2.2.5 Respon Adaptasi
Respon atau perilaku adaptasi seseorang terhadap perubahan atau kemunduran bergantung pada stimulus yang masuk dan kemampuan adaptasi
orang tersebut. atau kemampuan adaptasi seseorang ditentukan oleh tiga hal, yaitu masukan input, control, dan keluaran output Asmadi, 2008. Respon
individu terhadap stimulus lingkungan dapat berupa respon adaptif dan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat meningkatkan integritas
dan membantu individu untuk mencapai tujuan dari adaptasi sendiri, seperti bertahan hidup, tumbuh, bereproduksi, penguasaan dan perubahan pada individu
maupun lingkungan. Sebaliknya, respon maladaptif dapat menggagalkan atau mengancam tujuan adaptasi Alligood Tomey, 2010.
2.3 Adaptasi psikologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian secara psikologis dengan melakukan mekanisme pertahanan diri yang bertujuan melindungi atau bertahan
dari serangan atau hal yang tidak menyenangkan. Adaptasi psikologis bisa bersifat konstruktif atau deskruktif. Perilaku yang konstruktif membantu individu
menerima tantangan untuk memecahkan konflik, bahkan rasa cemaspun bisa menjadi konstruktif, jika dapat memberi sinyal adanya suatu ancaman sehingga
individu apat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya perilaku deskruktif tidak membantu individu mengatasi stressor. Hidayat. 2006.
Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik. Bahkan ansietas dapat konstrukti misalnya, ansietas dapat
menjadi tanda bahwa terdapat ancaman sehingga seseorang dapat melakukan
Universitas Sumatera Utara
tindakan untuk mengurangi keparahannya. Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah, keperibadian, dan situasi yang
sangat berat, kemampuan untuk berfungsi. Ansietas dapat juga bersifat destruktif mis. jika seseorang tidak mampu beritindak melepaskan diri dari stressor. Sama
halnya, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan dapat dipandang sebagai perilaku adapatif dalam kenyataannya hal ini malah meningkatkan stress dan
bukan menurunkan stress.Perilaku adaptif psikologis individu membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi stressor. Perilaku ini diarahkan pada
penatalaksanaan stress dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan individu mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima dan
berhasil potter perry, 2005 Perilaku adaptasi psikologis juga mengacu pada mekanisme koping coping
mechanisme yang berorientasi pada tugas task oriented dan mekanisme pertahanan iri ego oriented Hidayat, 2006.
2.3.1 Reaksi yang berorientai pada tugas. Reaksi ini melibatkan penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi
stres dan memecahkan masalah. Terdapat tiga jenis perilaku yang umum yakni: 1 Menyerang, yaitu bertindak menghilangkan, mengatasi stressor, atau
memenuhi kebutuhan, misalnya berkonsultasi dengan orang yang ahli. 2 Menarik diri dari stressor secara fisik maupun emosi.
3 Berkompromi, yaitu mengubah metode yang biasa digunakan, mengganti tujuan, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Reaksi yang berorientasi pada ego Reaksi ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri secara psikologis
untuk mencegah gangguan psikologis yang lebih dalam. Mekanisme pertahanan diri tersebut adalah:
1 Rasionalisasi. Berusaha memberikan alasan yang rasional sehingga masalah yang dihadapinya dapat teratasi.
2 Pengalihan. Upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melakukan pengalihan tingkah laku pada objek lain, contohnya jika seserorang terganggu
akibat situasi gaduh yang disebabkan oleh temannya, maka ia berupaya menyalahkan temanya tersebut.
3 Kompensasi. Mengatasi masalah dengan mencari kepuasan pada keadan lain. Misalnya, seseorang memiliki masalah karena menurunya daya ingat, maka
di sisi lain, ia berusaha menonjolkan bakal melukis yang dimilikinya. 4 Identifikasi. Meniru perilaku orang lain dan berusaha mengikuti sifat
karakteristik, dan tindakan orang tersebut. 5 Represi. Mencoba menghilangkan pikiran masalah yang secara sadar tidak
dapat diterima dan tidak memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan. 6 Penyangkalan. Upaya pertahanan diri dengan cara menyangkal masalah yang
dihadapi atau tiak mau menerima kenyataan yang dihadapinya, misalnya menolak kenyataan bahwa pasangan sudah meninggal dunia dengan cara
tetap melakukan rutinitas seolah-olah pasangan masih ada Hidayat, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Masalah Psikologis pasien TB