Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

commit to user 21 d. Analisis Permukaan dengan SEM Kain dengan ketebalan sekitar 0,5 mm diletakkan di bawah mikroskop elektron dengan perbesaran 2500x dan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat gambar yang jelas. Gambar kain difoto dengan kamera digital melalui mikroskop.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

1. Penetuan derajat deasetilasi DD Derajat deasetilasi kitosan ditentukan berdasarkan karakter spektra IR. Derajat deasetilasi DD kitosan diperoleh dari perbandingan absorbansi puncak pada daerah serapan sekitar 1650 cm -1 yang merupakan serapan gugus karbonil dan absorbansi puncak serapan sekitar 3450 cm -1 yang merupakan serapan hidroksil sebagai standar internal atau puncak referensi dari metode spektroskopi IR. Semakin besar derajat deasetilasi kitosan, intensitas serapan pada daerah sekitar 1650 cm -1 yang menunjukkan C=O stretching semakin menurun, sedangkan intensitas serapan pada daerah sekitar 1596 cm -1 yang menunjukkan amina primer -NH 2 semakin meningkat. 2. Penentuan kondisi optimum adsorpsi logam Ag oleh kitosan Dengan menggunakan spektroskopi serapan atom AAS dengan teknik analisa menggunakan metode kurva kalibrasi. Dari AAS diperoleh data absorbansi dan konsentrasi. Kondisi optimum adsorpsi ditentukan dari grafik adsorpsi terhadap perbandingan kitosan dan Ag. Kondisi optimum adsorpsi ditunjukkan oleh penurunan abdsorbsi secara signifikan dengan naiknya perbandingan kitosanAg hingga mencapai maksimum dan penurunan secara tajam absorbsi. Penentuan kondisi optimum juga didukung dengan perhitungan secara statistik kimia melalui uji anova satu faktor. 3. Penentuan kekakuan kain Dengan menggunakan stiffness tester yang akan diperoleh data berupa kekakuan kain g.cm. Sehingga diperoleh data kekakuan kain tanpa perlakuan, kain terlapisi SiO 2 dan kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg. Semakin kaku suatu bahan, maka kekakuannya semakin besar. Kondisi optimum kain yang commit to user 22 tidak terlalu kaku ditentukan dari besarnya kekakuan yang dihasilkan. Data yang terbaik menunjukkan kekakuan kain yang tidak terlalu kaku. 4. Analisa interaksi antara senyawa penyusun komposit kitosanAg Dapat dipelajari dari data spektra IR menggunakan FTIR dan kristalinitas menggunakan XRD. Adanya penurunan intensitas pada serapan tertentu dan munculnya serapan baru mengindikasikan adanya ikatan baru. Hal serupa ditunjukkan oleh difraktogram XRD, munculnya pola difraktogram baru mengindikasikan adanya pembentukan serapan baru dengan pola kristal yang berbeda. 5. Penentuan kristalinitas kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg Dengan menggunakan XRD yang akan diperoleh data berupa difraktogram yang menunjukkan pola difraksi 2θ. Terbentuknya ikatan antara kain, kain terlapisi SiO 2 dan kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg ditandai dengan ternjadinya pergeseran pola difraksi utama pada posisi 2θ disekitar 10 o dan 20 o serta jarak antar puncak utama. Selain itu adanya perubahan pola difraksi dan intensitas puncak ini menunjukkan pola kristal kristalinitas kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg dibandingkan senyawa-senyawa pembentuknya. 6. Homogenitas permukaan komposit SiO 2 kitosanAg Dianalisis dengan scanning mikroskop elektron SEM. Data foto mikrografi berupa gambar dengan perbesaran tertentu yang menunjukkan homogenitas permukaan kain, kain terlapisi SiO 2 dan kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg. Semakin homogen pencampuran bahan, persebaran lapisan SiO 2 dan komposit kitosanAg dalam kain semakin merata. 7. Analisis kemampuan aktivitas antibakteri pada kain Dilakukan terhadap bakteri Escherichia Coli. Dari uji antibakteri ini akan diperoleh data jumlah koloni bakteri pada masing-masing sempel. Komposit yang memiliki jumlah koloni paling sedikit, berarti memiliki daya hambat terhadap bakteri paling besar. commit to user 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN