commit to user 17
buchner, pengaduk magnet dan hotplate, pH indicator, neraca analitis, mikropipet, bunsen.
2. Bahan Kain katun jenis Primisima, serbuk cangkang udang yang lolos ayakan
100 mesh, NaOH Merck, SiO
2
Merck, asam asetat p.a Merck, AgNO
3
Merck, H
2
SO
4
Merck, HNO
3
Merck, minyak goreng, kertas saring whatman 41, bakteri Escherichia Coli, spirtus, kapas, etanol 70, nutrien broth, aquades
produksi laboratorium FMIPA UNS.
D. Prosedur Penelitian
1. Isolasi kitin dan sintesis kitosan dari cangkang udang Cangkang udang yang telah dibersihkan, dikeringkan dan diblender
kemudian disaring menggunakan ayakan 100 mesh.
Proses deproteinasi. Serbuk cangkang udang yang lolos ayakan 100 mesh
sebanyak 25 g dimasukkan ke dalam labu alas bulat 500 mL ditambah 250 mL larutan NaOH 4 bv, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 80 ºC selama 1 jam.
Padatan yang diperoleh kemudian dicuci dengan akuades sampai netral dan dikeringkan pada suhu 60 ºC sampai kering Purnawan dkk., 2008.
Proses demineralisasi.
Serbuk cangkang udang sebanyak 10 g hasil deproteinasi dimasukkan ke dalam gelas beaker 500 mL ditambah 150 mL larutan
HCl 1 M, diaduk pada suhu kamar selama 3 jam. Serbuk yang diperoleh kemudian dicuci sampai netral dengan akuades dan dikeringkan pada suhu 60 ºC
sampai kering Purnawan dkk., 2008.
Proses Deasetilasi Kitin. Sebanyak 10 g kitin dimasukkan ke dalam labu
leher dua 500 mL ditambah 150 mL larutan NaOH 60 bv, direfluks pada suhu 120 °C selama 3 jam. Hasil deasetilasi disaring dengan kertas saring biasa dan
dicuci menggunakan akuades sampai netral. Residu hasil deasetilasi dikeringkan pada suhu 60 °C sampai kering ±8 jam Purnawan dkk., 2008. Kemudian kitin
dan kitosan yang diproleh dikarakterisasi menggunakan spektrometer IR dan XRD.
commit to user 18
2. Pembuatan komposit kitosanAg Sebanyak 200 mg adsorben kitosan hasil deasetilasi diinteraksikan
dengan Ag pada konsentrasi 1000 mgL, diambil sebanyak 20 ml pada 7 gelas beker dan masing-masing dishaker dengan variasi waktu shaker 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
jam. Kemudian filtrat dan residu dipisahkan dengan disaring. Residu dikeringkan dengan dioven selama 3 jam. Filtrat diukur kadar Ag yang tersisa dalam larutan
dengan spektrofotometer serapan atom untuk mengetahui kondisi optimum proses adsorpsi kitosan terhadap logam Ag sedangkan residu yang berupa komposit
kitosanAg dikarakterisasi IR, DTATGA dan XRD. 3. Pelapisan kain dengan SiO
2
Kain katun dengan ukuran 12 x 3 cm
2
yang sudah ditimbang beratnya dicelupkan kedalam larutan SiO
2
0.2 gram SiO
2
yang dilarutkan dalam NaOH 5 bv dengan variasi waktu pencelupan 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 menit. Kain
dikeringkan pada suhu 60
o
C selama 30 menit. Kemudian kain ditimbang beratnya hingga konstan. Kekakuan kain diuji dengan uji kekakuan.
4. Pelapisan kain dengan kitosanAg variasi berat Kain katun yang sudah terlapisi SiO
2
dicelupkan kedalam variasi larutan komposit 0, 0.01, 0.05, 0.10, 0.50, 1.00, 1.50 dan 2.00 bv selama 10 menit.
