BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Data diperoleh melalui pengujian impak jatuh bebas pada
speed bump.
3.1. Tempat dan Waktu 3.1.1 Tempat
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dapat dilihat dengan terperinci pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Lokasi dan aktivitas penelitian No.
Waktu Kegiatan
LokasiPenelitian 1.
Sept – Jan Pengolahan Serat
Lab. IFRC 2.
Feb Pembuatan
Speed bump
concrete foam Lab. IFRC
3. Mar
Pembuatan polymeric foam Lab. IFRC
4. 5.
Apr Apr
Pengujian impak jatuh bebas Pengolahan data
Lab. Impak Unit 2 Lab. IFRC
3.1.2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama enam bulan dimulai dari penelitian bulan September 2015
–Februari 2016.
3.2. Peralatan dan Bahan 3.2.1. Peralatan
Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan spesimen adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Gunting
Gunting digunakan untuk memperkecil ukuran serat TKKS. Gunting yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Gunting
2. Ayakan
Ayakan digunakan untuk menyaring pasir dan serat TKKS. Pasir dan serat TKKS yang digunakan adalah yang telah melewati tahap pengayakan.
Ayakan yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Ayakan 3.
Ember plastik Ember plastik berfungsi sebagai wadah perendaman TKKS pada saat
mengilangkan asam lemak dengan menggunakan air dan NaOH. Ember plastik yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Ember plastik 4.
Cetakan Cetakan terbuat dari papan kayu dan triplek. Cetakan yang dibuat
berukuran panjang 400 mm, lebar 200 mm dan tinggi 150 mm. Cetakan yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4. Cetakan 5.
Timbangan Timbangan berfungsi untuk mengukur berat bahan penyusun yang akan
digunakan sebagai campuran pembuat Speed bump dan perubahan berat dari spesimen uji Speed bump selama 28 hari. Timbangan yang digunakan
seperti pada gambar 3.5.
Gambar 3.5. Timbangan
Universitas Sumatera Utara
6. Sendok semen
Sendok semen berfungsi sebagai pengaduk bahan campuran dari beton ringan gambar untuk sendok semen dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6. Sendok semen 7.
Oli Oli berfungsi sebagai bahan pelapis antara cetakan dengan campuran dari
bahan-bahan pembuatan beton ringan dimana juga untuk mempermudah mengeluarkan spesimen uji Speed bump dari cetakan. Oli yang digunakan
seperti pada gambar 3.8.
Gambar 3.8. Oli 8.
Mesin penghalus serat Mesin penghalus serat digunakan untuk menghaluskan serat TKKS
menjadi berukuran 0,5 –1 cm. Spesifikasi mesin penghalus serat dapat
dilihat pada Tabel 3.2 dan gambar dari mesin penghalus serat dapat dilihat pada gambar 3.9.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.9. Mesin penghalus serat Tabel 3.2 Spesifikasi mesin penghalus serat
No. Spesifikasi
Satuan Besaran
1. Jenis Motor Listrik
Induksi 2.
Daya Keluaran HPkW
1 0,75 3.
Frekuensi Hz
50 4.
Voltage V
220 5.
Arus Listrik A
8 6.
Putaran Mesin Rpm
1450 7.
Fase 1
8. Suhu Operasi
o
C 60
9. Sarung tangan karet
Sarung tangan karet berfungsi sebagai pelindung tangan. Sarung tangan karet yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10. Sarung tangan karet
Universitas Sumatera Utara
10. Masker. Masker berfungsi sebagai panyaring udara kotor, material-material kecil
saat proses penggilingan serat TKKS, dan bahan-bahan kimia saat perendaman serat TKKS hingga proses pencetakan speed bump dan
polymeric foam masker yang digunakan dapa dilihat pada gambar 3.11.
Gambar 3.11. Masker
11. Mesin pengaduk Mesin pengaduk diperlihatkan pada gambar 3.12 berfungsi mengaduk
material komposit yang terdiri dari mortar semen, pasir, air, serat TKKS dan bahan pengembang agar tercampur secara merata. Spesifikasi mesin
pengaduk dapat dilihat pada tabel 3.3.
Gambar 3.12. Mesin pengaduk
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3. Spesifikasi mesin pengaduk semen
No. Spesifikasi
Satuan Besaran
1. Jenis Motor Listrik
Induksi 2.
Daya Keluaran HPkW
1 0,75 3.
Frekuensi Hz
75 4.
Arus Listrik A
8 5.
Putaran Mesin Rpm
2834 6.
Fase 1
7 Puli
1 : 0,5 8.
Gear box 1:70
9. Transmisi gear
Speed 1
10 Putaran akhir
Rpm 75
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan spesimen beton ringan concret foam adalah sebagai berikut:
1. Serat tandan kosong kelapa sawit
Serat tandan kosong kelapa sawit berfungsi sebagai penguat matriks komposit diperoleh dari hasil pengolahan tandan kosong
kelapa sawit yang diolah menjadi serat berdasarkan proses –proses
tertentu. Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS yang digunakan adalah bahan yang memiliki nilai ekonomi yang rendah.
TKKS ini biasanya dibuang saja agar dapat berfermentasi dan menjadi pupuk. TKKS ini banyak ditemukan didaerah Sumatera Utara.
Serat TKKS yang digunakan dalam proses pembuatan speed bump diperlihatkan pada gambar 3.13.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.13. Serat TKKS
2. Semen
Fungsi utama dari semen adalah untuk mengikat partikel agregat yang terpisah sehingga menjadi satu kesatuan. Bahan dasar
pembentuk semen adalah: 1.
3CaO.SiO2 tricalcium silikat 2.
2CaO.SiO2 dicalcium silikat 3.
3CaO.Al2O3 tricalcium aluminate 4.
4CaO.Al2O3.Fe2O3 tetracalcium alummoferrit Faktor semen sangatlah mempengaruhi karakteristik campuran
mortar. Kandungan semen hidraulis yang tinggi akan memberikan banyak keuntungan, antara lain dapat membuat campuran mortar
menjadi lebih kuat, lebih padat, lebih tahan air, lebih cepat mengeras, dan juga memberikan rekatan yang lebih baik. Kerugiannya adalah
dengan cepatnya
campuran mortar
mengeras, maka
dapat menyebabkan susut kering yang lebih tinggi pula. Mortar dengan
kandungan hidraulis rendah akan lebih lemah dan mudah dalam pergerakan. Semen yang digunakan diperlihatkan pada gambar 3.14.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.14. Semen 3.
Air Air berfungsi sebagai matriks pengikat antara semen dan
agregat. Umumnya semen membutuhkan air sebanyak 310 dari beratnya. Tetapi beton dengan perbandingan air dan semennya seperti
ini memeliki sifat yang sangat keras. Perbandingan semen dan air akan sangat mempengaruhi dari kualitas beton tersebut.
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali,
garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton.
Air pada penelitian ini juga digunakan sebagai bahan untuk membersihkan TKKS dari material-material yang tidak diinginkan.
Kotoran yang mungkin ada pada TKKS adalah jamur, pasir, debu dan tanah.
4. Pasir
Pasir merupakan jenis agregat alam. Agregat utamanya digunakan untuk mengisi bagian terbesar dari beton yang mana
mengisi 75 bagian dari beton. Semakin besarnya ukuran agregat yang digunakan maka akan semakin mengurangi jumlah semen yang
digunakan. Hal ini juga akan mengurangi panas yang timbul pada saat pencampuran air dan hubungan antara thermal stresses dan shrinkage
Universitas Sumatera Utara
cracks. Umumnya untuk beton dengan kekuatan lebih dari 20 MPa ukuran agregatnya lebih dari 40mm dan untuk kekuatan diantara 30
MPa agregat yang digunakan berukuran 20 mm. Adapun pasir yang digunakan diperlihatkan pada gambar 3.15.
Gambar 3.15. Pasir 5.
NaOH NaOH berfungsi untuk menghilangkan asam lemak yang
terikat pada TKKS sebelum diproses menjadi serat. 6.
Bahan pengembang Bahan pengembang berfungsi sebagai bahan untuk menghasilkan
busa agar material komposit mengalami pengembangan volume. Bahan pengembang yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3.16.
