siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika hal itu masih dapat dilakukan, akan memaksa pihak yang lain untuk memenuhi perjanjian, disertai
penggantian biaya, kerugian dan bunga.
31
B. Pendirian Perusahaan Perasuransian Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
Pengertian perusahaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selanjutnya disebut KBBI adalah kegiatan pekerjaan dan sebagainya yang
diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-
barang, berdagang, memberikan jasa, dan sebagainya.
32
Pengertian lain menyebutkan arti kata Perusahaan secara Terminologis adalah tubuh atau alat
tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi bersama
”. Arti kata Perusahaan secara etimologis perusahaan adalah kesatuan entity sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif yang terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Pengertian perusahaan menurut Abdulkadir Muhammad di dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa
berdasarkan tinjauan hukum, istilah perusahaan mengacu pada badan hukum dan perbuatan badan usaha dalam menjalankan usahanya. Lebih lanjut, perusahaan
31
Man Suparman Sastrawidjaja, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian Bandung: Penerbit Alumni, 1997, hlm. 11.
32
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI.
Universitas Sumatera Utara
adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi.
Unsur-unsur perusahaan dinventarisasikan oleh Abdulkadir Muhammad berdasarkan dari beberapa definisi perusahaan yaitu sebagai berikut:
33
1. Badan usaha
Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian mempunyai bentuk hukum tertentu, seperti perusahaan dagang PD, firma
Fa, persekutuan komanditer CV, perseroan terbatas PT, perusahaan umum perum, perusahaan perseroan persero, dan koperasi. Hal ini dapat diketahui
melalui akta pendirian perusahaan yang dibuat di hadapan notaris, termasuk juga koperasi.
2. Kegiatan dalam bidang perekonomian
Kegiatan ini meliputi bidang perindustrian, perdagangan, perjasaan, dan pembiayaan.
3. Terus-menerus
Kegiatan dilakukan secara terus-menerus artinya, kegiatan tersebut sebagai mata pencaharian, tidak insidentil, dan bukan pekerjaan sambilan.
4. Bersifat tetap
Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi untuk jangka waktu lama. Jangka waktu tersebut ditentukan
dalam akta pendirian perusahaan atau surat izin usaha. 5.
Terang-terangan
33
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 13.
Universitas Sumatera Utara
Terang-terangan artinya ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas berhubungan dengan pihak lain, serta diakui dan dibenarkan oleh pemerintah
berdasarkan undang-undang. 6.
Keuntungan dan atau laba Kegiatan perusahaan yang dijalankan dengan menggunakan sejumlah modal
dengan tujuan utama memperoleh keuntungan dan atau laba. 7.
Pembukuan Pembukuan merupakan catatan mengenai hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan kegiatan usaha suatu perusahaan. Menurut Abdulkadir Muhammad ada tiga bentuk perusahaan yaitu
sebagai berikut:
34
1. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki pengusaha perseorangan.
2. Perusahaan bukan badan hukum
Perusahaan bukan badan hukum adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara kerja sama.
3. Perusahaan badan hukum
Perusahaan badan hukum terdiri atas perusahaan swasta yang didirikan oleh beberapa orang pengusaha secara kerja dan perusahaan yang negara yang
didirikan dan dimiliki oleh negara.
34
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 110.
Universitas Sumatera Utara
Pertama kali istilah perusahaan dalam perundang-undangan terdapat di dalam Pasal 6, 16, dan 36 KUHD, tetapi pengertian secara jelas dari perusahaan
itu sendiri tidak termuat dalam KUHD. Sebelumnya terjadi perubahan terhadap KUHD yaitu Menurut L.N. 1938-276 yang mulai berlaku pada tanggal 17 Juli
1938, bab kesatu yang berkepala: “Tentang pedagang-pedagang dan tentang perbuatan dagang” dan meliputi Pasal 2, 3, 4, dan 5 telah dihapuskan. Menurut
Chidir Ali, dengan perubahan tersebut dicantumkan istilah baru yaitu perusahaan bedrijf; ondenting, yang di mana pengertian perusahaan jauh lebih luas dari
pengertian pedagang berdasar Undang-Undang yang lama.
35
Dilihat dari jenisnya, perusahaan dapat dibagikan atas dua bagian, yaitu perusahaan milik negara dan perusahaan milik swasta. Perusahaan negara adalah
perusahaan yang modalnya seluruhnya milik Negara Indonesia. Mengenai jenis perusahaan ini juga ada bermacam-macam, yaitu :
36
1. Perusahaan Negara berdasarkan IBW Indonesisch Bedrijven Wet, S. 1927 –
419 bsd S. 1936 – 445. Perusahaan ini tiap-tiap tahun mendapat pinjaman
uang dengan bunga dari Pemerintah, misalnya DKA Jawatan Kereta Api dulu, dengan keuangan yang otonom. DKA ini selanjutnya menjadi PNKA
Perusahaan Negara Kereta Api, yang dibentuk dengan PP Nomor 22 Tahun 1963 LN 1963
– 43, dan sekarang PNKA ini menjadi PJKA Perusahaan Jawatan Kereta Api, yang dibentuk dengan PP Nomor 61 Tahun 1971 LN
1971 – 75.
35
Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung: P.T. Alumni, 2011, hlm 102.
36
http:makalahdanskripsi.blogspot.co.id200808pengertian-perusahaan-swasta- dan.html, diakses pada 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan Negara berdasarkan ICW Indonesisch Compabiliteits Wet, S. 1925
– 448. Perusahaan Negara macam ini tidak mempunyai keuangan yang otonom keuangan sendiri. Keuangannya merupakan bagian dari keuangan
Negara pada umunya, misalnya : Jawatan Pegadaian Negara. Perusahaan ini menjadi perusahaan Negara berdasarkan PP Nomor 178 Tahun 1961 LN 1961
- 209, dan akhirnya menjadi perusahaan jawatan Perjan Pegadaian berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1969 LN 1969
– 9. 3.
Perusahaan Negara berdasarkan Undang-Undang Nasionalisasi perusahaan- perusahaan Belanda, yaitu Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 LN 1958
– 162;
4. Perusahaan Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 prp Tahun 1960
LN 1960 – 59.Menurut Undang-Undang ini, yang disebut Perusahaan ialah
perusahaan dengan bentuk apa saja, yang modal seluruhnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia, kecuali jika ditentukan lain berdasarkan
undang-undang Pasal 1, Undang-Undang Nomor 19 prp Tahun1960. Sedangkan perusahaan swasta adalah perusahaan yang modalnya
seluruhnya dimiliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan pemerintah. Perusahaan swasta ini ada tiga macam, yaitu:
37
1. Perusahaan swasta nasional, yaitu perusahaan swasta milik warga
Negara Indonesia. 2.
Perusahaan swasta-asing, yaitu perusahaan swasta milik warga Negara asing.
37
http:makalahdanskripsi.blogspot.co.id200808pengertian-perusahaan-swasta- dan.html diakses tanggal 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
3. Perusahaan swasta campuran joint-venture, yaitu perusahaan swasta milik
warga negara Indonesia dan warga negara asing. Secara prinsip perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Usaha pokok dari sebuah perusahaan adalah kegiatan produksi yang menghasilkan produk berupa barang dan kegiatan
penawaran berupa produk jasa. Garis besar sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan ekonomi secara maksimal dan sedapat mungkin
mencegah kerugian atau menekan kerugian seminimal mungkin. Pengertian perusahaan asuransi adalah suatu lembaga yang sengaja
dirancang dan dibentuk sebagai lembaga pengambil alih dan penerimaan risiko. Dengan demikian, perusahaan asuransi pada dasarnya menawarkan jasa proteksi
sebagai bentuk produknya kepada masyarakat yang membutuhkan, dan selanjutnya diharapkan akan menjadi pelanggannya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan asuransi akan mengajak setiap pihak untuk bergabung ataupun bekerjasama untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan kerugian
yang mungkin terjadi yang biasanya tidak disadari dan tidak siap dihadapi. Ada beberapa definisi-definisi tentang asuransi antara lain:
38
1. Definisi asuransi menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikat diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
38
http:ungguh-rexso.blogspot.co.id201206perusahaan-asuransi.html, diakses pada tanggal 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
2. Definisi asuransi menurut Mehr dan Cammack, asuransi merupakan suatu alat
untuk mengurangi risiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian indivudu
dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat diramal itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung.
3. Definisi asuransi menurut Mark R. Green, asuransi adalah suatu lembaga
ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya,
sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas- batas tertentu.
4. Definisi asuransi menurut C. Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang
mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu : a. Asuransi adalah suatu pangaman terhadap kerugian financial yang dilakukan
oleh seorang penanggung. b. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau
badan yang mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian financial. Berdasarkan definisi-definisi tersebut mengenai definisi asuransi yang
dapat mencakup semua sudut pandang asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi
risiko yang
melekat pada
perekonomian, dengan
cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir
sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat
Universitas Sumatera Utara
diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan itu.
Adapun beberapa prinsip-prisip asuransi yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh pemegang polis maupun perusahaan asuransi agar kontrak atau
perjanjian asuransi berlaku tidak batal. Adapun prinsip-prinsip pokok asuransi sebagai berikut :
39
1. Prinsip itikad baik Utmost Good Faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material mengenai suatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak. Artinya adalah si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat atau kondisi dari asuransi dan si
tertanggung juga harus memberikan keterangan yang dipertanggungkan. 2.
Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan Insurable Interest Hal untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. 3.
Prinsip ganti rugi Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan konpensasi financial
dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian KUHD Pasal 252, 253 dan
dipertegas dalam Pasal 278. 4.
Prinsip subrogasi Subrogation
39
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah kliem dibayar.
5. Prinsip kontribusi Contibution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity. 6.
Prinsip sebab akibat Proximate Couse Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
Pendirian usaha
perasuransian yang
diatur dalam
UU Perasuransianmenjelaskan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak,
yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
40
1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. 2.
Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat
yang besarnya telah ditetapkan danatau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
40
Republik Indonesia, Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian.
Universitas Sumatera Utara
Ruang lingkup usaha perasuransian diatur dalam Pasal 5 UU Perasuransian yang menjelaskan tentang:
41
1. Ruang lingkup usaha asuransi umum dan usaha asuransi jiwaserta usaha
asuransi umum syariah dan usaha asuransi jiwa syariah dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Perluasan ruang lingkup usaha asuransi umum, usaha asuransi jiwa, usaha
asuransi umum syariah, dan usaha asuransi jiwa syariah dapat berupa penambahan manfaat yang besamya didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai perluasan ruang lingkup usaha asuransi
umum,usaha asuransi jiwa, usaha asuransi umum syariah, dan usaha asuransi jiwa syariah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Syarat-syarat pendirian perusahaan perasuransian menurut UU Perasuransian yaitu:
42
1. Perusahaan Perasuransian hanya dapat dimiliki oleh:
a. Warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia yang secara Langsung atau tidak langsung sepenuhnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia; atau b. warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, bersama-sama dengan warga negara asing atau badan hukum asing yang harus merupakan Perusahaan Perasuransian yang
memiliki usaha sejenis atau perusahaan induk yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang Usaha Perasuransian yang sejenis.
41
Ibid.
42
Republik Indonesia, Pasal 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.
Universitas Sumatera Utara
2. Warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat menjadi pemilik Perusahaan Perasuransian hanya melalui transaksi di bursa efek.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria badan hukum asing dan kepemilikan badan hukum asing sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dan
kepemilikan warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dalam Perusahaan Perasuransian diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Perusahaan asuransi dapat menjalankan kegiatan usahanya apabila mendapat izin dari Menteri Keuangan dan juga harus memenuhi beberapa syarat
yang telah ditentukan oleh UU Usaha Perasuransian pada Pasal 9 ayat 1 dan 2, setelah memenuhi syarat dan ketentuan yang diatur tersebut, maka perusahaan
asuransi dapat melaksanakan kegiatan usahanya.
43
Setiap Perusahaan Perasuransian
yang tidak
memenuhi ketentuan
dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tertanggal 30 Oktober 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian selanjutnya disebut PP No.731992 serta
peraturan pelaksanaannya yang berkenaan dengan: 1.
Perizinan usaha. 2.
Kesehatan keuangan. 3.
Penyelenggaraan usaha. 4.
Penyampaian laporan. 5.
Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi atau tentang pemeriksaan langsung.
43
https:teddiadriansyah77.wordpress.com20131224permohonan-pernyataan-pailit- perusahaan-asuransi-yang-telah-dicabut-izin-usahanya diakses pada tanggal 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
Sanksi peringatan, sanksi pembatasan kegiatan usaha dan sanksi pencabutan izin usaha Pasal 37 PP No.731992 tentang penyelenggaraan usaha
perasuransian dapat dikenakan terhadap: 1.
Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan dan laporan operasional tahunan dan atau tidak
mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi, sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, dikenakan denda administratif Rp. 1.000.000.000,00 satu juta
Rupiah untuk setiap hari keterlambatan; 2.
Perusahaan Pialang Asuransi atau Perusahaan Pialang Reasuransi yang tidak menyampaikan laporan operasional tahunan sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan dikenakan denda administratif Rp. 500.000,00 lima ratus ribu Rupiah untuk setiap hari keterlambatan Pasal 38 PP No.731992.
Pengaturan tentang polis asuransi lebih lanjut diatur dalam Pasal 29 UU Perasuransian yang menyebutkan tentang:
1. Premi atau kontribusi dapat dibayarkan langsung oleh pemegang polis atau
peserta kepada perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah, atau dibayarkan melalui perusahaan pialang asuransi.
2. Premi atau kontribusi dapat dibayarkan langsung oleh perusahaan asuransi atau
perusahaan asuransi syariah kepada perusahaan reasuransi atau perusahaan reasuransi syariah, atau dibayarkan melalui perusahaan pialang reasuransi.
3. Perusahaan pialang asuransi dan perusahaan pialang reasuransi dilarang
menahan atau mengelola premi atau kontribusi.
Universitas Sumatera Utara
4. Perusahaan pialang asuransi dan perusahaan pialang reasuransi dilarang
menggelapkan premi atau kontribusi. 5.
Dalam hal premi atau kontribusi dibayarkan melalui perusahaan pialang asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 atau melalui perusahaan pialang
reasuransi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, perusahaan pialang asuransi atau perusahaan pialang reasuransi wajib menyerahkan premi atau kontribusi
tersebut kepada perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dalam jangka waktu yang diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. 6.
Dalam hal penyerahan premi atau kontribusi dilakukan oleh perusahaan pialang asuransi atau perusahaan pialang reasuransi setelah berakhirnya jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 5, perusahaan pialang asuransi atau perusahaan pialang reasuransi wajib bertanggung jawab atas pembayaran klaim
yang timbul dan kerugian yang terjadi setelah berakhirnya jangka waktu tersebut.
7. Perusahaan pialang asuransi dan perusahaan pialang reasuransi mendapatkan
imbalan jasa keperantaraan dari pemegang polis atas jasa keperantaraannya. Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Nomor 424KMK.062003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 135PMK.052005 Tanggal 27 Desember 2005 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
424KMK.062003 menerangkan apabila ditengah perjalanan perusahaan asuransi ternyata mengalami kesulitan keuangan financial distress atau tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
memenuhi kecukupan standar modal, maka permohonan izinnya dicabut oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia sehingga perusahaan asuransi tidak dapat
melakukan usahanya. Namun, perusahaan asuransi tetap tidak merubah status sebagai perusahaan asuransi dan bukan menjadi perusahaan perseroan biasa.
44
C. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi