakan dalam aplikasi pengukur jarak, pintu otomatis, sekuriti, robot cerdas dan lain-lain.

Gambar 2.1 sensor jarak tipe DT-SENSE USIRR

Adapun beberapa bagian dari sensor jarak :

1. Memiliki 2 jenis antramuka yang dapat aktip bersamaan, yaitu 12C-bus (fSCL maksimal 65 kHz) dan pulse width (10µ s/mm).


(18)

2. Delapan modul dapat digunakan bersama dalam satu sistem 12C-bus yang hanya membutuhkan 2 pin I/O mikrokontroler saja.

3. Membutuhkan catu daya tunggal +5 VDC, dengan konsumsi arus 17 mA (tanpa sensor infrared ranger).

4. Terdapat 2 mode operasi yaitu full operation dan reduced operation. Pada

mode reduced operation beberapa komponen ultrasonic ranger akan di

matikakan (saat idle) dan konsumsi arus menjadi 13 Ma.

5. Terdiri dari sebuah ultrasonik ranger dengan spesipikasi : fsdgdh mengukur jarak dari 2 cm hingga 3 meter tanpa dead zone atau blank spot. Objek dalam jarak 0-2 cm dideteksi sebagai 2 cm. menggunakan burst sinyal kotak 16 Vp-p dengan frekuensi 40 Khz.

6. Dapat di hubungkan dengan maksimum 2 buah infrared range sharp GP2D12 yang memiliki jangkauan pengukran 10-80 cm.

7. Data keluaran sudah siap pakai dalam satuan mm (untuk antarmuka 12C) sehingga mengurangi beben mikrokontroler.

8. Ketelitian pengukuran jarak (ranger) adalah 5 mm.

9. Siklus pengukuran yang cepat, pembacaan dapat dilakukan tiap 25 ms (40 Hz rate).

10.Memerlukan input trigger berupa pulsa negatip TTL (20 µS min). untuk antarmuka pulse width.

11.Tersedia 1 pin output yang menunjukan aktivitas sensor, dapat tidak dimanfaatkan.


(19)

13.Kompensasi kesalahan dapat di atur secara manual untuk mengurangi pengaruh factor perubahan suhu lingkungan dan faktor refletifitas obyek.

Pengujian sensor DT-SENSE USIRR, bertujuan untuk mengetahui besar range yang dapat dijangkau oleh sensor ini, sensor ini tidak menyebar jadi, sensor ini fokus lurus ke objek. Untuk mengetahui besar range digunakan simulasi 2 buah motor servo pada sebuah robot, apabila diberi suatu halangan dan halangan tersebut digeser ke kiri atau ke kanan akan diketahui bahwa halangan tersebut masih terdeteksi oleh sensor atau tidak, hal tersebut bisa diketahui dari gerak robot, jika tidak terdeteksi maka robot akan maju dan jika ada halangan maka robot akan berhenti.

2.3. Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer,hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.sebagai teknologi baru ,yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutukan ruang kecil serta dapat diproduksi secara masal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen dan keinginan alat – alat bantu dan mainan yang lebih canggih.


(20)

Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam penggunaan mikrokontoler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang saat ini terkenal di Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain , maka akan di berikan suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah.sistem tiket ini ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan computer PC yang harus di pasang di samping (atau di belakang) mesin permainan yang bersangkutan.

Selain sistem tiket,kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan sistem telemetri.misalnya pengukuran disuatu tempat yang membayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika dipasang nyaman jika dipasang suatu sistem pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutukan suatu sistem akuaisisi data sekaligus sistem pengiriman data secara serial (melalui pemancar) yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.

Tidak sepert sistem computer yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolahan kata, pengolah angka dan lain sebagainya). Mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem computer RAM dan ROM-nya besar. Sedangkan pada mikrokontroler ROM dan RAM-nya terbatas. Pada mikrokontroler AT89S51 ROM atau flash PEROM berukuran 2 kilo byte, sedangkan RAM-nya berukuran 123 byte.


(21)

2.3.1 Kontruksi AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 kilo omh di pakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatos direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-farad di pakai untuk melengkapi rangkaian oscillator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read only memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC

kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluanya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini di namakan sebagai memori program.

Random access memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan

catu daya,dipakai untuk menyimpan data saat program bekerja.RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini di sebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku dan diproduksi secara masal,program yang diisikan ke ROM pada IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontoler menggunakan ROM dapat diisi ulang atau pragramble eraseable ROM yang singkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM ( ultra


(22)

violet programble ROM) yang dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash

PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Jenis memori yang dipakai untuk memori untuk program AT89S51 adalah flash PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 flash PEROM

programmer.

Memori data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte.meskipun hanya kecil saja tapi untuk bnyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.

Sarana input/output yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S51 mempunyai 32 jalur input /output parallel dikenal sebagai port 1 (p1.0..p1.7) dan port 3 (p3.0..p3.5 dan p3.7).

AT89S51 dilengkapi UART ( universal asynchronous receiver/transistor) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri (RXD dan TXD) diletakan berhimpitan dengan p3.0 dan p3.1 di kaki nomor 10 dan 11, sehingga kalau input/output yang bekerja menuru fungsi waktu. Clock penggerak pencacah ini bisa berasal dari oscillator Kristal atau clock yang di umpan dari luar lewat T0 dan T1.T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5 sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input / output parallel kalau T0 dan T1 di pakai.

AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur


(23)

input/output parallel kalau INT0 dan INT1 di pakai untuk menerima sinyal interupsi. Port1 dan 2, UART , timer 0, timer 1 dan sarana lainnya merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di special

function register (SFR).

2.3.2 SFR (Register Fungsi Khusus) pada keluarga 51

Sekumpulan SFR atau special function register yang terdapat pada mirokontroler atmel keluarga 51 ditunjukan pada table 2.1 pada bagian sisi kiri dan kanan dituliskan alamat-alamatnya dalam format heksadesimal.

Tidak semua alamat pada SFR digunakan, alamat – alamat yang tidak digunakan diimplementsikan pada chip. Jika dilakukan usaha pembacaan pada alamat-alamat yang tidak terpakai tersebut akan menghasilkan data acak dan penulisannya tidak menimbulkan efek sama sekali. Penguna perangkat lunak sebaiknya jangan menuliskan ‘1’ pada lokasi – lokasi ‘tak bantuan ‘ karena,dapat digunakan untuk mikrokontroler generasi selnjutnya. Dengan demikian nilai-nilai reset atau non aktip dari bit-bit baru ini akan selalu ‘0’ dan nilai aktifnya adalah ‘1’. Berikut akan dijelaskan secara singkat SFR – SFR beserta fungsinya.


(24)

Tabel 2.1. pada register fungsi khusus – SFR (special function register)i

Akumulator

ACC atau akumulator yang menempati lokasi E 0h digunakan sebagai register untuk menyimpan data sementara,dalam program intruksi mengacunya sebagai register A (bukan ACC)

Register B

Register B (lokasi D 0h) digunakan selama operasi perkalian dan pembagian untuk intruksi lain dapat diperlakukan sebagai register scratch pad (“papan coret-coret) lainnya.


(25)

Register PSW (lokasi D 0h) mengandung informasi status program

Stack pointer

Register sp atau stack pointer (lokasi 8 1h) merupakan register dengan panjang 8-bit digunakan dalam proses simpan menggunakan instruksi PUSH dan CALL , walau stack bisa menempati lokasi dimana saja dalam RAM , register SP akan selalu dimisialisasi ke 07h setelah adanya reset,hal ini menyebabkan istack

berawal di lokasi 08h.

Data pointer

Register data pointer atau data DPTR mengandung DPTR untuk byte tinggi (DPH) dan byte rendah (DPL) yang masing –masing berada dilokasi 83h dan 82h, bersama-sama membentuk register yang mampu menyimpan alamat 16-bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16-bit atau ditulis dari keport,untuk masing-masing port 0,port 1, port 2 dan port 3

Serial data buffer

SBUF atau serial data buffer (lokasi 99h) sebenarnya terdiri dari dua register yang trpisah,yaitu register penyangga pengirim (transmit buffer) dan penyangga penerima (receive buffer). Pada saat data disalin ke SBUF,maka data sesungunya dikirim kepenyangga pengirim dan sekaligus mengawali tranmisi data serial.


(26)

Sedangkan pada saat data di salin dari SBUF, maka sebenarnya data tersebut berasal dari penyangga penerima.

Time register

Pasangan register (TH0,TL0) dilokasi 8Ch dan 8Ah, (TH1,TL1) dilokasi 8Dh dan 8Bh serta (TH2,TL2) dilokasi CDH dan CCH merupakan register –register pencacah 16-bit untuk masing-masing timer 0,timer 1 dan timer 2.

Capture register

Pasangan register (RCAP2H,RCAP21) yang menempati lokasi CBh dan Cha merupakan register capture untuk mode timer 2 capture . pada mode ini, sebagai tanggapan terjadinya suatu transisi sinyal di kaki (pin) T2EX (pada AT89S51) TH2 dan TL2 disalin masing-masing ke RCAP2L dan RCAP2L. timer juga memiliki mode isi ulang otomatis 16-bit dan RCAP2H serta RCAP2L digunakan untuk menyimpan nilai isi ulang tersebut.

Kontrol register

Register –register IP,IE,TMOD,TCON,T2CON,T2MOD,SCON dan PCON berisi bit-bit control dan status untuk sistem interupsi , pencacah / pewaktu dan port

serial.

Berikut ini merupakan spesipikasi dari IC AT89S51:

1. Compatible dengan produk MCS-51

2. Empat K byte in-sistem reprogrammable flash memori 3. Daya tahan 1000 kali baca/tulis


(27)

4. Tegangan kerja 4,0 volt sampai 5,5 volt 5. Fully static operation : 0 Hz sampai 33 Hz

6. Tiga level kunci memori program 7. 128 x 8 – bit RAM internal 8. 32 jalur input/output (I/O) 9. Dua 16 bit timer/counter 10.Enam sumber interup 11.Jalur serial dengan UART

2.3.3 Gambar IC mikrokontroler AT89S51


(28)

Gambar 2.2. IC Mikrokontroler AT89S51

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 VCC (Pin 40)

Suplay tegangan GND (Pin 20) Ground

Port 0 (Pin 39 – pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data

ataupun penerima pada saat flash programming pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat di ubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini ini akan mempunyai internal

pull up.pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up,terutama pada


(29)

Port 2 (pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses

memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari p2 special function register.port ini mempunyai internal

pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai

output,port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TT Port 3 (pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing –masing, yaitu sebagai berikut : Tabel 2.2 fungsi pin pada port 3

Nama pin Fungsi

P3.0 (pin 10) RXD (port input serial)

P3.1 (pin 11) TXD (port output serial)

P3.2 (pin 12) INT0 (Interrupt 0 eksternal)

P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)

P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)

P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

RST (pin 9)


(30)

ALE/PROG (pin 30)

Address latch enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat

selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program (PROG) selama memprogram flash.

PSEN (PIN 29)

Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal. EA (Pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di reset.jika kondisi high, pin ini ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 volt.

XTAL 1 (pin 19)

Input untuk clock internal XTAL 2 (pin 18)

Out put dari osilator

2.4. Power supply

Power supply atau catu daya merupakan suatu rangkaian elektronik yang

mengubah arus lstrik bolak – balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catu daya agar dapat berfungsi.

Beberapa radio atau tape kecil menggunakan sumber tenaga namun sebagian besar menggunakan litrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat mengubah arus listrik bolak – balik dari


(31)

PLN menjadi arus listrik searah. Ada banyak jenis atau variasi rangkaian catu daya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun secara prinsip rangkaian catu daya terdiri atas transformator,diode,kondensator, transistor, resistor,dan IC.

Rangkaian penyerah (rectifier circuit). Bagian utama atau boleh dikatakan jantung suatu catu daya adalah rangkaian yang mengubah gelombang sinus AC menjadi deretan pulsa DC. Ini merupakan dasar atau langkah awal untuk memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu peralatan elektronik.

2.5. Komponen pendukung 2.5.1 Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjandi 2 yaitu :

fixed resistor dan variable resistor, dan umumnya terbuat dari karbon film atau

metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk di buat dari material yang lain.

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistip namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan –bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik,sehingga di namakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet,gelas,karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran electron dan disebut sebagai insulator.


(32)

Resistor adalah komponen dasar elektronila yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.sesuai dengan namanya resistor berssifat resistif dan umumsnya terbuat dari bahan karbon. Tife resistor umum berbentuk tabung porselin kecil dengan dua kaki tembaga di kiri dan di kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai untuk mengenali besar resitansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standart manufaktur yang di kelurkan oleh ELA (Electronic Industries Association

Gelang 1

Gelang 2 Gelang 3

Gelang 4

Gambar 2.3. resistor karbon


(33)

WARNA GELANG I

GELANG II

GELANG III

GELANG IV

Hitam 0 0 1 -

coklat 1 1 10 -

Merah 2 2 100 -

orange 3 3 1000 -

Kuning 4 4 10000 -

Hijau 5 5 100000 -

Biru 6 6 1000000 -

ungu 7 7 10000000 -

Abu-abu 8 8 100000000 -

Putih 9 9 1000000000 -

Emas - - 0,1 5%

Perak - - 0,01 10%

Tanpa warna - - - 20%

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan kearah gelang toleransi bewarna coklat ,emas,atau perak.biasanya warna gelang toleransi ini berada pada bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang


(34)

menonjol,sedangkan warna gelang yang keampat agak sedikit kedalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resitansi.

Biasanya resistor dengan toleransi 5% ,10% atau 20% memiliki gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukan besar nilai satuan dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.

a. Variabel resistor

Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat di ubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume,bass,balance dan lain-lain. Sedangkan yang kedua adalah semi fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya di ubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi fixed resistor adalah tegangan reerensi yang digunakan untuk ADC.fine tune ciccuit dan lain-lain. Ada beberapa model pengaturan nilai variable resistor. yang sering digunakan adalah dengan cara terbatas sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa model variable resistor yang harus di putar berkali-kali untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini dinamakan “potensiometers” atau “trimmer


(35)

B

A C

Rotation angle (clockwise) Resistance

value

Gambar 2.4. grafik perubahan nilai potensiometer

Pada saat tipe A diputar searah jarum jam,awalnya perubahan nilai resistansi lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai perubahannya menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik telinga manusia ,karena telinga manusia sangat peka ketika membedakan suara dengan volume yang lemah,tetapi tidak terlalu sensitip untuk membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut sebagai “audio

toper” atau logaritma potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah

linier dan cocok digunakan untuk aplikasi balance control, resitance value

adjustment in circuit dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan resitansinya

kebalikan dari tipe A.

2.5.2. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buat plat metal yang di pisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum di kenal misalnya


(36)

udara vakum,keramik,gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik. Maka muatan-muatan positip akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan negatip terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.muatan positip tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatip dan sebaliknya muatan negatip tidak menuju ke ujung kutub positip karena terpisah oleh bahan elektrik yang non konduktip. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduktip pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas pheonema kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positip dan negatip di awan.

Bahan isolasi

elektroda elektroda

Gambar 2.5. prisip kapasitor

Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam meracang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, filter dan penyimpan energy listrik. Didalamnya 2 buah plat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator .sedangkan bahan yang di gunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik . ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik di simpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian,arus mengalir. Aliran tersebut akan berhenti bila


(37)

kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis-jenis kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini.

a. Electrolytic Condenser (ELCO)

Gambar 2.6. electrolytic condenser (ELCO)

Elektoda dari kapasitor ini terbuat dari alimunium yang menggunakan membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari electrolytic capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita haris berhati-hati di dalam pemasanganya pada rangkaian jangan sampai terbalik akan menjadi rusak bahkan dapat “meledak”. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 volt,berarti kapasitor yang diplih harus memiliki tegangan kerja minimum 2x5=10 volt.

b. Keramik kapasitor

kapasitor menggunakanbahan titanium acid barium untuk dielektriknya. karena tidak dikontruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada


(38)

rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog , karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

Gambar 2.7.Keramik kapasitor c. Nilai kapacitor

untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya digunakan dengan melihat angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memeng mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera jelas pada tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit,dimana 3 digit pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan 10 n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2. Nilai kapasitor


(39)

0 1 2 3 4 5 6,7 8 9 1 10 100 1000 10000 100000 Not used 0,1 1 D F G H J K M P z 0,5 Pf 1% 2% 3% 5% 10% 20% +100,-0% +80,-20%

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474j,berarti nilai kapasitansinya adalah 47 + 104 =470.000 pf = 0,47 µF sedangkan toleransinya 5%. Yang harus di ingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam Pf (piko farad).

2.5.3 Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu di sebut emitor,basis,dan kolektor. Transistor seakan akan dibentuk dari pengabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama.


(40)

Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu dikatakan :

1. Transistor germanium 2. Transistor silikon NPN 3. Transistor silicon PNP 4. Transistor germanium

Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan symbol. Anak panah yang terdapat didalam symbol menunjukan arah yang melalui tramsistor.

B

C

E

B

C

E

NPN PNP

Gambar 2.8. Simbol dan tipe transistor Keterangan :

C = Kolektor E = Emitor B = Basis

Dalam pemakainya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dengan memanfaat daerah (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang ada pada kurva karakteristik transistor.


(41)

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor,emitter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emitter terhubung langung (short).keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emitter (VCE) = 0 Volt pada

keadaan ideal, tetapi pada kenyataanya VCE bernilai 0 sampai 0,3 volt. Dengan

menganalogikan transistor sebagai saklar,transistor tersebut dalam keadaan ON seperti terlihat 2.9. pada gambar di bawah ini

IB VBE .

VB

IC

VCC

RB

VCC

. R

Saklar ON

VCC

Gambar 2.9. transistor sebagai saklar ON

Saluturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturasi adalah :

IMAX = ……….. (2.1)

hfe.IB = ……….. (2.2)

IB = ……… (2.3)

Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah :

IB = ……….. (2.4)


(42)

VB = + VBE ... (2.5)

Jika tegangan VB telah mencapai VB = + VBE, maka transistor

akan saturasi,dengan IC mencapai maksimum.

Gambar dibawah ini menunjukan apa yang dimaksud dengan VCE(sat)

adalah harga VCE pada beberapa titik dibawah inidengan posisi tepatnya

ditentukan pada lembar data. Biasanya VCE (sat) hanya beberapa perpuluhan

volt,walaupun pada arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian di bawah pada gambar 2.10. dikenal sebagai daerah saturasi.

(Penjenuhan saturation)

Titik sumbat (cut off)

IC

IB > IB (sat) IB = IB (sat)

IB

IB = 0 C

CC R V

CE V

Gambar 2.10. Karakteristik daerah saturasi pada transistor

Pada daerah penyumbatan nilai resitansi persambungan kolektor emitter secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emitter terbuka (open).

Kedaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber ( VCC) ,


(43)

dari kolektor ke emitter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti terlihat pada gambar 2.11.

IB VBE .

VB

IC

VCC

RB

VCC

. R

Saklar off

VCC

Gambar 2.11. Transistor sebagai saklar off

Keadaan pepenyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis (VB) sama

dengan tegangan kerja transistor (VBE) sehingga arus basis (IB) = 0 maka :

IB = ………. (2.6)

IC = IB . hfe………... (2.7)

IC = 0. Hfe ……….. (2.8)

IC = 0……… (2.9)

Hal ini menyebabkan VCE sama dengan VCC dapat dibuktikan dengan rumus :

VCC = VC + VCE……… (2.10)

VCE = VCC – (IC .RC) ……… (2.11)


(44)

K

A

A K

P N 2.5.4 Dioda

Sifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Oleh karena itu pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat menghantarkan arus listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat elektonika yaitu untuk menunjukan benar atau slah penyambungan catu daya.

Dioda memiliki dua elektroda (kaki),yaitu anoda dan katoda. Kaki –kaki ini tidak boleh berbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda cincin sedangkan kaki yang jauh dri tanda cincin berarti kaki anoda.

Gambar 2.12. Simbol dioda

Jika P (anoda) diberi tegangan positip dan N (katoda) diberi tegangan negatip maka pemberian tagangan ini disebut bias maju (biased forwad),seperti yang diperlhatkan pada gambar di bawah. Sebaliknya bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P (annoda) diberi tegangan negtip dan N (katoda) diberi tegangan positip maka pemberian tegangan ini di sebut bias mundur (buased reverse). Pada keadaan ini arus yang mengalir dalam dioda sangat kecil sehingga dapat di abaikan.


(45)

A K P N

-+

I = 0

a. bias maju (biased forwad)

b. Bias mundur (biased reverse)

gambar 2.13. sifat dioda jika diberi bias maju dan bias mundur

pada saat di beri biased forward, diode dapat dialiri arus dengan resistansi yang cukup kecil,yang dikenal dengan nama resistansi maju (forwad). Sebaliknya jika dioda diberi biased reverse, maka arus listik akan mengalami resistansi yang amat besar dan di sebut resitance reverse.

Dioda dapat dianggap suatu voltage sentutive electronic switch, dimana dioda akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positip dari katoda dan dioda akan terbuka jika kondisi sebaliknya. Macam-macam dioda yang harus diketahui adalah :

1. Dioda Penyearah (rectifier) 2. Dioda Zener


(46)

K

A

Dioda ini biasanya digunakan pada power supplay,namun digunakan juga pada rangkaian radio sebagai detector dan lain-lain. Prinsip kerja dari dioda penyearah adalah sebagai berikut :

a.simbol

A

K

Output

input

b.Cara kerja dioda penyearah

Gambar 2.14. Dioda penyearah (rectifier) yang diberi arus bolak – balik (AC)

Arus AC yang mendorong elektron keatas melalui resistor, saat melewati diode hanya periode positip dari tegangan input yang akan memberikan biased forward pada dioda ,sehungga dioda akan menghantarkan selama periode positip. Tetapi untuk periode negatip. Dioda di bis reverse dan terjadilah penyumbatan karena kecil arus yang dapat mengalir. Dengan demikian arus AC telah diserahkan oleh dioda ini menjadi arus yang searah (DC).

2.Dioda Zener

Dioda zener di pakai untuk stabilisasi tegangan pada pencatu daya. Lambang dari dioda zener dapat di lihat pada gambar 2.15.di bawah ini.


