commit to user 14
memberikan kontrol efektif terhadap bakteri dan jamur, 3 tidak memberikan efek berbahaya bagi produsen, pengguna maupun lingkungan, 4 metode mudah
diaplikasikan dalam proses tekstil secara umum, 5 tidak mengurangi kualitas kain Anonim, 2003.
Bahan antibakteri dapat digunakan pada kain dengan berbagai cara, seperti teknik penguapan, penambahan bahan pengisi secara kering, pelapisan,
penyemprotan dan teknik pembusaan. Ramachandran 2003 merekomendasikan beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan antibakteri pada kain,
yaitu: 1 oksidator, seperti aldehida dan halogen yang dapat menyerang membran sel, 2 koagulan, 3 produk triklosan yang berfungsi sebagai disinfektan, 4
senyawa amonium kuartener, amina dan glukoperotamin yang menunjukkan sifat polikationik, 5 senyawa komplek logam Cd, Ag, Cu, 6 kitosan sebagai bahan
antibakteri alami. Aktifitas antibakteri dapat melalui cara membunuh mikroorganisme
bakteriosidal dan
atau penghambat
pertumbuhan mikroorganisme
bakteriostatik dengan jalan menghancurkan atau menggangu dinding sel, menghambat sintesis dinning sel, menghambat sintesisi protein dan asam nukleat,
merusak DNA, denaturasi protein, menghambat aktifitas enzim.
B. Kerangka Pemikiran
Kitosan merupakan senyawa polikationik alam unik yang memilki aktivitas antibakteri. Adanya gugus amina terprotonasi dapat menghambat
pertumbuhan bakteri
melalui interaksi
dengan muatan
ion negatif
mikroorganisme. Semakin besar derajad deasetilasi DD kitosan, daya hambat kitosan terhadap bakteri semakin besar. Semakin besar konsentrasi kitosan,
diharapkan dapat meningkatkan sifat antibakteri pada kain. Selain memiliki sifat antibakteri, kitosan juga dapat berfungsi sebagai
adsorben logam. Adanya penambahan logam Ag dalam kitosan diharapkan mampu meningkatkan sifat antibakteri kain. Menurut Ramachandran 2003
merekomendasikan beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan antibakteri pada kain salah satunya adalah senyawa kompleks logam seperti
commit to user 15
logam Ag. Logam Ag yang terabsorb oleh kitosan diharapkan dapat meningkatkan sifat antibakteri pada kain.
Silika merupakan senyawa kimia yang bersifat amorf, mempunyai dayaserap tinggi dan berada dalam bentuk terhidrat. Adanya gugus aktif silanol
pada silika dapat digunakan sebagai pengemban kitosan, sehingga dapat memperkuat interaksi dengan kain, sehingga kitosan tidak mudah lepas.
Pembuatan komposit kitosanAg dilakukan dengan cara pencampurkan larutan Ag dan kitosan kemudian dishaker pada kondisi tertentu. Terjadinya
ikatan antara kitosanAg dapat dianalisa dengan menggunakan spektrofotometer infra merah FTIR. Kristanilitas komposit yang terbentuk baik tanpa maupun
dengan Ag dianalisa dengan menggunakan difraksi sinar-X XRD. Pelapisan kain dilakukan dengan mencelupkan kain kedalam larutan SiO
2
, kemudian pada larutan komposit kitosanAg. Pelarut untuk SiO
2
menggunakan NaOH 5 dan untuk komposit kitosanAg menggunakan asetat 1. Adanya
NaOH sebagai pelarut SiO
2
secara tidak langsung dapat mendegradasi selulosa kain sehingga membuat kain katun yang dilapisi oleh SiO
2
menjadi tidak kaku dan adanya komposit kitosanAg pada kain katun membuat kain menjadi kaku.
Analisis kain meliputi Uji kekakuan, XRD dan SEM. Diharapkan kain yang dilapisi oleh SiO
2
dan komposit kitosanAg dapat menghambat aktivitas bakteri E.coli.
C. Hipotesis