Pada kasus bencana massal, Interpol menentukan identifikasi DVI yang dipakai, yaitu Singh, 2008:
• Identifikasi primer primary identifier, yaitu gigi geligi dental recordDR, sidik jari finger printFP, dan DNA.
• Identifikasi sekunder secondary identifier, yaitu visual photographyPG, properti propertyP, medis medicalM.
Dalam mengidentifikasi sisa-sisa tubuh manusia, ada tiga tahapan yang perlu dilaksanakan, yaitu penelitian latar belakang, penemuan sisa-sisa tubuh,
serta analisis laboratorium dan rekonsilasi. Dalam mencari latar belakang, diperlukan AMD yang bisa didapat dari wawancara anggota keluarga, para saksi,
dokter, dokter gigi, ataupun dari laporandata tertulis seperti rekam medis, surat keterangan kepolisian, sidik jari, dan fotograf ICRC, 2013.
Identifikasi dimulai dari metode yang sangat sederhana sampai yang rumit. Metode yang sederhana misalnya dengan cara visual mengamati profil luar tubuh
dan wajah, kepemilikan identitas yang masih melekat pada tubuh mayat misalnya: pakaian, perhiasan, tato, dll serta dokumentasi seperti foto diri, foto
keluarga, SIM, dll. Metode sederhana kemudian dilanjutkan dengan metode ilmiah, yaitu pemeriksaan sidik jari, serologi, odontologi, antropologi, dan biologi
yang hasilnya lebih spesifik pada seseorang. Metodologi selanjutnya adalah teknik superimposisi, yaitu pemeriksaan identitas seseorang dengan membandingkan
korban semasa hidupnya dengan tengkorak yang ditemukan. Metodologi ini menjadi sulit jika foto korban tidak ada atau jelek kualitasnya, serta apabila
tengkorak sudah hancurtidak berbentuk lagi Singh, 2008.
2.1.2 Sumber Identifikasi
Dalam mengidentifikasi suatu mayat, ada beberapa sumber dan data yang dapat dipergunakan, yaitu Idries, 2011; ICRC, 2013:
• Visual penampilan wajah dan tubuh mayat yang ditunjukkan kepada pihak keluarga dapat membantu apabila keadaan mayat tidak rusak berat
atau belum mengalami pembusukan.
Universitas Sumatera Utara
• Dokumen seperti KTP, SIM, paspor, dan kartu identitas lainnya juga dapat membantu proses identifikasi. Akan tetapi, dalam kasus pembunuhan
biasanya pelaku memusnahkan kartu identitas. • Sidik jari setiap orang memiliki polakontur yang berbeda, sehingga dapat
menggambarkan diri seseorang. Akan tetapi metode ini dapat digunakan jika belum terjadi pembusukan pada mayat.
• Gigi setiap orang memiliki bentuk yang khas, sehingga dapat dipakai dalam proses identifikasi meskipun mayat sudah mengalami pembusukan.
• X-Ray yang paling baik untuk dibandingkan dengan AMD adalah foto kepala dan pelvis.
• DNA yang didapat dari darah, rambut, cairan semen, gigi, dan jaringan lainnya sangat berbeda pada setiap orang, sehingga dapat dibandingkan
dengan AMD atau dibandingkan dengan DNA keluarga. • Sisa tulang yang diperiksa dapat menentukan usia, tinggi badan, jenis
kelamin bahkan ras seseorang dengan banyak formula yang telah ditentukan.
• Pakaian, perhiasaan, tato dan bentuk fisik seseorang juga dapat membantu proses identifikasi apabila mayat tidak dalam keadaan busuk dan hancur.
2.1.3. Perkiraan Usia
Usia saat seseorang meninggal dunia dapat diperkirakan dengan memeriksa temuan klinis, gigi geligi, dan radiologis. Erupsi atau pertumbuhan
gigi terjadi sampai usia 20 tahun. Perkiraan usia dengan pertumbuhan gigi mendekati ketepatan sampai dengan 6 bulan. Penyatuan ujung-ujung tulang yang
dinilai secara radiologis misalnya penyatuan ujung tulang paha, siku, dan mata kaki dapat dilihat pada usia 20 tahun; sedangkan penyatuan lutut, pergelangan
tangan dan bahu akan terjadi sempurna pada usia 23-24 tahun. Penutupan tulang- tulang yang membentuk tengkorak menghasilkan perkiraan 10 tahunan. Usia
korban akan menjadi lebih akurat apabila ketiganya dikombinasikan Idries, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perkiraan usia berdasarkan erupsi gigi Idries, 2011.
Rahang Gigi 1
Gigi 2 Gigi 3
Gigi 4 Gigi 5
Gigi 6 Gigi 7
Laki-laki Atas
7,47 8,67
11,69 10,40
11,18 6,40
12,68 Bawah
12,12 6,21
11,47 10,82
10,79 7,70
6,54 Perempuan
Atas 7,20
8,20 10,98
10,03 10,88
6,22 12,27
Bawah 11,66
5,94 10,89
10,18 9,86
7,34 6,26
Keterangan : usia dalam tahun Data-data lain yang dapat membantu menentukan usia adalah ukuran dan
maturitas tulang, penutupan epifise, akar molar ketiga, vertebra, segmen tulang sacrum, simfisis pubis, sutura kranialis, perubahan pada ujung tulang rusuk serta
batas peri-auricular.
2.1.4. Perkiraan Tinggi Badan