Contoh Data Nilai Harga Saham Analisa Perhitungan Pada Instrumen Saham

28 Parameter skewness menunjukkan derajat ketaksimetrisan dari distribusi di antara nilai rata-ratanya. Nilai negatif dari skewness menunjukkan asimetris yang condong ke kiri sementara sebaliknya condong ke kanan. Nilai skewness ini memberikan gambaran intuitif ke arah mana kira-kira bentuk asimetri dari ekor gemuk distribusinya. Di sisi lain kurtosis menunjukkan tinggi rendahnya sebuah distribusi data relatif terhadap distribusi normal. Data keuangan yang sering kali menunjukkan pola skewness dan kurtosis platikurtik dan leptokurtik menunjukkan bahwa terdapat banyak kejadian yang ternyata berada jauh dari nilai rata-rata, kontras dengan apa yang ditunjukkan dengan distribusi normal. Dalam analisis data keuangan, yang terjadi pusat perhatian adalah fluktuasi harga yang merupakan variabel yang menunjukkan naik turunnya harga dari mekanisme pasar yang berimbas terhadap keuntungan. Yang menjadi pertanyaan tentunya adalah bagaimana jika keuntungan data keuangan yang dianalisis ternyata tidak membentuk distribusi normal. Ini tentu saja menjadi masalah yang harus di teliti.

3.3 Contoh Data Nilai Harga Saham

Berikut ini adalah data deret waktu keuangan yang dipilih untuk dianalisis menggunakan saham PT. Gudang Garam Tbk. Data amatan diambil sebanyak 30 hari dari masing-masing saham terhitung pada tanggal 29 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 10 Oktober 2016. Sumber data nilai harga saham tersebut diambil dari www.finance.yahoo.com Universitas Sumatera Utara 29 Tabel 3.1 Data nilai harga saham PT Gudang Garam Tbk di Bursa Efek Jakarta Tanggal Harga Saham 29Agustus 2016 64.900Lot 30Agustus 2016 63.875Lot 31Agustus 2016 64.400Lot 1September 2016 62.500Lot 2 September 2016 63.300Lot 5 September 2016 64.000Lot 6September 2016 64.450Lot 7September 2016 63.275Lot 8 September 2016 62.450Lot 9 September 2016 61.125Lot 13 September 2016 60.000Lot 14 September 2016 61.000Lot 15 September 2016 62.500Lot 16 September 2016 62.500Lot 19 September 2016 65.025Lot 20 September 2016 63.950Lot 21 September 2016 64.375Lot 22 September 2016 65.125Lot 23 September 2016 65.125Lot 26 September 2016 64.000Lot 27 September 2016 64.075Lot 28 September 2016 63.600Lot 29 September 2016 62.500Lot 30 September 2016 62.000Lot 3 Oktober 2016 64.900Lot 4 Oktober 2016 66.975Lot 5 Oktober 2016 66.975Lot 6 Oktober 2016 66.850Lot 7 Oktober 2016 65.900Lot 10 Oktober 2016 65.025Lot Universitas Sumatera Utara 30

3.4. Analisa Perhitungan Pada Instrumen Saham

Banyak pengukuran nilai risiko yang didasari pada asumsi distribusi normal, dan banyak juga return instrumen saham yang tidak mengikuti pola distribusi normal. Metode nilai risiko dihitung berdasarkan dua momen distribusi saja yaitu rata-rata dan standar deviasi, sementara banyak data keuangan memiliki informasi yang penting juga pada momen ketiga dan keempat yaitu skewness dan kurtosis, yang akan diperkenalkan untuk mengatasi kesulitan dalam analisis risiko yang bersandar pada normalitas distribusi data. Untuk itu akan dihitung terlebih dahulu nilai statistik deskriptif yang meliputi nilai rata-rata, modus, median dan standar deviasi. Sebagai contoh akan dihitung nilai saham PT. Gudang Garam Tbk dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar 60.000 61.000 61.125 62.000 62.450 62.500 62.500 62.500 62.500 63.275 63.300 63.600 63.875 63.950 64.000 64.000 64.075 64.375 64.400 64.450 64.900 64.900 65.025 65.025 65.125 65.125 65.900 66.850 66.975 66.975 2. Hitung rentang yaitu data terbesar – data terkecil = 66.975 – 60.000 = 6.975 3. Hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu: Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 1,4771 = 1 + 4,87443 = 5,87443 Banyaknya kelas sebanyak enam kelas. Universitas Sumatera Utara 31 4. Hitung panjang kelas interval dengan rumus: � = ������� ����������� = 6.975 6 = 1.162,5 = 1.162 5. Tentukan panjang kelas interval pertama. Biasanya diambil data terkecil = 60.000 Tabel 3.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Interval Frekuensi � � Frekuensi Kumulatif � � Tanda Kelas � � Produk � � � � 60.000 – 61.162 3 3 60.581 181.743 61.163 – 62.325 1 4 61.774 61.774 62.326 – 63.488 7 11 62.907 440.349 63.489 – 64.651 9 20 64.070 576.630 64.652 – 65.814 6 26 65.233 391.398 65.815 – 66.977 4 30 66.396 265.584 Jumlah 30 1.917.478  Mean : �̅ = ∑� � � � ∑� � = 1.917.478 30 = 63.915,93 Universitas Sumatera Utara 32  Modus �� = � + � � � 1 � 1 + � 2 � dengan: b = batas bawah kelas modus p = panjang kelas modus � 1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi satu kelas sebelumnya � 2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi satu kelas berikutnya Dari kelas modus ini didapat: b = 63.488,5 � 1 = 9 - 7 = 2 � 2 = 9 – 6 = 3 p = 1.162 Sehingga: � � = 63.488,5 + 1.162 � 9 −7 9 −7+9−6 � = 63.488,5 + 1.162 � 2 5 � = 63.488,5 + 1.162 0,4 = 63.488,5 + 464,8 = 63.953,3 Universitas Sumatera Utara 33  Median �� = � + � � 1 2 � − � � � dengan: b = tepi batas bawah kelas median p = panjang interval median n =jumlah seluruh frekuensi F = jumlah frekuensi sebelum kelas median f = frekuensi kelas median Setengah dari seluruh data adalah 15 buah. Jadi median akan terletak di kelas keempat, karena sampai dengan ini jumlah frekuensi sudah lebih dari 15. Dari kelas median didapat: b =63.488,5 p = 1.162 n = 30 F = 11 f = 9 Sehingga: �� = 63.488,5 + 1.162 � 30 2 − 11 9 � = 63.488,5 + 1.162 � 4 9 � = 63.488,5 + 516,44 = 64.004,94  Standard deviasi � 2 = ∑ � � � � − �� 2 �∑ � � � Universitas Sumatera Utara 34 dengan: σ = Varian � � = Nilai x ke i �̅ = rata – rata n = jumlah sampel � � = frekuensi Tabel 3.3 Tabel Distribusi Frekuensi Lanjutan Sehingga: � = � ∑ � � � � − �� 2 �∑ � � � � = � 293 . 012 . 743,5 30 � = √9.767.091 = 3125,24 Kelas Interval f � � � � � � � � � − �̅ � − �̅ 2 � � � − �̅ 2 60.000 – 61.162 3 3 60.581 181.743 -3.334,93 11.121.758,10 33.365.274,31 61.163 – 62.325 1 4 61.774 61.774 -2.141,93 4.587.864,12 18.351.456,5 62.326 – 63.488 7 11 62.907 440.349 -1.008,93 1.017.939,74 11.197.337,19 63.489 – 64.651 9 20 64.070 576.630 154,07 23.737,56 474.751,298 64.652 – 65.814 6 26 65.233 391.398 1.317,07 1.734.673,38 45.101.508,01 65.815 – 66.977 4 30 66.396 265.584 2.480,07 6.150.747,20 184.522.416,1 Jumlah 30 1.917.478 24.636.720,13 293.012.743,5 Universitas Sumatera Utara 35  Skewness �� = �̅ − �� � = 3 63.915,93 − 64.004,94 3125 ,24 = -0,085  Kurtosis � = �� � 90 −�10 = 1 2 � 3 −� 1 � 90 −� 10 dimana: SK = rentang semi antar kuartil K 1 = kuartil kesatu K 3 = kuartil ketiga P 10 = persentil kesepuluh P 90 = persentil ke-90 P 90 – P 10 = rentang 10 – 90 persentil Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya � 1 dan � 3 dihitung dengan rumus: � � = � + � � �� 4 − � � � dengan: b = batas kelas � � ialah interval dimana � � akan terletak p = panjang kelas � � F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas � � f =frekuensi kelas � � i = 1,2,3 Universitas Sumatera Utara 36 untuk menghitung � 1 maka 1 4 x 30 data = 7,5 data. Dengan demikian � 1 terletak dalam kelas interval ketiga, dan kelas ini merupakan kelas � 1 . Dari kelas � 1 didapatkan: b = 62.325,5 p = 1.162 F = 4 f = 7 i = 1 n = 30 Sehingga: � 1 = 62.325,5 + 1.162 � 130 4 − 4 7 � = 62.325,5 + 1.162 4,29 = 62.325,5 + 4980 = 67305,5 Untuk menghitung � 3 maka 3 4 x 30 data = 22,5 data. Dengan demikian � 3 terletak dikelas kelima, dan kelas ini merupakan kelas � 3 . Dari kelas � 3 didapatkan: b = 64.651,5 p = 1.162 F = 20 f = 6 i = 3 n = 30 Universitas Sumatera Utara 37 Sehingga: � 3 = 64.651,5 + 1.162 � 330 4 − 20 6 � = 64.651,5 + 1.162 −2,41 = 64.651,5 + −2812,04 = 61839,46 Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya � 10 dan � 90 dihitung dengan rumus: � � = � + � � �� 100 − � � � dengan: b = batas kelas � � ialah interval dimana � � akan terletak p = panjang kelas � � F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas � � f = Frekuensi kelas � � i = 1,2,3,...,99 Untuk menghitung � 10 maka 10 x 30 data = 3 data. Dengan demikian � 10 terletak dikelas pertama, dan kelas ini merupakan kelas � 10 . Dari kelas � 10 didapatkan: b = 59.999,5 p = 1.162 F = 0 f = 3 Universitas Sumatera Utara 38 Sehingga: � 10 = 59.999,5 + 1.162 � 1030 100 − 0 3 � = 59.999,5 + 1.1621 = 61161,5 Untuk menghitung � 90 maka 90 x 30 data = 27 data. Dengan demikian � 90 terletak dikelas pertama, dan kelas ini merupakan kelas � 90 . Dari kelas � 90 didapatkan: b = 65.814,5 p = 1.162 F = 26 f = 4 Sehingga � 90 = 65.814,5 + 1.162 � 9030 100 − 26 4 � = 65.814,5 + 1.162 0,25 = 66105 Maka koefisien kurtosis adalah: � = �� � 10 − � 90 = 1 2 � 3 − � 1 � 90 − � 10 = 1 2 61839,46 − 67305,5 66105 − 61161,5 = −2733,02 4943,5 = −0,55 Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 3.4 Hasil Perhitungan nilai saham Nama Saham Mean Standard deviasi Skewness Kurtosis PT. Gudang Garam 63.915,93 3125,24 -0,085 −0,55 Dengan memperhatikan tabel 3.3, dapat dilihat bahwa nilai skewness menunjukkan data yang simetris dengan nilai rata-ratanya. Nilai negatif dari skewness menunjukkan kurva condong kiri. Sedangkan nilai negatif pada kurtosis menunjukkan rendahnya sebuah data terhadap distribusi normal. Gambar 3.1 Kurva menceng kiri Tabel 3.5 Nilai yang didapat dari distribusi Z Dari tabel 3.3 akan dihitung kesalahan dengan asumsi norma dan kesalahan dengan skewness dan kurtosis menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5. Perhitungan nilai risiko dengan kesalahan normal disimbolkan dengan Ѱ normal dinyatakan sebagai: Ѱ normal = mean − aσ Universitas Sumatera Utara 40 Perhitungan nilai risiko dengan kesalahan skewness dan kurtosis disimbolkan Ѱ SK dinyatakan sebagai: a ׳ α = α + �� 6 α – 1 + � 24 α – 3α – �� 2 36 2α – 5α dengan: sk = nilai skewness k = nilai kurtosis sehingga rumusnya dapat diperoleh: Ѱ SK = mean − a׳σ Pada saham PT. Gudang Garam Tbk dapat dihitung Ѱ normal dan Ѱ SK menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5. Ѱ normal = mean − aσ = 63915,93 − 1,6453125,24 = 63915,93 − 5141,02 = 58.774,91 a ׳ α = α + SK 6 α – 1 + k 24 α – 3α – SK ² 36 2α – 5α = 0,95 + −0,085 6 0,95 − 1 + −0,55 24 �0,95 − 30,95� − −0,085 ² 36 20,95 − 50,95 = 0,95 + −0,014−0,05 + −0,0229−1,9 − 0,0002−2,85 = 0,95 + 0,0007 + 0,0435 − −0,00057 = 0,9947 Sehingga: Ѱ SK = mean − a׳σ = 63.915,93 − 0,99473125,24 = 63.915,93 − 3108,895 = 60.807,04 Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 3.6 Hasil perhitungan perbandingan Ѱ ������ dan Ѱ �� dengan tingkat kepercayaan 5 Nama Saham Ѱ normal Ѱ SK PT Gudang Garam Tbk 58.774,91 60.807,04 Dari tabel di atas terlihat bahwa Ѱ ������ sebesar Rp. 58.774,91 dan harga saham dalam keadaan tertinggi Ѱ �� sebesar Rp. 60.807,04. sehingga perhitungan skewness dan kurtosis pada nilai risiko menghasilkan nilai risiko yang lebih besar daripada perhitungan nilai risiko yang mengasumsikan kenormalan. Universitas Sumatera Utara 42

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN