27
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Metode Nilai Risiko
Dalam iklim globalisasi yang begitu dinamik, ketidakpastian merupakan hal yang mau tidak mau perlu diperhatikan. Dengan demikian besarnya ketidakpastian,
berimplikasi pada semakin besar risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, pengukuran risiko menjadi kata kunci dalam berbisnis saat ini. Pengukuran risiko secara formal,
sudah lama dilakukan oleh institut finansial, terutama bank. Akhir-akhir ini, pengukuran secara formal juga mulai dilakukan pada sektor lainnya seperti pada
sektor energi, dan telekomunikasi. Tingginya kebutuhan untuk mengukur risiko secara lebih tepat,
menyebabkan banyak metode-metode pengukuran yang diusulkan baik dari peneliti maupun praktisi. Dari sekian banyak metode pengukuran risiko yang ada, hanya
nilai risiko yang paling banyak digunakan dan menjadi faktor standar pengukuran risiko. Nilai risiko menjadi populer karena metode ini menggabungkan keunggulan
dari pengukuran-pengukuran risiko sebelumnya. Nilai risiko merupakan sebuah konsep yang digunakan dalam pengukuran
risiko dalam manajemen risiko. Dalam analisis risiko keuangan perhitungan nilai risiko, merupakan pengukuran kemungkinan kerugian terburuk dalam kondisi pasar
yang normal pada kurun waktu T dengan tingkat kepercayaan tertentu α.
3.2 Nilai Risiko Pada Data Keuangan
Data keuangan di Indonesia menunjukkan pola skewness sehingga ada keinginan untuk memperhatikan fakta empiris ini dalam perhitungan nilai risiko dalam
berinvestasi di pasar modal.
27
Universitas Sumatera Utara
28
Parameter skewness menunjukkan derajat ketaksimetrisan dari distribusi di antara nilai rata-ratanya. Nilai negatif dari skewness menunjukkan asimetris yang
condong ke kiri sementara sebaliknya condong ke kanan. Nilai skewness ini memberikan gambaran intuitif ke arah mana kira-kira bentuk asimetri dari ekor
gemuk distribusinya. Di sisi lain kurtosis menunjukkan tinggi rendahnya sebuah distribusi data relatif terhadap distribusi normal. Data keuangan yang sering kali
menunjukkan pola skewness dan kurtosis platikurtik dan leptokurtik menunjukkan bahwa terdapat banyak kejadian yang ternyata berada jauh dari nilai rata-rata,
kontras dengan apa yang ditunjukkan dengan distribusi normal. Dalam analisis data keuangan, yang terjadi pusat perhatian adalah fluktuasi
harga yang merupakan variabel yang menunjukkan naik turunnya harga dari mekanisme pasar yang berimbas terhadap keuntungan. Yang menjadi pertanyaan
tentunya adalah bagaimana jika keuntungan data keuangan yang dianalisis ternyata tidak membentuk distribusi normal. Ini tentu saja menjadi masalah yang harus di
teliti.
3.3 Contoh Data Nilai Harga Saham