Kain dikeringkan pada suhu 60
o
C selama 30 menit dan dimantapkan pada suhu 150
o
C selama 3 menit. Kemudian kain ditimbang beratnya hingga konstan. Kekakuan kain diuji dengan uji kekakuan dan karakterisasi kain dianalisis
menggunakan XRD dan SEM. 5. Uji aktivitas antibakteri kain sebelum pencucian laundering
Metode yang digunakan adalah shake flash method dan turbidimetri. Media NB 3 bv 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml yang sudah
steril. Kain masing - masing berukuran 2 x 3 cm
2
sebanyak 6 potong yang telah dilapisi komposit dimasukkan kedalam 6 erlenmeyer, lalu dimasukkan dan
dipanaskan didalam autoclave pada suhu 121
o
C selama 15 menit. Setelah dingin sebanyak 1 ml bakteri E.coli hasil inkubasi selama 24 jam dimasukkan ke dalam
sampel larutan media sebagai kontrol, larutan media dan kain tanpa perlakuan,
commit to user 19
larutan media dan kain dilapisi SiO
2
, larutan media dan kain dilapisi komposit 0.01, 0.05, 0.10, 0.50 bv. Pengukuran absorbansi sampel dilakukan pada
jam ke-0, 2, 4, 6 dan 8 menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 610 nm. Percobaan dilakukan duplo. Dari data tersebut, dihitung
persentase daya hambat pada kain berlapiskan SiO
2
dan kitosanAg terhadap
pertumbuhan bakteri E.coli. inhibisi =
100 A
- A
t
x A
A A
B
t t
- -
- Dengan:
A = jumlah koloni bakteri kontrol jam ke-nol
A
t
= jumlah koloni bakteri kontrol jam ke-t B
t
= jumlah koloni bakteri sampel jam ke-t 6. Uji aktivitas antibakteri kain setelah pencucian laundering
Metode yang digunakan adalah shake flash method dan turbidimetri. Media NB 3 bv 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml yang sudah
steril. Kain masing - masing berukuran 2 x 3 cm
2
sebanyak 6 potong yang telah dilapisi komposit dan dicuci dengan 0.2 vv surfaktan tween-20 selama 5
menit dan dibilas dengan aquades selama 2 menit menggunakan sonic washer. Kemudian kain dikeringkan, setelah kering kain dimasukkan kedalam 6
erlenmeyer, lalu dimasukkan dan dipanaskan didalam autoclave pada suhu 121
o
C selama 15 menit. Setelah dingin sebanyak 1 ml bakteri E.coli hasil inkubasi
selama 24 jam dimasukkan ke dalam sampel larutan media sebagai kontrol, larutan media dan kain tanpa perlakuan, larutan media dan kain dilapisi SiO
2
, larutan media dan kain dilapisi komposit 0.01, 0.05, 0.10, 0.50 bv.
Pengukuran absorbansi sampel dilakukan pada jam ke-0, 2, 4, 6 dan 8 menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 610 nm.
Percobaan dilakukan duplo. Dari data tersebut, dihitung persentase daya hambat pada kain berlapiskan SiO
2
dan kitosanAg dengan konsentrasi bervariasi terhadap
pertumbuhan bakteri E.coli. inhibisi =
100 A
- A
t
x A
A A
B
t t
- -
-
commit to user 20
Dengan: A
= jumlah koloni bakteri kontrol jam ke-nol A
t
= jumlah koloni bakteri kontrol jam ke-t B
t
= jumlah koloni bakteri sampel jam ke-t
7. Karakterisasi Gugus Fungsi, Uji kekakuan kain, dan Analisa Difraksi Sinar X XRD pada kain, kain terlapisi SiO
2
dan kain terlapisi SiO
2
dan komposit kitosanAg, Analisis permukaan kain, kain terlapisi SiO
2
dan kain terlapisi SiO
2
dan komposit kitosanAg dengan SEM
a. Analisis Gugus Fungsi Spesimen dengan ketebalan 0,4 mm dimasukkan dalam spektrofotometer
Infra Merah FTIR, Shimdzu Prestige 21. Hasil diperoleh dalam bentuk spektra IR yang menginformasikan adanya serapan gugus fungsi pada frekuensi tertentu.
Analisis IR dilakukan pada kitin, kitosan dan komposit kitosanAg optimum. b. Analisis kekakuan kain
Kekakuan kain dianalisis menggunakan stiffness tester. Kain yang sudah ditimbang beratnya dan diukur luasnya 2 x 3 cm
2
diletakkan diatas alat kemudian digeser menggunakan penggaris kearah bidang miring hingga ujing
kain menyentuh bidang miring yang bersudut 41,5
o
. Panjang pita yang menggantung dari kain tersebut dicatat dan besarnya kekakuan kain didapatkan.
c. Analisa Difraksi Sinar X XRD Sampel ditempatkan pada sample holder yang ketebalannya 2 mm alat
XRD pada posisi rata atau sejajar dengan Ganiometer dan luas penyinaran antara 0,5 x 2 cm sampai 1 x 2 cm, kemudian dilakukan scanning pada kondisi: X-ray
tube X-ray tube target = Cu, voltage = 40.0 kV, current = 30.0 mA; Slits divergence slit = 1.00000 deg, scatter slit = 1.00000 deg, receiving slit =
0.15000 mm; Scanning drive axis = Theta-2Theta, scan range = 5.000 - 89.980, scan mode = Continuous Scan, scan speed = 2.0000 degmin,
sampling pitch = 0.0200 deg , preset time = 0.60 sec
commit to user 21
d. Analisis Permukaan dengan SEM Kain dengan ketebalan sekitar 0,5 mm diletakkan di bawah mikroskop elektron
dengan perbesaran 2500x dan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat gambar yang jelas. Gambar kain difoto dengan kamera digital melalui mikroskop.
E. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data