5.2. Pembahasan
Hasil penelitian menujukkan bahwa adaptasi psikologis pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan adalah adaptif yaitu 32
orang 80 dan yang mengalami maladaptif yaitu 8 orang 20. Ini menunjukkan pasien tuberkulosis paru memiliki mekanisme pertahanan diri yang
baik. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari Winarni, Setiowati,
Rahayu, Parante 2003 dengan judul adaptasi psikologi pada klien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
menunjukkan bahwa pasien kanker payudara dapat beradaptasi dengan baikdengan persentase 85,7. Penelitian ini sama dengan menggunakan analisis
deskriptif sederhana dan yang membedakan adalah responden , jumlah sampel, dan tempat penelitian.
Hasil ini juga didukung oleh pernyataan Roy 1991 menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan
perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang maladaptif. Secara ringkas, menurut Roy 1991 mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk
biospsikososial dan spiritual sebagai satu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga individu selalu berinteraksi terhadap
perubahan lingkungan. Ini juga didukung oleh Sundari 2005 adaptasi adaptif jika tidak adanya ketegangan emosi, bila individu menghadapi problema, tetap
tenang, tidak panik, sehingga dapat dalam memecahkan masalah dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan rasio dan emosinya terkendali, dalam memecahkan realitas dan objektif.
adaptasi psikologis dipengaruhi oleh usia, Pendidikan terakhir dan sosial ekonomi, dan pengobatan. ini juga didukung oleh pernyataan Juliana 1998
bahwa kondisi fisik yang baik, psikologi yang baik, pengalaman terhadap penyakit, sosial ekonomi, dan sosial dapat mempengaruhi adaptasi.
Hitchlock dkk 1999 mengatakan bahwa usia dewasa mempunyai kemampuan beradaptasi pada perubahan dan lebih stabil dan matang dalam mengambil
keputusan. Pada penelitian ini, usia responden mayoritas adalah dewasa muda yaitu dengan jumlah 18 orang 45. Peneliti berpendapat bahwa responden
mampu beradaptasi dengan perubahan, dan mengambil keputusan dengan baik untuk pergi ke pelayanan kesehatan bukti bahwa responden bisa beradaptasi
dengan adaptif walaupun mengalami perubahan yakni melakukan terapi regimen pengobatan.
Pada penelitian ini, pendidikan terakhir responden mayoritas adalah SMA dengan jumlah 25 orang 62,5. Menurut Tarwoto Wartonah, 2003 faktor
pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan klien dengan pendidikan yang tinggi akan lebih mampu mengatasinya dan menggunakan koping yang
efektif serta konstruktif dari pada seseorang dengan pendidikan rendah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
kemampuan didalam dan diluar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pada penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa pasien tuberkulosis paru bisa
Universitas Sumatera Utara
beradaptasi dengan baik karena pendidikan terakhir pasien tuberkulosis mayoritas adalah SMA sehingga sudah mampu mengatasi perubahan yang dialami. Ini juga
didukung oleh Nursalam 2001 bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk bersikap berperan serta
dalam pembangunan kesehatan. Pada penelitian ini, mayoritas responden mempunyai penghasilan dibawah
Rp. 1.800.000, dengan jumlah 22 orang 55. Menurut Roy 1989 mengatakan faktor eksternal antara lain masalah keuangan memegang peranan penting dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi yang terkait dengan kebutuhan biaya kesehatan. Pada penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa mayoritas pasien tuberkulosis
paru mempunyai adaptasi adaptif adalah karena pasien tuberkulosis paru hanya memikirkan kesembuhan dan untuk biaya terapi pengobatan bisa didapatkan
dengan gratis yang mereka dapatkan akhirnya di pelayanan kesehatan. Ini didukung dengan pernyatan WHO 2013 membuat program DOTS untuk pasien
Tuberkulosis. Pada penelitian ini, responden yang diteliti merupakan pasien tuberkulosis
yang baru didiagnosa dan bukan pasien berulang MDR sehingga pasien tidak memiliki riwayat kegagalan pengobatan sebelumnya. Kozier et al 2010
mengatakan bahwa seseorang yang pernah mengalami kegagalan mengaganggap dirinya gagal, sementara orang yang memiliki riwayat keberhasilan memiliki
konsep diri yang lebih positif, yang kemungkinan dapat mencapai lebih banyak keberhasilan. Pada hasil penelitian ini, merupakan pasien tuberkulosis baru
Universitas Sumatera Utara
didagnosa dan belum ada pengalaman gagal sehingga adaptasi psikologis adaptif karna pasien tuberkulosis tidak mau gagal dalam pengobatan.
Pada penelitian ini berdasarkan pernyataan kuesioner. Responden menjawab sering dengan 2 pernyataan yakni tidak perlu khawatir, karena smasih bisa
sembuh dengan jumlah 19 orang 47,5 dan walaupun menderita penyakit ini, keluarga masih menyayangi dengan jumlah 17 42,5. Menurut Tarwoto
Wartonah 2003 seseorang yang telah menikah akan lebih mempunyai rasa percaya diri dan ketenangan dalam melakukan kegiatan, karena mereka pernah
mengalami menjadi bagian keluarga, maupun anggota masyarakat, sehingga diharapkan dapat memahami keberadaanya. pada hasil penelitian ini didapatkan
bahwa responden pasien tuberkulosis paru adaptasinya adaptif adalah karena dukungan faktor keluarga yang diterima responden.
Keterbatasan peneliti.
1. Instrumen pengumpulan data dibuat sendiri oleh peneliti dan baru pertama kali digunakan sehingga belum sempurna..
2. Selama melakukan penelitian, peneliti tidak membahas mengenai penyakit penyerta.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan