Analisa grafik HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.3 Sketsa pengujian alat

4.4 Analisa grafik

Berikut adalah grafik hasil pengujian mesin pendingin dengan menggunakan agilent, termokopel dan alat pengukur cuaca HOBO pada tanggal 29 Agustus 2015 pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB. Rentang waktu pengujian 210 menit. Hasil pengujian antara lain nilai RH, temperatur dalam dan luar ruangan, dew point, radiasi matahari dan temperatur dalam ruangan mesin Universitas Sumatera Utara pendingin yang ditunjukkan pada gambar 4.4 sampai gambar 4.9. Berikut grafik nilai RH ditunjukkan pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik humuditas relative RH Grafik RH Relative Humidity diatas menunjukkan kelembaban relative udara pada saat pengujian dalam satuan persen. Grafik RH ini diperoleh dari alat pengukur cuaca HOBO. Data yang diperoleh dengan menggunakan alat pengukur cuaca HOBO disajikan dalam bentuk tabel pada Microsoft excel yang kemudian dibuat menjadi bentuk grafik. Interval pengukuran pengujian adalah 1menit. Relative humidity atau kelembaban temperatur adalah perbandingan antara tekanan temperatur uap air yang ada dalam udara terhadap tekanan saturasi uap air pada temperatur bola kering yang sama. Berikut grafik temperatur ruangan ditunjukkan pada gambar 4.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Grafik temperatur ruangan Grafik temperatur ruangan diatas menunjukkan temperatur ruangan pada saat pengujian dalam satuan derajat celcius Grafik temperatur ruangan ini diperoleh dari alat pengukur suhu Agilent dan termokopel. Hasil pengukuran dengan menggunakan agilent tersimpan dalam format tabel Microsoft Excel yang kemudian dibuat menjadi grafik. Interval pengukuran pengujian adalah 1menit. Pada grafik suhu ruangan diatas terjadi peningkatan suhu dari 29,3 derajat celcius menjadi 33 derajat celcius. Ini disebabkan oleh pengaruh penyinaran matahari karena pergantian hari dari pagi hari ke siang hari dimana pada siang hari panas matahari yang terserap lingkungan lebih banyak dibandingkan pada pagi hari saat cuaca cerah. Berikut grafik temperatur luar ruangan ditunjukkan pada gambar 4.6. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Grafik temperatur luar ruangan Grafik temperatur luar ruangan diatas menunjukkan temperatur udara luar ruangan pada saat pengujian dalam satuan derajat celcius Grafik temperatur luar ruangan ini diperoleh dengan menggunakan alat pengukur cuaca HOBO. Interval pengukuran pengujian adalah 1menit. Grafik hasil pengukuran temperatur luar ruangan menunjukkan penurunan temperatur dari 38 derajat celcius menjadi 33 derajat celcius. Ini disebabkan antara lain oleh pergerakan angin dimana kecepatan pergerakan angin mempengaruhi pergerakan awan. Dan pergerakan awan mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk menyebabkan panas yang diserap berkurang karena dipantulkan ataupun dibiaskan oleh kumpulan awan. Berikut grafik dew point ditunjukkan pada gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Grafik titik embun Grafik titik embun Dew point diatas diperoleh dengan menggunakan alat pengukur cuaca HOBO. Satuan dari titik embun selama pengujian adalah dalam derajat celcius interval pengukuran 1 menit. Dew point atau titik embun adalah temperatur udara saat terjadi kondensasi. Temperatur udara pada saat mulai terbentuk embun disebut temperatur dew point. Dew point adalah udara yang didinginkan tanpa perubahan tekanan dan kelembapan agar menjadi jenuh. Dew point yang tinggi menunjukkan jumlah uap air tinggi, dan dew point yang rendah menunjukkan jumlah uap air yang rendah. Perbedaan antara dew point dengan suhu ruangan menentukan nilai RH. Berikut grafik radiasi matahari pada saat pengujian ditunjukkan pada gambar 4.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Grafik radiasi matahari Grafik intensitas radiasi matahari diatas diperoleh dengan menggunakan alat pengukur cuaca HOBO dengan satuan yang digunakan dalam satuan wattmeter kuadrat Wm 2 . Dengan interval pengukuran 1menit. Radiasi matahari dipengaruhi beberapa factor antara lain jarak antara bumi dan matahari, waktu pagi-siang-malam, arah lereng, panjang hari, letak lintang, dan kondisi atmosfer bumi. Pergerakan angin dan awan juga mempengaruhi radiasi matahari dalam waktu yang singkat. Berikut hasil pengujian temperatur dalam ruangan mesin pendingin ditunjukkan pada gambar 4.9. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Grafik hasil pengujian alat dengan agilent Grafik diatas adalah grafik yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur suhu agilent dan termokopel. Termokopel sensor suhu diletakkan dalam mesin pendingin selama pengoperasian mesin pendingin. Hasil bacaan termokopel kemudian ditunjukkan pada agilent dan tersimpan didalam flashdisk yang telah terhubung ke agilent. Data yang tersimpan dalam flashdisk berbentuk tabel Microsoft Excel yang kemudian dibuat menjadi bentuk grafik yagn ditunjukkan pada gambar 4.9. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh hasil penelitian dari alat pendingin tanpa listrik dan freon adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan styrofoam sebagai bahan dasar untuk merancang mesin pendingin ruangan dikarenakan styrofoam mempunyai tingkat kekakuan yang tinggi serta konduktivitas termal yang rendah. 2. Total beban pendingin akibat perpindahan panas adalah 6,75297 W, kalor sensible total sebesar 13,236 W ,dan kalor laten total sebesar 4,893 W. 3. Temperatur terendah yang dapat dicapai alat berkisar antara 16-17 . 4. Waktu yang diperlukan untuk mengoperasikan alat untuk mencapai titik terendah adalah pada rentang waktu 80-90menit 5. Temperatur ruangan tertinggi selama percobaan yang dilakukan selama 10 hari berada pada rentang suhu 30-32 6. Alat dapat mempertahankan suhu rendah yang dicapai selama menit.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kotak styrofoam tertutup rapat sehingga tidak terjadi beban infiltrasi yang besar. 2. Diharapkan menggunakan activated carbon yang mempunyai daya serap uap alhokol yang lebih baik agar proses berjalan lebih optimal. 3. Diharapkan pipa dan pompa pada alat pendingin diisolasi dengan plester mengkilap agar dapat mengurangi panas yang masuk secara radiasi. Universitas Sumatera Utara