20
BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS
ASURANSI DI INDONESIA
A. Asuransi sebagai Bentuk Perjanjian Pengalihan Risiko
Perasuransian  adalah  istilah  hukum  legal  term  yang  dipakai  dalam perundang-undangan dan Perusahaan Perasuransian.  Istilah perasuransian berasal
dari  kata  “asuransi”  yang  berarti  pertanggungan  atau  perlindungan  atas  suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Apabila kata “asuransi”
diberi imbuhan per- an, maka muncul istilah hukum “perasuransian”, yang berarti
segala usaha yang berkenaan dengan asuransi.
19
Menurut  teori  pengalihan  risiko  risk  transfer  theory,  tertanggung menyadari  bahwa  ada  ancaman  bahaya  terhadap  harta  kekayaan  miliknya  atau
terhadap  jiwanya.  Jika  bahaya  tersebut  menimpa  harta  kekayaan  miliknya  atau terhadap  jiwanya,  dia  akan  menderita  kerugian  atau  korban  jiwa  atau  cacat
raganya. Secara ekonomi, kerugian material atau korban jiwa atau cacat raga akan mempengaruhi  perjalanan  hidup  seseorang  atau  ahli  warisnya.  Tertanggung
sebagai  pihak  yang  terancam  bahaya  merasa  berat  memikul  beban  risiko  yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
20
Manusia  memang  tidak  ingin  menderita  kerugian  dan  untuk  itu  ia berusaha  untuk  mencegahnya.  Tetapi  dapat  juga  terjadi  bahwa  karena  tindakan
pencegahan  itu  memerlukan  biaya  dan  orang  tersebut  tidak  mampu
19
Abdulkadir  Muhammad,  Hukum  Asuransi  Indonesia  Bandung:  Citra  Aditya  Bakti, 2006, hlm. 5.
20
Ibid., hlm. 12.
Universitas Sumatera Utara
menyediakannya,  maka  ia  pasrah  pada  risiko  itu.  Bahkan  juga  mungkin  bahwa seseorang  itu  sejak  semula  dengan  menyadari  adanya  sesuatu  risiko  dan  apabila
risiko itu nanti terwujud, dia pasrah saja akan menerimanya sebagai sesuatu yang sudah  menjadi  tersirat  dan  tersurat  sebagai  nasibnya.  Berat  tidaknya  sesuatu
kerugiankehilangan  adalah  tergantung  pada  ukuran  orang  yang  kehilangan  itu sendiri. Bukan berarti bahwa dengan sikap pasrah itu, orang tersebut menyambut
baik kehilangankerugian yang dideritanya. Ia menerima keadaan tersebut karena ia  mungkin  tidak  dapat  berbuat  apa-apa.  Sikap  menerima  atau  sikap  pasrah  ini
belum tentu berarti menghilangkan penderitaan material maupun moral bagi yang kehilangan,  kecuali  mungkin  bagi  orang-orang  yang  sudah  kaya  atau
berkecukupan atau berkelebihan.
21
Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
22
1. Speculative risk, yaitu risiko yang bersifat spekulatif yang bisa mendatangkan
rugi atau laba. Misal: seorang pedagang bisa untung atau rugi dalam usahanya. 2.
Pure  risk,  yaitu  risiko  yang  selalu  menyebabkan  kerugian.  Perusahaan Asuransi  beroperasi  dalam  bidang  pure  risk  kematian,  kapal  tenggelam,
kebakaran, dan sebagainya. Beban risiko dapat dikurangi atau dihilangkan apabila pihak tertanggung
berupaya mencari jalan kalau ada pihak lain yang bersedia mengambil alih beban risiko  ancaman  bahaya  dan  dia  sanggup  membayar  kontra  prestasi  yang  disebut
premi. Dalam dunia bisnis perusahaan Asuransi selalu siap menerima tawaran dari pihak  tertanggung  untuk  mengambil  alih  risiko  dengan  imbalan  pembayaran
21
DjokoPrakoso, Op.Cit., hlm. 15.
