siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika hal itu masih dapat dilakukan,  akan  memaksa  pihak  yang  lain  untuk  memenuhi  perjanjian,  disertai
penggantian biaya, kerugian dan bunga.
31
B. Pendirian  Perusahaan  Perasuransian  Menurut  Undang-Undang  Nomor 40 Tahun 2014
Pengertian  perusahaan  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia selanjutnya  disebut  KBBI  adalah  kegiatan  pekerjaan  dan  sebagainya  yang
diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan  dengan  menghasilkan  sesuatu,  mengolah  atau  membuat  barang-
barang,  berdagang,  memberikan  jasa,  dan  sebagainya.
32
Pengertian  lain menyebutkan   arti  kata  Perusahaan  secara  Terminologis  adalah  tubuh  atau  alat
tubuh,  aturan,  susunan,  perkumpulan  dari  kelompok  tertentu  dengan  dasar ideologi  bersama
”.  Arti  kata  Perusahaan  secara  etimologis  perusahaan  adalah kesatuan entity sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif yang terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Pengertian  perusahaan  menurut  Abdulkadir  Muhammad  di dalam bukunya Pengantar  Hukum  Perusahaan  di  Indonesia  menyatakan  bahwa
berdasarkan tinjauan hukum, istilah perusahaan mengacu pada badan hukum dan perbuatan  badan  usaha  dalam  menjalankan  usahanya.  Lebih  lanjut, perusahaan
31
Man Suparman Sastrawidjaja,  Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian Bandung: Penerbit Alumni, 1997, hlm. 11.
32
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI.
Universitas Sumatera Utara
adalah  tempat  terjadinya  kegiatan  produksi  dan  berkumpulnya  semua  faktor produksi.
Unsur-unsur  perusahaan  dinventarisasikan  oleh  Abdulkadir  Muhammad berdasarkan dari beberapa definisi perusahaan yaitu sebagai berikut:
33
1. Badan usaha
Badan  usaha  yang  menjalankan  kegiatan  dalam  bidang  perekonomian mempunyai  bentuk  hukum  tertentu,  seperti  perusahaan  dagang  PD,  firma
Fa, persekutuan komanditer CV, perseroan terbatas PT, perusahaan umum perum, perusahaan perseroan persero, dan koperasi. Hal ini dapat diketahui
melalui  akta  pendirian  perusahaan  yang  dibuat  di  hadapan  notaris,  termasuk juga koperasi.
2. Kegiatan dalam bidang perekonomian
Kegiatan  ini  meliputi  bidang  perindustrian,  perdagangan,  perjasaan,  dan pembiayaan.
3. Terus-menerus
Kegiatan  dilakukan  secara  terus-menerus  artinya,  kegiatan  tersebut  sebagai mata pencaharian, tidak insidentil, dan bukan pekerjaan sambilan.
4. Bersifat tetap
Bersifat  tetap  artinya  kegiatan  itu  tidak  berubah  atau  berganti  dalam  waktu singkat,  tetapi  untuk  jangka  waktu  lama.  Jangka  waktu  tersebut  ditentukan
dalam akta pendirian perusahaan atau surat izin usaha. 5.
Terang-terangan
33
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 13.
Universitas Sumatera Utara
Terang-terangan  artinya  ditujukan  kepada  dan  diketahui  oleh  umum,  bebas berhubungan  dengan  pihak  lain,  serta  diakui  dan  dibenarkan  oleh  pemerintah
berdasarkan undang-undang. 6.
Keuntungan dan atau laba Kegiatan  perusahaan  yang  dijalankan  dengan  menggunakan  sejumlah  modal
dengan tujuan utama memperoleh keuntungan dan atau laba. 7.
Pembukuan Pembukuan  merupakan  catatan  mengenai  hak  dan  kewajiban  yang  berkaitan
dengan kegiatan usaha suatu perusahaan. Menurut  Abdulkadir  Muhammad  ada  tiga  bentuk  perusahaan  yaitu
sebagai berikut:
34
1. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki pengusaha perseorangan.
2. Perusahaan bukan badan hukum
Perusahaan bukan badan hukum adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara kerja sama.
3. Perusahaan badan hukum
Perusahaan  badan  hukum  terdiri  atas  perusahaan  swasta  yang  didirikan  oleh beberapa  orang  pengusaha  secara  kerja  dan  perusahaan  yang  negara  yang
didirikan dan dimiliki oleh negara.
34
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 110.
Universitas Sumatera Utara
Pertama  kali  istilah  perusahaan  dalam  perundang-undangan  terdapat  di dalam Pasal  6, 16, dan 36 KUHD, tetapi  pengertian secara jelas  dari  perusahaan
itu  sendiri  tidak  termuat  dalam  KUHD.  Sebelumnya  terjadi  perubahan  terhadap KUHD  yaitu  Menurut  L.N.  1938-276  yang  mulai  berlaku  pada  tanggal  17  Juli
1938,  bab  kesatu  yang  berkepala:  “Tentang  pedagang-pedagang  dan  tentang perbuatan dagang” dan meliputi Pasal 2, 3, 4, dan 5 telah dihapuskan. Menurut
Chidir Ali, dengan perubahan tersebut dicantumkan istilah baru yaitu perusahaan bedrijf;  ondenting,  yang  di  mana  pengertian  perusahaan  jauh  lebih  luas  dari
pengertian pedagang berdasar Undang-Undang yang lama.
35
Dilihat  dari jenisnya, perusahaan dapat  dibagikan atas dua bagian,  yaitu perusahaan milik negara dan perusahaan milik swasta. Perusahaan negara adalah
perusahaan  yang  modalnya  seluruhnya  milik  Negara Indonesia.  Mengenai  jenis perusahaan ini juga ada bermacam-macam, yaitu :
36
1. Perusahaan  Negara  berdasarkan  IBW Indonesisch  Bedrijven  Wet,  S.  1927  –
419  bsd  S.  1936 –  445.  Perusahaan  ini  tiap-tiap  tahun  mendapat  pinjaman
uang  dengan  bunga  dari  Pemerintah,  misalnya  DKA  Jawatan  Kereta  Api dulu,  dengan  keuangan  yang  otonom.  DKA  ini  selanjutnya  menjadi  PNKA
Perusahaan  Negara  Kereta  Api,  yang  dibentuk  dengan  PP  Nomor  22  Tahun 1963  LN  1963
–  43,  dan  sekarang  PNKA  ini  menjadi  PJKA  Perusahaan Jawatan  Kereta  Api,  yang  dibentuk  dengan  PP  Nomor  61  Tahun  1971  LN
1971 – 75.
35
Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung: P.T. Alumni, 2011, hlm 102.
36
http:makalahdanskripsi.blogspot.co.id200808pengertian-perusahaan-swasta- dan.html, diakses pada 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan Negara berdasarkan ICW Indonesisch Compabiliteits Wet, S. 1925
–  448.  Perusahaan  Negara  macam  ini  tidak  mempunyai  keuangan  yang otonom  keuangan  sendiri.  Keuangannya  merupakan  bagian  dari  keuangan
Negara  pada  umunya,  misalnya  :  Jawatan  Pegadaian  Negara.  Perusahaan  ini menjadi perusahaan Negara berdasarkan PP Nomor 178 Tahun 1961 LN 1961
-  209, dan  akhirnya  menjadi  perusahaan  jawatan  Perjan  Pegadaian berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1969 LN 1969
– 9. 3.
Perusahaan  Negara  berdasarkan  Undang-Undang  Nasionalisasi perusahaan- perusahaan Belanda, yaitu Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 LN 1958
– 162;
4. Perusahaan  Negara  berdasarkan  Undang-Undang  Nomor  19  prp  Tahun  1960
LN  1960 – 59.Menurut Undang-Undang ini,  yang disebut Perusahaan ialah
perusahaan  dengan  bentuk  apa  saja,  yang  modal  seluruhnya  merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia, kecuali jika ditentukan lain berdasarkan
undang-undang Pasal 1, Undang-Undang Nomor 19 prp Tahun1960. Sedangkan  perusahaan  swasta  adalah  perusahaan  yang  modalnya
seluruhnya  dimiliki  oleh  swasta  dan  tidak  ada  campur  tangan  pemerintah. Perusahaan swasta ini ada tiga macam, yaitu:
37
1. Perusahaan  swasta  nasional,  yaitu  perusahaan  swasta  milik  warga
Negara Indonesia. 2.
Perusahaan swasta-asing, yaitu perusahaan swasta milik warga Negara asing.
37
http:makalahdanskripsi.blogspot.co.id200808pengertian-perusahaan-swasta- dan.html diakses tanggal 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
3. Perusahaan  swasta  campuran  joint-venture,  yaitu  perusahaan  swasta  milik
warga negara Indonesia dan warga negara asing. Secara  prinsip  perusahaan  didirikan  dengan  tujuan  untuk  menghasilkan
keuntungan  yang  sebesar-besarnya.  Usaha  pokok  dari  sebuah  perusahaan  adalah kegiatan  produksi  yang  menghasilkan  produk  berupa  barang  dan  kegiatan
penawaran  berupa  produk  jasa.  Garis  besar  sebuah  perusahaan  adalah mendapatkan  keuntungan  ekonomi  secara  maksimal  dan  sedapat  mungkin
mencegah kerugian atau menekan kerugian seminimal mungkin. Pengertian  perusahaan  asuransi  adalah  suatu  lembaga  yang  sengaja
dirancang  dan  dibentuk  sebagai  lembaga  pengambil  alih  dan  penerimaan  risiko. Dengan  demikian,  perusahaan  asuransi  pada  dasarnya  menawarkan  jasa  proteksi
sebagai  bentuk  produknya  kepada  masyarakat  yang  membutuhkan,  dan selanjutnya  diharapkan  akan  menjadi  pelanggannya.  Untuk  mencapai  tujuan
tersebut,  perusahaan  asuransi  akan  mengajak  setiap  pihak  untuk  bergabung ataupun  bekerjasama  untuk  menghadapi  kemungkinan-kemungkinan  kerugian
yang  mungkin  terjadi  yang  biasanya  tidak  disadari  dan  tidak  siap  dihadapi.  Ada beberapa definisi-definisi tentang asuransi antara lain:
38
1. Definisi  asuransi  menurut  Pasal  246  KUHD,  asuransi  atau  pertanggungan
adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikat diri pada tertanggung  dengan  menerima  suatu  premi,  untuk  memberikan  penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
38
http:ungguh-rexso.blogspot.co.id201206perusahaan-asuransi.html,  diakses  pada tanggal 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
diharapkan,  yang  mungkin  akan  dideritanya  karena  suatu  peristiwa  yang  tak tertentu.
2. Definisi asuransi menurut Mehr dan Cammack, asuransi merupakan suatu alat
untuk  mengurangi  risiko  keuangan,  dengan  cara  pengumpulan  unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian indivudu
dapat diperkirakan. Kemudian kerugian  yang dapat diramal itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung.
3. Definisi  asuransi  menurut  Mark  R.  Green,  asuransi  adalah  suatu  lembaga
ekonomi  yang  bertujuan  mengurangi  risiko,  dengan  jalan  mengkombinasikan dalam  suatu  pengelolaan  sejumlah  objek  yang  cukup  besar  jumlahnya,
sehingga  kerugian  tersebut  secara  menyeluruh  dapat  diramalkan  dalam  batas- batas tertentu.
4. Definisi asuransi  menurut  C. Arthur William Jr dan Richard M.  Heins,  yang
mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu : a. Asuransi adalah suatu pangaman terhadap kerugian financial yang dilakukan
oleh seorang penanggung. b.  Asuransi  adalah  suatu  persetujuan  dengan  mana  dua  atau  lebih  orang  atau
badan yang mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian financial. Berdasarkan  definisi-definisi  tersebut  mengenai  definisi  asuransi  yang
dapat  mencakup  semua  sudut  pandang  asuransi  adalah  suatu  alat  untuk mengurangi
risiko yang
melekat pada
perekonomian, dengan
cara menggabungkan  sejumlah  unit-unit  yang  terkena  risiko  yang  sama  atau  hampir
sama,  dalam  jumlah  yang  cukup  besar,  agar  probabilitas  kerugiannya  dapat
Universitas Sumatera Utara
diramalkan  dan  bila  kerugian  yang  diramalkan  terjadi  akan  dibagi  secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan itu.
Adapun beberapa prinsip-prisip asuransi yang sangat penting yang harus dipenuhi  oleh  pemegang  polis  maupun  perusahaan  asuransi  agar  kontrak  atau
perjanjian  asuransi  berlaku  tidak  batal.  Adapun  prinsip-prinsip  pokok  asuransi sebagai berikut :
39
1. Prinsip itikad baik Utmost Good Faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang  material  mengenai  suatu  yang  akan  diasuransikan  baik  diminta  maupun
tidak.  Artinya  adalah  si  penanggung  harus  dengan  jujur  menerangkan  dengan jelas  segala  sesuatu  tentang  luasnya  syarat  atau  kondisi  dari  asuransi  dan  si
tertanggung juga harus memberikan keterangan yang dipertanggungkan. 2.
Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan Insurable Interest Hal  untuk  mengasuransikan,  yang  timbul  dari  suatu  hubungan,  antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. 3.
Prinsip ganti rugi Indemnity Suatu  mekanisme  dimana  penanggung  menyediakan  konpensasi  financial
dalam  upayanya  menempatkan  tertanggung  dalam  posisi  keuangan  yang  ia miliki  sesaat  sebelum  terjadinya  kerugian  KUHD  Pasal  252,  253  dan
dipertegas dalam Pasal 278. 4.
Prinsip subrogasi Subrogation
39
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pengalihan  hak  tuntut  dari  tertanggung  kepada  penanggung  setelah  kliem dibayar.
5. Prinsip kontribusi Contibution
Hak  penanggung  untuk  mengajak  penanggung  lainnya  yang  sama-sama menanggung,  tetapi  tidak  harus  sama  kewajibannya  terhadap  tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity. 6.
Prinsip sebab akibat Proximate Couse Suatu  penyebab  aktif,  efisien  yang  menimbulkan  rantaian  kejadian  yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
Pendirian usaha
perasuransian yang
diatur dalam
UU Perasuransianmenjelaskan  bahwa  asuransi  adalah  perjanjian  antara  dua  pihak,
yaitu  perusahaan  asuransi  dan  pemegang  polis,  yang  menjadi  dasar  bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
40
1. Memberikan  penggantian  kepada  tertanggung  atau  pemegang  polis  karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab  hukum  kepada  pihak  ketiga  yang  mungkin  diderita  tertanggung  atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. 2.
Memberikan  pembayaran  yang  didasarkan  pada  meninggalnya  tertanggung atau pembayaran  yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat
yang  besarnya  telah  ditetapkan  danatau  didasarkan  pada  hasil  pengelolaan dana.
40
Republik  Indonesia,  Pasal  1  Undang-Undang  Nomor  40  tahun  2014  tentang Perasuransian.
Universitas Sumatera Utara
Ruang  lingkup  usaha  perasuransian  diatur  dalam  Pasal  5  UU Perasuransian yang menjelaskan tentang:
41
1. Ruang  lingkup  usaha  asuransi  umum  dan  usaha  asuransi  jiwaserta  usaha
asuransi umum syariah dan usaha asuransi jiwa syariah dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Perluasan  ruang  lingkup  usaha  asuransi  umum,  usaha  asuransi  jiwa,  usaha
asuransi  umum  syariah,  dan  usaha  asuransi  jiwa  syariah  dapat  berupa penambahan manfaat yang besamya didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
3. Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  perluasan  ruang  lingkup  usaha  asuransi
umum,usaha  asuransi  jiwa,  usaha  asuransi  umum  syariah,  dan  usaha  asuransi jiwa syariah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Syarat-syarat  pendirian  perusahaan  perasuransian  menurut  UU Perasuransian yaitu:
42
1. Perusahaan Perasuransian hanya dapat dimiliki oleh:
a.  Warga  negara  Indonesia  danatau  badan  hukum  Indonesia  yang  secara Langsung  atau  tidak  langsung  sepenuhnya  dimiliki  oleh  warga  negara
Indonesia; atau b.  warga  negara  Indonesia  danatau  badan  hukum  Indonesia  sebagaimana
dimaksud  dalam  huruf  a,  bersama-sama  dengan  warga  negara  asing  atau badan  hukum  asing  yang  harus  merupakan  Perusahaan  Perasuransian  yang
memiliki  usaha  sejenis  atau  perusahaan  induk  yang  salah  satu  anak perusahaannya bergerak di bidang Usaha Perasuransian yang sejenis.
41
Ibid.
42
Republik  Indonesia,  Pasal  7  Undang-Undang  Nomor  40  Tahun  2014  tentang Perasuransian.
Universitas Sumatera Utara
2. Warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat menjadi pemilik Perusahaan Perasuransian hanya melalui transaksi di bursa efek.
3.  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  kriteria  badan  hukum  asing  dan  kepemilikan badan  hukum  asing  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  huruf  b  dan
kepemilikan  warga  negara  asing  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  2  dalam Perusahaan Perasuransian diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Perusahaan  asuransi  dapat  menjalankan  kegiatan  usahanya  apabila mendapat izin dari Menteri Keuangan dan juga harus memenuhi  beberapa syarat
yang telah ditentukan oleh UU Usaha Perasuransian pada Pasal 9 ayat 1 dan 2, setelah  memenuhi  syarat  dan  ketentuan  yang  diatur  tersebut,  maka  perusahaan
asuransi  dapat  melaksanakan  kegiatan  usahanya.
43
Setiap  Perusahaan Perasuransian
yang tidak
memenuhi ketentuan
dalam Peraturan
Pemerintah Nomor  73 Tahun  1992  tertanggal  30  Oktober  1992  tentang Penyelenggaraan  Usaha  Perasuransian selanjutnya  disebut  PP No.731992 serta
peraturan pelaksanaannya yang berkenaan dengan: 1.