Gambar 3.16. Bahan pengembang
Universitas Sumatera Utara
7. Serat TKKS
Serat TKKS diperoleh dari hasil pengolahan tandan kosong kelapa sawit dengan beberapa tahapan proses. Tahapan tersebut adalah:
1. Perendaman TKKS dalam air yang mengandung larutan
NaOH 1 selama 24 jam. 2.
Pencucian dengan air bersih. 3.
Pengeringan dengan cara menjemur serat ini pada sinar matahari selama ±3 hari atau dapat juga menggunakan
mesin pengering. 4.
Pencacahan serat menjadi bagian-bagian kecil 0,5-1 cm. 5.
Penghalusan serat dengan menggunakan mesin penghalus serat. Mesin penghalus serat TKKS diperlihatkan pada
gambar 3.17.
Gambar 3.17. Mesin penghalus serat TKKS
3.2.3 Bahan yang digunakan dalam pembuatan spesimen polymeric foam adalah sebagai berikut:
Bahan komposit polymeric foam terdiri dari polyester resin tak jenuh dan blowing agent. Blowing agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah; polyol
dan isocyanate. Sementara untuk mempercepat proses polimerisasi digunakan katalis jenis Methyl Ethil Keton Perokside MEKPO.
Universitas Sumatera Utara
1. Polyester resin tak jenuh BQTN 157-EX Polyester resin BQTN 157-EX merupakan polimer kondensat yang
terbentuk berdasarkan reaksi antara polyol yang merupakan organik gabungan dengan alkohol multiple atau gugus fungsi hidroksi, dan polycarboxylic, yang
mengandung ikatan ganda. Tipikal jenis polyol yang digunakan adalah glycol, seperti ethylene glycol. Sementara asam polycarboxylic yang digunakan adalah
asam phthalic dan asam maleic. Adapun jenis polyester resin yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.18.
Gambar 3.18. Resin Unsaturated Polyester BQTN-157 EX Polyester resin tak jenuh adalah jenis polimer thermoset yang memiliki
struktur rantai karbon yang panjang. Matrik yang berjenis ini memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian
tekanan ketika proses pembentukan. Polyester tergolong jenis polimer thermoset yang memiliki sifat dapat
mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pembentukannya. Struktur bahan yang dihasilkan berbentuk
crosslink dengan keunggulan daya tahan yang lebih baik terhadap jenis pembebanan statik dan impak. Hal tersebut disebabkan oleh molekul yang
dimiliki bahan dalam bentuk rantai molekul raksasa, atom-atom karbon yang saling mengikat satu dengan lainnya mengakibatkan struktur molekulnya
menghasilkan efek peredaman yang cukup baik terhadap beban yang diberikan data karakteristik mekanik bahan Polyester resin tak jenuh seperti terlihat pada
tabel 3.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4. Karakteristik mekanik polyester resin tak jenuh
Sifat Mekanik Satuan
Besaran
Berat Jenis Kg.m
-3
1,2 sd1,5 Modulus young E
GPa 2 sd 4,5
Kekuatan Tarik MPa
40 sd 90
2. Blowing agent Blowing agent adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan struktur
berongga pada komposit yang dibentuk. Jenis blowing agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah polyurethane. Bentuk polyol dan isocyanate yang
dipergunakan dalam penelitian ini diperlihatkan pada gambar 3.19.
Gambar 3.19. Blowing agent Polyurethane adalah suatu jenis polimer yang mengandung jaringan
urethane yaitu -NH-CO-O-. Polyurethane dibentuk oleh reaksi senyawa isosianat yang bereaksi dengan senyawa yang memiliki hydrogen aktif seperti diol polyol,
yang mengandung group hydroksil dengan mempercepat reaksi yaitu katalis. Unsur nitrogen yang bermuatan pada kelompok alkohol polyol akan membentuk
ikatan urethane antara dua unit monomer dan menghasilkan dimer urethane. Reaksi isosianat ini akan membentuk amina dan gas karbon dioksida CO
2
. Gas ini yang kemudian akan membentuk busa pada bahan polimer yang terbentuk.
Bahan yang terbentuk dari campuran blowing agent dan polimer disebut dengan
Universitas Sumatera Utara
bahan polymeric foam. Bahan polymeric foam banyak ditemukan sebagai busa kaku dan fleksibel yang digunakan sebagai pelapis atau perekat bahan.