22
A. Abbas Salim, Op.Cit., hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
premi. Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam  harta  kekayaan  atau  jiwanya.  Dengan  membayar  sejumlah  premi
kepada  perusahaan  asuransi  penanggung,  sejak  itu  pula  risiko  beralih  kepada penanggung.  Apabila  sampai  berakhirnya  jangka  waktu  asuransi  tidak  terjadi
peristiwa yang merugikan, penanggung beruntung memiliki dan menikmati premi yang telah diterimanya dari tertanggung.
23
Pengalihan  risiko  dari  tertanggung  kepada  penanggung  diimbangi pembayaran premi oleh tertanggung terutama dalam perjanjian asuransi seimbang
beratnya  dengan  risiko  yang  dialihkan,  meskipun  dapat  diperjanjikan kemungkinan  prestasi  itu  tidak  perlu  seimbang.  Dalam  perjanjian  untung-
untungan  chance  agreement  para  pihak  sengaja  melakukan  perbuatan  untung- untungan  yang  tidak  bisa  digantungkan  pada  prestasi  yang  seimbang,  misalnya
pada perjudian dan pertaruhan.
24
Perbedaan antara asuransi dengan perjudian antara lain:
25
1. Asuransi  terutama  bertujuan  untuk  mengurangi  risiko  yang  sudah  ada  dalam
masyarakat,  dengan  jalan  mempertanggungkan  pada  Perusahaan  Asuransi reducing of risks.
2. Asuransi mempunyai sifat sosial terhadap masyarakat, berarti dari risiko-risiko
yang  ada  akan  ditanggung  oleh  perusahaan  asuransi.  Dengan  adanya  asuransi akan memberikan keuntungan-keuntungan tertentu pada masyarakat umumnya
jaminan hari tua, pendidikan anak-anak dan sebagainya.
23
Abdulkadir MuhammadOp.Cit., hlm. 13.
24
Ibid., hlm. 16.
25
A. Abbas Salim, Op.Cit., hlm. 8.
Universitas Sumatera Utara
3. Besarnya  risiko  kerugian  yang  timbul  bisa  kita  ketahui  mengenai  kerugian
yang diderita, dalam arti diukur degree of risks atau bisa kita tentukan risiko tersebut.
4. Kontrak  asuransi  dibuat  secara  tertulis  dan  mengikat  pihak-pihak  yang
mengadakan perjanjian. Usaha  pembentuk  undang-undang  di  dalam  menanggulangi  atau
mencegah  adanya  perjudian  atau  pertaruhan  yang  berlatar  belakang  asuransi  ini menciptakan  Pasal  254  KUHD  ialah,  “Apabila  pada  waktu  mengadakan  suatu
pertanggungan  atau  selama  berlangsungnya  perjanjian  itu,  suatu  pihak menyatakan  melepaskan  hal  hal  yang  oleh  ketentuan  undang-undang  diharuskan
sebagai pokok suatu perjanjian pertanggungan, ataupun hal-hal yang dengan tegas telah dilarang, maka pernyataan yang demikian itu adalah batal.”
Menurut  ketentuan  Pasal  256  KUHD,  setiap  polis  kecuali  mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat berikut ini:
1. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi.
2. Nama tertanggung untuk diri sendiri atau untuk pihak ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan.
4. Jumlah yang diasuransikan.
5. Bahaya-bahayaevenemen yang ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahayaenvenemen mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan
penanggung. 7.
Premi asuransi.
Universitas Sumatera Utara
8. Umumnya  semua  keadaan  yang  perlu  diketahui  oleh  penanggung  dan  segala
janji-janji khusus yang diadakan antara pihak. Disamping syarat-syarat khusus tersebut, dalam polis harus dicantumkan
juga  berbagai  asuransi  yang  diadakan  lebih  dahulu,  dengan  ancaman  batal  jika tidak  dicantumkan.  Berbagai  asuransi  yang  dimaksud  adalah  seperti  tercantum
dalam pasal KUHD berikut ini : 1. Reasuransi Pasal 271 KUHD.
