Pembuatan larutan blanko Penentuan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan larutan induk ekstrak etanol daun kari Pembuatan larutan uji Pembuatan larutan induk vitamin C

28

3.7.2 Pembuatan larutan blanko

Sebanyak 10 mg DPPH ditimbang kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda, diperoleh larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 μgml. Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 40 μgml.

3.7.3 Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Larutan DPPH konsentrasi 40 μgml dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm.

3.7.4 Pembuatan larutan induk ekstrak etanol daun kari

Sebanyak 25 mg sampel uji ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 1000 μgml.

3.7.5 Pembuatan larutan uji

Larutan induk dipipet sebanyak 1,25 ml; 1,625 ml; 2 ml; 2,375 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi 50 μgml, 65 μgml, 80 μgml, 95 μgml, kemudian dalam masing- masing labu tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 μgml lalu volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Diamkan selama 60 menit, lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV- visibel pada panjang gelombang 516 nm.

3.7.6 Pembuatan larutan induk vitamin C

Sebanyak 25 mg serbuk vitamin C ditimbang,dimasukkan ke dalam labu tenukur 25 ml dilarutkan dengan metanol lalu dicukupkan dengan metanol sampai Universitas Sumatera Utara 29 garis tanda konsentrasi 10 00 μgml. 3.7.7 Pembuatan larutan uji vitamin C Larutan induk dipipet sebanyak 0,05 ml; 0,1 ml; 0,15 ml; 0,2 ml ke dalam labu ukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 2 μgml, 4 μgml, 6 μgml, 8 μgml, kedalam masing-masing labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 μgml lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Didiamkan selama 60 menit, lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-visibel pada panjang gelombang 516 nm.

3.7.8 Waktu pengukuran

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan EkstrakEtanol Benalu Kopi (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) dengan Mmetode DPPH (1,1 diphenyl-2-picrylhidrazyl)

1 9 70

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ketepeng (Senna alata (L.) Roxb.) Dengan Metode DPPH

8 28 109

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol bunga familia malvaceae dengan metode dpph (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) COVER

1 2 17

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ketepeng (Senna alata (L.) Roxb.) Dengan Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 16

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 2

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 4

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

1 4 14

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 3

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

3 3 13