Berdasarkan sifat mekaniknya bahan ini memiliki 4 empat sifat penting diantaranya:
5. Sifat Elastik
Sifat ini berhubungan dengan sifat kekakuan bahan yang terdiri dari geometri, bentuk dan mikrostrukturnya.
6. Sifat Viskoelastik
Sifat peredaman solid bahan, sifat ini merupakan efek dari bentuk geometri bahan tersebut.
7. Sifat Akustik
Sifat ini berhubungan dengan sifat media yang dilewati oleh perambatan suara akibat bentuk struktur yang berongga akan
memudahkan gelombang udara masuk kedalam bahan dan terserap atau terperangkap sebagian besar kedalam struktur tersebut. Dengan
demikian suara yang keluar dan atau dipantulkan oleh bahan polymeric foam akan mengalami pelemahan.
8. Sifat Viskoakustik
Sifat ini berhubungan dengan peredaman fluida yang dihubungkan dengan geometri, bentuk mikrostrukturnya yang sama dengan sifat
elastiknya. 3. Katalis MEKPO
Katalis merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi polimerisasi struktur komposit pada kondisi suhu kamar dan tekanan
atmosfir. Jenis katalis yang digunakan adalah jenis Methyl Ethyl Keton Peroksida MEKPO, seperti diperlihatkan pada gambar 3.20.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.20. Katalis Pemberian katalis dapat berfungsi untuk mengatur waktu pembentukan
gelembung blowing agent, sehingga tidak mengembang secara berlebihan, atau terlalu cepat mengeras yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembentukan
gelembung. 4. Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS
Bahan penguat komposit yang digunakan ialah dari bahan TKKS yang kemudian dibentuk menjadi ukuran halus dan dicampur dalam matriks. Ukuran
serat TKKS yang belum dicacah adalah 13-18cm dan serat ini dihaluskan lagi
hingga mencapai ukuran 0,5-1 cm.
3.3. Desain Speed bump
Desain Speed bump diawali dengan melakukan simulasi dengan terhadap bentuk Speed bump yang sudah umum dipergunakan.
3.3.1 Bentuk speed bump concrete foam dan berongga 1”,2” dan 3” inci
a b
Gambar 3.21 Model: aconcrete b rongga 1 inci c rongga 2 inci d rongga 3 inci
Universitas Sumatera Utara
c d
Gambar 3.21. Lanjutan
Sedangkan cetakan concrete foam dan speed bump berongga 1”,2”,3” inci
yang dipergunakan diperlihatkan pada gambar 3.22.
Gambar 3.22. Cetakan concrete dan rongga 1”,2”3” inci
3.4 Prosedur Pembuatan Polymeric foam Pada penelitan metode yang digunakan untuk pembuatan polymeric foam
adalah dengan penuanagan pada cetakan. Cetakan yang digunakan adalah pipa dengan diameter 1”,2”dan 3” inci.
Prosedur pembuatan polymeric foam adalah sebagai berikut: 1. Memotong pipa dengan panjang sesuai lebar speed bump yang akan
diberi rongga yaitu 20 cm kemudian membelahnya menjadi 2 bagian. 2. Membersihkan pipa tersebut, kemudian lumasi dengan menggunakan
oli dengan tujuan menpermudah saat proses pembongkaran. 3. Persiapkan serat TKKS kemudian timbang sesuai kebutuhan yang
Universitas Sumatera Utara
ditentukan, pemilihan berbentuk serat panjang antara 0,5-1 cm. Serat TKKS ditunjukkan seperti pada gambar 3.23.
Gambar 3.23. Serat TKKS
4. Persiapkan polyester resin tak jenuh kemudian timbang sesuai kebutuhan yang telah ditentukan, selanjutnya campurkan dengan serat
TKKS yang telah dipersiapkan sebelumnya. 5. Masukkan katalis kemudian aduk dengan mixer.
