Mendefinisikan Masalah dan Menetapkan Tujuan

commit to user II-10 6. Planning for action. Menentukan pilihan. Mencoba menjelaskan spesifikasi produk, komponen penyusun, beserta langkah detail dalam penyusunan produk.

2.3.3 Mendefinisikan Masalah dan Menetapkan Tujuan

Suatu masalah adalah hasil dari keperluan yang tak terpenuhi. Tanpa pendefinisian keperluan yang jelas, masalah tidak dapat dirumuskan; tanpa perumusan masalah yang benar, tidak ada penyelesaian yang baik atau tidak menjamin bahwa penyelesaian yang diusulkan memecahkan masalah. Ini merupakan suatu kekhasan, bagaimanapun, sangatlah jelas bahwa keperluan harus dinyatakan diawal. Sejak adanya masalah, dan karenanya ada pemecahan masalah desain, pada umumnya semua itu belum jelas, langkah pertama yang dilakukan menyatakan tujuan umum secara bertahap dan menjelaskannya. Terdapat kemungkinan, dalam proses, tujuan awal dapat berubah atau diubah secara signifikan. Seperti perubahan atau perombakan yang mencerminkan pemahaman yang lebih baik dari masalah, dan akhirnya ditemukan penyelesaian desain yang lebih cocok. Seperti perubahan tujuan, dari tujuan yang umum ke arah tujuan yang spesifik, berarti untuk mencapai hasil dapat terjadi perubahan juga. Setiap tahap perubahan, tujuan perlu ditegaskan kembali dalam bahasa yang jelas dan tepat. Tujuan yang dibuat lebih spesifik atau dipecah menjadi sub tujuan, kriteria untuk mengevaluasi penyelesaian desain muncul. Ini diklasifikasikan sebagai spesifikasi desain. Sebagai sebuah pendekatan, checklist digunakan untuk mengembangkan daftar tujuan yang komprehensif. Mital et al. menjelaskan bahwa Pugh 1990 menyediakan daftar dari 24 faktor yang dapat digunakan dalam format checklist dengan sebuah daftar sub tujuan yang lengkap, faktor tersebut diringkas oleh Roozenburg dan Eekels 1995, yaitu: 1. Performance performansikinerja: hal yang harus dipenuhi, menyangkut kinerja produk. Tolak ukur megenai keberhasilan rancangan, diukur dari kemampuannya dalam mencapai tujuan atau kondisi tertentu. commit to user II-11 2. Environment lingkungan: diperlukannya antisipasi terhadap adanya pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh rancangan produk terhadap lingkungannya, berkaitan dengan aspek temperatur, getaran, kebisingan. 3. Life in service : seberapa intensif produk digunakan? Berapa lama waktu yang harus ditempuh hingga tahap terakhir penggunaan? 4. Maintenance pemeliharaan: apakah pemeliharaan diperlukan dan tersedia atau dapat dilakukan dengan mudah? 5. Target product cost target biaya produk: apakah pertimbangan mengenai biaya pembuatan produk sangat penting ataukah sedapat mungkin dicapai biaya minimal dalam pembuatan rancangan produk? 6. Transportation : apakah ada persyaratan transportasi selama memproduksi hasil rancangan dan keterkaitannya dalam penggunaan lokasi? 7. Packaging kemasan: apakah kemasan yang digunakan dalam rancangan penting? 8. Quantity : yang dijadikan ukuran dalam memproduksi rancangan. Apakah jumlah produk rancangan disesuaikan dengan keperluan saja? 9. Manufacturing facilities fasilitas manufaktur: apakah produk dirancang spesifik untuk fasilitas yang ada perusahaan tertentu, atau diinginkan bahwa rancangan produk dapat digunakan untuk kasus serupa lainnya? 10. Size and weight ukuran dan berat: apakah produksi, transportasi, atau penggunaan rancangan produk harus memperhatikan batas dimensi maksimum, seperti berat, ukuran? 11. Aesthetics, appearance, and finish estetika, penampilan, dan finishing: pentingkah aspek-aspek estetika, penampilan, dan finishing untuk diperhatikan? 12. Materials bahan: apakah diperlukan bahan khusus, atau adakah bahan- bahan tertentu yang tidak dapat digunakan untuk rancangan produk? 13. Product life span umur hidup produk: menyangkut lamanya waktu atau umur hidup dari penggunaan produk. Apakah diharapkan tercapai product life span yang maksimal? commit to user II-12 14. Standards : standar apa yang berlaku untuk produk dan produksinya? Haruskah standardisasi dalam perusahaan diperhitungkan? 15. Ergonomics : perlu dipertimbangkannya keseimbangan sistem kerja dan tata letak dengan penyesuaian terhadap operator maupun fasilitas produksi lainnya. 16. Quality and reliability kualitas dan kehandalan: rancangan produk sedapat mungkin menjaga dan memperhatikan kualitas dan kehandalan sistem produksi atau keluaran produksi terkait. 17. Shelf life and storage : selama produksi, distribusi, dan penggunaan, apakah ada periode waktu produk yang disimpan? Apakah itu memerlukan langkah- langkah penyimpanan yang spesifik? 18. Testing pengujian: diperlukannya pengujian yang bersifat fungsional dan tes kualitas produk yang diajurkan dari dalam dan di luar perusahaan. 19. Safety keamanan: haruskah ada fasilitas khusus yang disediakan untuk keselamatan users dan nonusers ? 20. Product policy kebijakan produk: apakah jajaran produk saat ini dan masa depan memaksakan kebijakan khusus atau persyaratan bagi produk tersebut? 21. Social and political implications : apakah opini publik berkenaan dengan produk menjadi dampak sosial dan politik yang penting terhadap rancangan produk? 22. Product liability : konsekuensi terhadap produksi, operasi, dan penggunaan fabrikasi apakah dapat bertanggung jawab dengan rancangan produk yang digunakan? 23. Installation and operation : prosedur instalasi dan penggunaannya dapat dengan mudah dipahami dan dilakukan oleh operator. 24. Reuse, recycling, and disposal penggunaan kembali, daur ulang, dan pembuangan: apakah mungkin untuk memperpanjang siklus materi dengan penggunaan kembali material dan setiap bagian? Bahan dan bagian dipisahkan untuk pembuangan limbah? Daftar tujuan tersebut harus dianalisis untuk menghapus tujuan yang sama dan agar tujuan tidak bias. Tujuan harus dinyatakan lebih lanjut dalam hal kinerja commit to user II-13 dan hubungan hierarki mereka yang harus diverifikasi. Persyaratan dan standar harus diperiksa untuk nilai yang dapat diterima dan sarana hubungan akhir harus dibuat Mital et al., 2008.

2.4 DESAIN DAN ERGONOMI