(47)

Gambar 2.15. Simbol dioda zener

2.5.5 IC

Didalam rangkaian catu daya biasanya tegangan keluaran dari rangkaian itu tidak sesuai atau mendekati tegangan nominal yang diperlukan. untuk mengatasi masalah tersebut biasanya dipasang IC catu daya. IC ini digunakan untuk lebih mengakuratkan nilai tegangan keluaran. Dalam rangkaian ini menggunakan IC LM7805 dengan tegangan keluran sebesar 5 volt. Gambar 2.16 berikut menunjukkan wujud dari IC LM7805 :


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini di bahas tentang sistem kerja per-blok diagram dan sistem kerja keseluruhan rangkaian. Dalam rancangan Alat Pemandu Jalan Bagi Kaum Tuna Netra Dengan Menggunakan Sensor Jarak tipe DT-SENSE USIRR berbasisis mikrokontroler AT89S51.bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah.

3.1 Bahan penelitian

1. IC Mikrokontroler AT89S51

2. IC

3. Sensor jarak tipe DT-SENSE USIRR penerima dan pemancar

4. Buzzer

5. Batere

6. Transistor

7. Kapasitor

8. Resistor

9. Dioda

10.Pelarut


(49)

12.Timah

13.Kabel penghantar secukupnya

3.2 Alat Penelitian 1. Spidol permanent

2. Penggaris

3. Gergaji besi

4. Kertas pasir

5. Solder

6. Tang potong

7. Bor

8. Baskom


(50)

3.3 Diagram Blok Rangkaian

Secara garis besar alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra ini terdiri dari 5 blok utama.gambar blok rangkaian diagram rangkaian ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian.

pada diagram blok rangkaian digunakan sebuah rangkaian mikrokontroler AT89S51 sebagai pusat pengendali dari seluruh rangkaian, dimana rangkaian pendukung lainnya adalah sensor jarak yang dapat mendeteksi adanya penghalang dan loudspeaker sebagai alat untuk member peringatan bahwasannya di depan ada penghalang yang tandanya ditampilkan berupa suara. Dimana taranducer ultrasonic bekerja memancarkan sinyal ultrasonic dan menunggu pantulannya, pada saat pantulan diterima modul ultrasonik akan mengirimkan data kepada pennguat sinyal, dimana penguat sinyal listrik kemudian mengirimkan ke mikrokontroler berupa lebar pulsa yang bersesuaian dengan jarak jangkau ultrasonik. Selanjutnya mikrokontroler akan menterjemahkan lebar pulsa kedalam penguat suara untuk diproses bahwasannya didepan ada penghalang.

CATU DAYA

SENSOR Mikrokontroler AT89S51 DRIVER P E N G H A L A N G LOUDSPEKER


(51)

30 31 5 V

P1.0

P2.0

5 V

10 µF / 25 v

10 k

18 19

5 v

100 21 10 20 P3.0 AT89S51 9

11,0592 MHZ

9 V

buzzer

BC 547 2

3 + 5 V

Ultrasonik sensor 1 1 5 V 9 V LM 7805 Power supplay


(52)

3.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Gambar 3.3. Rangkaian sensor

Keterangan bahan :

R1 = 47K C1 = 1µF

R2,R4 = 18K C2,C3,C4,C5,C7,C9 = 100 n R3,R5 =1K2 C6 = 10 n

R3 = 62K C8 = 22 µF

R7 = 120 K IC ST232CD

R8 = 1K2 IC PIC12C508


(53)

R10 = 2K2 IC LMC6832

R11 =36K D1 BA516

R12 = 2K2 TR BC807

C9,C10 = 2 µF 16V C11 = 1000µF 16V

Sensor yang digunakan adalah sensor pengukur jarak sensor ini memiliki prinsip kerja seperti kebanyakan hewan yang dapat terbang dalam kegelapan yaitu mendeteksi pantulan suara ultra (ultrasonik) dan mendeteksi waktu pantulan antara objek pemantul dengan pemancar ultrasonik atau objek gerak tersebut.dengan mengetahui cepat rambat gelombang suara pada udara dan mendeteksi waktu pantulan akan dapat diperoleh jarak objek pemantul tersebut. Sensor ini memiliki dua buah tranducer yaitu tranducer pemancar ultra sonic dan tranducer penerima ultra sonic. Tranducer pemancar berfungsi memencarkan gelombang ultrsonik dengan frekuensi 40 KHz, seperti pada prisip perambatan gelombang suara akan mengalami sifat – sifat repleksi atau pemantulan bila gelombang tersebut mendapat suatu halangan di depannya maka gelombang tersebut akan di pantulkan kembali ke sensor dengan jarak dua kali jarak antara pemancar dengan objek.

Sensor jarak merupakan alat pendeteksi jarak, sangat berperan sebagai penerima dan pemancar,dimana sensor jarak ini memiliki 4 (empat) pin jantan tetapi yang berpungsi hanya 3 saja. Pada masing – masing pin memiliki tegangan. Pin 1 memiliki tegangan 0 Volt,pin 3 memiliki tegangan 4,91 Volt dan pin 3 memiliki tegangan 4,91 Volt


(54)

3.5 RangkaianMikrokontrolerAT89S51

Gambar 3.4. Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51

Keterangan bahan: IC AT89S51 R1 = 10 K R2 = 100 Ω C = 10 µF 25V

Kristal = 11,0592 MHZ

Mikrokontroler di program untuk melakukan proses – proses seperti membaca jarak dan mengeluarkan suatu output berupa sinyal pemakai pada rancangan ini mikrokontroler deprogram untuk mendeteksi dan melakukan perhitungan jarak antara sensor dengan objek pemantul mikrokontroler akan menerima masukan – masukan dari sensor jarak berupa pulsa yang mewakili waktu pantul antara sensor dengan objek,waktu tersebut kemudian diproses untuk

30 31 5 V

P1.0 P2.0

5 V

10 µF / 25 v

10 k 18 19 5 v 100 21 10 20 P3.0 AT89S51 9 11,0592 MHZ Sensor


(55)

mendpatkan jarak tersebut. Pada program ditentukan batasan – batasan jarak dengan output tertentu karena output yang digunakan pada rancangan ini adalah output suara maka untukmenghasilkan output tersebut mikrokontroler diprogramkan untuk mengeluarkan pulsa – pulsa ke penguat driver untuk menghasilkan sura atau sinyal peringatan dengan mengatur lebar pulasa maupun frekuensi akan diperoleh sinyal yang berbeda selain mengeluarkan output suara mikrokontroler juga mengeluarkan sinyal berupa lampu indikator yang berfungsi memberi tahu pemakai jalan bahwa sistem pemandu sedang bekerja.

3.6. Rangkaian Driver dan Buzzer

Driver berfungsi untuk menguatkan arus atau sinyal yang diberikan oleh mikrokontoler agar dapat menggerakan beban dalam hal ini piranti pengeras suara yang mengeluarkan suara, driver di gunakan transistor BC547 yang akan mengeluarkan arus cukup untuk mengendalikan beban tersebut.

9 V

buzzer

BC 547


(56)

Keterangan bahan : Tr BC547

Buzzer

Buzzer merupakan suatu piranti yang mengubah besaran listrik menjadi besaran suara atau lazim juga di sebut tranducer suara,. Buzzer berfungsi memberikan suatu pesan berupa sinyal –sinyal suara dengan frekuensi tertentu dengan memberikan arus pada buzzer maka akan di keluarkan suara sesuai dengan besar maupun pulsa yang diberikan kepadanya.

3.7. Catu Daya

5 V

9 V

LM 7805

Gambar 3.6. rangkaian catu daya

Ketengan bahan : Batere

IC LM 7805

Catu daya merupakan sumber tenaga sistem yaitu berupa sumber arus yang mencatu rangkaian. Catu daya pada rangkaian ini di rancang demikian sumber tenaga di peroleh dari sebuah baterai 9 Volt. Pada rangkaian mikrokontroler dan sensor membutukan tegngan 5 Volt yang di peroleh dari


(57)

keluaran IC regulator 5 Volt seperti pada gambar rangkaian di mana IC ini berfungsi meregulasi agar mengeluarkan tegangan 5 Volt

3.8. jalannya penelitian

1. Menggambar jalur rangkaian ke PCB dengan menggunakan spidol permanent dan penggaris, pada saat menggambar usahakan jalur dalam keadaan benar – benar tertutup oleh tinta spidol,tujuannya supaya dalam pelarutannya (pembuangan jalur rangkaian), jalur rangkaian yang tertutup spidol tidak ikut terlarut (terbuang dari PCB). Sebelum melakukan pelarutan pastikan jalur – jalur rangkaian sudah tergambar dan benar.

2. Dalam melakukan pelarutan, air dalam keadaan panas (hangat) sehingga memudahkan dalam pembuangan jalur-jalur PCB yang tidak tertutup spidol.

3. Setelah pelarutan selesai, bersihkan tinta spidol yang menutupi jalur rangkaian yang tertinggal di PCB menggunakan kertas pasir.

4. Kemudian lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor ukuran 0,5 mm.

5. Dalam melakukan penyolderan, pastikan solder benar-benar panas tetapi pada saat akan menyolder jangan terlalu lama, karena panas solder akan menyebabkan komponen rusak terutama pada komponen IC. Setelah selesai melakukan penyolderan potong kaki-kaki komponen yang tidak di gunakan


(58)

6. Merangkai seluruh rangkaian menjadi satu, lakukan pengujian dengan memberi tegangan 5 volt DC.

3.9.Flowchart

start

Baca sensor ping

Kalibrasi ke jarak

Jarak > 2 m

Jarak ≤ 2 m

Jarak ≤ 1 m

Jarak ≤ 50 cm

Jarak ≤ 3 cm

Stop Isi nilai awal port Isisialisasi sensor ping

Out put Buzzer ≤ 0,5 HZ

2 HZ

5 HZ

≥ 10 HZ

tidak

ya

tidak

tidak

tidak ya

ya

ya ya


(59)

Proses yang pertama dilakukan adalah dengan mengisi nilai port pada mikrokontroler AT89S51, dengan mengisialisasi sensor ping dan diteruskan dengan baca sensor ping dan mengkalibrasi ke jarak yang di ukur sensor. Dengan ketentuan jarak sensor yang telah di program pada mikrokonrtoler AT89S51 dengan lebih dari 2 meter maka perintah akan kembali ke pembacaan sensor. Jarak yang kurang dari 2 meter akan meneruskan ke output buzzer dengan frekuensi 0,5 Hz yang kemudian kembali lagi ke pembacaan sensor. Jarak di lebih kurang dari 1 meter akan meneruskan kembali ke buzzer dengan frekuensi 2 Hz yang kemudian kembali lagi ke pembacaan sensor, jarak lebih kecil dari 50 cm akan meneruskan kembali buzzer dengan frekuensi 5 Hz yang kemudian kembali ke pembacaan sensor, dengan jarak lebih kecil dari 3 cm maka frekuensi akan lebih besar dari 10 KHZ.


(60)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

4.1 Pengujian Rangkaian Sensor

Rangkaian sensor ultrasonic terdiri dari pemancar dan sensor penerima,di mana sensor ultrasonic pemancar digunakan untuk pemantulan (penembakan) sinyal ultrasonic ke suatu bidang. Sensor ultrasonic penerima di gunakan untuk menerima sinyal pantul kembali dari pemancar.

Sensor ultrasonic merupakan sensor yang dapat mengukur jarak, di mana jarak maksimal yang dapat diukur 200 cm dan jarak minimum 3 cm. mendeteksi objek (bidang pantul) dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic 40KHz selama 200 µs. sensorultrasonik memancarkan gelombang ultrasonic sesuai control dari mikrokontroler pengendali (pulsa trigger tout min 2 µ s). gelombang

ultrasonic bekerja melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sonsor. Sensor mengeluarkan pulsa output high pada pin, setelah memancarkan gelombang ultrasonic dan setelah gelombang terdeteksi sensor akan membuat output low pada pin. Lebar pulsa high (tin) akan

sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonic untuk 2 kali jarak ukur


(61)

Gambar 4,1 ilustrasi cara kerja sensor

Gambar 4.2 diagram waktu sensor DT – SENSE USIRR

Data pengukuran sensor ultrasonik.

1. 5000 H = 20480 D

2. 4000 H = 16384 D

3. 3400 H = 13312 D

4. 2100 H = 8448 D

Sinyal ultrasonik

Objek ½ waktu tempuh

½ waktu tempuh

Pantulan Sensor DT USIRR


(62)

5. 1100 H = 4352 D

Analisa data :

S = Vs x t

Dimana : S = jarak

Vs = kecepatan gelombang ultrasonik di udara (344 m/s)

t = waktu

waktu tempuh sensor

t = data sensor x waktu satu siklus mesin

t1 = 20480 x 1,085 µs

= 22220,8 µs = 0,022 ms

t2 = 16384 x 1,085 µs

= 17776,64 µs = 0,017 ms

t3 = 13312 x 1,085 µs

= 14443,52 µs = 0,014 ms

t4 = 8448 x 1,085

= 9166,06 µs = 0,0091 ms

t5 = 4352 x 1,085


(63)

Maka jarak yang terukur sensor

S = Vs x t

S1 = 344 m/s x 0,022 ms

=7,63 meter

S2 = 344 m/s x 0,017 ms

= 6,11 meter

S3 = 344 m/s x 0,014

= 4,81 meter

S4 = 344 m/s x 0,0091 ms

= 3,13 meter

S5 = 344 m/s x 0,0047 ms

= 1,61 meter

Tabel 4.1 Hasil perhitungan

Waktu (t) Jarak (S)

0,022 7,63

0,017 6,11

0,014 4,81

0,0091 3,13


(64)

Gambar 4.3 grafik waktu vs jarak

4.2 Pengujian Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89S51

Pada pengujian rangkaian mikrokontoler AT89S51, dengan membuat program asem sehingga menjadi kode mesin kemudian download kode mesin tersebut ke IC mikrokontroler dengan program ISP programmer setelah selesai di download pindahkan IC kontroler ke rangkaian, kemudian aktipkan catu daya dan amati kerja dari rangkaian lakukan uji coba sesuai fungsi dan kinerja rangkaian bila terdapat kesalahan maupun kekurangan, ulangi prosedur atau mulai dari pengeditan urutan kerja pada program assembly.

Adapun pengujian ini dapat di lakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler.

FSensing:

Mov R3,#10

Waktu Vs Jarak

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025

1,61 3,13 4,81 6,11 7,63S (Jarak)


(65)

Clr FPing S1: Djnz R3,s1 SetB FPing Nop

Nop Nop

S2: JB FPing,S2 Mov TMOD,#10H Mov TH1,#0H Mov TL1,#0H Setb TR1

T_5mS: Jnb FPing,T_5mS Clr TR1

Mov A,TH1 SetB FPing

Ret

Rutin program Fsensing seperti pada pengenalan listing di atas berfungsi menangani sensor ultrasonik yaitu yaitu proses pengaktipan dan pembacaan timer yang merupakan representase dari jarak yang terukur yaitu dengan memberikan pulsa start ke sensor, menunggu feedback dari sensor kemudian mengatipkan timer dan menunggu sampai terbaca sinyal pantul dari sensor.


(66)

Mov R3,#10 artinya mengisi register R3 dengan data 10 yang merupakan jumlah loop untuk penundaan sekitar 20 mikrosekon.

JB Fping,S2 fungsinya untuk mendeteksi kesiapan sensor untuk melakukan pengukuran yaitu untuk mendeteksi bit Fping yaitu pada P3.3.Setb TR1 berfungsi menjalankan timer 1.

T_5ms : jnb Fping ,T_5mS berfungsi mendeteksi bila pantulan telah diterimah oleh sensor. Mov A,TH1 membaca waktu yang terbaca di timer TH1.

4.3 Pengujian Rangkaian Power Supplay

Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dengan mengukur tegangan keluaran dari rangkaian, dengan menggunakan volt meter digital. Dari hasil pengukuran diperoleh tegangan sebesar :

Vin = 9,2 volt

Vout = 4,92 volt

Tegangan ini dipergunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian. Mikrokontroler AT89S51 dapat bekerja pada tegangan 4,0 sampai dengan 5,5 volt, sehingga tegangan 4,92 ini cukup untuk mensupplay tegangan mikrokontroler AT89S51. Degan demikian rangkaian ini sudah dapat bekerja dengan baik.


(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengujian pada rancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakan sensor jarak maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Alat ini akan bekerja, apabila adanya objek pantulan atau penghalang.

2. Dari hasil percobaan dan pengukuran dapat di tentukan jarak suatu benda atau objek apabila di ketahui kecepatan rambat suara pada udara.

3. Frekuensi bunyi yang di keluarkan dapat di atur melalui program tunda waktu.

4. Jarak maksimum yang dapat dideteksi adalah 2 meter dan jarak minimum 3 centimeter.

5.2. Saran

Setelah dilakukan peneletian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk peneletian lebih lanjut, yaitu :

1. Dalam pengembangan selanjutnya, agar rangkaian yang digunakan dipasang pada bagian tongkat lebih bawah lagi sehingga sensornya dapat bekerja lebih efektif.

2. Dalam pengembangan alat ini dapat digunakan untuk membantu sebagian para kaum tuna netra untuk membantu mereka dalam menjalankan aktivitasnya.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto. 2004. Belajar MikrokontrollerAT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi. Edisi kedua. Yokyakarta : Gava Media.

Agus irawan. Hsr, dkk. 1991. Pintar elektonika, jilid 2. Pekalongan : CV. Bahagia

Bhisop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga. Sugarto . Fajar. 1991. Teori dasar elektronika . Surabaya : CV.anugerah

Budiharto ,widodo. 2004. Elektronika digital dan mikroprosesor. Yogyakarta : andi offset

Diakses Tanggal 23 Juli 2010


(1)

Maka jarak yang terukur sensor S = Vs x t

S1 = 344 m/s x 0,022 ms =7,63 meter

S2 = 344 m/s x 0,017 ms = 6,11 meter

S3 = 344 m/s x 0,014 = 4,81 meter

S4 = 344 m/s x 0,0091 ms = 3,13 meter

S5 = 344 m/s x 0,0047 ms = 1,61 meter

Tabel 4.1 Hasil perhitungan

Waktu (t) Jarak (S)

0,022 7,63

0,017 6,11

0,014 4,81

0,0091 3,13


(2)

Gambar 4.3 grafik waktu vs jarak

4.2 Pengujian Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89S51

Pada pengujian rangkaian mikrokontoler AT89S51, dengan membuat program asem sehingga menjadi kode mesin kemudian download kode mesin tersebut ke IC mikrokontroler dengan program ISP programmer setelah selesai di download pindahkan IC kontroler ke rangkaian, kemudian aktipkan catu daya dan amati kerja dari rangkaian lakukan uji coba sesuai fungsi dan kinerja rangkaian bila terdapat kesalahan maupun kekurangan, ulangi prosedur atau mulai dari pengeditan urutan kerja pada program assembly.

Adapun pengujian ini dapat di lakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler.

FSensing:

Mov R3,#10

Waktu Vs Jarak

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025

1,61 3,13 4,81 6,11 7,63S (Jarak)


(3)

Clr FPing S1: Djnz R3,s1 SetB FPing Nop

Nop Nop

S2: JB FPing,S2 Mov TMOD,#10H Mov TH1,#0H Mov TL1,#0H Setb TR1

T_5mS: Jnb FPing,T_5mS Clr TR1

Mov A,TH1 SetB FPing

Ret

Rutin program Fsensing seperti pada pengenalan listing di atas berfungsi menangani sensor ultrasonik yaitu yaitu proses pengaktipan dan pembacaan timer yang merupakan representase dari jarak yang terukur yaitu dengan memberikan pulsa start ke sensor, menunggu feedback dari sensor kemudian mengatipkan timer dan menunggu sampai terbaca sinyal pantul dari sensor.


(4)

Mov R3,#10 artinya mengisi register R3 dengan data 10 yang merupakan jumlah loop untuk penundaan sekitar 20 mikrosekon.

JB Fping,S2 fungsinya untuk mendeteksi kesiapan sensor untuk melakukan pengukuran yaitu untuk mendeteksi bit Fping yaitu pada P3.3.Setb TR1 berfungsi menjalankan timer 1.

T_5ms : jnb Fping ,T_5mS berfungsi mendeteksi bila pantulan telah diterimah oleh sensor. Mov A,TH1 membaca waktu yang terbaca di timer TH1.

4.3 Pengujian Rangkaian Power Supplay

Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dengan mengukur tegangan keluaran dari rangkaian, dengan menggunakan volt meter digital. Dari hasil pengukuran diperoleh tegangan sebesar :

Vin = 9,2 volt Vout = 4,92 volt

Tegangan ini dipergunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian. Mikrokontroler AT89S51 dapat bekerja pada tegangan 4,0 sampai dengan 5,5 volt, sehingga tegangan 4,92 ini cukup untuk mensupplay tegangan mikrokontroler AT89S51. Degan demikian rangkaian ini sudah dapat bekerja dengan baik.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengujian pada rancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakan sensor jarak maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Alat ini akan bekerja, apabila adanya objek pantulan atau penghalang. 2. Dari hasil percobaan dan pengukuran dapat di tentukan jarak suatu benda

atau objek apabila di ketahui kecepatan rambat suara pada udara.

3. Frekuensi bunyi yang di keluarkan dapat di atur melalui program tunda waktu.

4. Jarak maksimum yang dapat dideteksi adalah 2 meter dan jarak minimum 3 centimeter.

5.2. Saran

Setelah dilakukan peneletian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk peneletian lebih lanjut, yaitu :

1. Dalam pengembangan selanjutnya, agar rangkaian yang digunakan dipasang pada bagian tongkat lebih bawah lagi sehingga sensornya dapat bekerja lebih efektif.

2. Dalam pengembangan alat ini dapat digunakan untuk membantu sebagian para kaum tuna netra untuk membantu mereka dalam menjalankan aktivitasnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto. 2004. Belajar MikrokontrollerAT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi. Edisi kedua. Yokyakarta : Gava Media.

Agus irawan. Hsr, dkk. 1991. Pintar elektonika, jilid 2. Pekalongan : CV. Bahagia

Bhisop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga. Sugarto . Fajar. 1991. Teori dasar elektronika . Surabaya : CV.anugerah

Budiharto ,widodo. 2004. Elektronika digital dan mikroprosesor. Yogyakarta : andi offset

Diakses Tanggal 23 Juli 2010