Validitas dan Reliabilitas Pengumpulan Data

4.5.1 Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi yang digunakan untuk mengkaji data demografi lansia meliputi nomor responden, usia, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan sebelumnya, dan status pernikahan.

4.5.2 Kuesioner Depresi

Instrumen yang atau alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan adalah Geriatric Depression Scale GDS yang menggunakan jenis skala ordinal. Kuesioner ini diterjemahkan ke Bahasa Indonesia di Pusat Bahasa Universitas Sumatera Utara USU. Responden dibacakan dan dibimbing dalam pengisian kuesioner d engan memilih 2 jawaban yang tersedia, yaitu “ya” atau “tidak”. Penilaian GDS, jawaban ”tidak” untuk butir no. 1,5,7,11,13 mendapat skor 1 satu dan jawaban ”ya” untuk butir no. 2,3,4,6,8,9,10,12,14,15 mendapat skor 1 satu. Hasil ukur dinilai berdasarkan skor yang didapat, yaitu 0-4 tidak depresi, 5-8 depresi ringan, 9-11 depresi sedang dan 12-15 depresi berat.

4.6 Validitas dan Reliabilitas

Prinsip penyusunan instrumen penelitian adalah validitas kesahihan dan reliabilitas keandalan. Validitas kesahihan adalah menyatakan apa yang seharusnya diukur dan reliabilitas keandalan adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda Nursalam, 2013. Kuesioner Geriatric Depression Scale GDS merupakan instrumen baku yang disusun oleh Yesavage 1986 dan peneliti tidak melakukan uji validitas dan Universitas Sumatera Utara reliabilitas. Kuesioner Geriatric Depression Scale GDS digunakan khusus untuk mengukur derajat depresi pada usia lanjut dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta divalidasi secara internasional baik dalam penelitian klinik maupun epidemologik. GDS terdiri dari 15 item pertanyaan dengan pemberian skor berdasarkan nomor pertanyaan dan jawaban yang diberikan lansia. Menurut Nasrun 2009, dalam Saragih 2010 instrumen ini memiliki sensitivitas 90,19 dan spesifitas 83,67 dalam menilai tingkat depresi. Validitas dan realibilitas dari alat telah didukung melalui kedua praktek klinis dan penelitian dengan nilai r = 0,84 dan p 0. 001.

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Pada saat penelitian peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini kuesioner terdiri dari dua bagian. Kuesioner ini akan ditanyakan oleh peneliti langsung kepada lansia dengan cara tanya jawab wawancara menggunakan Bahasa Karo yang dibantu oleh penerjemah. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan bina hubungan saling percaya terlebih dahulu kepada calon responden. Pada tahap ini, peneliti menjelaskan identitas diri, berkenalan dengan calon responden, tujuan datang ke posko, bagaimana cara mengambil data, lama proses wawancara, dan menanyakan kesediaan calon responden. Jika lansia setuju, baru dilakukan wawancara. Universitas Sumatera Utara Lansia bebas untuk memilih ikut serta atau tidak dalam suatu penelitian, tanpa ada paksaan dari peneliti. Lansia yang tidak bersedia menjawab pertanyaan dari kuesioner penelitian karena berbagai macam alasan ataupun tidak ada alasan merupakan hak mereka. Peneliti tidak punya hak ataupun wewenang untuk memaksa lansia tersebut untuk ikut serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini. Lansia berhak untuk menentukan waktu, caraalat dan kebebasan untuk memberikan informasi kepada peneliti. Jika lansia mengajukan beberapa syarat ataupun kondisi dalam menentukan tempat, waktu, cara, dan alat yang digunakan dalam mengisi kuesioner maka peneliti harus menyetujui selama tidak bertentangan dengan hukum dan agama apapun. Lansia yang menjadi responden dapat memberikan informasi yang dia mau dengan bebas baik semuanya maupun sebagian saja dari informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian. Peneliti melindungi lansia sebagai responden dari rasa tidak nyaman baik terhadap kuesioner yang diajukan oleh peneliti. Lansia yang tidak mau melanjutkan pengisian kuesioner akibat pertanyaan penelitian yang tidak dapat diterima tidak mengerti, marah, tersinggung, dan tidak berminat tidak dipaksa untuk mengisi kuesioner sampai selesai. Peneliti juga melindungi lansia dari ketidaknyamanan terkait kondisi kesehatan pada lansia. Jika kondisi lansia tidak memungkinkan tidur setelah minum obat, waktu istirahat siang, waktu makan, waktu beribadah dan lain-lain maka lansia tidak dipaksa untuk mengikuti wawancara dengan peneliti. Universitas Sumatera Utara Peneliti menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan responden seperti identitas lansia dan hasil GDS yang diperoleh dari lansia serta hanya menggunakan data tersebut untuk kepentingan penelitian. Selain itu, lansia yang ingin disamarkan identitasnya juga dibolehkan dalam penelitian. Untuk hal ini, nama lansia akan ditulis menjadi inisial saja sehingga identitas lansia tersebut tidak diketahui orang lain dengan jelas. Setiap lansia akan mendapat selembar kertas yang disebut Informed consent. Ini diberikan kepada lansia sebagai lembar persetujuan antara peneliti dengan lansia sebagai responden. Lansia yang setuju melakukan wawancara dengan peneliti menandatangani informed consent yang telah disediakan. Bukti bahwa lansia menyetujui untuk melakukan wawancara penelitian dengan tanda tangan. Setelah sampel terkumpul sesuai dengan sampel yang dibutuhkan peneliti maka dilanjutkan untuk analisa data. 4.8 Pengolahan dan Analisa Data 4.8.1 Pengolahan Data