6. Setelah bahan tercampur dengan merata masukkan blowing agent. Blowing agent ditunjukkan seperti pada gambar 3.24.
Gambar 3.24. Blowing agent
7. Setelah bahan tercampur kemudian tuangkan kadalam cetakan yang telah dipersiapkan.
8. Biarkan bahan penyusun tersebut mengeras, kemudian produk tersebut dipisahkan dengan cetakan setelah 1 × 24 jam. Hasilnya diperlihatkan
pada gambar 3.25.
Universitas Sumatera Utara
a b
c Gambar 3.25. polymeric foam
a 1” inci b 2” inci c 3” inci Tabel 3.5. Komposisi material
No B.A
Resin Serat
Katalis V1
1 20
60 10
10 2
30 50
10 10
3 40
40 10
10 4
80 10
10
V2
1 20
65 5
10 2
20 55
25 10
V3
1 40
35 15
10
Universitas Sumatera Utara
2 10
70 10
10
3.5. Prosedur Pembuatan Speed Bump
Pada penelitian metode yang digunakan untuk pembuatan Speed Bump adalah dengan dituang. Bahan yang dipakai adalah concrete foam dan rongga
1”,2”3” inci. Prosedur pembuatan speed bump adalah sebagai berikut:
1. Melumasi dengan oli pada bagian dalam cetakan dengan tujuan untuk
mempermudah proses pembongkaran. 2.
Mengayak pasir untuk mendapatkan ukuran butir yang sama dan memisahkan partikel lain yang tidak dibutuhkan seperti kotoran-
kotoran kayu, daun kering, dll. 3.
Mengayak semen untuk memisahkan gumpalan-gumpalan semen yang disebabkan oleh kelembaban lingkungan penyimpanan.
4. Persiapkan serat TKKS timbang serat sesuai dengan komposisi yang
telah ditentukan. Pemilihan serat berbentuk serat panjang antara 0,5-1 cm.
5. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan yaitu: serat TKKS, Mortar
semen, pasir dan air, bahan pengembang, Berat material keseluruhan yang dibutuhkan ialah 22 kg yang diperoleh dari volume cetakan
sebesar 0,022 m
3
dengan asumsi density air 1000 Kgm
3
, berikut komposisi bahan spesimen ditunjukkan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6. Komposisi bahan spesimen dalam satuan gram.
Blowing Agent 5 Tkks
3
Semen
26
Pasir
38
Air
28
BA Foam
1
Air
60 669
Universitas Sumatera Utara
5798 8474
6244 18
1115
6. Hidupkan
mesin pengaduk. 7.
Masukkan pasir seperti pada
gambar 3.26.
Gambar 3.26. Penuangan pasir 8.
Pencampuran semen
diperlihatkan pada gambar 3.27.
Gambar.3.27. Penuangan semen 9.
Masukkan serat TKKS setelah semen dan pasir tercampur dengan merata diperlihatkan pada gambar 3.28.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.28. Penuangan serat TKKS 10.
Campurkan air seperti pada gambar 3.29
Gambar 3.29. Pencampuran air
Universitas Sumatera Utara
11. Masukkan bahan pengembang 7 sampai busa terbentuk gambar 3.30.
.
Gambar.3. 30. Penuangan bahan pengembang 11. Setelah pengadukan beberapa menit, maka hasil akhir adalah
beton berbusa dengan agregat ringan serat TKKS, dan segera lakukan pengecoran atau menuangkan kedalam cetakan pada
gambar 3.31.
Gambar.3.31. Penuangan mortar dalam cetakan
12. Selanjutnya biarkan campuran bahan penyusun mengeras, kemudian produk tersebut dipisahkan dengan cetakan setelah
1 × 24 jam. Hasilnya diperlihatkan pada gambar 3.32.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.32. Speed bump berbahan concrete foam diperkuat serat TKKS Selanjutnya produk tersebut direndam dalam air selama 7 × 24 jam
karena semen masih membutuhkan air untuk proses pengikatan partikel-partikel sehingga produk menjadi lebih keras.
13. Setelah perendaman produk selama 7×24 jam maka produk dikeringkan dengan udara bebas sampai berat produk konstan.
14. Selanjutnya dapat dilakukan pengambilan data density dan penguji impak jatuh bebas gambar 3.33.
Gambar 3.33. Pengujian impak jatuh bebas
3.6. Prosedur Pengujian Impak Jatuh Bebas