2. Asuransi rangkap Pasal 252 KUHD. 3. Asuransi Insolvabilitas Pasal 280 KUHD.
4. Asuransi kapal yang sudah berangkat berlayar Pasal 603 KUHD. Hukum asuransi memiliki hubungan antara penanggung dan tertanggung,
dimana penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung dan tertanggung membayar  sejumlah  premi  sebagai  imbalannya.  Apabila  premi  tidak  dibayar,
asuransi  dapat  dibatalkan  atau  setidak-tidaknya  asuransi  tidak  berjalan.  Premi harus dibayar terlebih dahulu oleh tertanggung karena tertanggunglah pihak yang
berkepentingan.
26
Asuransi sebagai perjanjian timbal balik memiliki sifat konsensual, yang artinya sejak terjadi kesepakatan timbullah kewajiban dan hak kedua belah pihak.
Akan  tetapi,  asuransi  baru  berjalan  jika  kewajiban  tertanggung  membayar  premi telah  dipenuhi.  Dengan  kata  lain,  risiko  atas  benda  beralih  kepada  penanggung
sejak premi dibayar oleh tertanggung. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa ada
26
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 103.
Universitas Sumatera Utara
tidaknya  asuransi  ditentukan  oleh  pembayaran  premi.  Premi  merupakan  kunci perjanjian asuransi.
27
Biasanya  pihak-pihak  mencantumkan  klausula  dalam  polis  yang menyatakan: “Premi harus dibayar di muka pada waktu yang telah ditentukan”.
Jika  premi  tidak  dibayar  pada  waktu  yang  ditentukan,  maka  asuransi  tidak berjalan.  Jika  terjadi  peristiwa  yang  menimbulkan  kerugian,  penanggung  tidak
berkewajiban membayar klaim tertanggung.
28
Berakhirnya  perjanjian  asuransi  disebabkan  oleh  beberapa  hal  sebagai berikut:
29
1. Jangka waktu berlakunya telah habis
Asuransi  biasanya  diadakan  atau  diperjanjikan  dalam  jangka  waktu tertentu  sesuai  dengan  kebutuhan,  misalnya  satu  tahun.  Jangka  waktu  ini
biasanya untuk jenis-jenis asuransi kendaraan dan kebakar. Selain itu ada juga dengan  jangka  waktu  sepuluh  sampai  dengan  lima  belas  tahun  atau  lebih,
biasanya untuk asuransi jiwa, dan pendidikan. Lamanya jangka waktu tersebut biasanya  ditetapkan  dalam  polis.  KUHD  tidak  ada  mengatur  secara  tegas
tentang  jangka  waktu  asuransi.  Apabila  jangka  waktu  yang  ditentukan  itu habis, maka asuransi berakhir. Lain halnya dengan asuransi di Inggris, asuransi
yang  ditentukan  jangka  waktunya  tidak  boleh  melebihi  12  dua  belas  bulan. Asuransi yang diadakan untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan adalah
batal.
27
Ibid., hlm. 104.
28
Ibid., hlm. 104.
29
Abdulkadir Muhammad, Op.cit., hlm 106.
Universitas Sumatera Utara
2. Perjalanan berakhir
Selain  dari  jangka  waktu  tertentu,  ada  juga  pertanggungan  yang berlakunya  itu  berdasarkan  pada  suatu  tenggang  waktu  perjalanan.  Misalnya
asuransi  yang  diadakan  untuk  perjalanan  kapal.  Jika  perjalanan  tersebut berakhir atau barang yang ditanggung itu sampai dengan tujuan maka asuransi
juga  berakhir.  Asuransi  ini  biasanya  diadakan  untuk  asuransi  pengangkutan, baik  pengangkutan  barang  maupun  penumpang  dari  atau  tempat
pemberangkatan ke tujuan. 3.
Terjadinya evenemen peristiwa yang menimbulkan kerugian diikuti  klaim. Di  dalam  polis  dinyatakan  terhadap  peristiwa  atau  bahaya  apa  saja
asuransi  itu  diadakan.  Jika  sementara  asuransi  berjalan  terjadi  peristiwa evenemen yang ditanggung itu dan menimbulkan kerugian, penanggung akan
mengadakan  penyelidikan  apakah  benar  tertanggung  mempunyai  kepentingan atas benda yang diasuransikan. Di samping itu apakah terjadinya peristiwa itu
betul-betul  bukan  dari  kesalahan  tertanggung  dan  sesuai  dengan  evenemen yang telah ditetapkan dalam polis.
4. Asuransi berhenti atau dibatalkan
Asuransi  dapat  berakhir  jika  asuransi  itu  berhenti.  Berhentinya  asuransi dapat terjadi karena kesepakatan antara tertanggung dan penanggung, misalnya
karena  premi  tidak  dibayar,  dan  ini  biasanya  diperjanjikan  di  dalam  polis. Berhentinya  asuransi  juga  dapat  terjadi  karena  faktor-faktor  diluar  kemauan
pihak-pihak.  Misalnya  terjadi  pemberatan  risiko  setelah  asuransi  berjalan Pasal 393 dan 638 KUHD.
Universitas Sumatera Utara
5. Asuransi gugur
Asuransi  gugur  biasanya  terdapat  pada  asuransi  pengangkutan,  dimana jika  barang  yang  akan  diangkut  diasuransikan  kemudian  tidak  jadi  diangkut,
maka  asuransi  gugur.  Tidak  jadi  diangkut  dapat  terjadi  karena  kapal  tidak berangkat  atau  baru  akan  melakukan  perjalanan,  tetapi  dihentikan.  Di  sini
penanggung  belum  menjalani  bahaya  sama  sekali  Pasal  635  KUHD.  Dalam hal  ini  asuransi  bukan  dibatalkan  atau  batal,  melainkan  gugur.  Perbedaan
asuransi  dibatalkan  atau  batal  dengan  asuransi  gugur  adalah  pada  bahaya envenemen nya. Pada asuransi dibatalkan atau batal, bahaya sedang atau sudah
dijalani, sedangkan pada asuransi gugur, bahaya belum dijalani sama sekali. Perjanjian asuransi itu mempunyai tujuan untuk mengganti kerugian pada
tertanggung,  jadi  tertanggung  harus  dapat  menunjukkan  bahwa  dia  menderita kerugian. Di dalam asuransi itu, setiap waktu selalu dijaga supaya jangan sampai
seorang  tertanggung  yang  hanya  bermaksud  menyingkirkan  suatu  kerugian  saja dan  mengharapkan  suatu  untung  menikmati  asuransi  itu  dengan  cara  memakai
spekulasi,  yang  penting  ialah  bahwa  tertanggung  harus  mempunyai  kepentingan bahwa  kerugian  untuk  mana  ia  mempertanggungkan  dirinya  itu  tidak  akan
menimpanya.
30
Apabila  ternyata  penanggung  wajib  memberikan  ganti  kerugian  atau sejumlah  uang  dalam  perjanjian  asuransi  dan  ternyata  melakukan  ingkar  janji,
maka pemegang polis dapat menuntut penggantian biaya, rugi, dan bunga dengan memperhatikan Pasal 1267 KUHPerdata yang menyatakan bahwa pihak terhadap
30
Djoko Prakoso Op.Cit., hlm. 9.
Universitas Sumatera Utara
siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika hal itu masih dapat dilakukan,  akan  memaksa  pihak  yang  lain  untuk  memenuhi  perjanjian,  disertai
penggantian biaya, kerugian dan bunga.
31
B. Pendirian  Perusahaan  Perasuransian  Menurut  Undang-Undang  Nomor 40 Tahun 2014