Penentuan kondisi optimum pelapisan kain katun dengan SiO

commit to user 34 Suhu antara sekitar 360 – 610 o C kurva miring III kemungkinan menunjukkan proses degradasi dan dekomposisi rantai kitosan, maupun komposit kitosanAg berdasarkan termogram DTA proses degradasi dan dekomposisi rantai kitosan merupakan reaksi eksotermis. Suhu di atas 610 o C kurva miring IV terbentuk garis horizontal pada termogram TGA kitosan yang menunjukkan habis terdekomposisi menjadi komponen penyusunnya. Adanya sisa logam Ag dalam kitosan menyebabkan komposit kitosanAg tidak habis terdegradasi hingga mendekati persen berat yaitu 0 karena titik leleh Ag lebih besar dari 700 o C. Proses degradasi kitosan merupakan reaksi eksotermis, ditunjukkan munculnya puncak ke atas termogram DTA.

C. Penentuan kondisi optimum pelapisan kain katun dengan SiO

2 dan komposit kitosanAg 1. Pelapisan kain katun dengan SiO 2 Kain katun dengan ukuran 12 x 3 cm 2 yang sudah ditimbang beratnya dicelupkan kedalam larutan SiO 2. Larutan SiO 2 dibuat dengan cara melarutkan 0,2 gram SiO 2 dalam NaOH 5 bv dan dipanaskan sampai suhu ≥ 80 o C. Anonim, 2002. Pencelupan kain dilakukan dengan waktu pencelupan 0, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit. Kain decelupkan secara bolak-balik dengan kecepatan celup 8 celupanmenit. Kemudian kain dikeringkan pada suhu 60 o C selama 30 menit dan ditimbang beratnya hingga konstan. Hubungan antara waktu pencelupan dengan berat lapisan SiO 2 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16 dan data pada Tabel 2. Gambar 16 menunjukkan bahwa semakin lama kain dicelupkan maka semakin besar beratnya, hal itu disebabkan semakin banyaknya SiO 2 yang menempel pada selulosa kain. Kain yang sudah terlapisi oleh SiO 2 dilakukan uji kekakuaanya menggunakan stiffness tester. Hasil uji kekakuan kain disajikan pada Tabel 2 dan menunjukkan bahwa semakin lama waktu celup kain kedalam larutan SiO 2 maka kain semakin kaku. commit to user Gambar 16. Hubungan anta Tabel 2. Hasil uji kekakuan Waktu menit Berat 0,000 5 0,002 ± 10 0,006 ± 0,001 15 0,009 20 0,012 ± 0,001 25 0,016 30 0,016 Berdasarkan Gambar adalah waktu pencelupan 25 m tidak terlalu kaku. Penentua secara statistika menggunaka di Lampiran 6. Pada penelitian kali kitosan-Ag dan selulosa ka terlebih dahulu dengan SiO dengan selulosa kain. Ada 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 5 B e rat L ap is an S iO 2 g ntara waktu pencelupan kain dengan berat lapisan an kain terlapisi SiO 2 rat lapisan gr Kekakuan mgcm 0,000 ± 0,000 6,845 ± 0,106 2 ± 0,001 6,088 ± 0,096 6 ± 0,001 6,185 ± 0,085 0,009 ± 0,000 6,237 ± 0,118 2 ± 0,001 6,341 ± 0,147 0,016 ± 0,000 6,341 ± 0,084 0,016 ± 0,000 6,765 ± 0,050 bar 16 dan Tabel 2, waktu yang dianggap paling opt 25 menit dengan berat kain optimum dan kekaku tuan kondisi optimum ini didukung dengan penghi nakan anova satu arah dan uji Duncan yang dapa ali ini SiO 2 berfungsi sebagai pengemban bagi kom kain Li et al., 2007. Oleh karena itu kain SiO 2 sehingga diharapkan terdapat interaksi ant danya interaksi antara SiO 2 dengan selulosa ka 10 15 20 25 30 Waktu menit san SiO 2 optimum kakuan yang nghitungan dapat dilihat i komposit in dilapisi antar SiO 2 kain maka 35 commit to user 36 diharapkan SiO 2 bisa mengemban komposit kitosanAg sehingga interaksi komposit kitosanAg menjadi lebih kuat. 2. Pelapisan kain katun terlapisi SiO 2 dengan komposit kitosanAg Kain katun terlapisi SiO 2 dicelupkan kedalam variasi larutan komposit 0; 0,05; 0,10; 0,50; 1,00; 1,50 dan 2,00 bv dalam asetat 1 selama 10 menit. Kain dicelupkan secara bolak-balik dengan kecepatan celup 8 celupanmenit kemudian kain dikeringkan pada suhu 60 o C selama 30 menit dan dimantapkan pada suhu 150 o C selama 3 menit. Kain ditimbang beratnya hingga konstan. Hubungan antara konsentrasi komposit kitosanAg dengan berat lapisan komposit kitosanAg seperti yang ditunjukkan pada Gambar 17 dan data pada Tabel 3. Gambar 17. Hubungan antara konsentrasi komposit kitosanAg dengan berat lapisan komposit kitosanAg Gambar 17 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi komposit kitosanAg, maka semakin banyak komposit kitosanAg yang terikat pada kain yang telah dilapisi SiO 2 . Kain yang sudah terlapisi oleh SiO 2 dan komposit kitosanAg dilakukan uji kekakuaanya menggunakan stiffness tester. Hasil uji kekakuan kain disajikan pada Tabel 3 dan menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi komposit kitosanAg maka kain semakin kaku. 0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 0.120 0.140 0.160 0.00 0.01 0.05 0.10 0.50 1.00 1.50 2.00 Kons. kitosanAg bv B e rat Lap isan ki to san A g g commit to user 37 Tabel 3. Hasil Uji Kekakuan Kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg Kons. KitosanAg bv Berat lapisan g Kekakuan mgcm 0.00 0.01 0.000 ± 0.000 0.004 ± 0.000 6.845 ± 0.003 4.877 ± 0.003 0.05 0.006 ± 0.001 4.495 ± 0.001 0.10 0.007 ± 0.001 4.124 ± 0.000 0.50 0.007 ± 0.000 24.166 ± 0.003 1.00 0.090 ± 0.001 57.149 ± 0.001 1.50 0.133 ± 0.000 86.440 ± 0.003 2.00 0.151 ± 0.001 105.094 ± 0.001 Berdasarkan Tabel 3, berat kain yang sudah dilapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg dan uji kekakuan kain, maka yang dianggap paling optimum adalah pada saat kain terlapisi komposit kitosanAg pada konsentrasi 0.10 bv. Hal ini disebabkan karena kain terlapisi komposit kitosanAg pada konsentrasi diatas 0.10 bv terjadi pengelupasan komposit dari kain, dengan kata lain komposit kitosanAg sudah tidak menempel sempurna pada kain. Gambar 18. Perubahan difraktogram kain yang terlapisi SiO 2 dan terlapisi komposit kitosanAg commit to user Gambar 18 menunj komposit kitosanAg dim difraktogram yang lebih renda terlapisi SiO 2. Hal ini dimung dengan SiO 2 pada gugus akt OH dan gugus siloksan Si material agar dapat berfung berada didalamnya sehingg ikatan antara SiO 2 dengan komposit kitosanAg. Pada difraktogram puncak difraktogram yang yang terlapisi SiO 2, karena Meskipun demikian adanya turunnya puncak difraktog dibandingkan dengan difra SiO 2 dan kain dengan komposi Gambar 19. T nunjukkan adanya interaksi antara kain dengan S dimana ketika kain terlapisi SiO 2 mempunyai h rendah dibandingkan dengan difraktogram kain mungkinkan karena adanya interaksi antara selul aktif silika pada permukaannya yaitu gugus sila Si-O-Si Oscik, 1982. Silika dipilih sebagai host ungsi sebagai pembatas pertumbuhan kristal oksi gga ukuran partikel menjadi sangat kecil. Dengan n selulosa kain maka diharapkan SiO 2 bisa men m kain yang terlapisi komposit kitosanAg mem ng lebih tinggi dibandingkan dengan difraktogr rena dimungkinkan adanya Si yang lepas da nya komposit kitosanAg pada kain ditunjukkan ogram kain yang terlapisi komposit kitosan difraktogram kain. Adanya interaksi antara kain mposit kitosanAg ditunjukkan pada Gambar 19 – 19. Tekstur permukaan kain tanpa perlakuan 38 n SiO 2 dan ai puncak in sebelum lulosa kain silanol Si- hostinang oksida yang gan adanya engemban empunyai gram kain dari kain. ukkan dengan osanAg jika kain dengan – 21. commit to user Gambar 20. T Gambar 21. Tekstur permuka 0,1bv Berdasarkan analisi perlakuan relatif halus dan menjadi kasar dan tidak ra kain. Di sisi lain nampak pul permukaannya menjadi lebi yang terlapisi SiO 2 . Hal ini pada kain yang terlapisi SiO 20. Tekstur permukaan kain yang dilapisi SiO 2 mukaan kain yang dilapisi SiO 2 dan komposit kit lisis SEM nampak bahwa permukaan serat kai dan homogen. Tekstur serat kain setelah dilapi k rata. Hal ini menunjukkan bahwa SiO 2 menempe pula kain yang dilapisi komposit kitosanAg 0,1 lebih kasar dan tidak rata jika dibandingkan denga ini menunjukkan bahwa komposit kitosanAg m SiO 2. kitosanAg kain tanpa lapisi SiO 2 mpel pada 0,1 bv dengan kain menempel commit to user 40

D. Aktivitas bakteri Escherichia coli pada kain