Perizinan usaha. 2.
Kesehatan keuangan. 3.
Penyelenggaraan usaha. 4.
Penyampaian laporan. 5.
Pengumuman  neraca  dan  perhitungan  laba  rugi  atau  tentang  pemeriksaan langsung.
43
https:teddiadriansyah77.wordpress.com20131224permohonan-pernyataan-pailit- perusahaan-asuransi-yang-telah-dicabut-izin-usahanya diakses pada tanggal 26 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
Sanksi  peringatan,  sanksi  pembatasan  kegiatan  usaha  dan  sanksi pencabutan  izin  usaha  Pasal  37  PP No.731992  tentang  penyelenggaraan  usaha
perasuransian dapat dikenakan terhadap: 1.
Perusahaan  Asuransi  atau  Perusahaan  Reasuransi  yang  tidak  menyampaikan laporan  keuangan  tahunan  dan  laporan  operasional  tahunan  dan  atau  tidak
mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi, sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, dikenakan denda administratif Rp. 1.000.000.000,00 satu juta
Rupiah untuk setiap hari keterlambatan; 2.
Perusahaan  Pialang  Asuransi  atau  Perusahaan  Pialang  Reasuransi  yang  tidak menyampaikan laporan operasional tahunan sesuai dengan jangka  waktu yang
ditetapkan  dikenakan  denda  administratif  Rp.  500.000,00  lima  ratus  ribu Rupiah untuk setiap hari keterlambatan Pasal 38 PP No.731992.
Pengaturan tentang polis asuransi lebih lanjut diatur dalam Pasal 29  UU Perasuransian yang menyebutkan tentang:
1. Premi  atau  kontribusi  dapat  dibayarkan  langsung  oleh  pemegang  polis  atau
peserta  kepada  perusahaan  asuransi  atau  perusahaan  asuransi  syariah,  atau dibayarkan melalui perusahaan pialang asuransi.
2. Premi atau kontribusi dapat dibayarkan langsung oleh perusahaan asuransi atau
perusahaan  asuransi  syariah  kepada  perusahaan  reasuransi  atau  perusahaan reasuransi syariah, atau dibayarkan melalui perusahaan pialang reasuransi.
3. Perusahaan  pialang  asuransi  dan  perusahaan  pialang  reasuransi  dilarang
menahan atau mengelola premi atau kontribusi.
Universitas Sumatera Utara
4. Perusahaan  pialang  asuransi  dan  perusahaan  pialang  reasuransi  dilarang
menggelapkan premi atau kontribusi. 5.
Dalam  hal  premi  atau  kontribusi  dibayarkan  melalui  perusahaan  pialang asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 atau melalui perusahaan pialang
reasuransi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  2,  perusahaan  pialang  asuransi atau  perusahaan  pialang  reasuransi  wajib  menyerahkan  premi  atau  kontribusi
tersebut  kepada  perusahaan  asuransi,  perusahaan  asuransi  syariah,  perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dalam jangka waktu yang diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. 6.
Dalam  hal  penyerahan  premi  atau  kontribusi  dilakukan  oleh  perusahaan pialang asuransi atau perusahaan pialang reasuransi setelah berakhirnya jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 5, perusahaan pialang asuransi atau perusahaan pialang reasuransi wajib bertanggung jawab atas pembayaran klaim
yang  timbul  dan  kerugian  yang  terjadi  setelah  berakhirnya  jangka  waktu tersebut.
7. Perusahaan  pialang  asuransi  dan  perusahaan  pialang  reasuransi  mendapatkan
imbalan jasa keperantaraan dari pemegang polis atas jasa keperantaraannya. Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Nomor 424KMK.062003 sebagaimana  telah  diubah  dengan  Peraturan  Menteri
Keuangan No. 135PMK.052005 Tanggal 27 Desember 2005 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
424KMK.062003 menerangkan apabila ditengah perjalanan perusahaan asuransi ternyata  mengalami  kesulitan  keuangan  financial  distress  atau  tidak  mampu
Universitas Sumatera Utara
memenuhi  kecukupan  standar  modal,  maka  permohonan  izinnya  dicabut  oleh Menteri  Keuangan  Republik  Indonesia  sehingga  perusahaan  asuransi  tidak  dapat
melakukan  usahanya.  Namun,  perusahaan  asuransi  tetap  tidak  merubah  status sebagai perusahaan asuransi dan bukan menjadi perusahaan perseroan biasa.
44
C. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi